Anda di halaman 1dari 4

Konsep dan Makna

Belajar
Pengertian konsep belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku di dalam diri
manusia. Dikatakan Bila individu telah selesai dalam suatu usaha belajar tetapi tidak terjadi
perubahan pada diri individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri
individu tersebut telah terjadi proses belajar. Slameto, (2010:2) berpendapat bahwa “konsep
belajar ialah suatu proses usaha yang dilak ukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.“

Sedangkan menurut Hilgrad dan Bower (Ngalim Purwanto, 2007: 84), Konsep belajar
berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan
oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku
itu tidak dapat dijelaskan namun dapat menjadi dasar kecenderungan respon pembawaan,
kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan
sebagainya).

Berdasarkan beberapa pengertian belajar diatas, yang diambil dari masing- masing
para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah suatu proses perubahan
tingkah laku manusa menuju arah yang lebih baik sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungan ataupun pengalaman dan latihan. Perubahan yang berdasarkan pengalaman
berkenaan dengan segala bentuk pengalaman atau hal-hal yang pernah di alami. Pengalaman
ini bisa disebabkan karena membaca, melihat, mendengar, merencanakan, melaksanakan
penilaian, mencoba menganalisis, atau memecahkan semua yang pernah dialami dan yang
dihadapinya, selama proses belajar tersebut berlangsung.

1. Konsep Belajar.

Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkaitan dengan tujuan


dan fungsi pendidikan. Untuk menangkap isi dan pesan dari belajar, maka dalam
belajar tersebut individu dapatmenggunakan kemampuan pada ranah-ranah sebagai
berikut :

a. RanahKognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran


atau pikiran yang terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis danevaluasi.

b. RanahAfektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-


reaksi ini,berbeda dengan penalaran. Terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi,
penilaian sikap, organisasi dan pembentukan polahidup.

c. Ranah psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani


,terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks, penyesuaian pola gerakan dankreativitas.

Terdapat pendapat dari beberapa ahli mengenai konsepbelajar


1. Belajar Menurut Pandangan Skiner
Belajar menurut pandanganSkiner padatahun 1958 adalah suatu proses adaptasi
atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Menurutnya
dalam belajar ditemukan hal-hal seperti, Kesempatan terjadinya peristiwa yang
menimbulkan respon belajar,Respon olehpelajar,danKonsekuensi yang bersifat
penggunakan respon tersebut,baik konsekuensisebagai teguran atau hukuman.
Menurut Skinner belajar itu pada hakekatnya adalah rangkaian dari penguatan
yang terdiri dari suatu peristiwa dimana prilaku terjadi, perilaku itu sendiri, dan akibat
perilaku.

2. Belajar Menurut Pandangan Robert M. Gagne


Menurutnya (1970), Belajar merupakan kegiatan yang kompleks, hasil belajar
berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas yang disebabkan oleh stimulasi yang
berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Belajar
terdiri dari tiga komponen penting, yakni kondisi eksternal, yaitu stimulus dari
lingkungan, dari acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan keadaan
internal dan proses kognitif siswa, serta hasil belajar yang menggambarkan
informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat
kognitif.

Kemudian Robert M. Gagne mengemukakan delapan tipe belajar yang membentuk


suatu hirarki dari paling sederhana sampai paling kompleks yakni :

1. belajar tanda-tanda atau isyarat atau yang disebut dengan (Signal Learning), yang
menimbulkan perasaan tertentu, mengambil sikap tertentu,dan yang dapat
menimbulkan perasaan sedih atau senang.
2. belajar hubungan stimulus-respons atau jugadisebut (Stimulus Response-Learning),
dimana respon bersifat spesifik, tidak umum dan kabur.
3. belajar menguasai rantai atau rangkaian hal atau yang disebut dengan(Chaining
Learning) , ini mengandung asosiasi yang kebanyakan berkaitan dengan
keterampilan motorik.
4. belajar hubungan verbal atau asosiasi verbal (Verbal Association), ini bersifat
asosiatif tingkat tinggi, tetapi fungsi nalarlah yang menentukan.
5. belajar mebedakan atau diskriminasi (Discrimination Learning), yang menghasilkan
kemampuan membeda-bedakan berbagai gejala.
6. belajar konsep-konsep (Concept Learning) yaitu corak belajar yang menentukan ciri-
ciri yang khas yang ada dan memberikan sifat tertentu pula pada berbagai objek.
7. belajar aturan atau hukum-hukum (Rule Learning), dengan cara mengumpulkan
sejumlah sifat kejadian yang kemudian dalam macam-macam aturan.
8. belajar memecahkan masalah (Problem Solving) menggunakan aturan-aturan yang
ada disertai proses analysis dan penyimpulan.
3. Belajar Menurut Pandangan Carl R. Rogers 
Belajar menurut Carl R. Rogers adalah untuk membimbing anak kearah kebebasan dan
kemerdekaan, mengetahui apa yang baik dan yang buruk, dapat melakukan pilihan tentang
apa yang dilakukannya dengan penuh tanggung jawab sebagai hasil belajar. Kebebasan itu
hanya dapat di pelajari dengan memberi anak didik kebebasan, sejak mulanya sejauh ia
dapat memikulnya sendiri, hal ini dilakukan dalam konteks belajar.
Keseluruhan tujuan pendidikan dibagi atas hirarki atau taksonomi menurut Benjamin
Bloom, yaitu pada tahun (1956) ia mengklasifikasikan menjadi tiga kawasan, yaitu kognitif
mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan yang terdiri atas 6 macam
kemampuan, yang disusun secara hirarki, dari yang paling sederhana sampai yang paling
kompleks yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analysis, sintesis dan penilaian; yang
kedua adalah afektif, yaitu mencakup kemampuan-kemapuan emosional dalam mengalami
dan menghayati sesuatu hal yang meliputi lima macam kemampuan emosional, disusun
secara hirarki yaitu kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai, dan
karakterisasi diri; kemudian yang ketiga adalah psikomotor yaitu kemampuan-kemampuan
motorik dalam menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan yang terdiri dari : gerakan
repleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan jasmani, gerakan terlatih, dan
komunikasi nondiskursif.
5, Belajar Menurut Pandangan Jerome S. Bruner
• Menurut Bruner pada1960 dalam proses belajar dapat dibedakan dalam tiga fase
yaitu : informasi, transpormasi dan evaluasi. Bruner mengemukan empat tema
pendidikan, tema yang pertama yaitu mengemukan pentingnya arti struktur
pengetahuan, tema yang kedua ialah tentang kesiapan (readines) untuk belajar,
lalutema ketiga menekankan nilai intuisi dalam proses pendidikan, tema keempat
ialah tentang motivasi atau keinginan untuk belajar, dan cara-cara yang tersedia pada
para guru untuk merangsang motivasi itu.
• Bruner menyimpulkan bahwa pendidikan bukan sekedar persoalan teknik
pengelolaan informasi, bahkan bukan penerapan teori belajar di kelas atau
menggunakan hasil ujian prestasi yang berpusat pada mata pelajaran.
B. MAKNA BELAJAR
Belajar adalah untuk mencari, mendapatkan dan mengetahui ilmu. Lee Cronbach
mengungkapkan bahwa belajar merupakan perubahan prilaku sebagai hasil dari
pengalaman. Karena itu, menurutnya sebaik-baik belajar adalah dengan mengalami
sesuatu. Pengalaman dengan mempergunakan panca inderanya, mata untuk
mengamati, telinga untuk mendengar, hidung untuk mencium, lidah untuk merasa,
bahkan kulit juga untuk merasakan sesuatu, sehingga diharapkan seorang yang
pembelajar mampu membaca, mengamati, meniru, dan kemudian mengolahnya.

Dari alur pikiran pakar di atas, maka sesungguhnya belajar dilakukan melalui
proses imajinatif dan kreatif. Bukan semata-mata teori yang diberikan kepada
pembelajar. Seabrek teori yang dijejalkan kepada pembelajar, tidak akan
mengantarkannya kearah mengalami sesuatu. Apalagi teori-teori tersebut
dimaksudkan untuk mengejar target atau nilai tertentu. Sesungguhnya yang
terpenting dari belajar adalah bukan nilai, tetapi pengalaman yang diperoleh melalui
proses imajinatif dan kreatif, sehingga memiliki kebermaknaan bagi pembelajar.

Marilah kita sadari, mendidik peserta didik di sekolah tidak hanya untuk mengejar
nilai setinggi-tingginya melulu atau hanya untuk memperoleh ijazah semata-mata.
Bersekolah itu untuk belajar dan belajar itu untuk meraih ilmu.

Inti dari belajar adalah interaksi dan proses untuk mengungkapkan ilmu pengetahuan
oleh peserta didik yang menghasilkan suatu hasil belajar.
Ada tiga aspek perkembangan intelektual yang diteliti oleh Jean Piaget yaitu :
• Struktur, yang artinya ada hubungan fungsional antara tindakan pisik, tindakan
mental, dan perkembangan berpikir logis anak.
• Isi, yang artinya pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respon yang
diberikannya terhadap berbagai masalah atau masalah yang dihadapinya.
•  Fungsi, artinya cara yanag digunakan organisme untuk membuat kemajuan
intelektual.

Dengan kesimpulan yang dapat saya ambil


Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk
menyerupai orang dewasa.  Pada dasarnya individu berkembang sejak lahir dan terus
berkembang, perkembangan ini bersifat kausal. Namun terdapat komponen normatif, juga
karena pendidik menuntut nilai. Nilai ini adalah norma yang berfungsi sebagai penunjuk
dalam mengidentifikasi apa yang diwajibkan, diperbolehkan dan di larang. Jadi
pendidikan adalah hubungan normatif antara individu dan nilai. (Syaiful Sagala (2010: 1))

Anda mungkin juga menyukai