Anda di halaman 1dari 5

Pertanyaan :

1. Jelaskan periodesasi perkembangan filsafat Yunani dan sebutkan ciri-cirinya !


2. Apa yang mendorong manusia untuk berfilsafat dan bagaimana peranannya ?
3. Agama dan filsafat adalah dua kekuatan yang mewarnai dunia. Barang siapa hendak
memahami dunia, ia harus memahami agama atau filsafat yang mewarnai dunia itu.
Orang harus mempelajari kekuatan itu. Apa agama itu..? dan apa filsafat itu..? Jelaskan
bagaimana anda memahami kedua kekuatan itu?
4. Jelaskan dengan singkat dan jelas pokok pemikiran kefilsafatan dari Socrates, Plato dan
Aristoteles!

------------ ‫مع الـ ـ ــنّجـاح‬----------


Nama : Izzatu Jahra
Nim : 2111101066
Prodi : PAI (3)
Jawaban :
1. Filsafat Yunani diperkirakan awalnya berkembang dari mitologi dan sastra, cerita rakyat,
drama-drama yang diyakini masyarakat. Menurut Betrens perkembangan periodisasi
pemikiran filsafat dibagi ke dalam 3 periode yaitu :
a) Masa Awal Filsafat Yunani Kuno
 Masa awal filsafat Yunani Kuno ditandai dengan tercatatnya tiga nama filsuf yang
berasal dari daerah Miletos, yaitu Thales, Anaximandros, dan Anaximenes. Selain
ketiga nama filsuf tersebut, muncul beberapa nama filsuf dari daerah lain seperti
Herakleitos dari Ephesos, Phytagoras dari Italia Selatan, Parmenides dari Elea,
dan Demokritos dari Abdera. Sejarah filsafat mengatakan bahwa filsafat bermula
dari Thales yang mengatakan bahwa segala sesuatu terbuat dari air.
b) Zaman Keemasan Yunani Kuno
 Filsafat pada masa ini ditandai oleh sejumlah nama besar. Nama besar filsuf
pertama adalah Perikles yang tinggal di Athena sebagai pusat penganut berbagai
aliran filsafat pada masa itu. Athena memiliki pemikiran sofistik yang
pengaruhnya disebut kaum sofis. Kaum sofis memiliki kemampuan berpidato
yang bagus dan mereka tidak lagi berfokus pada pada alam, namun menjadikan
manusia sebagai perhatian pusat studinya. Salah seorang tokohnya adalah
Protagoras, pemahamnnya memperlihatkan sifat-sifat relativisme bahwa
kebenaran bersifat relatif. Menurutnya, tidak ada kebenaran yang tetap dan
definitif. Benar, baik, dan bagus selalu memiliki hubungan dengan manusia, tidak
mandiri sebagai kebenaran yang mutlak.
 Tokoh lain ialah Socrates (470 SM-399 SM). Socrates menentang sofisti dengan
mengatakan bahwa benar dan baik adalah nilai objektif yang harus dijunjung
tinggi semua orang. Akibat ucapannya tersebut Socrates dihukum mati.
 Hasil pemikiran Socrates dapat diketemukan pada muridnya Plato. Dalam
filsafatnya Plato mengatakan: realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yang
hanya terbuka bagi panca indra dan dunia yong hanya terbuka bagi rasio kita.
Dunia yang pertama adalah dunia jasmani dan yang kedua dunia ide. Pendapat
tersebut dikritik oleh Aristoteles dengan mengatakan bahwa yang ada itu adalah
manusia-manusia yang konkret.
 Aristoteles adalah filsuf realis, dan sumbangannya kepada perkembangan ilmu
pengetahuan besar sekali. Aristoteles banyak memberikan kontribusi di bidang
Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, dan Ilmu Alam. Di bidang
ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan
mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Sementara itu, di
bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah
gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki. Dari kontribusinya, yang paling
penting adalah masalah logika dan Teologi (Metafisika). Logika Aristoteles
adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai
saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal.
Masa keemasan kelimuan bangsa Yunani terjadi pada masa Aristoteles (384-322
SM).
c) Masa Helenitas dan Romawi
 Pada zaman Alexander Agung telah berkembang kebudayaan trans-nasional yang
disebut kebudayaan Helenistis, karena kebudayaan Yunani tidak terbatas lagi pada
kota-kota Yunani saja, tetapi mencakup juga seluruh wilayah yang ditaklukkan
oleh Alexander Agung. Dalam bidang filsafat, Athena tetap merupakan suatu
pusat yang penting, tetapi berkembang pula pusat-pusat intelektual lain, terutama
kota Alexandria. Jika akhirnya ekspansi Romawi meluas sampai ke wilayah
Yunani, itu tidak berarti berakhirnya kebudayaan dan filsafat Yunani, karena
kekaisaran Romawi membuka pintu lebar-lebar untuk menerima warisan kultural
Yunani. Dalam bidang filsafat yang terus berkembang, namun pada saat itu tidak
ada filsuf besar, kecuali Plotinus. Pada masa ini muncul beberapa aliran seperti :
(1)Stoisisme, (2) Epikurisme, (3) Skeptisisme, (4) Eklektisism serta (5) Neo
platonisme

 4 ciri pokok dalam filsafat :


1. Adanya unsur berpikir, yang dalam hal ini menggunakan akal dengan demikian
filsafat adalah kegiatan berpikir.
2. Adanya unsur tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan berpikir tersebut yaitu
mencari hakikat atau inti mengenai segala sesuatu contoh : filosofi tentang
bolpoin.
3. Mendalam yaitu berfilsafat itu tidak hanya sekedar berpikir melainkan berpikir
secara sungguh-sungguh serius dan tidak berhenti sampai yang dipikirkan itu
dapat dipecahkan.
4. Sistematis terinci menurut aturan-aturan tertentu secara khusus dijelaskan dalam
ilmu mantiq atau logika.
2. Faktor yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu :
a) Keheranan
Berfikir filsafat timbul karena adanya sesuatu hal yang dipikirkan atau dipertanyakan
terhadap sesuatu hal atau objek. Dari hal-hal tersebut maka seseorang akan mencari
jawaban dari pertanyaan atau rasa keheranannya secara mendalam sampai hal
tersebut terjawab sesuai dengan kepuasan yang diinginkan. Seperti pendapat Plato
(filsuf Yunani, guru dari Aristoteles ) menyatakan bahwa : Mata kita memberi
pengamatan bintang-bintang, matahari, dan langit. Pengamatan ini memberi
dorongan kepada kita untuk menyelidiki dan dari penyelidikan ini berasal filsafat.
b) Kesangsian
Ketika manusia heran, ia akan ragu-ragu dan mulai berpikir apakah ia sedang tidak
ditipu oleh panca inderanya yang sedang keheranan? Apakah yang kita lihat itu benar
sebagaimana adanya? Kesangsian dan meragukan ini mendorong manusia untuk
berpikir lebih mendalam, menyeluruh dan kritis untuk memperoleh kepastian dan
kebenaran yang hakiki. Berpikir secara mendalam, menyeluruh dan kritis seperti ini
disebut dengan berfilsafat.
c) Kesadaran akan keterbatasan
Kesadaran merupakan adanya suatu pemikiran perubahan tentang sesuatu. Dalam
keterbatasan, sangatlah berguna mengejar peradaban atau kebudayaan karena
kebahagiaan-kebahagiaan kita tergantung pada apa yang ada di dalam pikiran kita.
Manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah
terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya manusia merasa bahwa ia
sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu mengalami penderitaan atau
kegagalan.
Filsafat memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia :
a) Pendobrak
Kehadiran filsafat telah mendobrak pintu dan tembok tradisi yang begitu sakral dan
selama itu tidak boleh tidak diterima. Pendobrakan itu membutuhkan waktu yang
cukup lama atau panjang namun telah membuahkan hasil yang mencengangkan,
yakni terjadi perubahan dalam pandangan dan sikap manusia tentang sesuatu
b) Pembebas
Filsafat membebaskan manusia dari cara berfikir yang tidak teratur dan tidak jernih,
cara berfikir tidak kritis yang membuat manusia mudah menerima berbagai
kebenaran semu yang menyesatkan. Jelasnya dapat dikatakan bahwa, filsafat
membebaskan manusia dari segala jenis penjara yang hendak mempersempit ruang
gerak akan budi manusia.
c) Pembimbing
Filsafat berperan sebagai pembimbing terhadap keluarnya manusia dari kungkungan
yang membelenggu manusia yang hendak mempersempit ruang gerak akal budinya.
Membebaskan manusia dari cara berpikir yang tidak teratur dan tidak jernih dengan
membimbing manusia untuk berpikir secara sistematis dan logis

3. Agama-filsafat, merupakan dua kekuatan besar yang mewarnai dunia hingga saat ini.
Dengan adanya dua kekuatan besar tersebut seseorang menjadikan keduanya sumber
kekuatan dan kebenaran. Bagi para penganut agama yang taat maka sumber
kebenarannya adalah apa yang menjadi perintah Tuhan melalui wahyu-Nya. Sedangkan
bagi orang yang menjadikan filsafat sebagai pegangan hidupnya dalam mencari dan
menemukan kebenaran, maka kebenaran akan didasarkan pada filsafat yang dianutnya.
Oleh karena itu, Barang siapa yang hendak memahami dunia maka harus memahami
agama, atau filsafat yang mewarnai dunia itu.

4. [1] Socrates
 Socrates adalah seorang filosof dengan coraknya sendiri. Ajaran filosofinya tak
pernah dituliskannya, melainkan dilakukannya dengan perbuatan, dengan cara hidup.
Bagi dia filosofi bukan isi, bukan hasil, bukan ajaran yang berdasarkan dogma,
melainkan fungsi yang hidup. Filosofinya mencari kebenaran. Oleh karena ia
mencari kebenaran, ia tidak mengajarkan. Ia bukan ahli pengetahuan, melainkan
pemikir. kebenaran itu tetap dan harus dicari.
 Tujuan filosofi Socrates ialah mencari kebenaran yang berlaku untuk selama-
lamanya. Di sini berlainan pendapatnya dengan guru-guru sofis, yang mengajarkan,
bahwa semuanya relatif dan subyektif dan harus dihadapi dengan pendirian yang
skeptis. Socrates berpendapat, bahwa dalam mencari kebenaran itu ia tidak memikir
sendiri, melainkan setiap kali berdua dengan orang lain, dengan jalan tanya jawab.
Orang yang kedua itu tidak dipandangnya sebagai lawannya, melainkan sebagai
kawan yang diajak bersama-sama mencari kebenaran
[2] Plato
 Intisari pemikiran filsafat Plato adalah pendapatnya tentang Idea. Konsep
‘pengertian’ yang dikemukakan Sokrates diperdalam oleh Plato menjadi idea. Idea
itu berbeda sekali dengan ‘pendapat orangorang’. Berlakunya idea itu tidak
bergantung kepada pandangan dan pendapat orang banyak. Idea timbul semata-mata
dari kecerdasan berpikir.’Pengertian’ yang dicari dengan pikiran adalah idea.
 Menurut Plato idea tidak diciptakan oleh pemikiran manusia. Idea tidak tergantung
pada pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada idea. Idea
adalah citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah.
Idea sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran kita.. Idea-idea ini saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Misalnya, idea tentang dua buah lukisan tidak
dapat terlepas dari idea dua, idea dua itu sendiri tidak dapat terpisah dengan idea
genap. Namun, pada akhirnya terdapat puncak yang paling tinggi di antara hubungan
idea-idea tersebut. Puncak inilah yang disebut idea yang “indah”. Idea ini melampaui
segala idea yang ada.
[3] Aristoteles
 Aristoteles sependapat dengan gurunya (Plato), bahwa tujuan yang terakhir dari
filsafat adalah pengatahuan tentang ‘adanya’ (realitas) dan ‘yang umum’. Ia memiliki
keyakinan bahwa kebenaran yang sebenarnya hanya dapat dicapai dengan jalan
pengertian. Bagaimana memikirkan ‘adanya’ itu? Menurut Aristoteles ‘adanya’ itu
tidak dapat diketahui dari materi atau benda belaka; dan tidak pula dari pikiran
semata-mata tentang yang umum, seperti pendapat Plato. ‘Adanya’ itu terletak
dalam barang-barang satu-satunya, selama barang itu ditentukan oleh yang umum
 Aristoteles terkenal sebagai ‘bapak’ logika. Logika tidak lain dari berpikir secara
teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab dan akibat. Ia
sendiri memberi nama model berpikirnya tersebut dengan nama ‘analytica’, tetapi
kemudian lebih populer dengan dengan sebutan ‘logika’.Intisari dari ajaran logikanya
adalah silogistik, atau dapat juga digunakan kata ‘natijah’ daalam bahasa Arab.
Silogistik maksudnya adalah ‘uraian berkunci’, yaitu menarik kesimpulan dari
pernyataan yang umum atas hal yang khusus, yang tersendiri. Misalnya: Semua
manusia akan mati (umum); Aristoteles adalah seorang manusia (khusus); Aristoteles
akan mati (kesimpulan). Pertimbangan ini, yang berdasarkan kenyataan umum,
mencapai kunci keterangan terhadap suatu hal, yang tidak dapat disangkal
kebenaranya.

Anda mungkin juga menyukai