KELOMPOK 8
MUH. IDRUS
AZHARIL RIDAWAN
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan penyusunan materi yang
berjudul „Pancasila Sebagai Etika Politik‟.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari
hasil penyusunan materi ini khususnya sebagai warga negara Indonesia yang
menganut pancasila sebagai dasar negara di tengah berbagai guncangan politik
akhir-akhir ini.
Semoga materi yang kami susun ini dapat menjadi rujukan dan
memberikan pengaruh positif dalam kehidupan bersama.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebuah sistem dalam hal ini sebagai pandangan untuk bagaimana pembagian
untuk kemajuan masyarakat kedepannya, saat ini mulai meleset dan luntur
dari nilai-nilai dan tujuan utamanya. Dengan politik dipandang lagi sebagai
tersebut, perlu dilakukan pembenahan pada sistem politik itu sendiri untuk
B. Rumusan Masalah
1
5. Bagaimana seharusnya penerapan pancasila sebagai etika politik?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pancasila
Kata Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yag terdiri atas dua suku
kata yaitu "panca" yang berarti lima, dan "sila" yang berarti prinsip, dasar,
atau asas. Pancasila merupakan lima prinsip dasar/asas sebagai dasar negara
yang menjadi pedoman hidup atau pandangan hidup, baik tentang bertuhan
maupun tentang bagaimana hidup bermasyarakat serta berhubungan dengan
sesama warga, bangsa dan bernegara.
Pancasila terdiri atas lima sendi utama penyusunnya. Pertama,
Ketuhanan Yang Maha Esa, kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab,
ketiga, persatuan Indonesia, keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan kelima, keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima sendi utama penyusun Pancasila
tersebut termaktub dalam paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-
undang Dasar 1945.
B. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu "ethikos" yang berarti
muncul dari kebiasaan. Secara harafiah, etika adalah sebuah sesuatu di mana
dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep, seperti benar, salah,
baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus, pada abad ke-7
Masehi, menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical
philosophy). Etika dimulai apabila manusia mampu merefleksikan unsur-
unsur etis di dalam pendapat-pendapat spontannya. Kebutuhan akan refleksi
itu akan manusia rasakan, antara lain karena pendapat etis setiap manusia
tidak jarang berbeda dengan pendapat manusia yang lain. Oleh karena itulah,
manusia memerlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia.
3
C. Pengertian Politik
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud dalam proses pembuatan keputusan,
khususnya dalam Negara. Pengertian ini adalah upaya penggabungan antara
berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam
ilmu politik.
Politik adalah juga seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara
konstitusional maupun nonkonstitusional. Di samping itu, politik juga dapat
ditinjau dari berbagai sudut pandang yang berbeda, yaitu antara lain:
Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan
kebaikan bersama (eori klasik Aristoteles).
Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pemerintahan. negara dan ketatanegaraan.
Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan di masyarakat.
Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan
pelaksanaan dari kebijakan publik.
4
maupun negara bias berkembang kearah keadaan yang tidak baik dalam arti
moral. Misalnya suatu negara yang dikuasai oleh penguasa atau rezim yang
otoriter, yang memaksakan kehendak kepada manusia tanpa
memperhitungkan dan mendasarkan kepada hak-hak dasar kemanusiaan.
Dalam suatu masyarakat negara yang demikian ini maka seorang yang
baik secara moral kemanusiaan akan dipandang tidak baik menurut negara
serta masyarakat otoriter, karena tidak dapat hidup sesuai dengan aturan yang
buruk dalam suatu masyarakat negara.
Oleh karena itu aktualisasi etika harus senantiasa mendasarkan kepada
ukuran harkat dan martabat manusia sebagai manusia (Suseno, 1987:15).
Etika politik yaitu etika atau aturan tentang bagaimana seharusnya
seseorang atau sekelompok orang bertindak khususnya dalam lingkup
pembagian kekuasaan dalam masyarakat atau pada lingkup pemerintahan.
Dari ketiga pengertian terpisah seperti yang telah dijelaskan sebelum
ini, maka penerapan Pancasila sebagai etika politik di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara Republik Indonesia sangatlah penting, bahkan
merupakan hal yang teramat fundamental.
Mengapa dikatakan demikian? Dapat dilihat dan dirasakan sendiri,
baik dari pengalaman pribadi maupun dari media massa cetak dan online,
bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila yang luhur di kehidupan
masyarakat, apalagi negara yang diwakilkan oleh pemerintah dan DPR jauh
dari kata "baik dan memuaskan". Di kehidupan masyarakat, aksi anarkis,
tawuran antarmassa, ketidakdisiplinan di jalan raya, adalah sekelumit dari
kurangnya kesadaran akan kehidupan sosial yang perlu akan adanya tenggang
rasa dan saling menghormati.
Sedangkan, dalam penyelenggaraan system kenegaraan, pemerintah
dan DPR seakan berlomba-lomba menunjukkan prestasi yang sayangnya
kurang elok dan etis dilihat dan dirasakan oleh mayoritas rakyat Indonesia.
Korupsi yang merajalela, sistem dan penerapan hukum yang lemah dan
melukai rasa keadilan masyarakat, hanyalah beberapa fragmen dari
keseluruhan sistem dan penyelenggara Negara yang tidak baik.
5
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, di sinilah pancasila
berperan penting dalam kaitannya dengan etika politik. Tergolong penting
karena pancasila merupakan dasar negara yang menjadi pedoman hidup
bermasyarakat juga sepatunya diaplikasikan secara nyata dalam
bermasyarakat khususnya dalam dunia politik.
Pancasila sebagai etika politik yaitu dimana pancasila dijadikan
sebagai dasar/tolak ukur dalam pembuatan aturan-aturan tentang bagaimana
seharusnya bertindak atau berperilaku di dalam dunia politik.
6
Pluralisme adalah kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya,
untuk hidup dengan positif, damai, toleran, dan biasa/normal bersama
warga masyarakat yang berbeda pandangan hidup, agama, budaya, adat.[5]
Pluralisme mengimplikasikan pengakuan terhadap kebebasan beragama,
kebebasan berpikir, kebebasan mencari informasi, toleransi. Pluralisme
memerlukan kematangan kepribadian seseorang dan sekelompok orang.
2. Hak Asasi Manusia
Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti Kemanusia yang adil
dan beradab. Mengapa? Karena hak-hak asasi manusia
7
mau dipimpin. Demokrasi adalah “kedaulatan rakyat plus prinsip
keterwakilan”.Jadi demokrasi memerlukan sebuah system penerjemah
kehendak masyarakat ke dalam tindakan politik. Keadilan Sosial Keadilan
merupakan norma moral paling dasar dalam kehidupan masyarakat.
Maksud baik apa pun kandas apabila melanggar keadilan. Moralitas
masyarakat mulai dengan penolakan terhadap ketidakadilan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan lima nilai atau asas yang memuat nilai moral dan
etika yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup.
Etika politik yaitu norma atau aturan yang mengatur bagaimana
seharusnya berbuat atau bertingkah dalam dunia politik.
Pancasila sebagai etika politik yaitu pancasila mengandung nilai etika
maupun moral dapat dijadikan sebagai pedoman atau patokan beretika dalam
dunia politik.
Keadaan politik di Indonesia saat ini tidak seperti yang diharapkan
masyarakat pada umumnya karena mereka beranggapan bahwa politik di
Indonesia hanya memperebutkan kursi kekuasaan.
Penerapan pancasila sebagai etika politik dapat dilakukan berdasarkan
lima prinsip yang terkandung dalam pancasila itu sendiri yaitu pluralisme,
HAM, solidaritas bangsa, demokrasi dan keadilan sosial.
B. Saran
Sebagai warga negara negara Indonesia khususnya para generasi muda
yang tengah menempuh pendidikan baik dalam lingkup formal maupun
informal ke depannya akan menjadi penerus dari para pelaku politik saat ini
baiknya sudah mampu menghayati dan mengamalkan prinsip-prinsip
pancasila sebagai etika politik.
9
DAFTAR PUSTAKA
10