Anda di halaman 1dari 13

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

KELOMPOK 8

MUH. IDRUS

AZHARIL RIDAWAN

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan penyusunan materi yang
berjudul „Pancasila Sebagai Etika Politik‟.

Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam


proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan cukup baik.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari
hasil penyusunan materi ini khususnya sebagai warga negara Indonesia yang
menganut pancasila sebagai dasar negara di tengah berbagai guncangan politik
akhir-akhir ini.

Semoga materi yang kami susun ini dapat menjadi rujukan dan
memberikan pengaruh positif dalam kehidupan bersama.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan dan Manfaat Karya Tulis ............................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
B. Pengertian Etika ........................................................................................ 3
C. Pengertian Politik ...................................................................................... 4
D. Pengertian etika politik .............................................................................. 4
E. Penerapan etika politik di Indonesia saat ini .............................................. 6
F. Penerapan pancasila sebagai etika politik .................................................. 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 9
A. Kesimpulan ............................................................................................... 9
B. Saran ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka pembangunan masyarakat, berbangsa dan bernegara,

khususnya di negara Indonesia ini merupaka suatu keharusan memiliki

sebuah sistem dalam hal ini sebagai pandangan untuk bagaimana pembagian

kekuasaan atau tugas dalam masyarakat untuk bersama-sama melakukan

pembangunan dan pemajuan dalam masyarakat itu sendiri.

Politik di lingkungan masyarakat dalam hal ini tujuan utamanya

untuk kemajuan masyarakat kedepannya, saat ini mulai meleset dan luntur

dari nilai-nilai dan tujuan utamanya. Dengan politik dipandang lagi sebagai

hal yang tidak baik di mata masyarakat.

Berkenaan dengan masalah dalam masyarakat mengenai politik

tersebut, perlu dilakukan pembenahan pada sistem politik itu sendiri untuk

kembali ke tujuannya semula, yaitu dengan adanya pandangan atau kembali

ke pokok atau dasar aturan dalam politik.

Di sinilah pancasila yang mengandung nilai-nilai moral dan etika

berperan sebagai etika politik dengan harapan ke depannya akan kemajuan

masyarakat, bangsa dan negara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pancasila?

2. Apa itu etika politik?

3. Mengapa pancasila dikatakan sebagai etika politik?

4. Bagaimana penerapan etika politik di Indonesia saat ini?

1
5. Bagaimana seharusnya penerapan pancasila sebagai etika politik?

C. Tujuan dan Manfaat Karya Tulis

1. Mengetahui apa itu pancasila.

2. Mengetahui apa itu etika politik.

3. Mengetahui hubungan pancasila sebagai etika politik.

4. Mengetahui penerapan etika politik di Indonesia saat ini.

5. Mengetahui seharusnya pancasila sebagai etika politik diterapkan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pancasila
Kata Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yag terdiri atas dua suku
kata yaitu "panca" yang berarti lima, dan "sila" yang berarti prinsip, dasar,
atau asas. Pancasila merupakan lima prinsip dasar/asas sebagai dasar negara
yang menjadi pedoman hidup atau pandangan hidup, baik tentang bertuhan
maupun tentang bagaimana hidup bermasyarakat serta berhubungan dengan
sesama warga, bangsa dan bernegara.
Pancasila terdiri atas lima sendi utama penyusunnya. Pertama,
Ketuhanan Yang Maha Esa, kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab,
ketiga, persatuan Indonesia, keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan kelima, keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima sendi utama penyusun Pancasila
tersebut termaktub dalam paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-
undang Dasar 1945.

B. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu "ethikos" yang berarti
muncul dari kebiasaan. Secara harafiah, etika adalah sebuah sesuatu di mana
dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep, seperti benar, salah,
baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus, pada abad ke-7
Masehi, menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical
philosophy). Etika dimulai apabila manusia mampu merefleksikan unsur-
unsur etis di dalam pendapat-pendapat spontannya. Kebutuhan akan refleksi
itu akan manusia rasakan, antara lain karena pendapat etis setiap manusia
tidak jarang berbeda dengan pendapat manusia yang lain. Oleh karena itulah,
manusia memerlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia.

3
C. Pengertian Politik
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud dalam proses pembuatan keputusan,
khususnya dalam Negara. Pengertian ini adalah upaya penggabungan antara
berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam
ilmu politik.
Politik adalah juga seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara
konstitusional maupun nonkonstitusional. Di samping itu, politik juga dapat
ditinjau dari berbagai sudut pandang yang berbeda, yaitu antara lain:
Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan
kebaikan bersama (eori klasik Aristoteles).
Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pemerintahan. negara dan ketatanegaraan.
Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan di masyarakat.
Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan
pelaksanaan dari kebijakan publik.

D. Pengertian etika politik


Secara substantive pengertian etika politik tidak dapat dipisahkan
dengan subjek sebagai pelaku etika yaitu manusia. Oleh karena itu etika
politik berkait erat dengan bidang pembahasan moral.
Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pengertian „moral‟ senantiasa
menunjuk kepada manusia sebagai subjek etika. Maka kewajiban moral
dibedakan dengan pengertian kewajiban- kewajiban lainnya, karena yang
dimaksud adalah kewajiban manusia sebagai manusia. Walaupun dalam
hubungannya dengan masyarakat, bangsa maupun Negara, etika politik tetap
meletakkan dasar fundamental manusia sebagai manusia.
Dasar ini lebih meneguhkan akar etika politik bahwa kebaikan
senantiasa didsarkan kepada hakekat manusia sebagai makhluk yang beradab
dan berbudaya. Berdasarkan suatu kenyataan bahwa masyarakat, bangsa

4
maupun negara bias berkembang kearah keadaan yang tidak baik dalam arti
moral. Misalnya suatu negara yang dikuasai oleh penguasa atau rezim yang
otoriter, yang memaksakan kehendak kepada manusia tanpa
memperhitungkan dan mendasarkan kepada hak-hak dasar kemanusiaan.
Dalam suatu masyarakat negara yang demikian ini maka seorang yang
baik secara moral kemanusiaan akan dipandang tidak baik menurut negara
serta masyarakat otoriter, karena tidak dapat hidup sesuai dengan aturan yang
buruk dalam suatu masyarakat negara.
Oleh karena itu aktualisasi etika harus senantiasa mendasarkan kepada
ukuran harkat dan martabat manusia sebagai manusia (Suseno, 1987:15).
Etika politik yaitu etika atau aturan tentang bagaimana seharusnya
seseorang atau sekelompok orang bertindak khususnya dalam lingkup
pembagian kekuasaan dalam masyarakat atau pada lingkup pemerintahan.
Dari ketiga pengertian terpisah seperti yang telah dijelaskan sebelum
ini, maka penerapan Pancasila sebagai etika politik di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara Republik Indonesia sangatlah penting, bahkan
merupakan hal yang teramat fundamental.
Mengapa dikatakan demikian? Dapat dilihat dan dirasakan sendiri,
baik dari pengalaman pribadi maupun dari media massa cetak dan online,
bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila yang luhur di kehidupan
masyarakat, apalagi negara yang diwakilkan oleh pemerintah dan DPR jauh
dari kata "baik dan memuaskan". Di kehidupan masyarakat, aksi anarkis,
tawuran antarmassa, ketidakdisiplinan di jalan raya, adalah sekelumit dari
kurangnya kesadaran akan kehidupan sosial yang perlu akan adanya tenggang
rasa dan saling menghormati.
Sedangkan, dalam penyelenggaraan system kenegaraan, pemerintah
dan DPR seakan berlomba-lomba menunjukkan prestasi yang sayangnya
kurang elok dan etis dilihat dan dirasakan oleh mayoritas rakyat Indonesia.
Korupsi yang merajalela, sistem dan penerapan hukum yang lemah dan
melukai rasa keadilan masyarakat, hanyalah beberapa fragmen dari
keseluruhan sistem dan penyelenggara Negara yang tidak baik.

5
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, di sinilah pancasila
berperan penting dalam kaitannya dengan etika politik. Tergolong penting
karena pancasila merupakan dasar negara yang menjadi pedoman hidup
bermasyarakat juga sepatunya diaplikasikan secara nyata dalam
bermasyarakat khususnya dalam dunia politik.
Pancasila sebagai etika politik yaitu dimana pancasila dijadikan
sebagai dasar/tolak ukur dalam pembuatan aturan-aturan tentang bagaimana
seharusnya bertindak atau berperilaku di dalam dunia politik.

E. Penerapan etika politik di Indonesia saat ini


Sekarang ini keadaan politik di Indonesia tidak seperti yang
diinginkan. Banyak rakyat beranggapan bahwa politik di Indonesia adalah
sesuatu yang hanya mementingkan dan merebut kekuasaan dengan
menghalalkan segala cara. Pemerintah Indonesia pun tidak mampu
menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat. Hal ini ditunjukkan oleh
sebagian rakyat yang mengeluh, karena hidup mereka belum dapat
disejahterakan oleh negara. Pandangan masyarakat terhadap politik itu sendiri
menjadi buruk, dikarenakan pemerintah Indonesia yang tidak menjalankaN
kewajibannya sebagai wakil rakyat dengan baik.bagi mereka politik hanyalah
sesuatu yang buruk dalam mencapai kekuasaan.
Dapat dilihat pada penyelenggara negara misalnya dalam soal
pembelian mobil mewah untuk para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II
atau juga pembangunan pagar istana presiden yang menelan biaya puluhan
miliar rupiah. Kebijakan itu jelas mencederai rasa keadilan publik karena di
saat yang sama kemiskinan masih mengharu biru Indonesia.

F. Penerapan pancasila sebagai etika politik


Penerapan pancasila sebagai etika politik yaitu dengan berpedoman
pada prinsip-prinsip dasar etika politik pancasila.
1. Pluralisme

6
Pluralisme adalah kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya,
untuk hidup dengan positif, damai, toleran, dan biasa/normal bersama
warga masyarakat yang berbeda pandangan hidup, agama, budaya, adat.[5]
Pluralisme mengimplikasikan pengakuan terhadap kebebasan beragama,
kebebasan berpikir, kebebasan mencari informasi, toleransi. Pluralisme
memerlukan kematangan kepribadian seseorang dan sekelompok orang.
2. Hak Asasi Manusia
Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti Kemanusia yang adil
dan beradab. Mengapa? Karena hak-hak asasi manusia

menyatakan bagaimana manusia wajib diperlakukan dan wajib tidak


diperlakukan. Jadi bagaimana manusia harus diperlakukan agar
sesuai dengan martabatnya sebagai manusia.
3. Solidaritas Bangsa
Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi diri sendiri,
melainkan juga demi orang lain, bahwa kita bersatu senasib
sepenanggungan. Manusia hanya hidup menurut harkatnya apabila tidak
hanya bagi dirinya sendiri, melainkan menyumbang sesuatu pada hidup
manusia-manusia lain. Sosialitas manusia berkembnag secara melingkar:
keluarga, kampong, kelompok etnis, kelompok agama, kebangsaan,
solidaritas sebagai manusia. Maka di sini termasuk rasa kebangsaan.
Manusia menjadi seimbang apabila semua lingkaran kesosialan itu
dihayati dalam kaitan dan keterbatasan masing-masing. Solidaritas itu
dilanggar dengan kasar oleh korupsi.
4. Demokrasi
Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tak ada manusia, atau
sebuah elit, atau sekelompok ideology, atau sekelompok
pendeta/pastor/ulama berhak untuk menentukan dan memaksakan
(menuntut dengan pakai ancaman) bagaimana orang lain harus atau boleh
hidup. Demokrasi berdasarkan kesadaran bahwa mereka yang dipimpin
berhak menentukan siapa yang memimpin mereka dan kemana mereka

7
mau dipimpin. Demokrasi adalah “kedaulatan rakyat plus prinsip
keterwakilan”.Jadi demokrasi memerlukan sebuah system penerjemah
kehendak masyarakat ke dalam tindakan politik. Keadilan Sosial Keadilan
merupakan norma moral paling dasar dalam kehidupan masyarakat.
Maksud baik apa pun kandas apabila melanggar keadilan. Moralitas
masyarakat mulai dengan penolakan terhadap ketidakadilan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan lima nilai atau asas yang memuat nilai moral dan
etika yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup.
Etika politik yaitu norma atau aturan yang mengatur bagaimana
seharusnya berbuat atau bertingkah dalam dunia politik.
Pancasila sebagai etika politik yaitu pancasila mengandung nilai etika
maupun moral dapat dijadikan sebagai pedoman atau patokan beretika dalam
dunia politik.
Keadaan politik di Indonesia saat ini tidak seperti yang diharapkan
masyarakat pada umumnya karena mereka beranggapan bahwa politik di
Indonesia hanya memperebutkan kursi kekuasaan.
Penerapan pancasila sebagai etika politik dapat dilakukan berdasarkan
lima prinsip yang terkandung dalam pancasila itu sendiri yaitu pluralisme,
HAM, solidaritas bangsa, demokrasi dan keadilan sosial.

B. Saran
Sebagai warga negara negara Indonesia khususnya para generasi muda
yang tengah menempuh pendidikan baik dalam lingkup formal maupun
informal ke depannya akan menjadi penerus dari para pelaku politik saat ini
baiknya sudah mampu menghayati dan mengamalkan prinsip-prinsip
pancasila sebagai etika politik.

9
DAFTAR PUSTAKA

www.anisahsukirman.wordpress.com "Pengertian etika politik secara umum"


www.frismi.blogspot.com "Etika politik"
www.aneahira.com "Pancasila sebagai etika politik"
www.leogama156.wordpress.com "Keadaan politik Indonesia saat ini"
www.dewi-mulya.blogspot.com

10

Anda mungkin juga menyukai