Anda di halaman 1dari 14

NAMA : WAHYU AGUS PARTONO

NIM : 0909045019

PRODI : TEKNIK LINGKUNGAN

MATA KULIAH : MEKANIKA FLUIDA II

Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan
dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung
secara terus menerus.

Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara


bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain,
pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak)
menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan
cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.

Pompa Sentrifugal
Salah satu jenis pompa pemindah non positip adalah pompa sentrifugal
yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi
potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing.
Sesuai dengan data-data yang didapat, pompa reboiler debutanizer di
Hidrokracking Unibon menggunakan pompa sentrifugal single - stage double
suction.
Klasifikasi Pompa Sentrifugal

Pompa Sentrifugal dapat diklasifikasikan, berdasarkan :

1. Kapasitas :

* Kapasitas rendah < 20 m3 / jam * Kapasitas menengah 20 -:- 60 m3 / jam *


Kapasitas tinggi > 60 m3 / jam

2. Tekanan Discharge :

* Tekanan Rendah < 5 Kg / cm2 * Tekanan menengah 5 -:- 50 Kg / cm2 *


Tekanan tinggi > 50 Kg / cm2

3. Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat :

* Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing


* Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu
casing.
* Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel dalam satu
casing.
* Multi Impeller – Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage.

4. Posisi Poros :

* Poros tegak
* Poros mendatar

5. Jumlah Suction :

* Single Suction
* Double Suction

6. Arah aliran keluar impeller :

* Radial flow
* Axial flow
* Mixed fllow

Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal

Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat sepert gambar
berikut :

rumah pompa
Rumah Pompa Sentrifugal
A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros
pompa menembus casing.

B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa
melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.

C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.

D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada
stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing
dan interstage atau distance sleever.

E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet
nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan
energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).

G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada
sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat
perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.

I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati
bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara
memperkecil celah antara casing dengan impeller.

J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar
dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga
memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada
tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.

K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet
nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan
energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).

Teori Dasar Pompa Centrifugal

A-1 Head

Tekanan suatu fluida dapat diasumsikan sebagai tekanan pada suatu kolom
vertikal berisi fluida dimana karena pengaruh beratnya memberikan tekanan yang
sebanding dengan tekanan di semua titik. Tinggi kolom ini disebut head statis dan
ditampilkan dalam terminologi feet atau meter. Head statis atas suatu tekanan
tertentu bergantung pada berat fluida menurut rumus berikut:

Sebuah pompa centrifugal menciptakan kecepatan fluida. Energi kecepatan ini


kemudian ditransformasikan ke energi tekanan saat fluida lepas dari pompa. Oleh
karenanya, head yang tercipta bisa dikatakan sebanding dengan energi kecepatan
impeller. Hubungan ini diwujudkan pada rumus yang sangat dikenal yaitu:

Dimana;

H = Total head dalam feet atau meter.

v = Kecepatan impeller dalam feet per detik.

g = 32.2 Feet/Detik2 Kita bisa memperkirakan head sebuah pompa centrifugal


dengan menghitung kecepatan impeller dan memasukkannya pada rumus di atas.

Rumus yang bisa dipakai untuk kecepatan tersebut adalah :D=


Diameter Impeller dalam satuan inchi

V = Kecepatan dalam feet/detik. Itulah sebabnya mengapa kita harus selalu


mendasarkan pada pemahaman head fluida dalam feet/meter dan bukan pada
tekanan, saat menghadapi pompa centrifugal. Suatu pompa dengan suatu jenis
impeller dan dengan suatu kecepatan, akan menaikkan fluida pada ketinggian
tertentu tanpa perlu menghiraukan berat fluida sebagaimana terlihat pada gambar
1 di bawah ini:

Fig. 1 Pompa yang identik akan dapat melayani fluida dengan berbagai tingkat

kekentalan.
Fig. 2-a Suction Lift : Menunjukkan besaran Head Statis dalam sebuah sistem
pemompaan dimana Pompa terletak di posisi lebih tinggi dari Tangki tempat
penghisapan. (Static Suction Head)

SUCTION HEAD terjadi saat sumber suplai di atas garis tengah pompa. Jadi
STATIC SUCTION HEAD adalah jarak vertikal dalam satuan feet atau meter dari
garis tengah pompa hingga ketinggian fluida yang dipompa.

Fig. 2-b Suction Head : Menunjukkan Static Head di sebuah sistem pemompaan
dimana Pompa terletak lebih rendah dari Tangki hisap. (Static Suction Head)

Sumber : Mechseal Indonesia


PRINSIP KERJA POMPA SENTRIFUGAL

Pompa Centrifugal secara prinsip terdiri dari casing pompa dan impeller
yang terpasang pada poros putar. Casing pompa berfungsi sebagai pelindung,
batas tekan dan juga terdiri dari saluran- saluran yang untuk masukan ( suction )
dan keluaran ( discharge ). Casing ini memiliki vent dan drain yang berguna untuk
melepas udara atau gas yang terjebak dalam casing selain untuk juga berguna
perawatannya.

Gambar ilustrasi di bawah ini merupakan diagram sederhana daripada


pompa sentrifugal yang menunjukkan lokasi dari suction pompa, impeller, volute
dan discharge. Casing pompa sentrifugal menuntun aliran suatu cairan dari saluran
suction menuju mata ( eye ) impeller. Vanes daripada impeller yang berputar
meneruskan dan memberikan gaya putar sentrifugal kepada cairan ini sehingga
cairan bergerak menuju keluar impeller dengan kecepatan tinggi. Cairan tersebut
kemudian sampai dan mengumpul pada bagian terluar casing yaitu volute. Volute
ini merupakan area atau saluran melengkung yang semakin lama semakin
membesar ukurannya, dan seperti halnya diffusor, volute berperan besar dalam hal
peningkatan tekanan cairan saat keluar dari pompa, merubah energi kecepatan
menjadi tekanan. Setelah itu liquid keluar dari pompa melalui saluran discharge.

Pompa Sentrifugal juga bisa dibuat dengan dua volute. Pompa semacam
ini biasa disebut double volute pumps, dimana discharge nya berbeda posisi 180°.
Untuk aplikasinya bisa meminimaliskan gaya radial yang mengenai poros dan
bantalan sehubungan dengan ketidakseimbangan tekanan di sekitar impeller.
Perbandingan antara single dan double volute sentrifugal bisa dilihat di bawah
ini :
Kavitasi pada Pompa

Kavitasi adalah fenomena perubahan phase uap dari zat cair yang sedang
mengalir, karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya.
Pada pompa bagian yang sering mengalami kavitasi adalah sisi isap pompa. Hal
ini terjadi jika tekanan isap pompa terlalu rendah hingga dibawah tekanan uap
jenuhnya, hal ini dapat menyebabkan :

 Suara berisik, getaran atau kerusakan komponen pompa tatkala


gelembung-gelembung fluida tersebut pecah ketika melalui daerah yang
lebih tinggi tekanannya
 Kapasitas pompa menjadi berkurang
 Pompa tidak mampu membangkitkan head (tekanan)
 Berkurangnya efisiensi pompa.

Secara umum, terjadinya kavitasi diklasifikasikan atas 5 alasan dasar :

1. Vaporisation – Penguapan.
Fluida menguap bila tekanannya menjadi sangat rendah atau
temperaturnya menjadi sangat tinggi. Setiap pompa sentrifugal memerlukan
head(tekanan) pada sisi isap untuk mencegah penguapan.Tekanan yang diperlukan
ini, disiapkan oleh pabrik pembuat pompa dan dihitung berdasarkan asumsi
bahwa air yang dipompakan adalah ‘fresh water’ pada suhu 68oF. Dan ini disebut
Net Positive Suction Head Available (NPSHA)

Karena ada pengurangan tekanan (head losses) pada sisi suction( karena
adanya valve, elbow, reduser, dll), maka kita harus menghitung head total pada
sisi suction dan biasa disebut Net Positive Suction Head is Required (NPSHR).

Nah nilai keduanya mempengaruhi terjadinya penguapan, maka untuk mencegah


penguapan, syaratnya adalah :

NPSHA – Vp ≥ NPSHR

Dimana Vp : Vapor pressure fluida yang dipompa.

Dengan kata lain untuk memelihara supaya vaporization tidak terjadi maka kita
harus melakukan hal berikut :

1. Menambah Suction head, dengan :

 Menambah level liquid di tangki.


 Meninggikan tangki.
 Memberi tekanan tangki.
 Menurunkan posisi pompa(untuk pompa portable).
 Mengurangi head losses pada suction piping system. Misalnya dengan
mengurangi jumlah fitting, membersihkan striner, cek mungkin venting
tangki tertutup) atau bertambahnya speed pompa.

2. Mengurangi Tempertur fluida, dengan :

 Mendinginkan suction dengan fluida pendingin


 Mengisolasi suction pompa
 Mencegah naiknya temperature dari bypass system dari pipa discharge.

3. Mengurangi NPSHR, dengan :

 Gunakan double suction. Ini bias mengurangi NPSHR sekitar 25 % dan


dalam beberapa kasus memungkinkan penambahan speed pompa sebesar
40 %.
 Gunakan pompa dengan speed yang lebih rendah.
 Gunakan impeller pompa yang memiliki ‘eye’ impeller yang lebih besar.
 Install Induser, dapat mereduksi NPSHR sampai 50 %.
 Gunakan pompa yang lebih kecil. Menggunakan 3 buah pompa kecil
dengan ukuran kapasitas separuhnya, hitungannya lebih murah dari pada
menggunakan pompa besar dan spare-nya. Lagi pula dapat menghemat
energy.

Pada bagian pertama tulisan yang lalu, kita telah mengenal apa itu kavitasi, efek
yang ditimbulkannya dan klasifikasi kavitasi,yaitu :

1. Vaporisation – Penguapan.

Selanjutnya kita kaji secara singkat klasifikasi yang kedua :

2. Air Ingestion – Masuknya Udara Luar ke Dalam System

Pompa sentrifugal hanya mampu meng’handle’ 0.5% udara dari total volume.
Lebih dari 6% udara, akibatnya bisa sangat berbahaya, dapat merusak komponen
pompa.

Udara dapat masuk ke dalam system melalui beberapa sebab, antara lain :

 Dari packing stuffing box (Bagian A – Lihat Gambar). Ini terjadi, jika
pompa dari kondensor, evaporator atau peralatan lainnya bekerja pada
kondisi vakum.
 Letak valve di atas garis permukaan air (water line).
 Flens (sambungan pipa) yang bocor.
 Tarikan udara melalui pusaran cairan (vortexing fluid).
 Jika ‘bypass line’ letaknya terlalu dekat dengan sisi isap, hal ini akan
menambah suhu udara pada sisi isap.
 Berkurangnya fluida pada sisi isap, hal ini dapat terjadi jika level cairan
terlalu rendah.

Vortexing Fluida

Keduanya, baik penguapan maupun masuknya udara ke dalam system


berpengaruh besar terhadap kinerja pompa yaitu pada saat gelembung-gelembung
udara itu pecah ketika melewati ‘eye impeller’(Bagian G – Lihat Gambar) sampai
pada sisi keluar (Sisi dengan tekanan yang lebih tinggi). Terkadang, dalam
beberapa kasus dapat merusak impeller atau casing. Pengaruh terbesar dari adanya
jebakan udara ini adalah berkurangnya kapasitas pompa.

3. Internal Recirculation – Sirkulasi Balik di dalam System

Kondisi ini dapat terlihat pada sudut terluar (leading edge) impeller, dekat
dengan diameter luar, berputar balik ke bagian tengah kipas. Ia dapat juga terjadi
pada sisi awal isap pompa.

Efek putaran balik ini dapat menambah kecepatannya sampai ia menguap


dan kemudian ‘pecah’ ketika melalui tempat yang tekanannya lebih tinggi. Ini
selalu terjadi pada pompa dengan NPSHA yang rendah. Untuk mengatasi hal
tersebut, kita harus tahu nilai Suction Spesific Speed , yang dapat digunakan
untuk mengontrol pompa saat beroperasi, berapa nilai terdekat yang teraman
terhadap nilai BEP(Best Efficiency Point) pompa yang harus diambil untuk
mencegah terjadinya masalah.
Nilai Suction Spesific Speed yang diijinkan adalah antara 3.000 sampai 20.000.
Rumus yang dipakai adalah :

Dimana : rpm = Kecepatan Pompa

Capacity = Gallons per menit, atau liters per detik dari impeller terbesar pada nilai
BEP(Best Efficiency Point) -nya.

Head = Net Positive Suction Head is Required (feet atau meter)pada nilai rpm-
nya.

Catatan penting :

 Untuk pompa double suction, kapasitas dibagi 2 karena ada 2 impeller


eyes.
 Ideal untuk ‘membeli’ pompa dengan nilai Suction Spesific Speed kurang
dari 8500(5200 metrik) kecuali untuk kondisi yang ekstrim.
 Mixed Hydrocarbon dan air panas idealnya pada 9000 ÷ 12000
(5500÷7300 metric) atau lebih tinggi, lebih bagus.
 Nilai Suction Spesific Speed yang tinggi menandakan impeller eye-nya
lebih besar dari biasanya dan biasanya nilai efisiensinya disesuaikan
dengan nilai NPSHR yang rendah.
 Lebih tinggi nilai Suction Spesific Speed memerlukan desain khusus,
operasinya memungkinkan adanya kavitasi.
 Biasanya, pompa yang beroperasi dibawah 50% dari nilai BEP-nya tidak
reliable.
Jika kita memakai open impeller, kita dapat mengoreksi internal recirculation
dengan mengatur suaian(clearance) impeller sesuai dengan spesifikasi pabrik
pembuatnya.

Jenis impeller

Untuk jenis Closed Impeller lebih banyak masalahnya dan kebanyakan


pada prakteknya dikembalikan ke pabrik pembuatnya untuk di evaluasi atau
mungkin didesain ulang pada impellernya atau perubahan ukuran
suaian(clearance) pada wearing ring.

Sistem Proteksi Pompa Sentrifugal


Agar pompa dapat beroperasi dengan baik, terdapat prosedur proteksi
standar yang diterapkan pada pompa sentrifugal. Beberapa standar minimum
paling tidak terdiri dari:

1. Proteksi terhadap aliran balik. Aliran keluaran pompa dilengkapi dengan check
valve yang membuat aliran hanya bisa berjalan satu arah, searah dengan arah
aliran keluaran pompa.
2. Proteksi terhadap overload. Beberapa alat seperti pressure switch low, flow
switch high, dan overload relay pada motor pompa dipasang pada sistem
pompa untuk menghindari overload
3. Proteksi terhadap vibrasi. Vibrasi yang berlebihan akan menggangu kinerja dan
berkemungkinan merusak pompa. Beberapa alat yang ditambahkan untuk
menghindari vibrasi berlebihan ialah vibration switch dan vibration monitor.
4. Proteksi terhadap minimum flow. Peralatan seperti pressure switch high (PSH),
flow switch low (FSL), dan return line yang dilengkapi dengan control valve
dipasang pada sistem pompa untuk melindungi pompa dari kerusakan akibat
tidak terpenuhinya minimum flow.
5. Proteksi terhadap low NPSH available. Apabila pompa tidak memiliki NPSHa
yang cukup, aliran keluaran pompa tidak akan mengalir dan fluida
terakumulasi dalam pompa. Beberapa peralatan safety yang ditambahkan pada
sistem pompa ialah level switch low (LSL) dan pressure switch low (PSL).
Penggunaan Pompa Sentrifugal
Dalam kehidupan sehari-hari pompa sentrifugal banyak memberikan
berbagai manfaat besar bagi manusia, terutama pada bidang industri. Secara
umum pompa sentrifugal digunakan untuk kepentingan pemindahan fluida dari
satu tempat ke tempat yang lainnya Berikut ini beberapa contoh lain pemanfaatan
pompa sentrifugal, diantaranya:
a) Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan dalam
fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi
sebelum diolah dan dipasarkan, ialah pompa bertipe sentrifugal.
b) Pada industri perkapalan pompa sentrifugal banyak digunakan untuk
memperlancar proses kerja di kapal.
c) Pompa sentrifugal WARMAN dirancang khusus untuk memompakan lumpur,
bahan kimia, dan semua larutan cair yang bercampur dengan partikel padat.
d) Pompa sentrifugal dan reciprocating RUHRUMPEN untuk berbagai jenis
aplikasi, seperti: industri proses, perkapalan, dock & lepas pantai, oil & gas dan
aplikasi umum lainnya.

Keunggulan dan Kelemahan Pompa Sentrifugal


Pada beberapa kasus pemanfaatan pompa sentrifugal, pompa ini
memberikan efisiensi yang lebih baik dibandingkan pompa jenis displacement.
Hal ini dikarenakan pompa ini memiliki keunggulan dari pompa lainnya.
Keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya :
a) Principe kerjanya sederhana
b) Mempunyai banyak jenis
c) Konstruksinya kuat
d) Tersedia berbagai jenis pilihan kapasitas output debit air
e) Poros motor penggerak dapat langsung disambung ke pompa
f) Pada umumnya untuk volume yang sama dengan pompa displacement, harga
pembelian pompa sentrifugal lebih rendah.
g) Tidak banyak bagian-bagian yang bergerak (tidak ada katup dan sebagainya),
sehingga pemeliharaannya mudah.
h) Lebih sedikit memerlukan tempat.
i) Jumlah putaran tinggi, sehingga memberi kemungkinan untuk pergerakan
langsung oleh sebuah electromotor atau turbin.
j) Jalannya tenang, sehingga fondasi dapat di buat ringan.
k) Bila konstruksinya disesuaikan, memberi kemungkinan untuk mengerjakan
zat cair yang mengandung kotoran.
l) Aliran zat cair tidak terputus– putus. Namun disamping memiliki keunggulan
pompa sentrifugal ini juga tidak luput dari yang namanya kelemahan.

Adapun kelemahan dari pompa ini adalah:


a) Dalam keadaan normal pompa sentrifugal tidak dapat menghisap sendiri (tidak
dapat memompakan udara).
b) Kurang cocok untuk mengerjakan zat cair kental, terutama pada aliran volume
yang kecil.

Anda mungkin juga menyukai