Bab 1
Bab 1
BAB 1
PENDAHULUAN
tetapi Proklamasi bukanlah titik akhir dari perjuangan bangsa Indonesia untuk
bangsa Indonesia untuk mengusir Belanda dari tanah air Indonesia. Akibat
Barat baru akan dibicarakan lagi paling lambat satu tahun setelah Konferensi Meja
Bundar.2 Upaya Belanda untuk memisahkan wilayah Irian Barat dari Indonesia
ada berbagai alasan, ternyata terungkap juga ketika pemerintah Belanda pada
tanggal 6 Februari 1947 memasukkan wilayah Irian Barat dalam suatu persetujuan
1
Anonim, Sejarah Proses Integrasi Irian Jaya, Jakarta: Depdikbud, Hlm 1.
2
Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan yang dilaksanakan di DenHaag,
Belanda, dari tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949 antara perwakilan Indonesia, Belanda
dan BFO yang mewakili berbagai negara yang diciptakan Belanda di Indonesia.
1
2
memang ingin memasukkan wilayah Irian Barat ke Indonesia maka hal itu
merupakan tindakan yang aneh. Semenjak itu Belanda mencoba meyakinkan pada
dunia bahwa Irian Barat merupakan daerah yang tidak berpemerintahan sendiri
Saat situasi konflik antara Indonesia dan Belanda tidak dapat terselesaikan
maka munculah patriot-patriot bangsa, yang rela menyerahkan jiwa dan raganya
bermunculan para patriot bangsa secara terus menerus dan mencoba melakukan
perundingan baik melalui meja perundingan, diplomasi, dan angkat senjata maka
Dalam upaya pembebasan Irian Barat banyak tokoh yang turut berperan
aktif salah satunya adalah pemuda kelahiran Biak, Irian Jaya yaitu Frans
Kaisiepo.4 Bulan Juli tahun 1946 Frans menggagas berdirinya Partai Indonesia
Kaisiepo menjadi anggota delegasi Irian Barat dan Menentang rencana Belanda
tersebut. Bahkan Frans mengganti nama Netherland Nieuwe Guinea dengan Irian.
Inilah yang menjadi ketertarikan penulis untuk mengkaji penelitian tentang Frans
3
Ibid., Hlm 3
4
Kisdiantoro, Frans Kaisiepo pejuang pembebasan yang berani dari tahan Papua,
Jakarta: Bee Media Pustaka, 2017, Hlm 20
2
3
sebagai upaya membebaskan Irian yang dilanjutkan dengan operasi militer.5 Frans
Kaisiepo turut aktif membantu TNI untuk mendarat di Irian Barat, ketika Operasi
dalam merebut kembali Irian Barat ke NKRI karena itulah penulis merasa sangat
tertarik dan ingin mengkaji lebih dalam peranannya dalam bentuk skripsi dengan
1.2.Rumusan Masalah
Barat 1949-1969, maka akan dikaji beberapa permasalahan dari apa yang akan
1949-1969 ?
Ruang lingkup penelitian bertujuan agar penelitian ini lebih terarah, terfokus
5
Ibid., Hlmn 43
6
Operasi Trikora adalah konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk
menggabungkan wilayah Irian Barat. Pada tanggal 19 Desember 1961, Soekarno mengumumkan
pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta dan membentu Komando Mandala.
3
4
waktu atau temporal dalam penelitian ini adalah dari tahun 1946-1969. Tahun
1946 dijadikan batasan awal karena pada tahun tersebut Tentara Sekutu NICA
pihak Belanda untuk mengembalikan Irian Barat. Tahun 1969 dijadikan batas
akhir karena pada 4 Agustus 1969 nasib Irian Barat ditentukan oleh Pepera dan
hasilnya suara bulat dari masyarakat papua adalah tetap bergabung dengan
Indonesia. Melalui resolusi No. 2504 pada tanggal 19 November 1969, secara
Indonesia (NKRI). Ruang lingkup spasial atau tempat penelitian ini adalah
dengan Perjuangan Frans Kaisiepo dalam pembebasan Irian Barat. Untuk itu
Barat 1949-1969.
Barat.
4
5
1.5.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang baik bagi
kemerdekaan.
mampu membantu Indonesia dalam merebut kembali Irian Barat dari Belanda .
melawan belanda yang sudah sekian lama menjajah Indonesia serta merebut
perjuangan para pahlawan yang memperjuangkan agar NKRI tetap utuh serta
masyarakat masa kini juga harus berperan aktif dalam menjaga keutuhan
sama menjaga persatuan dan kesatuan dari berbagai pengaruh dunia luar yang
3. Mengetahui perjuangan para tokoh nasional yang sudah bersusah payah agar
5
6
digunakan untuk belanja adalah gambar tokoh pahlawan penyatu Irian Barat
1. Sebagai bahan bacaan dan literatur tentang perjuangan para pahlawan dalam
mengemukakan pendapat para ahli dan hasil penelitian terdahulu yang memiliki
kertekaitan dengan masalah yang dibahas yaitu konflik Indonesia dengan Belanda
dalam masalah pengembalian Irian Barat tahun 1949-1969, baik yang diterbitkan
dalam buku maupun yang tidak diterbitkan misalnya berupa laporan penelitian
dan skripsi. Pendapat para ahli dan hasil-hasil penelitian terdahulu ini digunakan
‘kebaruan’ karena berfokus pada periode tahun 1949-1969, dimana periode ini
dari penelitian atau karya orang lain. Berikut ini beberapa penelitian yang pernah
Pertama, skripsi yang ditulis oleh Umi Muyasaroh yang berjudul Konflik
6
7
Kedua, skripsi yang ditulis oleh Maya Nurhasni yang berjudul peranan
pandang yang berbeda yaitu melalui tokoh perjuangan pahlawan nasional Frans
kemerdekaan Indonesia yang memaparkan tentang masalah Irian Barat Buku ini
pahlawan nasional yang berasal dari Papua yaitu Frans Kaisiepo yang pernah
Keempat, buku yang berjudul lima belas tahun Digul kamp konsentrasi di
tentang asal mulanya Digul yang pada dahulunya adalah hutan belantara yang
7
8
sehingga banyak orang Cina dan Merauke yang membawa senjata untuk berburu
menentang Belanda.
susulan masalah Niuew Guinea pada tahun 1950-1962 yang hanya membahas
dilakukan dalam masa sekjen PBB dalam masa tuntutan Indonesia atas Irian
Barat, sedangkan dalam penelitian ini penulis membahas lebih rinci mulai dari
akar permasalahan Irian Barat sampai dengan Irian Barat masuk kedalam wilayah
Irian Barat yang pada masa itu menjadi sengketa antara Indonesia dan Belanda
permasalahan ini, sedangkan dalam penelitian ini penulis memiliki sudut pandang
konsep atau paham bagi bangsa kita yang disebut paham Integralistik. Paham ini
kepentingan umum atau bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi. Dalam
8
9
wujud yang lebih nyata, paham dasar ini telah menumbuhkan kesadaran
Indonesia .7
Masa antara tahun 1945 sampai tahun 1969 bangsa kita di uji
Pada masa Irian Barat menjadi sengketa antara Indonesia dan Belanda
banyak para tokoh yang membantu dalam penyelesaian sengketa tersebut salah
satunya adalah Frans Kaisiepo pemuda asal Biak, Papua. Frans adalah anak dari
kepala suku yang pemberani, ditinggal oleh ibu dan bapaknya sejak kecil, jiwa
kepemimpinannya sudah terlihat sejak kecil dan sering ditunjuk menjadi mediator
suku.
7
Sejarah Perjuangan, Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional,
1990, Hlm 12
8
Julianto, Sejarah Perjuangan Pergerakan Kemerdekaan Indonesia, Jakarta: Erlangga,
1992, Hlm 13
9
10
Timur dan Frans menjadi anggota delegasi Irian Barat tetapi ia menentang
rencana Belanda tersebut. Frans Kaisiepo dan rakyat Biak kemudian terus
yang dicetuskan oleh Soekarno sampai pada Penentuan Pendapat Rakyat Irian
Barat.
Persetujuan penyerahan
Irian Barat ke Indonesia
mengumpulkan, menguji dan menganalisis data yang diperoleh dari masa lampau
9
Gottshalk, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press, 1975, Hlmn 32
10
11
menghasilkan historiografi.
secara efektif, menilainya secara kritis dan mengajukan sintesa dan hasil-hasil
jenis penelitian ilmu sosial yang mengumpulkan dan bekerja dengan data non-
mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah sebuah metode riset yang sifatnya
yang ada sebagai bahan pendukung serta menghasilkan suatu teori. 14 Selain itu
10
Syamsuddin, Metodologi Sejarah, Jakarta: Depdikbud Proyek Pendidikan Tenaga
Akademik, 1996, Hlmn 3
11
Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta:UGM Press, 1995, Hlmn 79
12
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:Remaja Rosdakarya. 2007, Hlm.
62
13
Sugiyono, Metode Peneltiian Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2016, Hlm 9
14
A. Muri Yusuf, Metode Peneltiian Kuantitatif, Kualitatif dan Peneltiian Gabungan,
Padang:UNP Press, 2013, Hlm 333.
11
12
sebagai sutau teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang bersifat
teoritis, sehingga diperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi. Teknik
mengenai sengketa Irian Barat antara Indonesia dan Belanda serta bagaimana
Metode sejarah adalah teknik dalam mempelajari kejadian atau peristiwa pada
masa lampau, yang bertujuan untuk membuat suatu rekonstruksi kejadian atau
peristiwa tersebut secara sistematis dan objektif, yang dapat dilakukan dengan
1.8.1. Heuristik
sejarah ini mengingat bahwa tidak bisa ditukar-balik atau mendahulukan kritik,
15
Sugeng Priyadi, Metode Penelitian Pendidikan Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2012,
Hlmn 2
16
Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali Press, 2012.
Hlm 23.
12
13
menempatkan posisi sumber sejarah sebagai syarat mutlak yang harus ada.
yang dapat digunakan sebagai sumber data.17 Tanpa adanya sumber sejarah, kisah
Pada tahap ini, penulis mengumpulkan data terkait dengan penelitian, dalam
bentuk buku, artikel, skripsi, dan jurnal dan Berbagai Perpustakaan diantaranya
berjudul Pahlawan Nasional Frans Kaisiepo, yang ditulis oleh Pius Suryo
Haryono Dkk, dalam buku ini terdapat enam bab yaitu berisikan latar sosio-
dalam arus sejarah Indonesia. Kemudian buku yang berjudul Frans Kaisiepo
pejuang pembebasan yang berani dari tanah Papua, yang ditulis oleh Kisdiantoro,
dalam buku ini sangat mudah dimengerti dalam pembahasannya karena penulis
membahas secara singkat, padat dan jelas mengenai biografi Frans Kaisiepo dan
yang ditulis oleh Cholil pada buku ini membahas awal mula munculnya sengketa
13
14
Sejarah proses integrasi Irian Jaya yang ditulis oleh R.Z. Leirissa Dkk, pada buku
ini membahas upaya integrasi Irian Barat melalui perundingan, perang, diplomasi,
sejarah. Sumber ini yang di dapatkan dengan kualifikasi atas bentuk, bahan dan
jenis dari naskah atau dokumen yang nantinya menentukan validitas teks dan isi
1) Kritik Ekstern
yang digunakan untuk meneliti sumber dengan cara menguji material kertas atau
bahan, tanggal dan tanda yang terdapat di dalam teks.19 Kritik ekstern mengarah
pada pengujian terhadap aspek luar dari sumber. Hal ini dilakukan untuk
hingga dinyatakan bahwa sumber tersebut asli. Baik sumber primer ataupun
sumber sekunder yang peneliti gunakan merupakan sumber yang dapat dikatakan
asli karena sumber tersebut dari pelaku dan peristiwa itu sendiri.
2) Kritik Intern
Kritik intern merupakan tahap kedua dalam kritik sumber. Tujuan dari kritik
Jika semua sumber dinyatakan positif tidak ada cara lain mengakui bahwa
19
Ibid., Hlm 62
14
15
1.8.3 Interpretasi
serta menetapkan makna dan saling berhubungan dari fakta-fakta yang diperoleh
berkaitan dengan tema penelitian dan sebuah kerangka berfikir yang kemudian
interpretasi atas fakta-fakta sejarah, yang terdiri dari kejiwaan, hubungan sosial
dan benda. Disini ada dua hal yang harus dikerjakan peneliti, yaitu analisis dan
yaitu kejiwaan, hubungan sosial dan benda dari berbagai sumber atau data
antar unsur akan membentuk makna keseluruhan yang utuh dan bulat.
1.8.4 Historiografi
penulisan hasil dari penafsiran atas fakta-fakta dan usaha merekontruksi kejadian
20
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Bentang, 2005, Hlm 100
21
Ibid., Hlm 100-102
15
16
dirumuskan diatas. Pada tahap historiografi ini, hasil penafsiran atas fakta-fakta
itu dituliskan menjadi suatu kisah sejarah yang selaras. Penulisan sejarah ini
merupakan inti dari metode penelitian sejarah. Dalam hal ini historiografi
what, who, when ataupun how, melainkan eksplanasi secara kritis dan mendalam
peristiwa.22
Bab II menjelaskan sengketa Irian Barat antara Indonesia dan Belanda pada
bab ini dideskripsikan mengenai hal-hal yang memicu timbulnya konflik sengketa
Irian Barat dan apa saja yang telah dicapai oleh Frans dalam membantu
22
Abd Rahman Hamid-Muhammad Saleh Madjid, op. Cit., hlm. 53.
16
17
serta pengkajian pada bab sebelumnya. Didalamnya akan disajikan penafsiran dan
17