Disusun Oleh :
PRODI :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Hakikat Bimbingan dan konseling ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Ibu Zhila Jannati M,Pd pada mata kuliah Teori BPI .
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang [topik makalah] bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Judul......................................................................................................i
KataPengantar.......................................................................................ii
Daftar
Isi.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asas- asas hakikat bimbingan dan Konseling.................................2
KESIMPULAN.....................................................................................5
SARAN.................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Asas Kerahasiaan
Segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak
boleh disampaikan kepada orang lain, atau lebih-lebih hal atau
keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain.
Asas kerahasiaan ini merupakan asas kunci dalam usaha bimbingan
dan konseling. Jika asas ini benar-benar dilaksanakan, maka pemberi
bimbingan akan mendapat kepercayaan dari semua pihak, terutama
penerima bimbingan klien sehingga mereka akan mau memanfaatkan
jasa bimbingan dan konseling dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika
Konselor tidak dapat memegang asas kerahasiaan dengan baik, maka
hilanglah kepercayaan klien, sehingga akibatnya pelayanan bimbingan
tidak dapat tempat dihati klien dan para calon Klien, mereka takut
untuk meminta bantuan, sebab khawatir masalah dan diri mereka
menjadi bahan Gunjingan.
2. Asas kesukarelaan
Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar
kesukarelaan, baik dari pihak si klien, maupun dari pihak konselor.
Klien diharapkan secara suka dan rela tanpa ragu-ragu ataupun merasa
terpaksa, menyampaikan masalah yang dihadapinya, serta
mengungkapkan segenap fakta, data dan seluk-beluk berkenaan
dengan masalahnya itu kepada konselor, dan konselor juga hendaknya
dapat memberikan dengan tidak terpaksa, atau dengan kata lain
konselor memberikan bantuan dengan ikhlas.
3. Asas Keterbukaan
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan
suasana keterbukaan, baik keterbukaan dari pihak konselor maupun
dari pihak klien. Keterbukaan ini bukan hanya sekedar bersedia
menerima saran- saran dari luar, malahan lebih dari itu, diharapkan
masing-masing pihak yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk
kepentingan pemecahan masalah. Individu yang membutuhkan
bimbingan diharapkan dapat berbicara sejujur mungkin dan berterus
terang tentang dirinya sendiri sehingga dengan keterbukaan ini
penelaahan serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan si
klien dapat dilaksanakan.
Keterbukaan ini ditinjau dari dua arah, dari pihak klien
diharapkan pertama-tama mau membuka diri sendiri sehingga apa
yang ada pada dirinya dapat diketahui oleh konselor, dan kedua mau
membuka diri dalam arti mau menerima saran-saran dan masukan
lainnya dari konselor. Dari pihak konselor, keterbukaan terwujud
dengan kesediaan konselor menjawab pertanyaan- pertanyaan klien
dan mengungkapkan diri konselor sendiri jika hal itu memang
dikehendakinya oleh klien. Dalam hubungan yang bersuasana seperti
itu, masing-masing pihak bersifat transparan (terbuka) terhadap pihak
lainnya.
4. Asas Kekinian
Masalah Individu yang ditanggulangi ialah masalah- masalah
yang sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau dan juga
bukan masalah yang mungkin akan dialami di masa yang akan datang.
Apabila ada hal-hal tertentu yang menyangkut masa lampau dan atau
masa yang akan datang yang perlu di bahas dalam upaya bimbingan
yang sedang diselenggarakan itu, pembahasan tersebut hanyalah
merupakan latar belakang atau latar depan dari masalah yang dihadapi
sekarang, sehingga masalah yang sedang dialami dapat terselesaikan.
Dalam usaha yang bersifat pencegahan, pada dasarnya pertanyaan
yang perlu dijawab adalah apa yang perlu dilakukan sekarang
sehingga kemungkinan yang kurang baik dimasa datang dapat
dihindari.
Asa kekinian juga mengandung pengertian bahwa konselor
tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan. Konselor tidak
selayaknya menunda-nunda memberi bantuan dengan dalih. Dia harus
mendahulukan kepentingan klien daripada yang lain-lain. Jika dia
benar-benar memiliki alasan yang kuat untuk tidak memberikan
bantuannya kini, maka dia harus dapat mempertanggung jawabkan
bahwa penundaan yang dilakukan itu justru untuk kepentingan klien.
5. Asas kemandirian
Pelayanan bimbingan dan penyuluhan bertujuan menjadi si
terbimbingan dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pda orang lain
atau tergantung pada konselor. Individu yang dibimbing setelah
dibantu diharapkan dapat mandiri dengan ciri ciri pokok mampu:
a. Mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana adanya
b. Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan
dinamis
c. Mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri
d. Mengarah diri sesuai dengan keputusan itu
e. Mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat
dan kemampuan- kemampuan yang dimilikinya
Kemandirian dengan ciri-ciri umum diatas haruslah disesuaikan
dengan tingkat perkembangan dan peranan klien dalam kehidupanya
sehari-hari.
6.Asas kegiatan
Usaha bimbingan dan konseling tidak akan memberikan buah
yang berarti klien tidak melakukan sendiri kegiatan dalam
mencapai tujuan bimbingan dan konseling.Hasil usaha
bimbingan dan konseling tidak akan tercapai dengan
sendirinya ,melainkan harus dengan kerja giat dari klien
sendiri.konselor hendaknya hendaklah membangkitkan
semangat klien sehingga
Ia mampu dan mau melaksanakan kegiatan yang diperlukan
dalam penyelesaian masalah yang menjadi pokok pembicaraan
dalam konseling.
Asas ini merujuk pada pola konseling “multi
dimensional” yang tidak hanya mengandalkan transaksi verbal
antara klien dan konselor.dalam konseling yang berdimensi
verbal pun asas kegiatan masih harus terselenggara,yaitu klien
aktif menjalani proses konseling dan aktif pula
melaksanakan/menerapkan hasil-hasil konseling.
7.asas kedinamisan
8. asas keterpaduan
9. Asas kenormatifan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
Kaidah-kaidah tersebut dikenal dengan asas-asas bimbingan dan
konseling, yaitu ketentuan- ketentuan yang harus diterapkan dalam
penyelenggaraan pelayanan itu. Apabila asas-asas itu diikuti dan
terselenggara dengan baik sangat dapat diharapkan proses pelayanan
mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan, sebaliknya
Apabila asas-asas itu diabaikan atau dilanggar sangat dikhawatirkan
kegiatan yang terlaksana itu justru berlawanan dengan tujuan
bimbingan dan konseling, bahkan akan dapat merugikan orang-orang
yang terlibat di dalam pelayanan, serta profesi bimbingan dan
konseling itu sendiri.
Bimbingan dan konseling memiliki Asas-asas yaitu:
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat,semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik
yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada
kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat
mema'afkan dan memakluminya,karena kami adalah
hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf,alfa dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Dasar-dasar BPI karya Prof. Dr. H. Prayitno, Msc,Ed