Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Siti Hasanah(180420038)
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Proses yang panjang dan lama, diikuti dengan banyaknya pihak (baik intern maupun
ekstren) yang terlibat atau dilibatkan, menyebabkan investigasi itu menjadi mahal.
Perusahaan juga harus menyediakan banyak sumber daya atau harus meng-commit sumber
Reputasi perusahaan juga bisa hancur kalau pengungkapan investigasi ini tidak
dikomunikasikan dengan baik. Contoh obat yang sudah kadaluarsa dan seharusnya di
hancurkan, justru di jual oleh pegawai bagian gudang. Kecurangan ini dapat menjadi bencana
bagi konsumen. Namun kalau hasil investigasi dikomunikasikan dengan baik, maka
hubungan antara perusahaan dan konsumen justru dapat mencegah hancurnya reputasi
perusahaan. Oleh karena itu, tujuan dari audit investigasi harus di sesuaikan dengan keadaan
Manfaat dari penulisan makalah ini dapat menambahkan pengetahuan pembaca maupun
penulis tentang pengertian audit investigatife, tujuan audit investigative, teknik investigative,
LANDASAN TEORI
Audit Investigasi adalah proses pengumpulan dan pengujian bukti-bukti terkait kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan Negara dan / atau perekonomian
Negara, untuk memperoleh kesimpulan yang mendukung tindakan litigasi dan/atau tidakan
korektif manajemen. Audit Investigasi dapat dilaksanakan atas permintaan Kepala Daerah
dan Aparat Penegak Hukum. Audit Investigasi termasuk didalamnya audit dalam rangka
menghitung kerugian keuangan Negara, audit hambatan kelancaran pembagunan, audit
eskalasi audit klaim.
3. Memeriksa dokumen
Tidak ada audit investigatif tanpa pemeriksaan dokumen. Definisi dokumen menjadi
lebih luas akibat kemajuan teknologi, meliputi informasi yang diolah, disimpan, dan
dipindahkan secara elektronis. Karena itu, teknik memeriksa dokumen mencakup
komputer forensik.
1. Penyelidikan
2. Penyidikan
3. Penuntutan
4. Pemeriksaan di sidang pengadilan
5. Putusan pengadilan
6. Upaya hukum
7. Pelaksanaan putusan pengadilan
8. Pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pengadilan
Upaya Hukum
Upaya hukum adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima putusan
pengadilan yang berupa perlawanan atau banding atau kasasi, atau hak terpidana untuk
mengajukan permohonan peninjauan kembali, atau hak Jaksa Agung untuk mengajukan
kasasi demi kepentingan hukum dalam hal seta menurut cara yang diatur dalam undang-
undang.
Investigasi Pengadaan
Terdapat tiga tahapan dalam pengadaan yang menggunakan sistem tender atau penawaran
terbuka:
1. Tahap pratender (presolicitation phase)
2. Tahap penawaran dan negosiasi (solicitation and negotiation phase)
3. Tahap pelaksanaan dan penyelesaian administratif (performance and administration
phase)
Auditor harus menguasai seluk beluk dan potensi fraud dalam setiap tahap. Yang dapat
membantunya adalah gejala-gejala yang sering muncul ke permukaan pada setiap tahan
tersebut di atas yang akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.
Dalam pandangan para filsuf Yunani, aksioma adalah klaim atau pernyataan yang
dapat dianggap benar, tanpa perlu pembuktian lebih lanjut.Aksioma atau postulate adalah
pernyataan (propostion) yang tidak dibuktikan atau tidak diperagakan, dan dianggap sudah
jelas dengan sendirinya (self-evident).Kebenaran dari proposisi ini tidak dipertanyakan (taken
of granted). Aksioma merupakan titik tolak untuk menarik kesimpulan tentang suatu
kebenaran yang harus dibuktikan (melalui pembentukan teori).
Aksioma tentang fraud sangat gamblang (self-evident). Ketiga aksioma tentang fraud ini
pun tidak memerlukan pembuktian mengenai kebenarannya.Namun, kadang pemeriksa
berpengalaman pun sering kali menghadapi berbagai masalah ketika ia mengabaikan
aksioma-aksioma ini.
Pemeriksaan di pengadilan
Seperti pada tahap-tahap sebelumnya, acara pemeriksaan di sidang pengadilan utidak
lain berkenaan dengan pembuktian. Bukti-bukti yang diperoleh di tingkat penyidikan
diperiksa kembali di sidang pengadilan untuk dijadikan alat bukti:
Saksi-saksi yang telah diperiksa oleh penyidik dipanggil kembali ke sidang
pengadilan untuk memperoleh alat bukti keterangan saksi.
Tersangka yang sudah diperiksa di tahap penyidikan, diperiksa kembali disidang
pengadilan, untuk mendapat alat bukti keterangan terdakwa.
Ahli yang telah memberikan keterangan di penyidikan atau yang telah membuat
laporan ahli, dipanggil kembali untuk didengar pendapatnya atau dibacakan
laporannya di sidang pengadilan, agar diperoleh alat bukti keterangan ahli.
Surat dan barang bukti yang telah disita oleh penyidik diajukan ke sidang pengadilan
untuk dijadikan alat bukti surat dan petunjuk.
Itulah cara memperoleh alat bukti di sidang pengadilan. Hanya alat bukti yang sah yang
diperoleh di sidang pengadilan, yang dapat meyakinkan hakim tentang kesalahan terdakwa.
Alat bukti yang sah ini terdiri atas:
1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Keterangan terdakwa
5. Petunjuk
Putusan Pengadilan
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak
pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah. Kesalahan terdakwa
ditentukan oleh keyakinan hakim, namun keyakinan itu harus didasarkan atas sekurang-
kurangnya dua alat bukti yang sah, yang harus ada persesuaian satu dengan yang lain.
Berdasarkan alat bukti yang diperoleh di sidang pengadilan, hakim menjatuhkan putusan:
Putusan pemidanaan, apabila pengadilan berpendapat bahwa terdakwa terbukti
bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya.
Putusan bebas, apabila pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di
sidang kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan tidak terbukti secara sah
dan meyakinkan.
Putusan lepas dari segala tuntutan hukum, apabila pengadilan berpendapat bahwa perbuatan
yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu
tindak pidana atau terbukti akan tetapi terdakwa tidak dapat dipertanggung jawabkan
terhadap perbuatannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Audit Investigasi adalah proses pengumpulan dan pengujian bukti-bukti terkait kasus
Negara, untuk memperoleh kesimpulan yang mendukung tindakan litigasi dan/atau tidakan
korektif manajemen.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu semua pihak agar
dapat memahami apa itu Apa pengertian audit investigative, tujuan audit investigative, teknik
investigative.
DAFTAR PUSTAKA
Wells, Joseph T. 2010. Principles of Fraud Examination Third Edition. Wiley, USA
Tuanakotta, Theodorus M. 2010. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif Edisi 2. Penerbit