Tugas Perekonomian Indonesia Kel 11-Dikonversi
Tugas Perekonomian Indonesia Kel 11-Dikonversi
Disusun oleh:
Nirmawati C10119234
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akan tetapi dari kebijakan tersebut dan akibat dari pandemi virus ini muncul
permasalahan yang dirasakan dari berbagai kalangan baik kalangan atas, menengah dan
bawah. Namun, tentu saja kalangan bawah merasakan dampak yang begitu besar,
pasalnya mereka menjadi kesulitan dalam mencari nafkah dan kesulitan untuk
mendapatkan alat pencegahan Covid-19 seperti handsanitizer dan masker sehingga
mereka mudah terkena virus sehingga menyebebakan kematian. Pemerintah pun
berupaya semaksimal mungkin agar bisa menangani pasien-pasien Covid-19 dengan
baik dan juga memberikan alat pencegahan kepada kalangan bawah.
Selain itu kondisi saat ini dimana Indonesia sebagai negara yang memiliki
bonus demografi yang seharusnya sedang dalam kondisi membangun sebuah kekuatan
ekonomi yang sangat besar harus mengalami keterlambatan ekonomi akibat dari wabah
virus ini dimana, kondisi saat ini membuat perekonomian negara menjadi terganggu.
Selain itu adanya program PSBB serta progran Physical Distancing diberbagai daerah
sebagai langkah negara dalam mencegah penularan virus tersebut ternyata memiliki
dampak yang buruk dalam segi pertumbuhan ekonomi.
Dimana kodisi saat ini secara tidak langsung membuat ekspor dan impor produk
menjadi tergangu, serta berkurangnya atau melambatnya laju investasi. Hal ini terjadi
akibat dari sulitnya masuk investasi dari luar akibat pengaruh wabah virus ini. Selain
itu banyaknya tenaga kerja produktif yang harus mengalami putus hubungan kerja
akibat dari kondisi saat ini yang membuat berbagai bidang khususnya industri
mengalami penurunan penjualan dan permintaan pasar seperti industri tekstiel dan
industri garme dalam basis pembuatan pakaian secara masal. Banyaknya yang
mengalami pemutusan hubungan kerja ini membuat tingginya jumlah angka
pengangguran.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana upaya pemerintah dalam menangani krisis ekonomi pada saat pandemi
covid-19 ?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Pada situasi tersebut tentu menimbulkan dampak yang sangat buruk terhadap
roda perekonomian Indonesia dan membawa trauma tersendiri bagi masyarakat.
Indonesia tidak hanya mengalami krisis ekonomi saja tetapi krisis social – politik,
fenomena saat itu disebut dengan ‘Krisis Multidimensional’ karena berdampak buruk
hampir keseluruh sistem Indonesia. Tahun 2008-2009 terjadi krisis ekonomi global
yang dianggap sebagai krisis finansial terburuk sepanjang sejarah selama 80 tahun
terakhir, krisis tersebut disebut dengan ‘’The Mother of All Crisis’’.‘’The Mother of
All Crisis’’ bermula dari Amerika dan kemudian meluas hampir ke seluruh dunia
salah satu negara yang terkena dampak dari krisis ekonomi global adalah Indonesia.
Indonesia kembali lagi mengalami krisis ekonomi karena Indonesia memiliki
perekonomian terbuka dan saling ketergantungan antar negara, oleh karena itu
Indonesia mudah terkena dampak eksternal. Namun pada krisis 2008 – 2009 dampak
yang dirasakan oleh Indonesia tidak begitu besar karena saat itu Indonesia hanya
memiliki rasio ekspor atas PDB sekitar 29%. Hal itu merupakan keuntungan bagi
Indonesia sendiri..
Menurut Rohmad Hadiwijoyo (Ketua Dewan Direktur CIDES) UMKM
Indonesia telah berperan penting sebagai backbone dan buffer zone yang
menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan ekonomi meskipun UMKM belum
signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional. Seperti yang
diperlihatkan dalam data BPS bahwa pascakrisis tahun 1997-1998 jumlah UMKM
tidak mengalami pengurangan melainkan meningkat, tercatat pada tahun 2012 ada 85
juta hingga 107 tenaga kerja dan jumlah total pengusaha di Indonesia sebanyak
56.539.560 unit. Namun pada tahun 2020 ini Indonesia dikhawatirkan akan
mengalami kembali krisis ekonomi untuk ketiga kalinya karena pandemic Covid-19.
Oleh karena itu pemerintah mulai melakukan banyak cara untuk mengantisipasi
terjadinya krisis ekonomi
Sebagai sebuah negara yang memiliki bonus demografi di era ini, ditambah
dengan posisi indonesia sebagai negara anggota G20 yang mewakili wilayah Asia
Tenggara, serta telah dimasukannya isu bonus demografi ke dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Termasuk
menjabarkan kerangka pelaksanaannya. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena bonus
demografi telah disadari dan mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Salah satu upaya pemerintah untuk menghadapi era bonus demografi ini
melalui pemerataan pendidikan dasar bagi seluruh penduduk Indonesia dengan
memberikan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebesar 1,3
Triliun. Pemerataan akses pendidikan dasar terutama bagi penduduk yang ada di
pelosok dan kurang mampu secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia Indonesia.
Selain itu dicanangkannya pendidikan kependudukan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menjadi salah satu upaya untuk memberikan
pengetahuan, kesadaran, dan tingkah laku tentang komponen-komponen dalam
demografi dan kependudukan. Dengan mengetahui, setidaknya penduduk usia non
produktif (penduduk usia sekolah sampai 15 tahun) menjadi sadar dan akhirnya akan
mempengaruhi perilaku mereka yang serba bertanggung jawab terhadap pertambahan
penduduk di Indonesia.
Akan tetapi saat ini seluruh dunia bahkan Negara Indonesia sedang dihadapi
dengan isu penyebaran wabah virus corona, dimana wabah ini telah mengancam
pertumbuhan ekonomi dunia bahwa Indonesia. Oleh karena ini sebagai sebuah negara
yang sedang merancang pembangunan ekonominya melalui bonus demografi,
Indonesia harus segera membuat langkan atau skenario guna dapat mengatasi masalah
pandemi corona. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa ditengah pandemi virus ini
dibutuhkan langkah yang tepat guna mengatasi masalah ekonomi dinegara ini.
Berbagai kebijakan perlu dibuat dan dilakukan oleh Indonesia guna dapat
mampu menekan angka stabilitas ekonomi di Indonesia. Pada saat ini dimana
Indonesia sedang di hadapkan oleh krisis ekonomi akibat lambatnya laju pertumbuhan
ekonomi serta banyaknya masyarakat yang bekerja terpaksa dirumahkan akibat
banyaknya lapangan pekerjaan yang tutup sementara akibat masalah pandemi ini
maka pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan bersamaan dengan kebijakan
yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah khususnya daerah yang saat ini menjalankan
kebijakan PSBB guna menanggulangi penyebaran virus tersebut.
Pemerintah pusat mengeluarkan beberapa kebijakan ekonomi guna mengatasi
masalah akibat Pandemi COVID-19 diantaranya yang pertama, Presiden
memerintahkan seluruh menteri, gubernur dan wali kota memangkas rencana belanja
yang bukan belanja prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kedua, melalui
Presiden meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengalokasikan
ulang anggarannya untuk mempercepat pengentasan dampak corona, baik dari sisi
kesehatan dan ekonomi. Langkah tersebut sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres)
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran
serta Pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka Percepatan Penanganan Virus Corona.
Ketiga, pemerintah pusat serta pemerintah daerah menjamin ketersediaan
bahan pokok, diikuti dengan memastikan terjaganya daya beli masyarakat, terutama
masyarakat lapisan bawah. Bantu para buruh, pekerja harian, petani, nelayan, dan
pelaku usaha mikro dan kecil agar daya belinya terjaga. Salah satunya seperti halnya
yang dilakukan di Provinsi Jawa Barat dimana pemerintah derah mebagikan logistik
kepada setiap masyarakat yang membutuhkan ditengah wabah virus COVID-19. ujar
Jokowi. Keempat, pemerintah mendorong program Padat Karya Tunai diperbanyak
dan dilipatgandakan, dengan catatan harus diikuti dengan kepatuhan terhadap
protokol pencegahan virus corona, yaitu menjaga jarak aman satu sama lain. selain itu
pemerintah juga mengeluarkan kebijakan melaui kartu prakerja sebagai salah satu
upaya dalam mengatasi masalah ditengan penyebaran ekonomi, walaupun kebijakan
ini dirasa tidak sesuai dengan fungsi dari dibuatnya kebijakan ini pada awal masa
kampanye presiden.
Kelima, pemerintah memberikan tambahan sebesar Rp 50.000 pada pemegang
kartu sembako murah selama enam bulan. Dengan demikian, peserta kartu sembako
akan menerima Rp 200.000 per keluarga per bulan. Untuk menjalankan alokasi
tambahan kartu sembako ini, pemerintah menganggarkan biaya Rp 4,56 triliun.
Keenam, pemerintah juga membayarkan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 yang
selama ini dibayar oleh wajib pajak (WP) karyawan di industri pengolahan. Alokasi
anggaran yang disediakan mencapai Rp 8,6 triliun. Ketujuh, Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) memberikan relaksasi kredit di bawah Rp 10 miliar untuk Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM). Relaksasi tersebut berupa penurunuan bunga dan
penundaan cicilan selama setahun, baik dari perbankan dan industri keuangan non
bank. Selain itu, penangguhan cicilan selama setahun juga berlaku bagi ojek, supir
taksi dan nelayan yang memiliki cicilan kendaraan.
Dari ketuju kebijakan tersebut masih dirasa belum efektif untuk tetap menekan
dampak buruk dari virus corona ini dalam aspek ekonomi. Indonesia dituntut untuk
dapat menciptakan berbagai skenario yang mungkin dapat digunakan untuk menekan
masalah ekonomi ini. Hal ini karena dampak dari penyebaran virus corona ini tidak
diketahui kapan akan berhenti. Salah satu skenario yang dikeluarkan oleh pemerintah
adalah melalui pembuatan paket kebijakan pariwisata. Kebijakan ini berisi mengenai
pemberian paket-paket pariwisata untuk mencegah dampak terlalu besar terhadap
jumlah kunjungan pariwisata ke Indonesia. Hal ini karena kunjungan itu berpengaruh
pada restoran, hotel, maka kebijakan ini akan memfokuskan kepada daerah-daerah
yang kena dampak langsung itu. Itu dipaket-paket seperti paket pariwisata terkait
diskon pesawat, untuk travel agen, untuk daerah sendiri juga malam ini formulasinya
sedang difinalkan.
Akan tetapi kebijakan tersebut menuai kritik yang keras dari masyarakat dan
para akademis serta para pihak pihak kesehatan. Hal ini karena kebijakan tersebut
dapat menimbulkan penyebaran virus covid-19 kesetiap daerah yang memiliki objek
wisata. Hal ini akan berdampak fatal karena dengan biaya paket wisata murah makan
banyak masyarakat yang tergiur dan akan pergi berwisata dan akhirnya dapat
menimbulkan masalah abru yaitu mudahnya penyebaran virus corona dari program
tersebut. Sehingga program ini pun harus segera di respon oleh pemerintah untuk
dikaji ulang agar mencegah terjadinya permasalahan dan kegaduhan di masyarakat.
A. Kesimpulan
Dengan demikian sebagai sebuah negara yang mendapatkan bonus demografi
saat ini, Negara Indonesia harus mampu menanfaatkan posisi tersebut walaupun saat
ini Indonesia sedang berada titengah ancaman krisis ekonomi akibat wabah virus
corona dimana di saat ini, posisi pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang mengalami
perlambatan serta berbagai persoalan akibat wabah virus corona seperti halnya
banyaknya pemutusan hubungan kerja, serta perlambatan laju investasi.
Sebagai sebuah negara yang memiliki bonus demografi di era ini, Indonesia
harus mampu menjaga pertumbuhan ekonominya guna dapat meningkatkan
pembangunan negara walaupun saat ini Indonesia berada ditengan kondisi
ketidakstabilan ekonomi akibat penyebaran virus corona, Indonesia harus mampu
menjalankan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai kebijaakan
yang dirasa efektif guna mencegah perlambatan pertumbuhan ekonomi dan menjadi
masalah diwaktu yang akan datang.
Dengan demikian sebagai bagian dari masyarakat yang menjadi bonus
demografi Indonesia, dalam menjalankan dan tetap meningkatkan kondisi pertumbuhan
ekonomi di Indonesia para bagian dari masyarakat yang menjadi bagian dari bonus
demografi dapat melakukan berbagai inovasi dan kegiatan yang dapat tetap
meningkatkan produktifitas dan keuntungan melalui media sosial dan dunia maya yang
dimanfaatkan guna mendapatkan keuntungan ditengan wabah covid-19 saat ini.
B. Saran
Sebagai negara yang memiliki bonus demografi saat ini, Indonesia seharusnya
mampu mengatasi masalah krisis ekonomi. Salah satu cara dalam mengatasi masalah
ini adalah dengan memanfaatkan masyarakat yang menjadi bagian dari bonus
demografi untuk ikut berkontribusi dalam mengatasi masalah ini salah satunya dapat
dilakukan melalui industri kreatif pembuatan masker atau hand sanitaizer sebagai
langkah dalam mengatasi tingkat pengangguran dan kemiskinan serta sebagai langkah
dalam meningkatkan posisi perkembangan ekonomi guna mencegah terjadinya krisis
ekonomi.
Selain itu melaluin pemanfaatan kebijakan dengan baik juga harus dilakukan
agar dapat mengatasi masalah ini serta dengan memberikan kesempatan masyarakat
dalam bagian bonus demografi untuk mengembangkan usaha inovatif informal maka
akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi serta melalui pemberian bantuan langsung
tunai juga dapat meningkatkan kebutuhan masyakat serta dapat menjadi sebuah modal
awalan dalam menciptakan usaha di kondisi saat ini.