Anda di halaman 1dari 11

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA DISEBABKAN

OLEH PANDEMI COVID-19

Disusun oleh:

Nirmawati C10119234

Abriani Santi sambu C10119233

Maimuna Zulkarmila C10119231

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis ekonomi adalah suatu keadaan dimana menurunnya perekonomian


disuatu negara yang disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang tutup dan
meningkatnya jumlah pengangguran. Dunia sudah dua kali mengalami krisis ekonomi
yang dinamakan dengan krisis ekonomi global dan kali ini terjadi lagi krisis ekonomi
untuk yang ketiga kalinya. Krisis ekonomi saat ini disebabkan oleh menyebarnya virus
hampir ke seluruh negara di dunia. Menyebarnya virus ini menyebabkan banyak
permasalahan di setiap negara. Virus tersebut adalah Corona Virus atau COVID-19
yang sudah dinyatakan sebagai pandemi karena sudah meluas diseluruh negara.
Indonesia adalah salah satu negara yang tertular COVID-19 dan saat ini perekonomian
di Indonesia pun sedang mengalami penurunan karena banyak usaha-usaha yang tutup
karena sepinya pengunjung dan pekerja yang mengalami PHK karena pemiliki usaha
tidak mampu menggaji. Pandemi ini tidak hanya menimbulkan masalah ekonomi saja
akan tetapi masalah social juga karena dengan adanya COVID-19 tingkat mortalitas
atau kematian semakin meningkat tiap hari nya dan masyarakat diberi batasan untuk
melakukan sosialisasi guna mencegah menyebarnya COVID-19.

Akan tetapi dari kebijakan tersebut dan akibat dari pandemi virus ini muncul
permasalahan yang dirasakan dari berbagai kalangan baik kalangan atas, menengah dan
bawah. Namun, tentu saja kalangan bawah merasakan dampak yang begitu besar,
pasalnya mereka menjadi kesulitan dalam mencari nafkah dan kesulitan untuk
mendapatkan alat pencegahan Covid-19 seperti handsanitizer dan masker sehingga
mereka mudah terkena virus sehingga menyebebakan kematian. Pemerintah pun
berupaya semaksimal mungkin agar bisa menangani pasien-pasien Covid-19 dengan
baik dan juga memberikan alat pencegahan kepada kalangan bawah.

Selain itu kondisi saat ini dimana Indonesia sebagai negara yang memiliki
bonus demografi yang seharusnya sedang dalam kondisi membangun sebuah kekuatan
ekonomi yang sangat besar harus mengalami keterlambatan ekonomi akibat dari wabah
virus ini dimana, kondisi saat ini membuat perekonomian negara menjadi terganggu.
Selain itu adanya program PSBB serta progran Physical Distancing diberbagai daerah
sebagai langkah negara dalam mencegah penularan virus tersebut ternyata memiliki
dampak yang buruk dalam segi pertumbuhan ekonomi.

Dimana kodisi saat ini secara tidak langsung membuat ekspor dan impor produk
menjadi tergangu, serta berkurangnya atau melambatnya laju investasi. Hal ini terjadi
akibat dari sulitnya masuk investasi dari luar akibat pengaruh wabah virus ini. Selain
itu banyaknya tenaga kerja produktif yang harus mengalami putus hubungan kerja
akibat dari kondisi saat ini yang membuat berbagai bidang khususnya industri
mengalami penurunan penjualan dan permintaan pasar seperti industri tekstiel dan
industri garme dalam basis pembuatan pakaian secara masal. Banyaknya yang
mengalami pemutusan hubungan kerja ini membuat tingginya jumlah angka
pengangguran.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi Indonesia sebagai negara yang mendapat bonus demografi


ditengah ancaman krisis ekonomi akibat pandemic covid-19?

2. Bagaimana upaya pemerintah dalam menangani krisis ekonomi pada saat pandemi
covid-19 ?

3. Bagaimana upaya masyarakat yang menjadi bonus demografi di Indonesia dalam


menghadapi krisis ekonomi akibat pandemic covid-19?

C. Tujuan

1. Mengetahui kondisi perekonomian di Indonesia sebagai negara yang mendapatkan


bonus demografi ditengah acamanan penyebaaran virus covid-19

2. Mengetahui peran pemerintah dalam menangani krisis ekonomi saat pandemi


covid-19

3. Mengetahui peran masyarakat khususnya masyarakat yang menjadi bagian dari


bonus demografi di Indonesia dalam menanggapi krisis ekonomi saat pandemi
covid-19
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi Indonesia sebagai Negara yang Mendapat Bonus Demografi Ditengah


Ancaman Krisis Ekonomi Akibat Pandemic COVID-19
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki dampak dari pandemi
COVID-19 ini mengalami banyak kerugian seperti dalam hal social, ekonomi dan
budaya bahkan dengan adanya virus ini tidak sedikit orang-orang dari berbagai negara
yang telah meninggal karena daya tahan tubuh mereka yang tidak kuat melawan virus
tersebut.Di Indonesia, data hingga Senin (6/4/2020) jumlah orang
yang terinfeksi mencapai 2.491 orang, 209 meninggal dan 192 orang dinyatakan
sembuh. Akibat dari pandemi ini Indonesia pun ikut terkena dampak dalam segi
ekonomi dimana dampaknya membuat setiap negara harus mengeluarkan kebijakan
guna mencegah penularan virus tersebut. Berbagai kebijakan dikeluarkan oleh berbagai
negara mulai dari social distancing, Physical distancing, Lock Down, dan terkini di
Indonesia dibuat regulasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menyusul
terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020.
Kondisi ini tentu berdampak pada turunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi
global.Berbagai lembaga internasional memprediksi turunnya proyeksi ekonomi global
tahun ini. Internasional Monetary Found (IMF) menyebutkan penyebaran virus Corona
yang cepat akan menghapus harapan pertumbuhan ekonomi 2020. Imbas dari kebijakan
setiap negara dan kebijakan negara itu sendiri menimbulkan kelumpuhan sebagian
sistem perekonomian seperti halnya sistem ekspor dan impor yang tertunda, serta
penuutupan sejumlah lapangan pekerjaan guna mencegah penyebarann virus tersebut.
Kondisi ini membuat Negara Indonesia mengalami berbagai persoalan ekonomi
diberbagai sektor dimana, sektor-sektor yang ikut terkena dampak dari wabah virus ini
adalah sektor lembaga keuangandi Indonesia seperti perbankan hingga konsumsi rumah
tangga yang menurun. Di sektor konsumsi rumah tangga terjadi ancaman kehilangan
pendapatan masyarakat karena tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Terutama rumah tangga miskin dan rentan serta sektor informal.Kemudian, penurunan
lainnya juga terjadi pada UMKM. Pelaku usaha ini tidak dapat melakukan kegiatan
usahanya sehingga terganggu kemampuan memenuhi kewajiban kredit.
Selain itu menurut Menteri Keuangan RI bahwa ekonomi Indonesia mendapat
pengaruh virus corona. Dimana pada dasarnya Indonesia merespons apa yang
berkembang di dunia ini terutama dari G-20 bahwa suasana perekonomian dunia sangat
terpengaruh oleh kondisi virus corona yang sampai hari ini masih belum dipastikan ini
akan menjadi seberapa panjang. Dalam menghadapi masalah iniberbagai negara lain
sudah membuat skenario untuk mengantisipasi penurunan pertumbuhan ekonomi
akibat virus corona, termasuk Indonesia.
Skenario tersebut perlu segera dibuat karena, Negara Indonesia mengalami
kesulitan dalam segi ekonomi dimana kebutuhan akan pentingnya biaya kesehatan dan
logistik masyarakat yang harus terpenuhi oleh masyarakat, serta menimbulkan
banyaknya pemutusan hubungan kerja akibat banyak lapangan pekerjaan khususnya di
Indonesia dalam bidang industri yang mengalami berhenti produksi akibat tidak adanya
pesanan dari luar akibat wabah virus ini. Selain itu usaha industri kreatif dan rumahan
juga mengalami dampak akibat sulitnya mendapatkan konsumen akibat kondisi
kesulitan saat ini. Hal ini membuat kondisi di Indonesia sebagai negara yang
mendapatkan bonus demografi mengalami kesulitan dalam mendongkrak pertumbuhan
ekonomi akibat masalah pandemi virus ini.
Selain itu tingkat kematian yang terus menaik kini menjadikan masyarakat
semakin khawatir karena pemerintah akan memberikan waktu lebih lama lagi untuk
melakukan Lock Down sehingga semakin banyak para pekerja kesulitan mencari
penghasilan karena pemberlakuan yang diterapkan oleh pemerintah. Kini masyarakat
berharap akan menurunnya tingkat kematian yang disebabkan COVID-19 agar
Indonesia cepat ‘sembuh’ dari pandemi ini dan tidak ada lagi pekerja yang kehilangan
pekerjaan atau sulit untuk mencari penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. Upaya Pemerintah dalam Menangani Krisis Ekonomi Saat Pandemi COVID-19


Krisis ekonomi yaitu lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak
perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur.
Sebelumnya sekitar tahun 1997-1998 Indonesia pernah mengalami krisis moneter
yang berlangsung cukup lama sehingga menimbulkan krisis ekonomi yang parah saat
itu. Pada saat itu Indonesia mengalami krisis moneter dikarenakan jatuhnya nilai tukar
rupiah terhadap dollar AS sehingga Bank – Bank mulai kehabisan modal karena
banyaknya kredit yang tertunda. Sehingga Indonesia menjadi negara paling buruk
dibandingkan negara lain.

Pada situasi tersebut tentu menimbulkan dampak yang sangat buruk terhadap
roda perekonomian Indonesia dan membawa trauma tersendiri bagi masyarakat.
Indonesia tidak hanya mengalami krisis ekonomi saja tetapi krisis social – politik,
fenomena saat itu disebut dengan ‘Krisis Multidimensional’ karena berdampak buruk
hampir keseluruh sistem Indonesia. Tahun 2008-2009 terjadi krisis ekonomi global
yang dianggap sebagai krisis finansial terburuk sepanjang sejarah selama 80 tahun
terakhir, krisis tersebut disebut dengan ‘’The Mother of All Crisis’’.‘’The Mother of
All Crisis’’ bermula dari Amerika dan kemudian meluas hampir ke seluruh dunia
salah satu negara yang terkena dampak dari krisis ekonomi global adalah Indonesia.
Indonesia kembali lagi mengalami krisis ekonomi karena Indonesia memiliki
perekonomian terbuka dan saling ketergantungan antar negara, oleh karena itu
Indonesia mudah terkena dampak eksternal. Namun pada krisis 2008 – 2009 dampak
yang dirasakan oleh Indonesia tidak begitu besar karena saat itu Indonesia hanya
memiliki rasio ekspor atas PDB sekitar 29%. Hal itu merupakan keuntungan bagi
Indonesia sendiri..
Menurut Rohmad Hadiwijoyo (Ketua Dewan Direktur CIDES) UMKM
Indonesia telah berperan penting sebagai backbone dan buffer zone yang
menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan ekonomi meskipun UMKM belum
signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional. Seperti yang
diperlihatkan dalam data BPS bahwa pascakrisis tahun 1997-1998 jumlah UMKM
tidak mengalami pengurangan melainkan meningkat, tercatat pada tahun 2012 ada 85
juta hingga 107 tenaga kerja dan jumlah total pengusaha di Indonesia sebanyak
56.539.560 unit. Namun pada tahun 2020 ini Indonesia dikhawatirkan akan
mengalami kembali krisis ekonomi untuk ketiga kalinya karena pandemic Covid-19.
Oleh karena itu pemerintah mulai melakukan banyak cara untuk mengantisipasi
terjadinya krisis ekonomi
Sebagai sebuah negara yang memiliki bonus demografi di era ini, ditambah
dengan posisi indonesia sebagai negara anggota G20 yang mewakili wilayah Asia
Tenggara, serta telah dimasukannya isu bonus demografi ke dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Termasuk
menjabarkan kerangka pelaksanaannya. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena bonus
demografi telah disadari dan mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Salah satu upaya pemerintah untuk menghadapi era bonus demografi ini
melalui pemerataan pendidikan dasar bagi seluruh penduduk Indonesia dengan
memberikan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebesar 1,3
Triliun. Pemerataan akses pendidikan dasar terutama bagi penduduk yang ada di
pelosok dan kurang mampu secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia Indonesia.
Selain itu dicanangkannya pendidikan kependudukan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menjadi salah satu upaya untuk memberikan
pengetahuan, kesadaran, dan tingkah laku tentang komponen-komponen dalam
demografi dan kependudukan. Dengan mengetahui, setidaknya penduduk usia non
produktif (penduduk usia sekolah sampai 15 tahun) menjadi sadar dan akhirnya akan
mempengaruhi perilaku mereka yang serba bertanggung jawab terhadap pertambahan
penduduk di Indonesia.
Akan tetapi saat ini seluruh dunia bahkan Negara Indonesia sedang dihadapi
dengan isu penyebaran wabah virus corona, dimana wabah ini telah mengancam
pertumbuhan ekonomi dunia bahwa Indonesia. Oleh karena ini sebagai sebuah negara
yang sedang merancang pembangunan ekonominya melalui bonus demografi,
Indonesia harus segera membuat langkan atau skenario guna dapat mengatasi masalah
pandemi corona. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa ditengah pandemi virus ini
dibutuhkan langkah yang tepat guna mengatasi masalah ekonomi dinegara ini.
Berbagai kebijakan perlu dibuat dan dilakukan oleh Indonesia guna dapat
mampu menekan angka stabilitas ekonomi di Indonesia. Pada saat ini dimana
Indonesia sedang di hadapkan oleh krisis ekonomi akibat lambatnya laju pertumbuhan
ekonomi serta banyaknya masyarakat yang bekerja terpaksa dirumahkan akibat
banyaknya lapangan pekerjaan yang tutup sementara akibat masalah pandemi ini
maka pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan bersamaan dengan kebijakan
yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah khususnya daerah yang saat ini menjalankan
kebijakan PSBB guna menanggulangi penyebaran virus tersebut.
Pemerintah pusat mengeluarkan beberapa kebijakan ekonomi guna mengatasi
masalah akibat Pandemi COVID-19 diantaranya yang pertama, Presiden
memerintahkan seluruh menteri, gubernur dan wali kota memangkas rencana belanja
yang bukan belanja prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kedua, melalui
Presiden meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengalokasikan
ulang anggarannya untuk mempercepat pengentasan dampak corona, baik dari sisi
kesehatan dan ekonomi. Langkah tersebut sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres)
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran
serta Pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka Percepatan Penanganan Virus Corona.
Ketiga, pemerintah pusat serta pemerintah daerah menjamin ketersediaan
bahan pokok, diikuti dengan memastikan terjaganya daya beli masyarakat, terutama
masyarakat lapisan bawah. Bantu para buruh, pekerja harian, petani, nelayan, dan
pelaku usaha mikro dan kecil agar daya belinya terjaga. Salah satunya seperti halnya
yang dilakukan di Provinsi Jawa Barat dimana pemerintah derah mebagikan logistik
kepada setiap masyarakat yang membutuhkan ditengah wabah virus COVID-19. ujar
Jokowi. Keempat, pemerintah mendorong program Padat Karya Tunai diperbanyak
dan dilipatgandakan, dengan catatan harus diikuti dengan kepatuhan terhadap
protokol pencegahan virus corona, yaitu menjaga jarak aman satu sama lain. selain itu
pemerintah juga mengeluarkan kebijakan melaui kartu prakerja sebagai salah satu
upaya dalam mengatasi masalah ditengan penyebaran ekonomi, walaupun kebijakan
ini dirasa tidak sesuai dengan fungsi dari dibuatnya kebijakan ini pada awal masa
kampanye presiden.
Kelima, pemerintah memberikan tambahan sebesar Rp 50.000 pada pemegang
kartu sembako murah selama enam bulan. Dengan demikian, peserta kartu sembako
akan menerima Rp 200.000 per keluarga per bulan. Untuk menjalankan alokasi
tambahan kartu sembako ini, pemerintah menganggarkan biaya Rp 4,56 triliun.
Keenam, pemerintah juga membayarkan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 yang
selama ini dibayar oleh wajib pajak (WP) karyawan di industri pengolahan. Alokasi
anggaran yang disediakan mencapai Rp 8,6 triliun. Ketujuh, Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) memberikan relaksasi kredit di bawah Rp 10 miliar untuk Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM). Relaksasi tersebut berupa penurunuan bunga dan
penundaan cicilan selama setahun, baik dari perbankan dan industri keuangan non
bank. Selain itu, penangguhan cicilan selama setahun juga berlaku bagi ojek, supir
taksi dan nelayan yang memiliki cicilan kendaraan.
Dari ketuju kebijakan tersebut masih dirasa belum efektif untuk tetap menekan
dampak buruk dari virus corona ini dalam aspek ekonomi. Indonesia dituntut untuk
dapat menciptakan berbagai skenario yang mungkin dapat digunakan untuk menekan
masalah ekonomi ini. Hal ini karena dampak dari penyebaran virus corona ini tidak
diketahui kapan akan berhenti. Salah satu skenario yang dikeluarkan oleh pemerintah
adalah melalui pembuatan paket kebijakan pariwisata. Kebijakan ini berisi mengenai
pemberian paket-paket pariwisata untuk mencegah dampak terlalu besar terhadap
jumlah kunjungan pariwisata ke Indonesia. Hal ini karena kunjungan itu berpengaruh
pada restoran, hotel, maka kebijakan ini akan memfokuskan kepada daerah-daerah
yang kena dampak langsung itu. Itu dipaket-paket seperti paket pariwisata terkait
diskon pesawat, untuk travel agen, untuk daerah sendiri juga malam ini formulasinya
sedang difinalkan.
Akan tetapi kebijakan tersebut menuai kritik yang keras dari masyarakat dan
para akademis serta para pihak pihak kesehatan. Hal ini karena kebijakan tersebut
dapat menimbulkan penyebaran virus covid-19 kesetiap daerah yang memiliki objek
wisata. Hal ini akan berdampak fatal karena dengan biaya paket wisata murah makan
banyak masyarakat yang tergiur dan akan pergi berwisata dan akhirnya dapat
menimbulkan masalah abru yaitu mudahnya penyebaran virus corona dari program
tersebut. Sehingga program ini pun harus segera di respon oleh pemerintah untuk
dikaji ulang agar mencegah terjadinya permasalahan dan kegaduhan di masyarakat.

C. Upaya Mayarakatyang Menjadi Bonus Demografi di Indonesia dalam


Menghadapi Krisis Ekonomi Akibat Pandemic COVID-19

Penduduk dunia diperkirakan mencapai 7,4 miliar jiwa dimana Indonesia


menyumbang sebesar 255.182.144 juta jiwa atau sekitar 28,98% penduduk dunia
adalah penduduk Indonesia. Modal manusia yang sangat besar ini harus
dimanfaatkan sebaik baiknya untuk membangun Indonesia. Karena sejak tahun 2015
Indonesia telah masuk ke era bonus demografi dimana jumlah penduduk usia
produktif sangat banyak. Penduduk usia produktif ini adalah merupakan tenaga kerja
yang dapat dimanfaatkan untuk membangun Indonesia. Tenaga kerja yang jumlahnya
meningkat ini dapat dimanfaatkan apabila mereka terdidik, terampil, sehat dan ada
lapangan pekerjaannya.
Dalam perjalannya saat ini sebagai sebuah negara yang memiliki bonus
demografi, Indonesia mengalami masalah ancaman krisis ekonomi akibat wabah virus
COVID-19 yang tengan terjadi di seluruh dunia saat ini. Permasalahan ini pula
menyebabkan banyaknya para golongan yang termasuk kelompok bonus demografi
mengalami putus kerja akibat banyaknya lapangan pekerjaan yang tutup akibat
penyebaran virus ini. Oleh karena itu sebagai golongan generasi muda diharapkan
mampu memberikan solusi atas masalah yang terjadi serta dalam hal memenuhi
kebutuhan hidup di kondisi masyarakat saat ini mereka diharapkan mampu
menciptakan langkah yang tetap dapat menimbulkan kondisi yang produktif walaupun
saat ini tengah berada di tengah wabah COVID-19.
Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh para golongan generasi muda
yang menjadi bonus demografi negara bisa melakukan upaya guna tetap
meningkatkan produktifitas dan juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Langkah
yang dapat diambil diantaranya:
1. Melakukan usaha informal berbasis aplikasi. Langkah ini dianggap efektif
dalam meningkatkan produktifias karena ditengah kondisi saat ini banyak
masyarakat yang tidak bisa keluar rumah untuk membeli bahan kebutuhannya
sehingga dengan melalui media belanjan online mereka bisa tetap mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan juga golongan yang mennjadi bonus demografi
dapat menjadi tetap produktif ditengah kondisi saat ini.
2. Memanfaatkan situasi melalui inovasi. Langkah ini harus dilakukan guna dapat
mendorong diri setiap golongan generasi muda yang menjadi bonus demografi
negara untuk tetap produkif diantaranya adalah dengan membuat kelompok
dalam berbisnis atau membuat inovasi via aplikasi atau onlie seperti halnya di
kota bandung dimana sekelompok pemuda membuat aplikasi untuk para warga
berbelanja kebutuhan di pasar tradisional sehingga mereka bisa membatu dua
golongan sekaligus yaitu pedagang pasar dan juga warga yang menjadi
konsumen dimana kelompok ini menjadi pelantara diantara keduanya.
3. Memanfaatkan media sosial untuk berbisnis dan berinovasi. Di era saat ini
banyak langkah yang dapat ditempuh oleh para generasi muda diantaranya yaitu
melalui bisnis berbasis media sosial dimana dengan melalui media sosial tidak
akan terciptanya kontak langsung dan dapat mencegah penularan virus serta
tetap menjadi golongan yang produktif.
SIMPULAN

A. Kesimpulan
Dengan demikian sebagai sebuah negara yang mendapatkan bonus demografi
saat ini, Negara Indonesia harus mampu menanfaatkan posisi tersebut walaupun saat
ini Indonesia sedang berada titengah ancaman krisis ekonomi akibat wabah virus
corona dimana di saat ini, posisi pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang mengalami
perlambatan serta berbagai persoalan akibat wabah virus corona seperti halnya
banyaknya pemutusan hubungan kerja, serta perlambatan laju investasi.
Sebagai sebuah negara yang memiliki bonus demografi di era ini, Indonesia
harus mampu menjaga pertumbuhan ekonominya guna dapat meningkatkan
pembangunan negara walaupun saat ini Indonesia berada ditengan kondisi
ketidakstabilan ekonomi akibat penyebaran virus corona, Indonesia harus mampu
menjalankan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai kebijaakan
yang dirasa efektif guna mencegah perlambatan pertumbuhan ekonomi dan menjadi
masalah diwaktu yang akan datang.
Dengan demikian sebagai bagian dari masyarakat yang menjadi bonus
demografi Indonesia, dalam menjalankan dan tetap meningkatkan kondisi pertumbuhan
ekonomi di Indonesia para bagian dari masyarakat yang menjadi bagian dari bonus
demografi dapat melakukan berbagai inovasi dan kegiatan yang dapat tetap
meningkatkan produktifitas dan keuntungan melalui media sosial dan dunia maya yang
dimanfaatkan guna mendapatkan keuntungan ditengan wabah covid-19 saat ini.
B. Saran
Sebagai negara yang memiliki bonus demografi saat ini, Indonesia seharusnya
mampu mengatasi masalah krisis ekonomi. Salah satu cara dalam mengatasi masalah
ini adalah dengan memanfaatkan masyarakat yang menjadi bagian dari bonus
demografi untuk ikut berkontribusi dalam mengatasi masalah ini salah satunya dapat
dilakukan melalui industri kreatif pembuatan masker atau hand sanitaizer sebagai
langkah dalam mengatasi tingkat pengangguran dan kemiskinan serta sebagai langkah
dalam meningkatkan posisi perkembangan ekonomi guna mencegah terjadinya krisis
ekonomi.
Selain itu melaluin pemanfaatan kebijakan dengan baik juga harus dilakukan
agar dapat mengatasi masalah ini serta dengan memberikan kesempatan masyarakat
dalam bagian bonus demografi untuk mengembangkan usaha inovatif informal maka
akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi serta melalui pemberian bantuan langsung
tunai juga dapat meningkatkan kebutuhan masyakat serta dapat menjadi sebuah modal
awalan dalam menciptakan usaha di kondisi saat ini.

Anda mungkin juga menyukai