Anda di halaman 1dari 4

Nama : Qurrota Ayu Nindien

NPM : 1711021046

Tugas Resume Penentuan Harga Barang Publik

Penyediaan barang-barang publik yang dibutuhkan oleh pemerintah menimbulkan persoalan


karena barang-barang tersebut tidak dapat dijual oleh konsumen saja (prinsip pengecualian) atau
karena tidak efisiean (barang nonrival). Kasus dalam penyedian barang public bisa dilihat pada
suatu industri yang mempunyai struktur biaya menurun (decreasing cost) dimana untuk industri
tersebut sebetulnya mekanisme pasar bisa dipakai namun akan menyebakan harga tinggi dan
jumlah barang yang sedikit. Sehingga dalam jenis industri ini persaingan yang tajam dan hanya
akan menyisakan satu perusahaan yang mampu bertahan sehingga disebut monopoli alamiah
misalnya seperti perusahaan air minum, kereta api dsb.

Dalam diagram diatas, pengusaha mempunyai tujuan keuntungan maksimum MC=MR pada
tingkat output OX1 dan harga OH1. Namun bagi perekonomian, tingkat produsi yang efisien
berada di OX2 yaitu pada AR=MC. Akan tetapi, tingkat produksi OX2 jauh lebih besar
dibandingan dengan OX1 dan perbedaan harganya sangat besar sehingga dibutuhkan penganan
langsung oleh pemerintah agar barang-barang tersedia untuk memenuhi kebutuhan publik. Untuk
itu, pemerintah akan menentukan tingkat produksi sebesar OX2, dimana pemerintah aka
menderita defisit sebesar OX2 x DE. Ada beberapa cara pemerintah untuk menutup deifsit :

1. Pajak Untuk Menutup Defisit


Jika jenis pajak lump sum(dikenakan dalam jumlah yang sama) digunakan untuk
menutup defisit maka tidak masalahdari segi efisiensi karena pajak ini tidak
mempengaruhi perilaku masyarakat (hanya menimbulkan efek pendapatan) tetapi tidak
efek subsitusi). Akan tetapi pajak ini bertetntangn dengan prinsip kemampuan membayar
pajak. Jika pemerintah menggunakan pemungutan pajak berdasarkan kemampuan bayar
pajak maka akan bersifat adil. Namun akan memnimbulkan perubahan perilaku
konsumen sehingga pakjak tersebut tidak efisien. Jadi pemungutan pajak dalam menutupi
defisit menyebabkan ketidakadilan bagi masyarakat, karena belum tentua semua orang
yang membayar pajak meikmati barang tersebut.

2. Pungutan Untuk Menutupi Defisit


Mengenai sistem pungutan ini digunakan dua cara dalam pengenaan harga. Pada sistem
harga ini setiap konsumen harus membayar pungutan atas setiap unit barang yang
dikonsumsikan . selain itu mereka juga harus membayar tambahan pungtan atau
pembayaran dlam jumlah yang sama untuk setiap konsumen sehingga tambahn pungutan
akan menimbulkan efek subsitusi amtara menjadi langganan atau tidak namun tidak
menimbulkan efek subsitusi dari tingkat penggunaan jumlah barang tersebut. Apabila
defisit perusahaan negara tersebut kecil sedangkan konsumennya banyak maka pungutan
tambahan akan menjadi sedikit sehingga masalah efisiensi dapat diatasi karena jumlah
pungutan tambahan idaka akan menyebabkan mengurangi permintaan barang dan jasa
perusahaan negara tersebut.
3. Diskriminasi Harga Untuk Menutup Defisit
Untuk melakukan diskriminasi harga itu ada dua syarat yaitu konsumen tidak dapat saling
berhubungan dan elastisitas permintaan berbeda untu konsumen yang berbeda pula.
Kebijaksanaan diskriminasi harga ini banyak dilaksanakan oleh perusahaan air minum,
listrik berdsarkan jenis golongan konsumen.tindakan pemerintah dalam melakukan
diskrimasi harga ini haruslah diupayakan agara excess burden bagi masyarakat sekecil
mungkin.

4. Peraturan Pemerintah Untuk Menutup Defisit


Peraturan pemerintah dapat juga digunakan sebagai suatu sistem pengenaan harga yang
ditetapkan oleh suatu perusahaan negara. Pada umumnya peraturan pemerintah
menetapkan bahwa harga yang dapat dipungut haruslah dapat menutupi seluruh biaya
produksi termasuk pengembalian modal.

TEORI SECOND BEST

Dalam suatu perekonomian akan mencapai efisiensi optmal apabila dalam produksi dari
konsumsi terdapat pasar persaingan sempurna yang artinya semua indusri mentepakan harga
sesuai dengan penetapan harga marginal. Jadi apabila industri industri lain selain perusahan
negara tidak efisien maka pentepan harga digunakan dengan teori second best, dimana
pemerintah menetapkan harga pada perusahan-perusahaan atau sektor-sektor yang dapat diawasi
dengan adanya distorsi dalam industri atau sektor lainnya untuk memperbaiki alokasi sumber
ekonomi yang digunakan secara tidak efisien.
Dalam kurva diatas, misalkan barang X merupakan barang subsitusi barang Y. Penurunan harga
barang X akan menyebabkanjumlah barang X menigkat dan menyebakan kurva permintaa
barang Y akan bergeser ke kiri (Dy1).

Teori second best menyarakan bahwa apabila dalam suatu perekonomian terdapat banyak
industri yang tidak efisisen maka pemerintah harus memaksimumkan kemakmuran masyarakat
dengan penetapan harga pada perusahaan-perusahaan negara.dalam kbijakan second best juga ,
pemerintah harus berupaya agara tercapai penggunaan sumber ekonomi yang optimal, yaitu pada
suatu tingkat harga barang X di mana kerugian masyarakat sama besarnya dengan keuntungan
masyarakat akibat penurunan permintan barang Y.

PENENTUAN KAPASITAS PRODUKSI DAN HARGA PEAK LOAD

Sebelum melakukan suatu investasi untuk menghasilkan suatu jenis barag tertentu, masalh yang
timbul adalah menentukan berapa kapasitas produksi yang ingin dipasang, oleh karena itu
apabaila suatu jenis mesi dengan kapasitas tertentu telah dipasang maka produks maksimal
dbatasi oleh kapasitas produksi. Tingkat produksi pada kapasitas penuh sudah dapat ditingkatkan
lagi sehingga harga berfungsi untuk mengatur jumlah barang yang dibeli oleh konsumen.

Dalam menentukan kapasitas produksi, terdapat perbedaan antara keputusan yang diambil
investor swasta dan keputusan yang diambil oleh perusahaan negara. Dalam mengambil
keputusan investasi, pihak swasta hanya mementingkan efsiensi, sedangakn pada perusahaan
negara haruslah diperhitungkan efisiensi sosialnya.

PEAK LOAD PRICING

Ada tiga kesimpulan yang dapat diambil dari analisa kebijaksanaan harga peak load, yaitu :

1. Harga pada periode off-peak sama dengan biaya marginal jangka pendek yaitu H2 = B
2. Harga pada periode peak lebih tinggi daripada biaya marginal jangka panjang lebar
yaitu :
H1 = B + H/Wm > B + H, karena Wm < 1

3. Pada kapasitas optimum penerimaan total sama dengan biaya total sehingga para
konsumen pada periode peak menanggung seluruh biaya kapasitas yaitu sebesar H

PENENTUAN HARGA BARANG PUBLIK

Dalam hal penggunaan jalan yeng belum mencapai tingkat optimum sebaiknya pemerintah
menggunakan kebijakana pungutan sevara langsung dari segi praktik lebih mudah dan terdapat
keadilan. Namun lain halnya dengan penggunaan jala yang sudah melampaui titik optimum
dimana tambahan seorang pemakai jalan akan memperlambat arus lalu lintas. Dalam hal ini
penepatan harag berdasarakan peak-load harus dilaksanakan.

Apabila pemerintah mengenkan pungutan atas penggunaan jalan pada waktu-waktu sibuk (peak)
maka orang-orang yang tidak terlalu membutuhkan penggunaan jalan pada waktu tidak sibuk
(off peak) untuk menghindarkan diri dari pembayaran punguta tersebut sehingga distribusi
penggunaan jalan dapat dilakuka dengan leb9ih efisien. Karena berkurangnya arus lalu lintas
pada waktu-waktu sibuk maka arus lalu lintas lebih cepat sehingga orang-orang yang
menggunakan itu hanyalah orang yang mamu mebayar pungutan, yaitu orang yang menghargai
waktu sibuk tinggi sekali. Jadi, disini pungutan pada pemakaian jalan pada period sibuk akan
menyebabkan distribusi arus lalu lintas yang lebih merata sepanjang waktu dan penggunaan jalan
dapat lebih merata sepanjang waktu dan penggunaan jalan lebih disesuaikan dengan niali
konsumen sebagaiaman dengan kemauan membayar (Willingnes to pay).

Anda mungkin juga menyukai