Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM ILMU TANAH HUTAN SVPH214110

ACARA III
PENGENALAN JENIS TANAH

Nama : Yessi Aulia Permata Ayu


NIM : 21/482466/SV/19947
Kelas :B
Co Ass : Abdul Rahman Sidiq

Laboratorium Budidaya Hutan


Program Studi Pengelolaan Hutan
Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner
Sekolah Vokasi UGM
2021
ACARA III
PENGENALAN JENIS TANAH

I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pembentukan tanah dipengaruhi oleh iklim, bahan induk, organisme,
topografi, dan waktu pembentukan. Perbedaan kondisi faktor-faktor yang
memengaruhi pembentukan tanah mengakibatkan perbedaan jenis tanah yang
terbentuk. Tanah yang berada pada daerah dengan iklim yang sama tetapi
berasal dari bahan induk yang berbeda akan menghasilkan jenis tanah yang
berbeda. Tanah dengan bahan induk yang sama tetapi berada pada topografi
yang berbeda juga akan menghasilkan jenis tanah yang berbeda. Tanah dengan
keragaman dan jumlah organisme yang berbeda akan memiliki sifat-sifat yang
berbeda pula. Waktu pembentukan tanah juga berpengaruh pada jenis tanah
yang terbentuk. Tanah yang waktu pembentukannya lama pada umumnya
memiliki solum yang lebih tebal dibandingkan dengan tanah yang waktu
pembentukannya baru.

Indonesia terletak di daerah khatulistiwa, secara geografis berada di


6°LU – 11°LS. Secara umum disebutkan bahwa Indonesia merupakan daerah
dengan iklim tropis, namun demikian kondisi iklim daerah yang dekat dengan
khatulistiwa dengan daerah yang agak jauh dari khatulistiwa berbeda. Sebagai
contoh, perbedaan musim penghujan dan musim kemarau di Kalimantan tidak
tegas, sedangkan di Jawa tegas. Selain itu, Indonesia termasuk dalam cakupan
ring of fire sehingga beberapa wilayah di Indonesia tanahnya terbarui pada saat
adanya erupsi gunung berada. Topografi kawasan di Indonesia juga beragam,
mulai yang datar hingga lereng. Kondisi-kondisi tersebut mengakitbatkan jenis
tanah yang ada di Indonesia pun menjadi beragam. Oleh sebab itu pengenalan
jenis tanah perlu dilakukan sebagai landasan mengenali masing-masing sifat
tanah.
b. Tujuan

1. Mengetahui beberapa jenis tanah di Indonesia

2. Mendeskripsikan faktor-faktor pembentuk masing-masing jenis tanah

c. Manfaat

Setelah mengikuti praktikum mahasiswa dapat mengenali adanya perbedaan jenis


tanah di Indonesia beserta faktor yang memengaruhinya

II. METODE

a. Waktu : 30, Agustus 2021

b. Tempat : Laboratorium Budidaya Hutan, Program Studi Pengelolaan


Hutan, Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner dan rumah masing-masing

c. Bahan :

1. Tanah regosol

2. Tanah grumusol

3. Tanah mediteran

4. Tanah latosol

5. Tanah rendzina

d. Cara Kerja :

1. Daring di laboratorium

a. Memperharikan penjelasan instruktur mengenai:

• Deskrispsi umum jenis tanah


• Deskrisp umum faktor pembentuk tanah

b. Mendokumentasikan jenis tanah yang dijelaskan

2. Luring di rumah masing-masing

a. Mengunjungi suatu lahan (kebun, taman, halaman) di sekitar

Tempat tinggal Saudara. Usahakan lahan tersebut adalah tanah asli

Penyusun lahan, bukan tanah urugan/timbunan.

b. Mengamati dan mendokumentasikan kondisi tanah kemudian

Mendeskripsikan kondisi tanah tersebut

c. Menebak jenis tanah yang diamati

d. Jika memungkinkan tambahkan informasi dari berbagai media

Mengenai jenis tanah yang ada di lokasi pengamatan Saudara

Sebagai informasi pendukung.


III. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tanah

Tanah merupakan hasil transformasi zat-zat mineral dan organik


di muka daratan bumi. Tanah terbentuk di bawah pengaruh faktor-faktor
lingkungan yang bekerja dalam masa yang sangat panjang. Tanah
mempunyai organisasi dan morfologi. Tanah merupakan media bagi
tumbuhan tingkat tinggi dan pangkalan hidup bagi hewan dan manusia.
Tanah merupakan sistem ruang waktu, bermata empat (Sutanto, 2005).
Tanah menurut soil survey staff adalah kumpulan benda alami di
permukaan bumi yang setempat- setempat dimodifikasi atau bahkan
dibuat oleh manusia dari bahan-bahan tanah, mengandung gejala-gejala
kehidupan dan menopang atau mampu menopang pertumbuhan tanaman
di lapangan. Tanah meliputi horizon-horizon tanah yang terletak di atas
bahan batuan dan terbentuk sebagai hasil interksi sepanjang waktu dari
iklim, mahkluk hidup (organism), bahan induk dan relief (topogrofi)
(Rayes, 2006).
Tanah memiliki fungsi sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan
dan sebagai tempat dari akar tumbuhan dan air tanah tersimpan. Bahan
organik mempunyai peranan yang penting di dalam tanah terutama
terhadap sifat-sifat tanah. Pengaruh bahan organik terhadap tanah antara
lain bahan organik dapat mendorong meningkatkan daya mengikat air
dan mempertinggi jumlah air tersedia untuk kebutuhan tanaman. Bahan
organik dalam tanah dapat menyerap air 2–4 kali lipat yang berperan
dalam ketersediaan air tanah (Simanjuntak et al., 2012).
Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah
dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar)
tertentu dan kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan-
keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan pori diukur relative
terhadap tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah. Tanah yang
diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada
rongga-rongga udara (Wijaya, 2013).
Bahan induk tanah dapat berasal dari batuan atau longgokan
biomassa mati sebagai bahan mentah. Yang berasal dari batuan akan
menghasilkan tanah mineral, sedang yang berasal dari longgokan
biomassa mati akan menghasilkan tanah organik. Bahan penyusun tanah
organik dirajai oleh bahan organik dengan campuran bahan mineral
berupa endapan aluvial (Notohadiprawito, 2006).
Batuan induk yang berbeda mempunyai komposisi mineral yang
berbeda dan penting dalam proses pembentukan tanah. Kecepatan proses
pembentukan tanah sangat tergantung kepada ukuran butir dari bahan
induk tanah. Semakin halus, semakin mudah mengalami proses
pentanahan (Alam et al., 2012).

B. Faktor Pembentuk Tanah

Tanah merupakan tubuh di permukaan bumi yang tersusun atas


horizon atau lapisan yang berada di atas bahan induk atau batuan yang
terbentuk sebagai hasil interaksi faktorfaktor pembentuk tanah yaitu
iklim, organism, bahan induk, relief dan waktu. Proses pembentukan
tanah dimulai dari pelapukan batuan menjadi bahan induk atau horison
C. Selanjutnya terbentuk horison A, B disertai perubahan mineral yang
lazim disebut perkembangan tanah. (Crhistian, 2014).
Tanah bersama air dan udara merupakan sumber daya alam
utama yang sangat mempengaruhi kehidupan. Tanah mempunyaifungsi
utama sebagai tempat tumbuh dan berproduksi tanaman. Kemampuan
tanah sebagai media tumbuh akan dapat optimal jika di dukung oleh
kondisi fisika, kimia dan biologi tanah yang baik yang biasanya
menunjukkan tingkat kesuburan tanah. Tingkat kesuburan tanah yang
tinggi menunjukkan kualitas tanah yang tinggi pula. Kualitas tanah
menunjukkan kemampuan tanah untuk menampilkan fungsi-fungsinya
dalam penggunaan lahan atau ekosistem, untuk menopang produktivitas
biologi, mempertahankan kualitas lingkungan, dan meningkatkan
kesehatan tanaman, binatang, dan manusia. Berdasarkan pengertian
tersebut, sangat jelas kualitas tanah sangat erat hubungannya dengan
lingkungan, yaitu tanah tidak hanya dipandang sebagai produk
transformasi mineral dan bahan organik dan sebagai media pertumbuhan
tanaman tingkat tinggi, akan tetapi dipandang secara menyeluruh yaitu
mencakup fungsi-fungsi lingkungan dan kesehatan. (Zaenal, 2011).
Tanah merupakan hasil transformasi zat-zat mineral dan organik
di muka daratan bumi. Dapat dikatakan bahwa tanah adalah sumber
utama penyedia zat hara bagi tumbuhan. Tanah juga adalah tapak utama
terjadinya berbagai bentuk zat didalam daur makanan. Komponen
tanah(mineral,organik,air,dan udara) tersusun antara yang satu dan yang
lain membentuk tubuh tanah. Tubuh tanah dibedakan atas horizon-
horizon yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah sebagai hasil
proses pedogenesis. Bermacam-macam jenis tanah yang terbentuk
merupakan refleksi kondisi lingkungan yang berbeda. (Firman, 2009).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1. Hasil Pengamatan Tanah di Laboratorium
No Jenis tanah Foto Deskripsi Tanah Deskripsi faktor
Pembentuk
1 Regosol Tanah regosol merupakan tanah Tanah regosol
yang berbutir kasar atau berpasir merupakan tanah yang
hingga berkrikil. Memiliki warna terbentuk dari hasil
tanah kelabu hingga kekuningan. pelapukan batu abu
Kadar bahan organiknya rendah vulkanik, napal, dan
dan peka terhadap erosi. pasir pantai dengan
Mempunyai produktifitas rendah curah hujan yang
hingga tinggi. Biasanya terdapat di bervariasi di tiap
wilayah pegunungan atau pantang daerah. Tentunya
dengan wilayah bergelombang pembentukan tanah ini
hingga dataran tinggi. Tanah juga disebabkan oleh
regosol sering digunakan untuk ilkim, itensitras cahasa
persawahan dan perkebunan. Tanah matahari, relief, waktu
regosol juga mempunyai solum dan organisme
dengan ketebalan kurang lebih 25
cm yang mempunyai warna coklat
sampai coklat kekuing kuningan
2 Grumusol Tanah grumosol merupakan tanah Tanah grumusol adalah
yang umumnya berwarna kelabu tanah yang terbentuk
kehitam hitaman. Tanah ini dari batuan induk abu
mempunyaei kandungan bahan vulkanik, batuan napal
organik relatif rendah. Tanah dan tanah liat degan
grumosol meliliki gtektus yang wilayah yang memiliki
lempung berliat hingga liatdan peka curah hujan tinggi
terhadap erosi. Tanah ini biasanya sekitar 1000-2000 mm/
terdapat di dataran rendah.memiliki tahun. Tentunya
solum tanah yang agak dalam antara pembentukan tanah ini
100-200 cm yang berwarna kelabu juga disebabkan oleh
hingga hitam. ilkim, itensitras cahasa
matahari, relief, waktu
dan organisme
3 Mediteran Tanah mediteran umumnya Tanah mediteran
berwarna merah sampai coklat. merupakan hasil
Umumnya tanah ini terdapat di pembentukan batuan
wilayah yang mempunyai kapur keras dan batuan
ketinggian sekitar 0-400 m diatas sedimen. Tentunya
permukaan laut dengan curah hujan pembentukan tanah ini
antara 800-2500 mm/ tahun. juga disebabkan oleh
Bersifat peka terhadap erosi dan ilkim, itensitras cahasa
memiliki produktivitas rendah higga matahari, relief, waktu
sedang. Memiliki solum solum dan organisme
tanah agak tebal yaitu 1-2 m dengan
warna solum tanah coklat hingga
merah
4 Latosol Tanah latosol merupakan tanah Tanah latosol
dengan warna merah hingga kuning. merupakan tanah yang
Memiliki kandungan bahan organik terbentuk akibat
sedang, bersifat asam dengan ph pelapukan bahan induk
4,5-6,5. Tahan terhadap erosi. batuann vulkanik di
Produktifitasnya sedang hingga wilayah ilkim basah
tinggi. Cocok digunakan sebagai dengan curah hujan
lahan persawahan dan perkebunan. antara 2000-5000 mm/
Tanah latosol mempunyai solum tahun. Tentunya
tebal hingga sangat tebal yaitu 130- pembentukan tanah ini
500 cm yang mempunyai warna juga disebabkan oleh
merah atau coklat kekuningan. ilkim, itensitras cahasa
matahari, relief, waktu
dan organisme
5 Rendzina Tanah renzina adalah tanah organik Tanah rendzina
diatas tanah kapur yang memiliki merupakan tanah yang
kadar lempung seperti vertisol. Ciri terbentuk dari
– Tanah ini mengandung kadar pelapukan batuan kapur
lempung tinggi, tekstur halus dan dengan curah hujan
memiliki kemampuan mengikat air yang tinggi. Tentunya
yang tinggi. Sebaran – Jenis tanah pembentukan tanah ini
rensina dapat ditemukan di Jawa, juga disebabkan oleh
Sumatera, Sulawesi dan Papua. ilkim, itensitras cahasa
matahari, relief, waktu
dan organisme

Gambar 3.1. Tanah di sekitar rumah


Jenis tanah : Grumosol
Deskripsi tanah :
Tanah grumosol merupakan tanah yang umumnya berwarna kelabu
kehitam hitaman. Tanah ini mempunyai kandungan bahan organik relatif
rendah. Tanah grumosol meliliki tekstur yang lempung berliat hingga liat dan
peka terhadap erosi. Tanah ini biasanya terdapat di dataran rendah.memiliki
solum tanah yang agak dalam antara 100-200 cm yang berwarna kelabu hingga
hitam.terletak di dataran rendah dengan wilayah melandai atau bergelombang.
Sering digunakan untuk lahan sawah, tebu, tegalan, kapas, tembakau, dan
pohon jati.Untuk penyebarannya tanah ini terdapat di wilayah Jawa Tengah,
Jawa Timur, Madura, dan Sulawesi Selatan.
2. Pembahasan
Praktikum yang berjudul “Pengenalan Jenis Tanah” ini membahas
mengenai beberapa jenis tanah yang ada di Indonesia. Pada praktikum kali
ini, kami diperkenalkan mengenai deskrispsi umum jenis tanah dan
deskrispi umum faktor pembentuk tanah. Tanah merupakan unsur
permukaan bumi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanah
adalah lapisan atas bumi yang terbentuk dari berbagai campuran yaitu dari
pelapukan batuan induk (anorganik) serta jasat hewan dan tumbuhan yang
sudah mati (organik). Penyebab pelapukan batuan induk disebabkan oleh
temperatur udara, angin, hujan, jasad makhluk hidup yang terlepas mineral
mineralnya.. Adapun penyebab perbedaan tanah di tiap daerah disebabkan
karena perbedaan batuan induk, curah hujan, intensitas cahaya matahari,
relief dan tumbuhan penutup tanah. Pada praktikum kali ini jenis tanah yang
akan dibahas adalah tanah regosol, latosol, renzina, mediteran, dan
grumusol.
Tanah Latosol merupakan tanah yang terbentuk akibat pelapukan
bahan induk batuann vulkanik di wilayah ilkim basah dengan curah hujan
antara 2000-5000 mm/ tahun. Memiliki warna tanah merah hingga kuning.
Memiliki kandungan bahan organik sedang. Tahan terhadap erosi.
Produktifitasnya sedang hingga tinggi. Cocok digunakan sebagai lahan
persawahan dan perkebunan. Umumnya tanahini terletak di dataran rendah
hingga tinggi dengan ketinggian 1000 m diatas permukaan laut. Tanah ini
banyak terdapat di daerah Sumatra Utara, Sumatra Barat, Lampung, Jawa,
Bali, Minahasa Dan Papua.
Tanah latosol mempunyai solum tebal hingga sangat tebal yaitu 130-
500 cm yang mempunyai warna merah atau coklat kekuningan. Tanahnya
bersifat asam dengan ph 4,5-6,5 , produktivitasnya rendah – sedang. Solum
tanahnya bertekstur liat dengan struktur tanah yang remah dan
konsistensinya yang gembur. Memiliki unsur hara yang tinggi, daya
menahan air cukup baik sehingga agak tahan terhadap erosi. Memilikik
kadar organik cukup rendah dan memerlukan input yang memadai.
Ditemukan pada daerah yang memiliki curah hujan 2000-7000 mm/ tahun
dan memiliki bulan kering kurang dari tiga bulan. Terletak di ketinggian 10-
1000 m diatas permukaan laut dengan wilayah berombak, berglombang,
berbukit, hingga bergunung. Sebagian besar tanah ini tersebar di daerah
Sumatra, Sulawesi, Kalimantan Tengan, Kalimantan Selatan, Maluku,
Minahasa, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Tanah regosol merupakan tanah yang terbentuk dari hasil
pelapukan batu abu vulkanik, napal, dan pasir pantai dengan curah hujan
yang bervariasi di tiap daerah. Tanah regosol berbutir kasar atau berpasir
hingga berkrikil. Memiliki warna tanah kelabu hingga kekuningan. Kadar
bahan organiknya rendah dan peka terhadap erosi. Mempunyai
produktifitas rendah hingga tinggi. Biasanya terdapat di wilayah
pegunungan atau pantai dengan wilayah bergelombang hingga dataran
tinggi. Tanah regosol sering digunakan untuk persawahan dan perkebunan.
Tersebar di wilayah Sumatra , Jawa, dan Kepulauan Nusa Tenggara.
Tanah regosol juga mempunyai solum dengan ketebalan kurang
lebih 25 cm yang mempunyai warna coklat sampai coklat kekuing kuningan
atau keputih putihan dengan struktur tanah lepas dan teksturnya pasir hingga
lempung berdebu. Memiliki produktivitas sedang hingga tinggi. Vegetasi
tanah ini terletak di hutan tropis, semak, savana, stepa, padang alang alang.
Biasanyawilayah tanah ini terdapat di aliran lahar gunung api dengan
wilayah berombak, bergelombang, hingga bergunung dengan berbagai
ketinggian. Terdapat tiga varian tanah latosol yaitu dari batuan induk
vulkanik, batuan napal, dan pasir pantai tergantung dari iklim dan dan curah
hujannya.
Tanah Mediteran merupakan hasil pembentukan batuan kapur
keras dan batuan sedimen. Tanah mediteran umumnya berwarna merah
sampai coklat. Umumnya tanah ini terdapat di wilayah yang mempunyai
ketinggian sekitar 0-400 m diatas permukaan laut dengan curah hujan antara
800-2500 mm/ tahun. Bersifat peka terhadap erosi dan memiliki
produktivitas rendah hingga sedang. Tersebar di wilayah Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara. Memiliki solum
tanah agak tebal yaitu 1-2 m dengan warna solum tanah coklat hingga
merah. Bertekstur lempung hingga liat, berstektur menggumpal dengan
konsistensi gembur. Memiliki ph asam hingga netral antara 6-7,5. Memiliki
kandungan bahan organik rendah dan mempunyai produktivitas sedang
hingga tinggi.
Tanah Renzina merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan
batuan kapur dengan curah hujan yang tinggi. Tanah renzina adalah tanah
organik diatas tanah kapur yang memiliki kadar lempung seperti vertisol.
Terdapat di daerah bergamping seperti di Gunung Kidul, Yogyakarta. Ciri
tanah ini mengandung kadar lempung tinggi, tekstur halus dan memiliki
kemampuan mengikat air yang tinggi. Tanah dangkalnya memiliki warna
coklat kehitaman, memiliki unsur hara yang miskin dan memiliki
produktivitas yang rendah. Tanah ini umum digunakan sebagai tegalan,
padang rumput, dan hutan jati. Sebaran jenis tanah renzina dapat ditemukan
di Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Papua.
Tanah Grumusol adalah tanah yang terbentuk dari batuan induk
abu vulkanik, batuan napal dan tanah liat degan wilayah yang memiliki
curah hujan tinggi sekitar 1000-2000 mm/ tahun. Tanah grumosol
merupakan tanah yang umumnya berwarna kelabu kehitam hitaman. Tanah
ini mempunyai kandungan bahan organik relatif rendah. Tanah grumosol
meliliki tekstur yang lempung berliat hingga liat dan peka terhadap erosi.
Terdapat pada wilayah dengan ketinggian > 2000 m diatas permukaan laut.
Memiliki topografi landai sampai bergelombang. Cukup baik untuk
dijadikan lahan pertanian padi, jagung, dan kedelai. Tanah ini memiliki ciri
saat kemarau akan menjadi retak, peka terhadap erosi, produktifitasnya
rendah hingga sedang, mempunyai sifat fisik dan kimia yang jelek. Tanah
ini biasa ditemukan di daerah dataran rendah dengan ketinggian >200 m
diatas permukaan laut. Sering digunakan sebagai lahan sawah, tegalan,
kebun, tebu, kapas, tembakau, dan pohon jati. Daerah persebaran tanah
grumusol antara lain Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Sulawesi Selatan.
Tanah ini biasanya terdapat di dataran rendah.memiliki solum tanah yang
agak dalam antara 100-200 cm yang berwarna kelabu hingga hitam.
Teksturnya lempung berliat hingga liat. Memiliki produktifitas rendah
sampai sedang. Keadaan tanah saat hujan mengembang dan lekat,
sedangakan pada saat kemarau akan kering, retak dengan lebr maksimal 25
cm dan mencapai kedalaman 60 cm. Kandungan bahan organik lapisan atas
tanah relatif redah yaitu 1- 3,5 %, semakin kebawah semakin menurun
bahan organiknya dan memiliki ph 6-8. Perkembangan wilayah ini biasanya
berada di wilayah dengan tipe hujan C, D, E dengan curah hujan 1000-2750
mm/ tahun dan bulan kering kurang dari empat bulan. Letal penyebarannya
berada di ketinggian <200 m diatas permukaan laut dengan bentuk kontur
melandai, berombak hingga brgelombang.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penjelasan mengenai deskrispsi umum jenis tanah dan


deskrispi umum dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat banyak jenis tanah yang tersebar di berbagai wilayah
Indonesia. Beberapa contoh tanah tersebut adalah tanah regosol, tanah
grumusol, tanah mediteran, dan tanah rendzina
2. Masing masing tanah terbentuk dari batuan induk yang berbeda deda
dan dari faktor pembentuk tanah pengaruh ilkim, itensitas cahasa
matahari, relief, waktu dan organisme yang berbeda juga. Tanah regosol
berasal dari pelapukan abu vulkanik, tanah latosol berasal dari
pelapukan batuan vulkanik, tanah mediteran berasal dari batuan kapur
dan batuan sedimen, tanah grumusol berasal dari pelapukan batuan
kapur dan batuan nafal, serta tanah rendzina yang berasal dari pelapukan
batuan kapur. Dari faktor faktor tersebut setiap tanah mempunyai
karakteristik baik dari segi fisik, kimia dan biologi yang berbeda beda
VI. DAFTAR PUSTAKA
Alam, S., Sunarminto, H.B., Siradz, S.A. 2012. Karakteristik Bahan Induk
Tanah Dari Formasi Geologi Kompleks Ultramafik Di Sulawesi
Tenggara. Jurnal Agroteknologi Universitas Halu Oleo. Kendari.

Notohadiprawito, T. 2006. Tanah dan Lingkungan. Ilmu Tanah Universitas


Gadjah Mada. Yogyakarta.

Rayes, L.M. 2006. Deskripsi Profil Tanah Di Lapangan. Unit Penerbit


Fakultas Pertanian Brawijaya. Malang.

Simanjuntak, F.A., Tika, I.W., Sumiyati. 2012. Pengaruh Tingkat Pemberian


Kompos Terhadap Kebutuhan Air Tanaman Beberpa Jenis Kacang.
Laboratorium Pasca Panen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Udayana. Bali.

Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisius.


Yogyakarta.

Wijaya, R. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Pengamatan Morfologi Profil


Pengambilan Contoh dan Pembuatan Preparat Tanah.
(http/www.myblogismyword.blogspot.com). [Diakses Pada Tanggal
03/09/2021].
VII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai