Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
Oleh :
I MADE DUNIANTARA
NIM. P07131214027
i
USULAN PENELITIAN
Oleh :
I MADE DUNIANTARA
NIM. P07131214048
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hayang Widhi Wasa,
karena berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan usulan
penelitian yang berjudul “Hubungan Pola Konsumsi Dengan Status Anemia Pada
Pecandu Narkoba Di Yayasan Kasih Kita Bali Dan Yayasan Kesehatan Bali”.
Usulan penelitian ini dapat tersusun atas bimbimngan serta dorongan dari
berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Direktur Poltekkes Kemenkes Denpasar, yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Usulan Penelitian ini.
2. Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar, yang telah
memberi kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Usulan
Penelitian ini.
3. Ibu Ida Ayu Eka Padmiari,SKM.M.Kes. sebagai Pembimbing Utama
yang telah memberikan bimbingan, masukan saran, tambahan ilmu,
dan motivasi yang berguna dalam menyusun Usulan Penelitian ini.
4. Ibu Ni Komang Wiardani,SST.M.Kes sebagai Pembimbing Pendaping
yang telah memberikan bimbingan, masukan saran, tambahan ilmu,
dan motivasi yang berguna dalam menyusun Usulan Penelitian ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar
yang turut memberi arahan dan masukan dalam menyelesaikan Usulan
Penelitian ini.
6. Teman-teman, keluarga serta rekan-rekan yang telah memberi
masukan, saran dan motivasi dalam menyelesaikan Usulan Penelitian
ini.
Penulis menyadari bahwa Usulan Penelitian Skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan bimbingan, saran, serta
kritik yang sifatnya membangun guna perbaikan dan penyempurnaan usulan
penelitian. Semoga usulan penelitian ini nantinya dapat terwujud sebagai sebuah
Skripsi yang berguna bagi peneliti sendiri maupun pihak lain.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................8
A. Anemia......................................................................................................6
a. Pengertian Anemia........................................................................6
b. Patofisiologi Anemia.....................................................................6
c. Penyebab Anemia..........................................................................8
d. Klasifikasi Anemia........................................................................8
e. Tanda Dan Akibat Anemia............................................................9
f. Kriteria Anemia.............................................................................11
g. Anemia Pada Pecandu Narkoba....................................................11
h. Penanggulangan Anemia...............................................................13
i. Pengobatan Anemia.......................................................................13
B. Narkoba ....................................................................................................14
a. Pengertian Narkoba.......................................................................14
b. Penyalahgunaan Narkoba..............................................................16
c. Rehabilitasi Narkoba.....................................................................19
d. Metode Terapi Komunitas.............................................................21
C. Pola Konsumsi ..........................................................................................23
a. Pengertian Pola Konsumsi.............................................................23
b. Metode Pengukuran Konsumsi......................................................23
c. Faktor Yang Mempengaruhi..........................................................26
BAB III KERANGKA KONSEP..........................................................................28
A. Kerangka Konsep......................................................................................28
B. Variabel dan Definisi Operasional............................................................29
C. Hipotesis penelitian...................................................................................32
BAB IV METODELOGI PENELITIAN..............................................................33
A. Jenis Penelitian..........................................................................................33
B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................33
C. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................34
D. Jenis dan Teknik Pengumpulan data.........................................................35
E. Pengolahan dan Analisis Data...................................................................37
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................40
LAMPIRAN..........................................................................................................42
DAFTAR TABEL
HALAMAN
1. Kriteria Anemia............................................................................................. 11
2. Definisi Operasional...................................................................................... 29
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
1. Lampiran 1 (rencana kegiatan)................................................................ 43
2. Lampiran 2 (rencara biaya)..................................................................... 44
3. Lampiran 3 (surat pernyataan)................................................................ 45
4. Lampiran 4 (Form. Identitas).................................................................. 46
5. Lampiran 6 (rumus korelasi)................................................................... 47
6. Lampiran 7 (Form. SQ-FFQ).................................................................. 48
BAB I
PENDAHULUAN
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan
Zat Adiktif (Napza) bersifat mempengaruhi kerja sistim otak dan memiliki resiko
kecanduan. Apabila dipakai tidak sesuai dengan aturannya, narkoba atau napza
narkoba atau napza akan membuat penggunanya ketagihan dan terus ingin
satunya adalah anemia. Anemia merupakan suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb)
dalam darah kurang dari normal, berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, dan
kehamilan. Anemia merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan
menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Anemia defisiensi zat besi lebih
sudah maju. Sekitar 36 % (atau kira – kira 1400 juta orang) dari perkiraan
popuplasi 3800 juta orang di negara berkembang menderita anemia defisiensi zat
besi ini, sedangkan di negara maju hanya sekitar 8% (atau kira – kira 100 juta
orang) dari perkiraan popuplasi 1200 juta orang. Di Indonesia anemia defisiensi
merupakan salah satu masalah gizi yang utama, disamping tiga masalah gizi
utama lainya yaitu kurang energi protein (KEP), defisiensi vitamin A, dan gondok
endemic. Sebagian besar anemia disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih zat
gizi esensial (zat besi, asam folat, B12) yang digunakan dalam pembentukan sel-sel
darah merah. Hasil penelitian lain juga menyebutkan bahwa narkoba secara
penurunan nafsu makan selama masa pengaruh obat dan ketika pecandu
informasi tentang pola makan yang tepat dan dapat meningkatkan pemulihan
mereka. Bagian penting dari mengobati kecanduan adalah untuk melengkapi gizi
yang hilang melalui makanan dan suplemen, pengaturan diet dalam perawatan
pecandu narkoba adalah suatu keharusan. Selain kerusakan oleh obat secara
langsung pada tubuh, pecandu cenderung memiliki kebiasaan makan yang buruk,
sehingga gizi yang baik sangat penting bagi kesehatan (Sudaryati, E., & Siregar,
M. A. 2015).
Apabila asupan makanan rendah dan berlangsung dalam jangka waktu yang
relatif panjang seseorang akan mengalami difesiensi zat gizi khususnya zat besi
yang akan mengakibatkan anemia. Pada pecandu narkoba hal ini akan berdampak
al. (2002) di Dhaka yang menyebutkan bahwa 60% dari pecandu Narkoba
2
mengalami anemia dan Narkoba berpengaruh nyata dalam menurunkan kadar
3
Kementrian Sosial Republik Indonesia telah mengadakan beberapa tempat
rehabilitasi dan Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSJO) bagi para pecandu
jenis yaitu rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Rehabilitasi medis adalah
pemulihan yang dilakukan secara terpadu baik fisik, mental maupun sosial agar
Narkoba yaitu “Yayasan Kasih Kita Bali dan Yayasan Kesehatan Bali” yang
Apakah ada hubungan pola konsumsi dengan status anemia pada pecandu
narkoba di Denpasar ?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. MANFAAT
1. Manfaat praktis
2. Manfaat teoritis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anemia
1. Pengertian Anemia
Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
pembentukan Hb. Anemia terjadi karena kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut Anemia Kekurangan Zat Besi
2. Patofisiologi Anemia
penekanan terhadap pembentukan sel-sel darah merah. Selain itu ada pula
perdarahan kronis yang terjadi sedikit demi sedikit tetapi terus-menerus. Perdarahan
ini disebabkan oleh kanker pada saluran pencernaaan, peptic, ulser, wasir yang
Anemia karena pengrusakan sel-sel darah merah dapat terjadi karena bibit penyakit
atau parasite yang masuk kedalam tubuh, seperti malaria atau cacing tambang, hal
ini dapat menyebabkan anemia hemolitik. Bila sel-sel darah merah rusak dalam
tubuh, zat besi yang ada di dalam tidak hilang tetapi dapat digunakan kembali untuk
membentuk sel-sel darah merah yang baru dan pemberian zat besi pada anemia
jenis ini kurang bermanfaat. Sedangkan asam folat dirusak dan tidak dapat
digunakan lagi oleh karena itu pemberian asam folat sangat diperlukan untuk
Sumsum tulang mengganti sel darah yang tua dengan sel darah merah yang baru
sama cepatnya dengan banyaknya sel darah merah yang hilang, sehingga jumlah sel
darah merah yang dipertahankan akan selalu cukup banyak di dalam darah, dan
untuk mempertahankannya diperlukan cukup banyak zat gizi. Apabila tidak tersedia
zat gizi dalam jumlah yang cukup akan terjadi gangguan pembentukan sel darah
merah baru. Anemia karena gangguan pada reproduksi sel-sel darah merah, dapat
timbul atau terjadi karena kurangnya zat gizi penting seperti zat besi, asam folat,
asam pantotenat, vitamin B12, protein kobalt, dan tianin, yang kekurangannya biasa
6
disebut Anemia Gizi. Selain itu juga kekurangan eritrosit, infiltrasi sum-sum tulang,
3. Penyebab Anemia
b. Berkurangnya pembentukan sel darah merah seperti Defesiensi zat besi, defesiensi
c. Gangguan produksi sel darah merah seperti ketidak sanggupan sumsum tulang
4. Klasifikasi Anemia
Anemia yang paling sering adalah anemia akibat kekurangan zat besi. Kekurangan
ini disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi dalam makanan, gangguan
2) Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik disebabkan karena defisiensi Asam folat atau vitamin B12
yang mengakibatkan gangguan pada sintesis timidin dan efek pada replikasi DNA,
7
efek yang timbul adalah pembesaran prekursor sel darah (megaloblas) di sumsum
3) Anemia Hipoplastik
Anemia pada yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu memproduksi
sel-sel darah merah. Dimana etiologinya belum diketahui dengan pasti kecuali
4) Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih
- Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat.
- Nyeri tulang, pada kasus yang lebih parah, anemia menyebabkan tachikardi, dan
pingsan.
1. Remaja
a) Remaja Putri
8
- Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
optimal.
b) Remaja Laki-Laki
optimal.
2. Dewasa :
- Berkurangnya prestasi
badan rendah
6. Kriteria Anemia
9
Untuk memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas hemoglobin atau
hematokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat dipengaruhi oleh
Batasan yang umum dipengaruhi adalah kriteria WHO. Dinyatakan sebagai anemia bila
Pecandu Narkoba
Jika dilihat dari rata-rata asupan zat besi yang melebihi rata-rata kebutuhan zat besinya
dan tingkat kecukupan zat besi yang termasuk kategori cukup namun mayoritas subjek
mengalami anemia. Hal ini diduga karena asupan zat besi subjek berasal dari pangan sumber
rendah. Zat besi non-heme tersebut mem-butuhkan zat untuk membantu penyerapan zat besi
vitamin C se-perti jeruk, pepaya, tomat, jambu biji, dan mangga dapat membantu
penyerapan zat besi non heme dengan cara mengubah bentuk feri menjadi ben-tuk fero yang
lebih mudah diserap. Namun tingkat kecukupan vitamin C semua subjek mengalami defisit.
Hal inilah yang diduga menyebabkan mayoritas subjek mengalami anemia. Disamping itu,
ada kemungkinan lain bahwa anemia yang diderita oleh sebagian besar subjek bukan karena
defisiensi zat besi. Anemia dapat dise-babkan oleh beberapa faktor yaitu defisiensi zat gizi
10
(zat besi, asam folat, B12), penyakit kronis (kanker), perdarahan, dan penyakit lain seperti
malaria, cacing tam-bang (Wahyuningsih, U., Khomsan, A., & Ekawidyani, K. R. 2014)..
Sebuah jurnal menyatakan Sebanyak 57.5% subjek mengalami anemia. Hasil ini sejalan
dengan hasil peneltian Islam et al. (2002) di Dhaka yang menyebutkan bahwa 60% dari
pecandu narkoba mengalami anemia dan narkoba berpengaruh nyata menurunkan kadar
hemoglo-bin. Hasil penelitian lain juga menyebutkan bahwa narkoba secara signifikan
menurunkan konsentrasi zat besi (Wahyuningsih, U., Khomsan, A., & Ekawidyani, K. R.
2014).
8. Penanggulangan Anemia
Tindakan penting yang harus dilakukan untuk mencegah kekurangan zat besi pada
a. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang cukup
b. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas,
makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam
minum kopi, teh, teh es, minuman ringan yang mengandung karbonat dan minum
11
d. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi
bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung karbonat, multivitamin
9. Pengobatan Anemia
1. Anemia kekurangan zat besi. Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen zat besi,
yang mungkin Anda harus minum selama beberapa bulan atau lebih..
2. Anemia kekurangan vitamin. Anemia jenis ini diobati dengan suntikan yang
3. Anemia karena kekurangan asam folat diobati dengan suplemen asam folat.
4. Anemia Aplastic. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup transfusi darah
menekan sistem kekebalan tubuh, yang dapat menyerang sel-sel darah merah.
yang dapat membantu menekan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel darah
merah.
B. Narkoba
1. Pengertian Narkoba
12
Istilah Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Lama
kelamaan disadari bahwa kepanjangan narkoba tersebut keliru sebab istilah obat
“berbahaya” dalam ilmu kedokteran adalah obat-obatan yang tidak boleh dijual bebas,
karena pemberiannya dapat membahayakan bila tidak melalui pertimbangan medis. Banyak
jenis narkotika dan psikotropika memberi manfaat yang besar bila digunakan dengan baik
dan benar dalam bidang kedokteran. Tindakan operasi (pembedahan) yang dilakukan oleh
dokter harus didahului dengan pembiusan. Orang mengalami stres dan gangguan jiwa diberi
obat-obatan yang tergolong psikotropika oleh dokter agar dapat sembuh. Banyak jenis
narkoba yang sangat bermanfaat dalam bidang kedokteran. Karenanya, sikap antinarkoba
sangat keliru, yang benar adalah anti penyalahgunaan narkoba (Badan Narkotika Nasional,
Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia adalah “NAPZA” atau “NAZA” yang merupakan singkatan dari
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Narkoba merupakan bahan/zat yang bila masuk ke
dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga
bilamana disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial
Semua zat yang termasuk NAZA menimbulkan adiksi (ketagihan) yang pada gilirannya
NAZA memiliki sifat sebagai berikut (Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia.
2011):
a) Keinginan yang tak tertahankan (an over – powering desire) terhadap zat yang
13
b) Kecenderungan untuk menambah takaran (dosis) sesuai dengan toleransi tubuh.
sejenisnya.
2. Penyalahgunaan Narkoba
masyarakat modern, penyakit endemik dalam masyarakat modern, penyakit kronik yang
berulangkali kambuh dan merupakan proses gangguan mental adiktif. Menurut (Badan
1. Ketergantungan primer, ditandai dengan adanya kecemasan dan depresi, yang pada
umumnya terdapat pada orang dengan kepribadian tidak stabil. Mereka ini
sebetulnya dapat digolongkan orang yang menderita sakit ( pasien ) namun salah
atau tersesat ke NAZA dalam upaya untuk mengobati dirinya sendiri yang
ingin tahu, bujukan dan rayuan teman, jebakan dan tekanan serta pengaruh teman
kelompok sebaya (peer group pressure). Mereka ini sebenarnya merupakan korban
(victim); golongan ini memerlukan terapi dan rehabilitasi dan bukannya hukuman.
14
3. Ketergantungan simtomatis, yaitu penyalahgunaan ketergantungan NAZA sebagai
salah satu gejala dari tipe kepribadian yang mendasarinya, pada umumnya terjadi
pada orang dengan kepribadian antisosial (psikopat) dan pemakaian NAZA itu
seringkali mereka juga merangkap sebagai pengedar (pusher). Mereka ini selain
2. Mencari inspirasi
2. Upacara-upacara kepercayaan/adat
rasa malu, rasa segan, rasa rendah diri dan kecemasan (Soedjono,1985:97).
15
a. Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam
b. Stimulan , efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh
seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga
sementara waktu.
c. Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan
bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya
putaw.
ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan
e. Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun
organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka
3. Rehabilitasi Narkoba
16
Rehabilitasi adalah fasilitas yang sifatnya semi tertutup, maksudnya hanya orang –
orang tertentu dengan kepentingan khusus yang dapat memasuki area ini. Rehabilitasi
narkoba adalah tempat yang memberikan pelatihan ketrampilan dan pengetahuan untuk
menghindarkan diri dari narkoba (Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. 2011).
Menurut UU RI No. 35 Tahun 2009, ada dua jenis rehabilitasi ada 2, yaitu (Badan
a. Rehabilitasi Medis
Suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari
ketergantungan narkotika.
b. Rehabilitasi Sosial
Suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik, mental maupun sosial,
agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam
kehidupan masyarakat.
mandi/WC yang higienis, makanan dan minuman yang bergizi dan halal, ruang
konsultasi keluarga, ruang ibadah, ruang olah raga, ruang ketrampilan dan lain
sebagainya.
17
b. Tenaga yang profesional (psikiater, dokter umum, psikolog, pekerja sosial, perawat,
e. Peraturan dan tata tertib yang ketat agar tidak terjadi pelanggaran ataupun
kekerasan.
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial, untuk menjatuhkan lamanya proses rehabilitasi,
sehingga wajib diperlukan adanya keterangan ahli dan sebagai standar dalam proses terapi
Terapi Komunitas adalah grup atau sekelompok orang yang memiliki prinsip
interpersonal yang cukup tinggi, sehingga mampu mendorong orang lain untuk belajar
berinteraksi di suatu komunitas. Terapi komunitas terdiri dari staf yang pernah
18
mengalami rasa sakit dan memiliki perilaku yang timbul akibat ketergantungan narkoba,
namun telah mampu dan mengetahui cara mengatasinya serta telah melalui pendidikan
dan pelatihan khusus yang memenuhi syarat dan konselor. Tenaga professional hanya
sebagai konsultan saja. Di lingkungan khusus ini pasien dilatih ketrampilan mengelola
waktu dan perilaku secara efektif serta kehidupan sehari – hari, sehingga dapat
mengatasi keinginan mengonsumsi narkoba. Dalam komunitas ini semua aktif dalam
(hukuman) dalam mengubah suatu perilaku. Selain itu digunakan juga pendekatan
kelompok, dimana sebuah kelompok dijadikan suatu media untuk mengubah suatu
Therapeutic Community yaitu menolong diri sendiri, dapat dilakukan dengan adanya
keyakinan bahwa :
perubahan
19
Pelaksanaan program disusun untuk membuat residen terlibat secara penuh dalam
program utama dari Therapeutic Community, terdiri dari 4 (empat) (Badan Narkotika
spiritual, moral dan etika, sehingga mampu menghadapi dan mengatasi tugas –
C. Pola Konsumsi
20
1. Pengertian Pola Konsumsi
Pola konsumsi makanan adalah susunan makanan yang biasa dimakan mencakup jenis
dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang/penduduk
dalam frekuensi dan jangka waktu tertentu (Muliyati, H., Syam, A., & Sirajuddin, S. 2011).
Pengukuran konsumsi makan dapat dilakukan dua metode yaitu metode kualitatif dan
a. Metode kualitatif
konsumsi menurut jenis bahan makanan dan mengenali informasi tentang kebiasaan
makan serta cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut. Yang terasuk dalam
metode ini yaitu metode frekuensi makan, metode dietary history, metode telepon
3. Metode Telepon
b. Metode kuantitatif
21
Merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui jumlah makanan yang
komposisi bahan makanan (DKBM) atau Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT),
adalah metode recall 24 jam, perkiraan makanan, metode food account, metode
untuk mengetahui jumlah, frekuensi dan jenis bahan makanan atau kelompok makanan
22
Kelebihan metode SQ-FFQ (Semi Quantitative-Food Frequency) antara lain
Pola konsumsi dipengaruhi oleh beberapa factor. Berikut factor yang mempengaruhi
Keadaan ekonomi keluarga relative mudah diukur dan berpengaruh besar pada
konsumsi pangan, terutama pada golongan miskin. Hal ini disebutkan karena
23
memenuhi kebutuhan makanan. Dua factor ekonomi yang cukup dominant sebagai
untuk membeli pangan dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik. Sebaliknya,
yang dibeli.
yang bersangkutan.
hidup dan masyarakat dengan memberi pengalaman yang teruji dalam upaya
bersangkutan.
boleh atau tidak memakan suatu makanan (Tabu), walaupun tidak semua rasional
bahkan banyak jenis tabu yang tidak masuk akal. Oleh karena itu kebudayaan
24
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Pola Konsumsi
Berkurangnya pembentukan
sel darah merah
Keterangan :
= Tidak Diteliti
= Diteliti
Kerangka konsep pada penelitian ini dapat dilihat bahwa factor yang berpengaruh
terhadap Status Anemia diantaranya adalah pola konsumsi, kehilangan darah atau
perdarahan hebat, berkurangnya pembentukan sel darah merah, dan gangguan produksi
sel darah merah. Dengan demikian tentunya ada hubungan antara apola konsumsi
25
Kehilangan darah atau
Perdarahan hebat
dengan status anemia pada pecandu narkoba di Yayasan Kasih Kita Bali dan Yayasan
Kesehatan
PolaBali.
Konsumsi
(jenis, Jumlah, dan Frekuensi)
B. Variabel dan Definisi Operasional
Status Anemia
1. Variabel Penelitian
a.Berkurangnya pembentukan
Variable dependen :
sel darah merah
1) Status Anemia
b. Variableproduksi
Gangguan independen
sel darah
merah
1) Pola Konsumsi (jenis, jumlah, dan frekuensi)
c. Variabel luar
2. Definisi Operasional
Pengukuran Ukur
Variabel Dependen
26
sampel yang gr/dl
hemoglobin menurut
(WHO) dan
ditentukan
menggunakan
metode bloodtest
tidak memenuhi 3
kategori jenis,
jumlah dan
frekuensi.
1. Baik , Jika ≥ 5
27
dikonsumsi oleh 2.Tidak baik, Jika < 5
pada macam
makanan seperti
makanan pokok,
dan buah-buahan
makan.
a. Energi :
dikonsumsi 120%.
kemudian ringan : 80 -
diandingkan 89%.
28
dibandingkan Normal : 90 -
(AKG) ringan : 80 -
Defisit tingkat
berat : <70%.
1. ≥ 3 kali dalam
c. Frekuensi
sehari.
merupakan Wawancara Formulir Ordinal
2. < 3 kali dalam
gambaran SQ-FFQ
sehari.
frekuensi makan
dalam sehari.
29
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konsep yang telah dijabarkan, maka hipotesis penelitian yang
dirumuskan :
“Ada hubungan antara pola konsumsi dengan status anemia pada pecandu narkoba di
Denpasar”
30
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian observasional
mengamati sampel untuk mempelajari antara faktor yaitu pola kunsumsi dengan efeknya
Penelitian ini akan dilaksanakan pada 2 yayasan yang lokasinya berada di Denpasar
yaitu Yayasan Kasih Kita Bali dan Yayasan Kesehatan Bali. Dipilihnya Yayasan Kasih Kita
Bali dan Yayasan Kesehatan Bali sebagai lokasi penelitian karena atas pertimbangan
sebagai berikut ;
1. Yayasan Kasih Kita Bali dan Yayasan Kesehatan Bali merupakan tempat yang
2. Yayasan Kasih Kita Bali dan Yayasan Kesehatan Bali merupakan pusat rujukan dari
narkoba.
31
3. Berdasarkan data dari Yayasan Kasih Kita Bali dan Yayasan Kesehatan Bali, jumlah
pecandu narkoba yaitu 50 pecandu yang menjalani rehabilitasi dari bulan januari
Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari bulan Januari sampai bulan Juli 2018.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi
di 2 yayasan yang lokasinya berada di Denpasar yaitu Yayasan Kasih Kita Bali dan
2. Sampel
a. Pasien rawat jalan yang menjalani rehabilitasi lebih dari satu kali.
3. Besar Sampel
Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua populasi yang
32
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability
sampling dengan metode purposive sampling dimana penentuan sampel penelitian dengan
beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih
a. Data Primer
1) Data identitas sampel (nama, tempat tanggal lahir, umur, alamat, no. telp,
2) Data pola konsumsi pada sampel (pecandu narkoba di Yayasan Kasih Kita
3) Data kadar Hemoglobin pada sampel (Yayasan Kasih Kita Bali dan Yayasan
Kesehatan Bali).
b. Data Sekunder
1) Gambaran umum Yayasan Kasih Kita Bali dan Yayasan Kesehatan Bali.
33
c. Data kadar Hemoglobin ditentukan oleh enumerator yang berkompeten dalam
- Menyiapkan alat yaitu, Bloodtest (EasyTouch GCHb), strip Hb, lancet blood,
- Tusuk jari tangan menggunakan lancet blood yang telah dibersihkan dengan
alcohol swab.
- Buang darah yang pertama kali keluar, gunakan darah yang kedua dengan
- Biarkan darah masuk kedalam strip Hb, masukkan strip Hb kedalam alat
d. Data gambaran umum Yayasan Kasih Kita Bali dan Yayasan Kesehatan Bali
dikumpulkan dengan pencatat dari laporan Yayasan Kasih Kita Bali dan Yayasan
Kesehatan Bali.
34
Lanset Blood
Alcohol swab
Masker mulut
Handscoon
1. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan atau diperoleh akan dianalisis sesuai dengan jenis data
1) Data gambaran umum sampel ditabulasi kemudian disajikan dengan tabel frekuensi
Formulir SQ-FFQ dikompilasi berdasarkan jenis makanan, jumlah Zat Gizi dalam
sebagai berikut :
a. Jenis makanan :
b. Jumlah makanan :
35
1) Energi :
Normal : 90 - 120%.
2) Protein :
Normal : 90 - 120%.
Normal : 90 - 120%.
c. Frekuensi makan :
a. Laki-Laki:
b. Perempua:
36
2. ≥ 12 gr/dl = Normal
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan variabel dependen dan
variabel independen yaitu analisis chi-square digunakannya analisis ini karena analisis
tersebut menguji hubungan antara 2 variabel. Data dianalisis menggunakan tabel dskriptif
frekuensi dan tabel silang (kontingensi) dengan ketentuan (Nursanyoto dkk, 2011) :
Hipotesis Statistik :
1. H0 : Tidak ada hubungan Pola konsumsi (Jenis, Jumlah, dan Frekuensi) dengan
Status Anemia Pada Pecandu Narkoba di Yayasan Kasih Kita Bali dan
Status Anemia Pada Pecandu Narkoba di Yayasan Kasih Kita Bali dan
Kriteria uji:
2) Terima H0, tolak Ha jika p > 0,05 brarti tidak ada hubungan.
kepercayaan untuk mengestimasi resiko relative terjadinya efek jika hasil analisis ada
hubungan.
37
DAFTAR PUSTAKA
Briawan, Dodik.,2002, Anemia masalah Gizi Pada Remaja, Jakarta: EGC kedokteran.
Muliyati, H., Syam, A., & Sirajuddin, S. (2011). Hubungan pola konsumsi natrium dan
kalium serta aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan di
RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Media Gizi Masyarakat Indonesia.
Nursanyoto, Hertog, dkk,1992,Ilmu Gizi Zat Gizi Utama, Jakarta : Golden Terayoh
Press.
38
Purnama Sari, Gusti Ayu Y., 2010, Hubungan Pola Konsumsi bahan makanan
goitrogenik dengan terjadinya gaki pada anak sd di desa pancasari, kec.
Sukasada, kab. Buleleng, Prov. Bali, Poltekkes Denpasar Jurusan Gizi.
Sudaryati, E., & Siregar, M. A. (2015). Gambaran Pola Konsumsi Pangan dan Status
Gizi Pada Pecandu Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera
Utara Tahun 2014. Gizi, Kesehatan Reproduksi dan Epidemiologi, 1(3).
Suwanto, D. A. (2013). survey tentang pemahaman dan sikap siswa terhadap narkoba
atau napza di kalangan remaja: studi deskriptif pada siswa kelas xi sma di kota
bandung (doctoral dissertation, universitas pendidikan indonesia).
Tjay TH, Rahardja. 2007. Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek
Sampingnya. Jakarta : Gramedia
Wahyuningsih, U., Khomsan, A., & Ekawidyani, K. R. (2014). asupan zat gizi, status
gizi, dan status anemia pada remaja laki-laki pengguna narkoba di lembaga
pemasyarakatan anak pria tangerang. Jurnal Gizi dan Pangan, 9(1).
Zelni, p. (2011). Upaya rehabilitasi bagi penyalahguna narkotika oleh badan narkotika
nasional (bnnk/kota) padang (studi kasus di bnnk/kota Padang) (doctoral
dissertation, fakultas hukum), Kota Padang.
39
40