Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGATURAN RUANG KELAS ( Bagian II )

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Tugas Mata Kuliah Manajemen Kelas

Dosen Pembimbing :

Umardani,S.Pd,MM

Disusun Oleh:

Cahya Afionita

Noor Syifa Fitriah

Yeni Herliyanti

PROGRAM STRATA SATU (S.1)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH DARUL ULUM KOTABARU

TAHUN 2021 M/1443 H


KATA PENGANTAR

‫الر ِحي ِْن‬


َّ ‫الرحْ َو ِن‬
َّ ‫هللا‬
ِ ‫س ِن‬
ْ ‫ِب‬

ِ ‫ف اْأل َ ْنبِي‬
‫َاء َو ا ْل ُو ْرسَ لِي َْن سَيِّ ِدنَ ا ُه َح َّو ٍد َوعَ لَى ا َلِ ِه َو اَصْ حَبِ ِه‬ ِ ‫صالَةُ َو السَّالَمُ عَ لَى أَش َْر‬
َّ ‫ َو ال‬،‫بِ ا ْلعَ ا لَ ِوي َْن‬
ّ ‫ا َ ْلح َْودُ ِ هللِ َر‬

‫ أَََ َّه ا بَ ُع‬.‫أَجْ َو ِعي َْن‬

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya,baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Manajeman Kelas berjudul
”PENGATURAN RUANG KELAS ( Bagian II )”. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian makalah ini kami buat,semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima


kasih.

Kotabaru, 29 Oktober 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan ......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2

A. Urgensi Pengaturan Ruang Kelas dalam KBM ............................................. 2


B. Pengaturan Tempat Duduk .......................................................................... 3
C. Pengaturan Media Pendidikan ..................................................................... 4
D. Pengaturan Tanaman dan Tumbuh- tumbuhan ............................................... 5
E. Pemberian Aromaterapi................................................................................ 5

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 6

A. Kesimpulan.................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagian besar kondisi fisik dan pengaturan ruang kelas yang kurang
sesuai memiliki pengaruh terhadap kemungkinan munculnya gangguan terhadap
proses belajar mengajar. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas konsentrasi
siswa. Temperatur ruangan yang terlalu dingin atau panas dan sistem ventilasi
yang kacau misalnya, dapat menurunkan konsentrasi siswa. Terkadang, perabotan
serta materi fisik penunjang proses pembelajaran perlu ditata sedemikian rupa
untuk membuat siswa mampu memusatkan perhatian mereka terhadap
pembahasan dalam forum kelas. Karena peletakan media peraga atau material
lain yang tidak pada tempatnya akan menyebabkan terhalangnya pandangan
siswa terhadap fokus pembelajaran.
Agar tercipta suasana belajar yang nyaman dan efektif, seorang guru perlu
memperhatikan pengaturan dan penataan ruang kelas dalam proses belajar
mengajar. Karena ketika ruangan kelas tertata dengan teratur dan nyaman, proses
pengajaran akan berjalan dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Urgensi Pengaturan Ruang Kelas dalam KBM ?
2. Bagaimana Pengaturan Tempat Duduk ?
3. Bagaimana Pengaturan Media Pendidikan ?
4. Bagaimana Pengaturan Tanaman dan Tumbuh- tumbuhan ?
5. Bagaimana Pemberian Aromaterapi ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Urgensi Pengaturan Ruang Kelas dalam KBM
2. Untuk Mengetahui Pengaturan Tempat Duduk ?
3. Untuk Mengetahui Pengaturan Media Pendidikan
4. Untuk Mengetahui Pengaturan Tanaman dan Tumbuh- tumbuhan
5. Untuk Mengetahui Pemberian Aromaterapi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Urgensi Pengaturan Ruang Kelas dalam KBM


Wiyani ( 2013: 129 ) berpendapat pengaturan berasal dari kata dasar atur.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, atur berarti disusun baik-baik, tertib, rapi,
berbaris rapi. Kata kerjanya adalah mengatur yang berarti membuat atau
menyusun sesuatu menjadi teratur (rapi), menata, mengurus, merangkai, dan
menyusun. Sementara pengaturan merupakan proses, cara, dan perbuatan
mengatur. Jadi, pengaturan ruang kelas dapat didefinisikan sebagai kegiatan
mengurus dan menata segala sarana belajar yang terdapat di dalam ruangkelas
oleh guru. Berbagai sarana belajar yang ada di dalam kelas seperti meja dan
kursi, papan tulis, penghapus, penggaris, papan absensi, rak buku, dan lain
sebagainya. Mengurus dan menata berbagai sarana belajar dalam pengaturan
ruang kelas meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini.
1. Merencanakan sarana belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar-
mengajar.
2. Mengadakan sarana belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar-
mengajar.
3. Menata letak sarana belajar yang telah didapatkannya untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.
4. Merawat sarana belajar yang ada di ruang kelas agar selalu siap digunakan
dalam kegiatan belajar-mengajar.
5. Melakukan penilaian terhadap penggunaan berbagai sarana belajar.
6. Melakukan perbaikan terhadap tata letak sarana belajar yang ada di ruang
kelas.
Sementara itu, urgensi atau arti penting dari pengaturan ruang kelas
sebagai berikut.
a. Pengaturan ruang kelas dapat menciptakan kelas yang memiliki
suasana belajar yang menggairahkan.
b. Pengaturan ruang kelas dapat memungkinkan guru dan juga peserta
didik untuk bergerak secara leluasa di dalam kelas.

2
c. Pengaturan ruang kelas dapat memfokuskan peserta didik untuk
tetap fokus belajar.

B. Pengaturan Tempat Duduk


Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa memerlukaan tempat duduk
yang tidak mengganggu siswa, karena kurang aman atau tidak nyaman dipakai.
Jika siswa duduk berjam-jam di tempat duduk dengan keadaan tidak cukup aman
dan tidak nyaman, mereka tidak akan dapat berpikir tentang pelajaran tersebut
dan terus menerus merasakan "siksaan" sebagai akibat dari tempat duduk yang
tidak nyaman.
Pada prinsipnya, kriteria tempat duduk yang memadai adalah tempat duduk
yang bisa menunjang kegiatan belajar mengajar, yaitu aman dan nyaman untuk
dipergunakan. Di antara aspek yang perlu diperhatikan mengenai tempat duduk di
antaranya adalah sebagai berikut :
a. Segi Keamanan
Guru atau murid yang menempati tempat duduk tersebut benar-benar
merasa aman sehingga tidak perlu khawatir akan jatuh atau celaka.
Dengan demikian mereka dapat berkonsentrasi terhadap kegiatan belajar
mengajar yang sedang berlangsung.
b. Segi Kenyamanan
Kenyamanan di sini bukan berarti tempat duduk itu harus empuk (tetapi
jika mampu demikian tidak masalah), melainkan tempat duduk tersebut
cukup enak digunakan, dilihat dari alas yang diduduki harus datar dan
jangan sampai miring, mempunyai sandaran, tidak terlalu ke depan atau
ke belakang. Perbedaan tinggi antara tempat duduk dengan tempat
menulis harus memadai.
c. Segi Ukuran
Agar merasa aman dan nyaman, sebaiknya diperhatikan kondisi tempat
duduk yang memenuhi hal-hal berikut :
1) Tempat duduk guru lebih tinggi dari tempat duduk siswa, agar
guru mudah mengawasi setiap kegiatan siswa.
2) Meja dan kursi untuk siswa sebaiknya :
a) Terpisah, agar memudahkan pengaturan untuk kegiatan
lainnya.

3
b) Bentuknya sederhana, kokoh, dan bahannya kuat.
c) Ukuran daun meja adalah 100cm x 50cm (standar)
d) Tinggi meja kurang lebih setinggi pinggul siswa.
e) Tinggi kursi kurang lebih setinggi lutut siswa.

Bentuk dan ukuran tempat yang digunakan sekarang bermacam-macam, ada


yang satu tempat duduk untuk beberapa orang, atau hanya untuk seorang siswa.
Sebaiknya tempat duduk siswa ukurannya tidak terlau besar, agar mudah diubah-ubah
formasi tempat duduknya sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, pada pengajaran
dengan cara berdiskusi, maka formasi tempat duduk sebaiknya berbentuk melingkar.
Jika pengajaran ditempuh dengan metode ceramah, tempat duduknya sebaiknya
berderet memanjang kebelakang atau berbentuk farmasi tapal kuda (pola ini guru
berada di tengah siswa). Pola ini dapat digunakan apabila pelajaran banyak
memerlukan tanya jawab antara guru dan siswa dan lebih memudahkan saling
berkomunikasi atau konsultasi.

Di samping susunan meja dan kursi yang fleksibel menurut pola formasi
tertentu, khususnya siswa SD/TK pada waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar
tidak terlalu terpaku duduk di kursi akan tetapi dapat juga duduk di tikar atau karpet
yang bergambar atau berabjad, belajar mereka harus disesuaikan dengan kegiatan
yang dilaksanakan pada waktu itu, karena siswa TK perlu lebih banyak praktik untuk
melatih kecerdasan psikomotorik mereka. 1

C. Pengaturan Media Pendidikan

Media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk


menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.

Media pendidikan yang dimaksud adalah media yang digunakan oleh guru di
kelas seperti papan tulis, gambar, maupun poster. Menurut Permendiknas No. 24 tahun
2007, standar papan tulis di tingkat SD/MI dideskripsikan kuat, stabil, aman, ukuran
minimum 90 cm x 200 cm, serta penempatannya harus pada posisi yang

1
Hery Hernawan, Asep. 2006. Pengelolaan Kelas. Bandung: UPI PRESS, hal. 9

4
memungkinkan seluruh peserta didik dapat melihatnya dengan jelas. Begitu juga
terkait dengan gambar maupun poster yang digunakan di kelas, penempatannya harus
di tempat yang strategis agar seluruh peserta didik dapat melihatnya dengan mudah
dan mudah dijangkau guru untuk dipindahkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Novan
A.W (2013: 151) yang menyatakan bahwa guru hendaknya meletakkan gambar atau
poster pada tempat yang mudah dilihat oleh peserta didik dan mudah dijangkau oleh
guru agar tidak merepotkan guru jika hendak memindahkannya.

D. Pengaturan tanaman atau tumbuh-tumbuhan

Terciptanya kelas yang kondusif juga didukung dengan adanya pengaturan


tanaman dan tumbuh-tumbuhan. Tanaman dan tumbuh-tumbuhan mampu
menyediakan oksigen yang dapat menjadikan otak berkembang (Novan A.W, 2013:
151). Semakin banyak oksigen yang didapat, akan semakin meningkat pula kinerja
otak. Jika kinerja otak semakin meningkat, para peserta didik akan mampu mengikuti
dan mencerna pelajaran yang diberikan guru dengan baik. Itulah sebabnya di
sekeliling kelas perlu ditanami tanaman atau tumbuh-tumbuhan agar peserta didik
mendapatkan pasokan oksigen yang melimpah.

E. Pemberian Aromaterapi

Penelitian menunjukkan, manusia dapat meningkatkan kemampuan berpikir


secara kreatif sebanyak 30% saat diberikan aroma wangi bunga tertentu (Novan A.W,
2013: 154). Penggunaan aromaterapi di kelas sangatlah sederhana yaitu bisa dengan
cara menyemprotkan aromaterapi tersebut ke dalam kelas, dengan demikian peserta
didik diharapkan dapat lebih rileks dan nyaman sehingga akhirnya peserta didik bisa
lebih fokus dan konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menciptakan iklim belajar yang tepat diarahkan untuk mewujudkan suasana kelas
yang kondusif dan menyenangkan agar dapat memotivasi peserta didik untuk dapat
belajar dengan baik sesuai dengan perkembangan dan kemampuannya.

Ruangan belajar dalam hal ini, ruang kelas harus didesain sedemikian rupa
sehingga terciptanya kondisi kelas yang menyenangkan dan dapat memunculkan
semangat serta keinginan untuk belajar dengan baik, seperti pengaturan tempat duduk,
pengaturan media pendidikan, pengaturan tanaman atau tumbuh-tumbuhan, serta
pemberian aromaterapi yang dapat membangun gairah belajar peserta didik.

6
DAFTAR PUSTAKA

Hery Hernawan, Asep. 2006. Pengelolaan Kelas. Bandung: UPI PRESS, hal. 9

Anda mungkin juga menyukai