Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR

CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III

“GASREM”.
Petugas Sadar Kelola Rekam Medis

Oleh :

Albertin Kadang Datu, S.Kep.,Ns

NIP. 19900801 202104 2 001

NDH : 08

PELATIHAN DASAR CPNS PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III


ANGKATAN VII PEMERINTAH KABUPATEN RAJA AMPAT BEKERJA SAMA
BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KABUPATEN RAJA AMPAT
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang tertuang dalam pasal 3 dan 4 Undang-Undang No. 5 tahun 2014
dalam melaksanakan cita-cita bangsa mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UndangUndang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, perlu dibangun
ASN yang memiliki nilai dasar profesi PNS, serta memiliki integritas, profesional, netral dan
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai
unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dalam PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen ASN bahwa Calon PNS wajib
menjalani masa percobaan selama 1 (satu) tahun. Masa percobaan sebagaimana dimaksud
merupakan masa prajabatan yang dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan,
dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karalter kepribadian yang unggul dan bertanggung
jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Berdasarkan Perlan no. 1 tahun 2021 Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan
pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme, dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang.

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil 2021 mengikuti pola pelatihan yang baru.
Kegiatan pelatihan dasar ini dibagi beberapa tahap, tahapan pertama yaitu: On Campus yang
bertujuan untuk menginternalisasikan nilai-nilai dasar ANEKA dalam pribadi calon ASN dan
mengetahui kedudukan dan peran ASN. Tahap kedua adalah off campus yang bertujuan untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA dan kedudukan dan peran ASN di dalamnya yang
telah diinternalisasikan selama tahap pertama pelatihan dasar. Dan Tahap ketiga adalah On
Campus yang bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan aktualisasi (habituasi) selama off
campus.

Kegiatan aktualisasi yang merupakan tahap pembekalan Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) adalah sebuah kesempatan bagi CPNS untuk mempraktekkan dan mengembangkan
ilmu, konsep, dan nilai-nilai luhur yang telah diinternalisasi selama pelatihan dasar CPNS
kedalam suatu proses intervensi yang inovatif dan solutif dilingkup kerjanya.

B. TUJUAN DAN MANFAAT AKTUALISASI

1. Tujuan Adapun tujuan kegiatan aktualisasi ini antara lain:


1) Tujuan jangka pendek :
PNS dapat belajar untuk mengemban tugas sepenuhnya sebagai Abdi Negara dan pelayan
masyarakat serta menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA, WoG, Manajemen ASN dan
Pelayanan Publik serta peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik dan perekat
pemersatu bangsa.
2) Tujuan jangka panjang :
Membentuk PNS profesional, berkomitmen, beretika, dan berintegritas.
2. Adapun manfaat dalam penulisan laporan aktualisasi ini yaitu:
1) Untuk diri pribadi yaitu peserta dapat memahami dan mengimplementasikan nilai – nilai
dasar ASN.
2) Manfaat bagi organisasi yaitu menguatkan visi-misi dan nilai nilai sehingga dapat
meningkatkan kinerja menjadi lebih baik

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Tempat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN adalah organisasi dimana ASN
peserta diklat prajabatan golongan III tersebut bekerja. Unit kerja disesuaikan dengan formasi
jabatan. ASN melaksanakan aktualisasi di UPT Puskesmas Folley, Distrik Misool Timur
dibawah naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Raja Ampat, dari tanggal 25 Oktober - 27
November 2021
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. DESKRIPSI ORGANISASI
1. Gambaran Umum
Puskesmas merupakan salah satu sarana kesehatan tingkat primer yang sangat penting di
Indonesia dan merupakan unit pelayanan teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas
Folley berlokasi di Kampung Folley Distrik Misool Timur Kabupaten Raja Ampat .
UPT Puskesmas Folley, secara geografis berupa pulau-pulau yang terpisah oleh laut dan
cuaca yang tidak bisa diprediksi, Luas Wilayah kerja UPT Puskesmas Folley adalah
532.341 Km2 :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah kerja UPTD Puskesmas Waigama
Distrik Misool Utara.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Wilayah kerja Puksesmas Wejim Distrik
Kepulauan Sembilan.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah kerja Puskesmas Lilinta Distrik Misool
Barat.
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Wilayah kerja Puskesmas Dabatan Distrik
Misool Selatan.
wilayah kerja UPT Puskesmas Folley memiliki 6 posyandu dan 3 Puskesmas Pembantu
(PUSTU) untuk membantu pelayanan berupa promotif, prefentif dan kuratif di wilayah
kerja UPT Puskesmas Folley, diantaranya ,
6 Posyandu Kampung Folley :
 Kampung Tomolol

 Kampung Usaha Jaya

 Kampung Audam

 Kampung Limalas Timur

 Kampung Limalas Barat


3 Puskesmas Pembantu (PUSTU):
 Pustu Usaha Jaya
 Tomolol
 Limalas
Puskesmas berperan sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan Indonesia dan
sebagai serapan pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia, maka puskesmas
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat melalui
visi dan misi Puskesmas Folley.

2. Visi, Misi, Motto dan Tata Nilai


1) Visi
Menjadi Pusat pelayanan kesehatan yang ramah, profesional, berkualitas.
2) Misi
 Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat.
 Meningkatkan kualitas SDM yang profesional dan berkomitmen tinggi.
 Meningkatkan tata kelola puskesmas yang baik melalui perbaikan
manajemen yang profesional, akuntabel, efektif dan efisien.
 Membangun sistem informasi dan manajemen puskesmas.
 Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
3. Motto
“One Team, One Spirit, One Goal”
4. Tata Nilai
 K : Kreatif
 U : Ulet
 P : Peduli
 A : Amanah
 S : Santun
 Komitmen mutu: Pasien mendapatkan pelayanan yang optimal.
 Anti Korupsi: Tidak memungut biaya dalam pelayanan kesehatan di
Puskesmas.

B. STRUKTUR ORGANISASI

C. NILAI-NILAI DASAR ASN


Dalam melaksanakan tugasnya sebagai abdi negara, ada beberapa nilai-nilai dasar yang harus
dimiliki oleh Aparatus Sipil Negara (ASN) diantaranya:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban bagi individu atau kelompok/ instansi untuk memenuhi
tanggung jawabnya sesuai dengan amanah yang diberikan. Adapun nilai- nilai dasar yang
terkandung di dalam akuntabilitas yakni:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok/instansi.
c. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi
dan mematuhi semua hukum yang berlaku, UndangUndang, Kebijakan, dan
peraturan yang berlaku.
d. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah sebuah perbuatan yang dilakukan oleh setiap individu
yang berdasarkan atas kewajiban maupun panggilan hati seseorang. Yaitu sikap
yang menunjukkan bahwa seseorang tersebut memiliki sifat kepedulian dan
kejujuran yg sangat tinggi.
e. Keadilan
Keadilan harus dipromosikan oleh pimpinan dan harus dihindari karena dapat
menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang
akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan serta harapan, dan
kapasitas. Setiap individu harus dapat menggunakan kewenangannya untuk
meningkatkan kerja.
h. Kejelasan
Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan wewenang harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi
Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya
akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak
akuntabel.
2. Nasionalisme
Yakni pandangan atau faham kecintaan manusia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Adapun nilai nilai yang terkandung di dalam
nasionalisme di bagi atas 5 Pancasila dengan butir-butirnya sebagai berikut:
a. Sila Pertama : (Ketuhanan yang maha esa)
 Percaya dan taqwa kepada Tuhan yang maha esa sesuai dengan agama dan
keperacayaan masing-masing.
 Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemelung agama.
 Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan.
 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain
b. Sila Kedua : (Kemanusiaan yang adil dan beradab)
 Berani membela kebenaran dan keadilan
 Mengakui persamaan hak dan persamaan kewajiban antar sesama manusia
 Mencintai sesama manusia
 Mengembangkan sikap tenggang rasa
 Tidak semena-mena terhadap orang lain
c. Sila Ketiga : (Persatuan Indonesia)
 Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan dan keseimbangan bangsa
dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan
 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara
 Cinta tanah air dan bangsa
 Bangga sebagai bangsa Indonesia, bertanah air Indonesia
 Memajukan persatuan dan kesatuan bangsa yang berbhineka tunggal ika
d. Sila Keempat : (Kerakyatan yang dimpimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan)
 Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat
 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan
e. Sila Kelima : (Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia)
 Mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan gotong royong.
 Bersikap adil
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
 Menghormati hak-hak orang lain
 Suka memberi pertolongan kepada orang lain
3. Etika Publik
Etika Publik Yakni tata krama/sopan santun dalam berkelakuan sesuai lingkungan
setempat, adapun nilai-nilai dasar etika public sebagaimana tercantum dalam Undang-
undang ASN, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Indonesia;
b. Setia dan mempertahankan UUD 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Berbicara komitmen mutu sama dengan membahas tugas dan tanggung jawab ASN yang
harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, dilaksanakan secara optimal sehingga
tercipta kepuasan stakeholders. Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah
layanan yang berkomitmen pada mutu melalui penyelenggara secara efektif dan efisien.
Kepuasan pelanggan tetap menjadi fokus inovasi dan target perubahan. Nilai-nilai dasar
orientasi mutu adalah sebagai berikut:
a. Mengedepankan komitmen terhadap
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara agar
customer tetap setia;
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi:
d. Tanpa cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan;
e. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran
tuntutan kebutuhan customer/ clients maupun perkembangan teknologi;
f. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan;
g. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara
lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan
benchmark.
5. Anti Korupsi
Korupsi adalah perilaku pejabat publik, politikus atau pegawai negeri yang secara tidak
wajar dan ilegal memperkaya diri atau memperkaya orang-orang di dekatnya dengan
jalan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka. Olehnya
itu, perlu ditanamkan kesadaran menyeluruh pada setiap individu untuk mencegah
prilaku korupsi dengan memegang komitmen integritas.
Adapun nilai anti korupsi sebagai berikut :
a. Jujur, mengatakan dengan apa adanya tanpa ada pengurangan atau melebihkan
dari apa yang didengar, dibuat, dan dilihat.
b. Peduli, sebuah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam persoalan,
keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita. Orang-orang peduli adalah
mereka yang terpanggil melakukan sesuatu dalam rangka memberi inspirasi,
perubahan, kebaikan kepada lingkungan disekitarnya.
c. Mandiri, sikap untuk tidak menggantungkan keputusan kepada orang lain.
Independen, tanpa ada tekanan dari pihak manapun juga.
d. Disiplin, taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya merupakan tanggung
jawabnya.
e. Berani, mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam
menghadapi bahaya, kesulitan, dsb.
f. Kerja keras, kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal
lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau
memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan.
g. Tanggung jawab, wajib menanggung segala sesuatu, sehingga berkewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan
jawab dan menanggung akibatnya.
h. Sederhana, membebaskan segala ikatan yang tidak di perlukan. Berbeda dengan
kemiskinan, kesederhanaan merupakan suatu pilahan, keputusan untuk
menjalani hidup yang berfokus pada apa yang benar-benar berarti.
i. Adil, selalu bersikap imparsial, suatu sikap yang tidak memihak kecuali kepada
kebenaran

D. KEDUDUKAN DAN PERAN PNS dalam NKRI


1. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah
pengelolaan pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam Konsep Manajemen ASN ini dikenal apa
yang disebut dengan system merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN
yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan
tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. Pegawai Aparatur Sipil Negara
yang selanjutnya disebut Pegawai
ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundangundangan sedangkanPegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan. Manajemen PNS meliputi: penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan Jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi;
penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian;
jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan.

2. Whole Of Government
WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan integrative
fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit
dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara
lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku. Salah satu
bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-Government. E- government
adalah tata kelola pemerintahan (governance) yang diselenggarakan secara terintegrasi
dan interaktif berbasis teknologi IT, agar hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku
bisnis dan masyarakat dapat berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan responsif.
Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government antara lain adalah :
a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), efisien dan
efektif.
b. Hemat anggaran dan tepat waktu.
c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan korupsi akan
banyak berkurang.
d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat kesalahan
berkurang.
e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga kepuasan public
juga meningkat.
3. Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S. Moenir mendefinisikan
“pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang
yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam
memenuhi harapan pengguna.” Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan,
karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi
seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan
sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan.
Selanjutnya A.S. Moenir (2002: 16) menyatakan bahwa proses pemenuhan kebutuhan
melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang dinamakan pelayanan. Jadi dapat
dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu menyiapkan atau
mengurus apa yang diperlukan orang lain. Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa
pelayanan adalah aktivitas yang dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan
pemberi pelayanan yang menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga
perusahaan. Dalam kamus Bahasa ndonesia (1990), pelayanan publik dirumuskan sebagai
berikut :
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.
b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang
dan jasa.
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan suatu gangguan
kesehatan tertentu.
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

PENETAPAN ISU DAN ANALISIS DAMPAK


Unit kerja pada UPT Puskesmas Folley, Distrik Misool Timur adalah :
1. Isu Yang Diangkat :
Belum optimalnya pengelolaan Rekam Medik di UPT Pueskesmas Folley, Distrik Misool
Timur.
2. Deskripsi Isu :
Berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyelenggaraan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di wilayah kerjanya, puskesmas berwenang
untuk melaksanakan rekam medis. Rekam medis yang baik adalah rekam medis yang
memiliki data yang berkesinambungan, sejak awal hingga akhir perawatan. Kesinambungan
data rekam medis merupakan satu hal yang harus dipenuhi dalam menjaga nilai rekam medis
yang baik untuk mendukung kesehatan yang maksimal. Pengelolaan rekam medis di UPT
Puskesmas Folley menggunakan pemberian nomor secara unit dengan sistem family folder.
Pengelolaan family folder adalah catatan tentang kondisi kesehatan suatu keluarga, sebagai
akibat adanya masalah kesehatan atau penyakit pada salah satu atau lebih dari anggota
keluarganya. Pasien baru yang mendaftar untuk dilayani dibuatkan lembar rekam medis
rawat jalan tetapi tidak langsung dibuatkan atau dimasukkan ke dalam map rekam medis. Hal
tersebut dapat mengakibatkan lembar tersebut sobek atau hilang.
Ditemukan terjadinya duplikasi nomor rekam medis yang menyebabkan
ketidaksinambungan data pasien dalam satu keluarga. Lembar rekam medis rawat jalan setiap
pasien di dalam satu keluarga seharusnya tersimpan dalam satu map berkas rekam medis
dengan satu nomor rekam
medis yang sama.

3. Gagasan Pemecahan Isu :


Mengoptimalkan Rekam Medik secara digital di UPT Puskesmas Folley, Distrik Misool
Timur.
4. Keterkaitan Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
a. Whole of Government
Seorang CPNS perekam medis dalam membuat penggabungan Nomor Rekam Medik
yang terduplikat melibatkan profesi lain seperti perawat yang melaporkan adanya riwayat
pasien yang tidak berkesinambungan kepada perekam medis sehingga penggabungan
dapat dilakukan, dalam membuat rancangan SOP melibatkan rekan kerja sebagai bentuk
pertukaran informasi tentang alur untuk mengatasi duplikasi nomor rekam medis
tersebut, dalam membuat standing banner tentang persyaratan pendaftaran melibatkan
rekan kerja sebagai bentuk pertukaran informasi agar informasi mengenai persyaratan
pendaftaran dapat tersampaikan melalui standing banner tersebut dan dalam membuat
aplikasi Rekam Medik secara digital harus melibatkan petugas di UPT Puskesmas Folley
dan pasien.
b. Pelayanan Publik
Untuk memaksimalkan pengelolaan arsip rekam medic di UPT Puskesmas Folley, maka
dilakukan identifikasi rekam medic.
c. Manajemen ASN
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang baik di era digital ini,
semua serba efisien dengan penggunaan teknologi informasi. Salah satu penggunaan
teknologi informasi (TI) di bidang rekam medis adalah pemanfaatan RME (Rekam
Medik Elektronik). RME sudah banyak digunakan di berbagai rumah sakit di dunia
sebagai pengganti atau pelengkap rekam medik kesehatan berbentuk kertas. Secara
administratif rekam medis elektronik bermanfaat sebagai gudang penyimpanan informasi
secara elektronik mengenai status kesehatan dan layanan kesehatan yang diperoleh pasien
sepanjang hidupnya. Selain itu, penggunaan RME memberikan manfaat kepada dokter
dan petugas kesehatan dalam mengakses informasi pasien yang pada akhirnya membantu
dalam pengambilan keputusan klinis.
5. Dampak Isu Jika Tidak di Selesaikan :
a. Jika tidak dilakukan identifikasi pengelolaan arsip, maka akan berdampak pada nomor
rekam medic yang terduplikat.
b. Terjadinya alur rekam medic yang tidak sesuai.
c. Dalam meregistrasi pasien masih manual.

TABEL RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


 Unit Kerja : UPT Puskesmas Folley
 Isu Yang Diangkat : Belum Optimalnya Pengelolaan Arsip Rekam Medik di UPT
Puskesmas Folley.
 Gagasan Pemecahan Isu : mengoptimalkan rekam medic secara digital di UPT Puskesmas
Folley.
 Tujuan Pemecahan Isu : Terwujudnya pengelolaan arsip rekam medic yang optimal di UPT
Puskesmas Folley.
N Kegiatan Tahap Kegiatan Keterlibatan Kontribusi Penguata
Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi n Nilai
o
Pelatihan (5) Misi(6) Organisas
i (7)
1 Melaksanaka 1) Membuat buku 1) Buku catatan MANAJEMEN ASN Melaksanakan kompeten
n catatan untuk duplikasi penggabungan
penggabunga duplikasi nomor nomor rekam Jelas , transparent, nomor rekam
n nomor rekam medis medis konsisten, medic yg
rekam medic bertanggung terduplikat
yang 2) Menghitung 2) Hasil / Data jawab(Akuntabilitas merupakan
terduplikat persentase persentase ) perwujudan
nomor rekam duplikasi Musyawarah, kerja Misi
medic yang nomor rekam keras, dapat “Meningkatka
terduplikat medis dipercaya, adil n tata kelola
(Nasionalisme) puskesmas
Sopan, hormat yang baik
3) Penggabunga
3) Menggabungka (Etika Publik) melalui
n duplikasi
n nomor rekam Efektif dan efisien perbaikan
nomor rekam
medic yang (Komitmen mutu) manajemen
medis agar
terduplikat Mandiri, jujur, yang
riwayat
peduli, berani, profesional,
pasien
sederhana (Anti akuntabel,
berkesinamb
Korupsi) efektif dan
ungan
efisien.

Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan Mata Pelatihan Agenda 3:


Manajemen ASN : Seorang CPNS perekam medis melaksanakan penggabungan duplikasi
nomor rekam medis sesuai kode etik ASN yaitu melaksanakan tugas dengan konsisten dan
bertanggung jawab.
Deskripsi keterkaitan tahapan kegiatan dengan nilai-nilai dasar ASN
Sebelum membuat penggabungan nomor rekam medic yang terduplikat, saya harus membuat
buku catatan nomor rekam medis pasien duplikasi harus jelas agar pengguna buku dapat mengerti
kegunaan buku tersebut, serta
melaksanakan penggabungan duplikasi nomor rekam medis bersikap transparan serta
konsisten, dan selalu bertanggung jawab untuk menyelesaikannya agar tidak ada duplikasi
nomor rekam medis (Akuntabilitas). Saya dalam melaksanakan penggabungan duplikasi nomor
rekam medis bersikap musyawarah dan selalu kerja keras karena merupakan amanah yang
harus dilaksanakan dan selalu dapat dipercaya melakukan perhitungan duplikasi karena Tuhan
selalu mengawasi serta adil terhadap semua kejadian duplikasi dilakukan penggabungan tanpa
terkecuali (Nasionalisme). Saya dalam melaksanakan penggabungan duplikasi nomor rekam
medis bersikap sopan dan hormat dengan rekan kerja, dan selalu menjaga rahasia data pasien,
serta akurat dalam menghitung persentase sehingga menghasilkan persentase yang sebenarnya
(Etika Publik). KOMITMEN MUTU
Saya dalam melaksanakan penggabungan duplikasi nomor rekam medis menemukan cara yang
efektif dan efisien agar proses penggabungan cepat dan tepat (Komitmen Mutu)
Saya dalam melaksanakan penggabungan duplikasi nomor rekam
medis harus mandiri dan jujur apa adanya serta peduli apabila menemukan duplikasi. Berani
menyampaikan jumlah kejadian duplikasi nomor rekam medis walaupun banyak, serta
sederhana dalam menyajikan data persentase duplikasi nomor rekam medis (Anti Korupsi)
Penjelasan Kontribusi kegiatan dengan visi misi organisasi:
Melaksanakan penggabungan nomor rekam medic yg terduplikat merupakan perwujudan
visi “Menjadi Pusat pelayanan kesehatan yang ramah, profesional, berkualitas”. Misi
“Meningkatkan tata kelola puskesmas yang baik melalui perbaikan manajemen yang
profesional, akuntabel, efektif dan efisien”.
Penjelasan kontribusi kegiatan dengan nilai organisasi:
Kompeten : Melaksanakan penggabungan nomor rekam medic yg terduplikat sebagai
bentuk pelayanan yang kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
N Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterlibatan Kontribusi Penguatan
o Substansi Mata Terhadap Visi Nilai
Pelatihan (5) Misi (6) Organisas
i (7)
2 Membuat 1) Mencari materi 1) Materi WHOLE OF Membuat Adaptif
rancangan
tentang rancangan GOVERNMENT rancangan
SOP untuk
mengatasi pembuatan SOP SOP untuk
nomor RM
SOP untuk Bertanggung mengatasi
yang
terduplikat mengatasi jawab, jelas, nomor rekam
nomor rekam konsisten medic yg
medic yang (Akuntabilitas).Rel terduplikat
terduplikat a berkorban, kerja merupakan
keras, bekerja sama perwujudan
2) Membuat draf 2) Draf (Nasionalisme). Misi
rancangan SOP rancangan Sopan santun, “Meningkatka
untuk SOP akurat (Etika n tata kelola
mengatasi Publik). Efektif, puskesmas
nomor rekam bermutu yang baik
medic yang (Komitmen mutu). melalui
terduplikasi Mandiri, dispilin, perbaikan
peduli, sederhana, manajemen
berani ( Anti yang

3) Mengajukan 3) Pengajuan Korupsi) profesional,

pengesahan pengesahan akuntabel,

rancangan rancangan efektif dan

SOP untuk SOP efisien.

mengatsi
nomor rekam
medic yang
terduplikat
Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan Mata Pelatihan Agenda 3:
WHOLE OF GOVERNMENT: Seorang CPNS perekam medis dalam membuat rancangan SOP
melibatkan rekan kerja sebagai bentuk pertukaran informasi tentang alur untuk mengatasi
duplikasi nomor rekam medis tersebut.
Deskripsi keterkaitan tahapan kegiatan dengan nilai-nilai dasar ASN
Pada kegiatan pembuatan rancangan SOP, saya harus bertanggung jawab menyelesaikannya
dengan jelas dan lengkap sehingga dapat digunakan oleh petugas secara konsisten
(Akuntabilitas). Saya rela berkorban untuk tenaga dan waktu dalam membuat rancangan SOP
dan selalu kerja keras bersungguh-sungguh serta dapat bekerja sama dengan baik dengan rekan
kerja (Nasionalisme). Untuk membuat rancangan SOP, saya harus menjaga sopan santun
sehingga tidak mengganggu petugas, serta rancangan tersebut harus akurat dan detail sehingga
dapat dilaksanakan (Etika Publik). Saya harus membuat rancangan SOP dengan tepat dan efektif
sehingga dapat mengatasi duplikasi nomor rekam medis dan harus bermutu sesuai dengan
format aturan yang berlaku (Komitmen Mutu). Dalam membuat rancangan SOP mandiri, saya
tidak perlu menunggu perintah atau melimpahkan kepada orang lain, disiplin sehingga tidak
membuang-buang waktu, serta tetap peduli dan menerima ide-ide atau materi masukan dari orang
lain. Lalu SOP dibuat sederhana agar dapat dilaksanakan dengan mudah oleh penggunanya, dan
berani mengusulkan pengajuan pengesahan SOP kepada atasan jika dirasa sudah tepat (Anti
Korupsi).
Penjelasan Kontribusi kegiatan dengan visi misi organisasi:
Membuat rancangan SOP untuk mengatasi nomor rekam medic yg terduplikat
merupakan perwujudan Misi “Meningkatkan tata kelola puskesmas yang baik melalui
perbaikan manajemen yang profesional, akuntabel, efektif dan efisien”.
Penjelasan kontribusi kegiatan dengan nilai organisasi:
Adaptif : Membuat rancangan SOP untuk mengatasi nomor rekam medic yg terduplikat
sebagai bentuk pelayanan yang cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus
berinovasi dan mengembangkan kreativitas serta bertindak proaktif.

No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterlibatan Kontribusi Penguatan


Substansi Mata Terhadap Nilai
Pelatihan (5) Visi Misi(6) Organisasi(7)
3 Membuat 1) Mencari 1) standing banner PELAYANAN Membuat Kompeten
standing materi PUBLIK standing
banner tentang Bertanggung banner
tentang persyaratn jawab, jelas, tentang
persyaratan pendaftaran (Akuntabilitas)Rela persyaratan
pendaftara di Puskesmas berkorban, pendaftaran
n (Nasionalisme). merupakan
Sopan, akurat, perwujudan
2) Menyusun 2) desain standing detail (Etika Misi
desain banner Publik). Efektif, “Membangu
standing efisien, amanah n sistem
banner (Komitmen mutu). informasi
tentang Mandiri, dispilin, dan
persyaratan peduli, sederhana, manajemen
pendaftaran ( Anti Korupsi) puskesmas”.
Karena
dengan
3) Mencetak 3) pencetakan mencetak
desain standing banner desain
standing standing
banner banner,
tentang pasien selalu
persyaratan membawa
pendaftaran identitas saat
akan berobat
sehingga
memudahkan
petugas
untuk
mencari
berkas rekam
medis pasien.
Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan Mata Pelatihan Agenda 3:
PELAYANAN PUBLIK: Seorang CPNS perekam medis membuat standing banner tentang
persyaratan pendaftaran dengan berkoordinasi dengan atasan menunjukkan transparansi terhadap
atasan dan sebagai wujud tanggungjawab sebagai mitra kerja.
Deskripsi keterkaitan tahapan kegiatan dengan nilai-nilai dasar ASN
Dalam membuat standing banner saya harus bertanggung jawab agar tersedianya informasi
yang jelas tentang persyaratan pendaftaran pasien agar dapat memberi informasi mengenai
persyaratan pendaftaran (Akuntabilitas). Dalam membuat standing banner saya secara rela
berkorban atas tenaga dan waktu, dan kerja
sama dengan rekan kerja (Nasionalisme). Dalam membuat standing banner saya harus menjaga
sopan santun sehingga tidak mengganggu petugas, data pada standing banner akurat dan detail
sehingga dapat menginformasikan persyaratan pendaftaran (Etika Publik). Dalam membuat
standing banner saya harus secara efektif dan efisien, serta amanah karena merupakanpekerjaan
yang harus dikerjakan dengan baik (Komitmen Mutu). Dalam membuat standing banner secara
mandiri, saya tidak perlu melimpahkan kepada orang lain,
disiplin sehingga tidak membuang-buang waktu, tetap peduli dan menerima ide-ide
masukan dari rekan kerja serta sederhana agar dapat dibaca dan dipahami dengan mudah oleh
pengunjung (Anti Korupsi).
Penjelasan Kontribusi kegiatan dengan visi misi organisasi:
Membuat standing banner tentang persyaratan pendaftaran merupakan perwujudan Misi
“Membangun sistem informasi dan manajemen puskesmas”. Karena dengan
mencetak desain standing banner, pasien selalu membawa identitas saat akan berobat
sehingga memudahkan petugas untuk mencari berkas rekam medis pasien.
Penjelasan kontribusi kegiatan dengan nilai organisasi:
Kompeten : Membuat standing banner tentang persyaratan pendaftaran Sebagai peningkatan
kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain
belajar dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

N Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterlibatan Kontribusi Penguatan


o Substansi Mata Terhadap Nilai
Pelatihan (5) Visi Misi (6) Organisasi
(7)
4 Membuat 1) Membuat 1) Software WHOLE OF Membuat Kompeten
aplikasi software medical record GOVERNMENT aplikasi
rekam rekam electronic rekam medic
medic medic Bertanggung secara digital
secara eletronik jawab, jelas, merupakan
digital (Akuntabilitas)Rela perwujudan
2) Mendesain berkorban, Misi
system RM 2) Desain system (Nasionalisme). “Membangu
elektroni medical record Sopan, akurat, n sistem
electronic detail (Etika informasi
3) Uji coba
Publik). Efektif, dan
kelayakan
3) Aplikasi yang efisien, amanah manajemen
aplikasi
sdh jadi (Komitmen mutu). puskesmas”.
Mandiri, dispilin,
peduli, sederhana,
( Anti Korupsi)

Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan Mata Pelatihan Agenda 3:


Manajemen ASN : Seorang CPNS perekam medis membuat aplikasi rekam medic secara digital
adalah bentuk pertukaran informasi agar informasi mengenai rekam medic pasien dapat
tersampaikan melalui aplikasi medical record electronic.
Deskripsi keterkaitan tahapan kegiatan dengan nilai-nilai dasar ASN
Sebelum membuat aplikasi rekam medic secara digital, saya harus membuat software rekam
medis pasien harus jelas agar pengguna aplikasi dapat mengerti manfaat aplikasi tersebut, serta
Konsisten dgn waktu dalam membuat software. Saya harus selalu membuat aplikasi dgn
kejelasan target agar dapat digunakan oleh praketek telemedicine (Akuntabilitas). Saya dalam
membuat aplikasi rekam medic secara digital bersikap musyawarah dan selalu kerja keras
karena merupakan amanah yang harus dilaksanakan dan selalu dapat dipercaya melakukan
aplikasi karena Tuhan selalu mengawasi (Nasionalisme). Saya dalam membuat aplikasi rekam
medic secara digital harus bisa menjaga informasi data pasien yang bersifat rahasia. (Etika
Publik). Saya membuat aplikasi rekam medic secara digital menemukan cara yang efektif dan
efisien agar proses penggabungan cepat dan tepat, saya juga harus berinovatif untuk menemukan
cara-cara baru yang meningkatkan nilai tambah aplikasi tersebut , (Komitmen Mutu). Saya dalam
perbaikan berkelanjutan harus memperbaiki pelayanan yang telah ada sebelumnya agar lebih
terupdate. Saya dalam membuat aplikasi rekam medic secara digital harus sederhana dalam
konversi data yang sudah ada ke dalam sistem aplikasi rekam medis sehingga tinggal pakai (Anti
Korupsi)

Penjelasan Kontribusi kegiatan dengan visi misi organisasi:


Membuat aplikasi rekam medic secara digital merupakan perwujudan Misi “Membangun
sistem informasi dan manajemen puskesmas”.

Penjelasan kontribusi kegiatan dengan nilai organisasi:


Kompeten : membuat aplikasi rekam medic secara digital sebagai bentuk pelayanan yang
kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah dan melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik.

Anda mungkin juga menyukai