Anda di halaman 1dari 7

Jurnal HPT Volume 3 Nomor 3

Agustus 2015
ISSN: 2338-4336

EKSPLORASI BAKTERI PATOGEN PADA BEBERAPA SPESIES TANAMAN


KANTONG SEMAR (Nepenthes sp.)

Abdul Karim Fanani, Abdul Latief Abadi, Luqman Qurata Aini

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya


Jalan Veteran, Malang 65145

ABSTRACT
This research aims to determine the diseases on pitcher plant (Nepenthes) caused by
bacterial pathogens. This study included the observation and exploration of bacterial
disease on leaves, stems and roots of Nepenthes, isolation of bacterial pathogen from
diseased tissues, pathogenicity assay on host plant, hypersensitive response assay on
tobacco leaf, characterization of colony and cell morphology, and identification based
on biochemical and physiological characters. The result showed that wetbrown spots
symptom on leaves of N. mirabilis was caused by the Erwinia sp.. Yellow spots
symptoms on leaves of N. ampullaria and N. rafflessiana were caused by Xanthomonas
sp., while black rot symptoms on stems N. ampullaria and N. rafflessiana were caused
by Pseudomonas sp.
Keywords: exploration, identification, Nepenthes, pathogenic bacteria

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis bakteri patogen pada tanaman
kantong semar (Nepenthes sp.). Penelitian ini meliputi pengamatan gejala dan eksplorasi
penyakit pada daun, batang dan akar Nepenthes, isolasi bakteri patogen dari gejala, uji
patogenesitas pada tanaman inang, uji hipersensitif pada daun tembakau, karakterisasi
morfologi koloni dan morfologi sel, dan identifikasi secara biokimia dan fisiologi. Hasil
penelitian mennjukkan gejala bercak cokelat kebasahan pada daun N. mirabillis
disebabkan oleh Erwinia sp., gejala bintik kuning pada daun N. ampullaria dan N.
rafflessiana disebabkan oleh bakteri Xanthomonas sp., sedangkan gejala busuk hitam
pada batang N. ampullaria dan N. rafflessiana disebabkan oleh bakteri Pseudomonas
sp.
Kata kunci: bakteri patogen, eksplorasi, identifikasi, Nepenthes

PENDAHULUAN tanaman hias. Kepopuleran Nepenthes


saat ini sebagai tanaman hias yang unik
Satu diantara plasma nutfah yang semakin meningkat seiring dengan minat
banyak terdapat di Indonesia adalah masyarakat pecinta tanaman hias untuk
tanaman kantong semar (Nepenthes sp.) menangkarkannya (Akhriadi dan
(Mansur, 2006). Nepenthes merupakan Hernawati, 2006).
tanaman hias unik yang cukup diminati Permintaan yang meningkat
karena keindahan bentuk dan warna terhadap Nepenthes mengakibatkan
kantong pada ujung daun yang merupakan keberadaan tanaman ini semakin terancam
ciri khasnya (Isnaini, 2011). Kantong karena perusakan habitat dan pengambilan
tersebut berfungsi sebagai perangkap bagi oleh masyarakat langsung dari alam
beberapa jenis binatang kecil dan (Clarke, 2001). Oleh sebab itu, sebagai
serangga untuk dijadikan sebagai sumber salah satu tumbuhan dalam daftar
nutrisi (Kurniawan, 2013). Nepenthes tanamandilindungi Nepenthes perlu
memiliki potensi untuk dijadikan sebagai dilestarikan, diperbanyak, dipelajari dan

104
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 3 Agustus 2015

dimanfaatkan secara berkelanjutan Isolasi dan Pemurnian Bakteri


(Isnaini, 2011). Selain teknik perbanyakan Isolasi dilakukan dari bagian daun,
yang relatif sulit, masalah budidaya yang batang, dan akar tanaman untuk
umum adalah munculnya hama dan mendapatkan isolat murni bakteri patogen
penyakit. Meskipun tidak terlalu banyak pada bagian tersebut.
hama dan penyakit yang menyerang
Uji Patogenisitas
Nepenthes, namun pengendalian tetap Uji ini dilakukan untuk
harus dilakukan (Purwanto, 2007). Hama membedakan bakteri patogen dan bakteri
yang biasa menyerang Nepenthes antara
saprofit. Suspensi bakteri 108 sel/ml yang
lain kutu putih, thrips, kutu sisik, dan
diduga patogen diinokulasikan pada
tungau. Sedangkan untuk penyakit yang
tanaman inang bakteri tersebut (Kerr,
sering dijumpai yaitu bintik merah yang 1980). Bakteri patogen akan menimbulkan
disebabkan oleh jamur Cercospora dan gejala penyakit.
rebah batang oleh jamur Phytium
aphanidermatum (Handoyo dan Uji Hipersensitif
Sitanggang, 2006). Pengujian ini bertujuan untuk
Penyakit yang banyak dijumpai mengetahui apakah isolat bakteri yang
sebagian besar adalah yang disebabkan ditemukan merupakan bakteri patogen
oleh jamur, oleh karena itu penelitian ini tanaman atau bukan. Suspensi bakteri 108
dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis sel/ml diinfiltrasikan pada daun tembakau.
penyakit yang disebabkan oleh bakteri Gejala hipersensitif terlihat jika pada
patogen agar upaya pelestarian Nepenthes bagian yang diinfiltrasi supensi bakteri
berjalan dengan baik. terjadi nekrosis dalam waktu 1–4 hari
(Klement, 1990).
METODE PELAKSANAAN Karakterisasi Morfologi
Pengamatan ini dilakukan untuk
Waktu dan Tempat mengetahui morfologi koloni bakteri agar
Penelitian dilaksanakan pada bulan bisa diidentifikasi secara morfologi.
Oktober sampai dengan bulan Desember Pengamatan morfologi koloni meliputi
2014 di Laboratorium Bakteriologi, bentuk, ukuran, tepi, warna, dan
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan permukaan koloni. Bakteri yang diamati
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, ditumbuhkan pada media NA dan
Malang, Jawa Timur. berumur 48 jam.
Eksplorasi dan Pengambilan Sampel Karakterisasi Fisiologi
Eksplorasi ini bertujuan untuk Karakterisasi ini bertujuan untuk
mendapatkan sampel bakteri patogen dari menentukan genus isolat bakteri. Metode
beberapa spesies tanaman Nepenthes. yang digunakan berdasarkan Schaad et al.
Sampel ditentukan secara acak didalam (2001). Karakterisasi ini meliputi uji
Rumah Paranet Kebun Raya Bogor. Gram dengan kelarutan KOH 3% dan
Tanaman yang ditentukan sebagai sampel pewarnaan Gram, uji Oksidatif-
adalah tanaman yang tidak sehat atau Fermentatif, uji produksi pigmen
tanaman yang sedang terinfeksi patogen fluorescent dengan menggunakan media
tanaman. Spesies yang ditentukan sebagai King’s B, dan terakhir uji pertumbuhan
sampel adalah N. rafflessiana, N. pada media Yeast Extract-Dextrose-
mirabillis, dan N. ampullaria. Carbonat (YDC).

105
Fanani et al., Eksplorasi Bakteri Patogen Pada Beberapa…

1 2 3

4 5
Gambar 1. Gejala Penyakit pada bagian daun dan batang. 1) gejala pada daun N.
mirabilis, 2) gejala pada batang N. ampullaria, 3) gejala pada daun N.
ampullaria, 4) gejala pada batang N. rafflessiana, 5) gejala pada daun N.
rafflessiana.

HASIL DAN PEMBAHASAN batang, jika serangan parah batang


menjadi busuk hingga mengering, dan
Deskripsi Gejala akhirnya tanaman mati. Gejala yang
Berdasarkan hasil uji patogenisitas ditimbulkan pada N. ampularia ini hampir
diperoleh lima gejala penyakit pada daun sama dengan gejala yang diakibatkan oleh
dan batang N. mirabilis, N. ampullaria, bakteri Pseudomonas pada anggrek yaitu
dan N. rafflessiana (Gambar 1). gejala dapat muncul dimana saja terutama
pada daun, awalnya berwarna hijau kotor,
1. Gejala pada daun N. mirabilis
kemudian infeksi menyebar dan akhirnya
Gejala penyakit yang menyerang
berwarna cokelat kehitaman dan
daun N. mirabilis ini mula-mula muncul
kemudian mengering (Bottom, 2010).
bercak warna cokelat, tepi berwarna
kuning, mudah sobek dan licin jika 3. Gejala pada daun N. ampullaria
digesek, dan akhirnya akan mati karena Gejala ini belum teridentifikasi
menyebar ke seluruh helai daun. Penyakit secara jelas. Berawal dengan munculnya
ini menular melalu percikan air dan bintik kuning pada daun dan semakin
gesekan antar daun. Gejala ini hampir lama bintik kuning melebar tanpa batas
sama dengan gejala penyakit yang yang jelas. Perkembangan selanjutnya
disebabkan oleh bakteri Erwinia sp. pada adalah berubah menjadi cokelat basah dan
anggrek bulan, seperti yang dikemukakan mengering. Penyakit ini mirip dengan
oleh Handayati et al. (2008), bahwa gejala penyakit yang ditemukan oleh Lingga
bintik kecil berair dan berwarna cokelat (2007) pada daun Anthurium, daun yang
muncul pada daun serta dikelilingi warna terinfeksi menguning yang berubah
kuning. menjadi bercak cokelat.
2. Gejala pada batang N. ampullaria 4. Gejala pada batang N. rafflessiana
Gejala penyakit bakteri yang Gejala penyakit ini hampir mirip
menyerang batang N. ampullaria ini dengan gejala penyakit pada N.
berupa bercak berwarna kehitaman pada ampullaria, yaitu batang berwarna cokelat

106
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 3 Agustus 2015

hingga hitam. Serangan parah


mengakibatkan pucuk mati dan tidak bisa
tumbuh. Gejala yang mirip juga
dikemukakan oleh Iswanto (2002) yaitu
penyakit bercak cokelat pada anggrek
Cattleya sp. yang disebabkan oleh bakteri
Pseudomonas cattleyae pv. Savul.
Serangan bakteri ini ditandai dengan
terjadinya bercak lunak kebasahan,
kemudian berubah menjadi cokelat atau
hitam. Serangan bakteri ini dapat Gambar 2. Isolat bakteri yang telah
menyebabkan kematian tanaman. Penyakit dimurnikan pada media
ini dapat menular melalui percikan air. Nutrient Agar.
5. Gejala pada daun N. rafflessiana.
Penyakit ini bermula dengan bercak Hasil Uji Patogenisitas
kuning hingga jingga tua, kemudian Tujuan uji patogenisitas ini adalah
melebar hingga seluruh helai daun. untuk membuktikan bahwa isolat yang
Serangan berat mengakibatkan daun layu didapatkan bisa menimbulkan gejala yang
dan gugur. Gejala mirip dengan yang sama dengan gejala penyakit yang
ditemukan oleh Sudir et al. (2012) yaitu ditemukan sebelumnya. Dari 18 isolat
gejala kresek maupun hawar pada bakteri yang diujikan, hanya lima isolat
Anthurium dimulai dari tepi daun, yang menimbulkan gejala penyakit.
berwarna keabu-abuan dan lama-lama
daun menjadi kering.

Hasil Eksplorasi
Berdasarkan hasil eksplorasi yang
dilakukan pada bulan Agustus 2014,
ditemukan ada 12 gejala penyakit pada N.
mirabilis, N. ampularia, dan N.
rafflessiana. Masing-masing gejala
penyakit ditemukan pada batang dan daun
tanaman, tetapi tidak ditemukan gejala
penyakit pada bagian akar tanaman. Gambar 3. Inokulasi suspensi isolat
bakteri pada tanaman inang
Hasil Isolasi Dan Pemurnian yang sehat.
Hasil isolasi ditemukan 18 isolat
bakteri pada bagian daun, batang dan akar.
Hasil Uji Hipersensitif
Isolat bakteri dimurnikan pada media NA Reaksi hipersensitif adalah respon
yang baru dengan metode cawan gores ketahanan tanaman untuk melokalisasi
(streak method). Dengan menggunakan bakteri sehingga tanaman dapat mengatasi
metode ini didapatkan koloni tunggal dari serangan berbagai jenis bakteri yang
isolat bakteri yang didapatkan. berpotensi menyebabkan penyakit
(Schaad et al., 2001).

107
Fanani et al., Eksplorasi Bakteri Patogen Pada Beberapa…

ini menunjukkan bahwa kelima isolat


diduga merupakan bakteri patogen
tanaman.

Hasil Karakterisasi
1. Karakterisasi morfologi
Pengamatan karakteristik morfologi
koloni maupun sel bakteri bertujuan untuk
mengetahui karakter dan ciri bakteri yang
didapatkan untuk keperluan identifikasi
bakteri. Pengamatan morfologi sel
Gambar 4. Reaksi hipersensitif
meliputi bentuk sel bakteri ketika diamati
ditunjukkan dengan gejala
di bawah mikroskop. Sedangkan
nekrosis di bagian infiltrasi
pengamatan morfologi koloni meliputi
bakteri pada daun tembakau.
bentuk, ukuran, tepi, warna, dan
permukaan.
Kelima isolat yang diujikan
menunjukkan gejala nekrosis dalam waktu
48 jam setelah inokulasi (Gambar 4). Hal

Tabel 1. Karakteristik Morfologi Koloni dan Sel Bakteri


Morfologi koloni
Bentuk
Isolat Ukuran
bakteri Bentuk Tepi Warna Permukaan
(cm)
MD Batang Bulat Rata Putih susu Cembung 0,2
A1B Batang Bulat Rata Putih susu Cembung 0,1
A2D Batang Bulat Rata Putih kekuningan Cembung 0,4
R1B Batang Bulat Rata Putih susu Cembung 0,1
R3D Batang Bulat Rata Putih krem Cembung 0,3
Keterangan: Kode isolat MD (mirabilis daun), AD (ampullaria daun), AB (ampullaria
batang), RD (rafflessiana daun), dan RB (rafflessiana batang).

Sebagian besar koloni bakteri yang berwarna putih susu dan berukuran 0,1 cm
tumbuh memiliki ciri-ciri yang hampir (Tabel 1).
sama, seperti tepi koloni rata atau halus,
bentuk koloni bulat, warna koloni putih 2. Karakterisasi fisiologi dan biokimia
sedikit kekuningan maupun agak krem, Karakterisasi fisiologi dan biokimia
serta permukaan koloni yang cembung. bertujuan untuk dasar identifikasi bakteri
Ketika diamati di bawah mikroskop hingga tingkat genus. Brenner et al.
dengan perbesaran 100x, bakteri (2005) mengatakan bahwa bakteri
berbentuk batang (basil). Isolat A2D dan memiliki berbagai aktivitas biokimia
R3D memiliki kemiripan warna koloni untuk pertumbuhan dan perbanyakan
dan ukuran koloni yaitu berwarna kuning dengan menggunakan nutrisi yang
pucat dan berukuran 0,3 cm. Sama halnya diperoleh dari lingkungan sekitarnya.
dengan isolat A1B dan R1B yang

108
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 3 Agustus 2015

Tabel 2. Karakteristik Fisiologi dan Biokimia


Isolat
Uji fisiologi dan biokimia
MD A1B A1D R1B R3D
KOH 3% - - - - -
Uji Gram
Pewarnaan Gram - - - - -
Pertumbuhan anaerob (OF) + - - - -
Produksi Pigmen Fluorescent - + - + -
Pertumbuhan pada YDC - T + T +
Pertumbuhan pada suhu 33oC T T + T +
Keterangan: simbol negatif (-) adalah tidak dapat tumbuh, positif (+) adalah dapat
tumbuh, dan T adalah tidak dilakukan pengujian.

Kelima isolat bakteri yang Agrios (2005) mengemukakan bahwa


dikarakterisasi berdasarkan Schaad et al. bakteri Erwinia merupakan bakteri Gram
(2001) terdapat perbedaan pada hasil negatif, berbentuk batang lurus, berukuran
pengujian yang dilakukan (Tabel 2). Isolat 0,5-1,0 x 1,0-3,0 μm.
MD merupakan bakteri Gram negatif, Bakteri Pseudomonas yang
bersifat fermentatif, tidak memproduksi menyerang batang N. ampullaria dan N.
pigmen fluorescent, dan berwarna putih rafflessiana menimbulkan gejala berwarna
pada media YDC. Hasil pengujian kehitaman pada batang, jika serangan
tersebut menunjukkan isolat MD termasuk parah batang menjadi busuk hingga
genus Erwinia sp. mengering, akhirnya tanaman mati
Isolat A1B dan R1B merupakan (Gambar 1). Bakteri ini termasuk bakteri
bakteri Gram negatif, bersifat oksidatif, Gram negatif, hanya tumbuh pada
dan memproduksi pigmen fluorescent. keadaan aerob, dan mampu memproduksi
Hasil tersebut menunjukkan kedua isolat pigmen fluorescent. Menurut Abadi
tersebut termasuk genus Pseudomonas. (2003) Pseudomonas merupakan bakteri
Sedangkan isolat A1D dan R3D Gram negatif, berbentuk seperti tongkat
merupakan bakteri Gram negatif, bersifat lurus atau melengkung, berukuran 0,5-1 x
oksidatif, tidak memproduksi pigmen 1,5-4 μ. Beberapa jenis Pseudomonas
fluorescent, berwarna kuning pada media penyebab penyakit pada tumbuhan
YDC dan dapat tumbuh pada suhu 33oC. (seperti P. syringae) disebut sebagai
Hasil pengujian tersebut menunjukkan Pseudomonas flourescent karena pada
kedua isolat tersebut termasuk genus medium yang mengandung besi rendah
Xanthomonas. bakteri ini membentuk pigmen fluoresent
yang berwarna kuning kehijau-hijauan
Pembahasan Umum yang terdifusikan dalam medium.
Bakteri Erwinia yang menyerang Gejala penyakit yang menyerang
daun N. mirabilis menyebabkan penyakit daun N. ampullaria dan N. rafflessiana
bercak cokelat kebasahan. Berawal pada serangan awal yang ditimbulkan
dengan bercak berwarna cokelat, mudah berupa bintik kuning yang menggerombol,
sobek dan licin jika digesek, dan akhirnya kemudian bersatu dan menyebar keseluruh
mati karena menyebar ke seluruh helai permukaan daun (Gambar 1). Penyakit ini
daun (Gambar 1). Bakteri berbentuk disebabkan oleh bakteri dari genus
batang ini merupakan golongan bakteri Xanthomonas. Bakteri ini merupakan
Gram negatif, tumbuh secara fermentatif Gram negatif, koloni berwarna kuning
pada media glukosa (anaerobik fakultatif), pada media YDC, serta dapat tumbuh
dan berwarna putih pada media YDC. pada suhu 33oC. Hasil ini sesuai dengan

109
Fanani et al., Eksplorasi Bakteri Patogen Pada Beberapa…

pendapat Abadi (2003) bahwa bakteri Evaluasi Ketahanan Anggrek


Xanthomonas termasuk bakteri Gram Phalaenopsis Terhadap Penyakit
negatif, berbentuk seperti tongkat yang Busuk Lunak (Erwinia sp.).
lurus, berukuran 0,4-1 x 1,5-4 μ. BALITHI. Cipanas.
Pertumbuhan pada medium agar selalu Handoyo, F., dan Sitanggang, M.. 2006.
berwarna kuning. Petunjuk Praktis Perawatan
Nepenthes. AgroMedia. Jakarta.
KESIMPULAN Isnaini, Y. 2011. Penelitian Dan
Pengembangan Tanaman Hias
Ditemukan lima isolat bakteri Unik Kantong Semar
patogen yang menyebabkan penyakit pada (Nepenthesspp.) Secara In Vitro Di
tanaman kantong semar. Identifikasi Kebun Raya Bogor. Makalah
morfologi, biokimia dan fisiologi yang Seminar Nasional Perhorti. Kebun
dilakukan didapatkan tiga genus bakteri Raya Bogor-LIPI. Bogor.
yaitu genus Erwinia pada daun N. Iswanto, H. 2002. Petunjuk Perawatan
mirabilis, genus Pseudomonas pada Anggrek. AgroMedia. Jakarta.
batang N. ampularia dan N. rafflessiana, Kerr, A. 1980. Bacteria and Mycoplasmas
dan genus Xanthomonas pada daun N. as Plant Parasites. In J. F. Brown,
ampularia dan N. rafflessiana. A Course Manual in Plant
Protection (pp. 133-134). Vice-
DAFTAR PUSTAKA chancellors' committee. Brisbane:
Australian.
Abadi, A. L. 2003. Ilmu Penyakit Klement, Z., Rudolph, K., dan Sand, D. C.
Tumbuhan: Dasar-dasar dan 1990. Methods in
Penerapannya. Bayumedia. Phytobacteriology. Academia
Malang. Kiado. Budapest.
Agrios, G. N. 2005. Plant Pathology 5th Lingga, L. 2007. Anthurium. Gramedia
Edition. Departemen of Plant Pustaka Utama. Jakarta
Pathology. University of Florida. Mansur, M. 2006. Nepenthe: Kantong
USA Semar yang Unik. Penebar
Akhriadi, P dan Hernawati, 2006. A Field Swadaya. Jakarta.
Guide to The Nepenthes Of Purwanto, A. W. 2007. Budidaya Ex-Situ
Sumatera. Published by PILI- Nepenthes, Kantong semar nan
NGO Movement and Nepenthes eksotis. Kanisius. Yogyakarta.
Team.
Schaad, N. W., Jones, J. B. and Chun. W.
Bottom, S. 2010. Orchid Pests and 2001. Plant Pathogenic Bacteria,
Deseases. __. __. Third Edition. St. Paul, Minnesota:
Brenner, D. J. Krieg, N. R. dan Staley , J. The American Phytopathological
T. 2005. Bergey's Manual of Society.
Systematic Bacteriology 2nd Sudir, N. B. dan Kadir, T.S.2012.
edition. volume 2. Springer. New Epidemiologi, Patotipe, dan
York. Strategi Pengendalian Penyakit
Clarke, C. 2001. Nepenthes of Sumatra Hawar Daun Bakteri pada
and Peninsular Malaysia. Natural Tanaman Padi. Balai Besar
History Publications (Borneo), Penelitian Tanaman Padi. Iptek
Kota Kinabalu: 326 hlm. Tanaman Pangan 7 (2) : 79-87.
Handayati, W., Rahardjo, I. B. dan
Kartikaningrum, S. 2008. Pra-

110

Anda mungkin juga menyukai