Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 53

TINGKAT PENGETAHUAN PELATIH BOLA VOLI TENTANG PROGRAM LATIHAN


MENTAL DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

Syamsuryadin, Ch. Fajar Sri Wahyuniati


Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNY, Yogyakarta
Email : syamsuryadinadek@gmail.com

ABSTRACT

This study aimed to identify the level of knowledge regarding mental training program for
athletes among volley ball coaches. It is a descriptive research using survey method. The subjects
were all volley ball coaches in Sleman District who fit in the criteria, there were 16 coaches.
Research result showed that the level of knowledge among volley ball coaches in Sleman District
about mental training were: “very poor” by 6.25%, “poor” by 18.75%, “enough” by 43.75%,
“good” by 18.75% and “very good” by 12.5 %. The average value was 37.69 which indicated that
the majority of volleyball coach’s knowledge regarding mental training was moderate in Sleman
District.

Keywords: metal training program, volley ball coach, level of knowledge.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan pelatih bola voli tentang
program latihan mental untuk atlet. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode
survey. Subyek penelitian ini adalah seluruh pelatih bola voli di Kabupaten Sleman yang sesuai
kriteria sebanyak 16 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pelatih bola
voli di Kabupaten Sleman tentang program latihan mental adalah sebagai berikut: berkategori
“sangat kurang” sebesar 6,25%, kategori “kurang” sebesar 18,75%, kategori “cukup” sebesar
43,75%, kategori “baik” sebesar 18,75% dan kategori “sangat baik” sebesar 12,5 %. Nilai rata-rata
yang dimiliki adalah 37,69 yang menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan pelatih bola voli
tentang program latihan mental di Kabupaten Sleman berkategori sedang,

Kata kunci : program latihan mental, pelatih bola voli, tingkat pengetahuan.

PENDAHULUAN Rushall (Komarudin, 2013: 2) “mental skills


training for sport is designed to produce
Aspek mental merupakan aspek yang
psychology state and skills in athletes that
sangat penting yang dibutuhkan hampir di
will lead to perfor-mance enhacement”.
seluruh cabang olahraga. Untuk
Apabila dalam aspek tersebut terpenuhi oleh
meningkatkan prestasi maksimal tidak hanya
sebuah tim sudah bisa dipastikan prestasi akan
dibutuhkan kemampuan fisik, teknik, taktik,
bisa diraih, seperti yang dikatakan oleh
atau strategi, tetapi latihan mental memegang
Ibrahim (2008:112) “untuk meraih prestasi
peranan penting untuk menghasilkan mental
puncak sebagai suatu perwujudan aktualisasi
yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat
diri bagi atlet, modal utama adalah harus
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 54

memiliki kesehatan yang prima, baik fisik para atlet juga menyatakan memang belum
maupun mental, agar tercapai prestasi yang mendapatkan metode latihan mental dari
optimal”. Apabila aspek teknik dan mental pelatih, sehingga pada saat menghadapi
bisa terpenuhi maka prestasi pun pasti bisa latihan yang berat maupun pertandingan
didapatkan karena aspek teknik dan mental mereka belum sepenuhnya siap. Meskipun
sangat berhubungan. Gunarsa (2008: 21) atlet giat berlatih, namun atlet sering merasa
menyatakan, “kegiatan psikologi olahraga kurang yakin terhadap kemampuan ataupun
sudah banyak dilakukan di negara-negara teknik yang dimiliki. Selain itu, atlet masih
yang sedang berkembang dalam aspek sering merasa kurang mampu bersaing dengan
olahraga. Dari pendapat tersebut dapat lawan yang memiliki kualitas satu level di
disimpulkan bahwa latihan mental dapat atasnya dan kurang yakin bahwa dirinya
meningkatkan prestasi yang optimal jika mampu mengatasi tekanan baik saat latihan
dilakukan dengan baik dan terprogram maupun pertandingan. Kondisi-kondisi yang
sehingga atlet yang dihasilkan memiliki dirasakan oleh atlet tersebut membuat
kualitas yang baik. penampilan tidak optimal baik pada saat
Latihan mental merupakan unsur yang latihan maupun pertandingan (wawancara
sangat penting hampir di seluruh cabang dengan dengan tujuh atlet bola voli di
olahraga. Dengan demikian latihan mental Kabupaten Sleman, Mei 2015). Selain atlet,
perlu mendapat perhatian yang sangat penting beberapa pelatih juga menyatakan belum
untuk kesiapan mental atlet itu sendiri, pernah memberikan metode latihan mental
pengembangan dan pemeliharaan mental tidak kepada atletnya. Latihan yang dilakukan
dapat dilakukan secara terpisah agar cenderung ke arah fisik dan teknik
keseimbangan latihan teknik dan mental (wawancara dengan tiga orang pelatih Mei,
sejalan dengan program latihan. Latihan 2015).
mental merupakan satu kesatuan yang utuh Memiliki mental yang tangguh, atlet
dari komponen-komponen yang tidak bisa perlu melakukan latihan mental yang
terpisahkan. sistematis, yang merupakan bagian tidak
Setelah melakukan survei di lapangan terpisahkan dari program latihan olahraga
pada saat Mikro, PPL dan Magang, ternyata secara umum dan tertuang dalam perencanaan
masih ada pelatih bola voli di Kabupaten latihan tahunan atau periodesasi latihan.
Sleman yang belum memberikan latihan Seringkali dijumpai bahwa masalah mental
mental kepada atletnya. Latihan yang atlet sesungguhnya bukan murni merupakan
dilakukan cenderung ke arah latihan fisik dan masalah psikologis, namun juga disebabkan
teknik bola voli. Menurut hasil wawancara oleh faktor teknis atau fisiologis. Contohnya:
dengan atlet bola voli di Kabupaten Sleman, jika kemampuan atlet menurun karena faktor
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 55

kesalahan teknik gerakan, maka persepsi atlet teori yang berhubungan dengan tingkah laku
terhadap kemampuan dirinya juga akan dan pengalaman dalam olahraga, (misalnya
berkurang. Jika masalah kesalahan gerak ini timbulnya motivasi; terjadinya perubahan
tidak teridentifikasi dan tidak segera motivasi pada anak; stabilitas emosional;
diperbaiki, maka kesalahan gerak ini akan kematangan emosional; ketahanan mental dan
menetap. Akibatnya, kemampuan atlet tidak latihan mental; masalah stress; masalah
meningkat sehingga atlet menjadi kecewa dan kecemasan; terjadinya frustrasi; upaya-upaya
lama kelamaan bisa menjadi frustasi bahkan rileksasi; serta hubungannya dengan tindakan
memiliki pikiran dan sikap negatif terhadap agresif dan sebagainya) (Gunarsa, 2008: 24).
prestasi olahraganya. Latihan mental dilakukan selama atlet
Latihan keterampilan psikologi dalam menjalani latihan olahraga, karena seharusnya
olahraga sangat penting dalam menunjang latihan mental merupakan bagian tidak
prestasi seorang atlet. Latihan keterampilan terpisahkan dari program latihan atau
psikologi atau yang lebih dikenal dengan periodesasi latihan. Latihan-latihan tersebut
latihan mental merupakan salah satu program ada yang memerlukan waktu khusus
latihan wajib yang harus dijalani seorang atlet (terutama saat-saat pertama mempelajari
berdampingan dengan sesi latihan fisik, latihan relaksasi dan konsentrasi), namun
teknik, dan taktik. Aspek-aspek psikologis pada umumnya tidak terikat oleh waktu
berupa struktur dan fungsi-fungsi kepribadian sehingga dapat dilakukan kapan saja. Jika
yang diselidiki dalam olahraga seperti: akan menerapkan latihan mental untuk
motivasi, emosi, kepercayaan diri, disiplin, mengatasi masalah mental psikologis, maka
ketegangan, kecemasan, agresifitas, atlet, pelatih, maupun psikolog olahraga harus
pembinaan kelompok, dan interaksi sosial tahu pasti bahwa penyebab masalahnya
(Gunarsa, 2008: 21). Aspek-aspek tersebut adalah masalah mental (Satiadarma, 2000:
memegang peranan penting untuk mencapai 31).
prestasi maksimal. Aspek-aspek psikologis Atas dasar pertimbangan latar belakang
tidak dengan sendirinya tumbuh dan masalah di atas, maka penulis bermaksud
berkembang dalam diri anak, tetapi aspek untuk mengadakan penelitian tentang
tersebut perlu dibina dan dikembangkan “Tingkat Pengetahuan Pelatih Bola Voli di
melalui teknik dan metode latihan Kabupaten Sleman mengenai Program
keterampilan psikologis. Latihan Mental”.
Psikologi memiliki peranan penting METODE PENELITIAN
sesuai tujuan-tujuan tersebut. Terkait dengan Jenis Penelitian
tujuan eksplanatif, psikologi olahraga dapat Penelitian ini adalah penelitian
memperdalam dan mengembangkan teori- deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 56

penelitian yang hanya menggambarkan 78 Bantul yang berjumlah 9 orang.


keadaan ataustatus fenomena (Arikunto, Berdasarkan hasil uji coba, menunjukkan
2006: 120). Metode yang digunakan dalam bahwa terdapat 6 butir gugur, yaitu butir
peneltian ini adalah metode survey dengan nomor 25, 33, 43, 45, 47, dan 52. Sehingga
teknik pengumpulan data menggunakan tes. didapatkan 52 butir valid dan digunakan
Subjek Penelitian untuk penelitian. Berdasarkan hasil uji coba,
Populasi dalam penelitian ini adalah menunjukkan bahwa instrument reliabel
seluruh pelatih bola voli di Kabupaten dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,985.
Sleman. Pengambilan sampel dalam Teknik Analisis Data
penelitian ini dilakukan dengan purposive Setelah semua data terkumpul,
sampling. Menurut purposive sampling adalah langkahselanjutnya adalah menganalisis data
teknik penentuan sampel dengan sehingga data-data tersebut dapat ditarik suatu
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007: 85). kesimpulan. Teknik analisis data dalam
Kriteria dalam penentuan sampel ini meliputi: penelitian ini menggunakan teknik analisis
(1) bersedia menjadi sampel, (2) pelatih bola data deskriptif kuantitatif. Cara perhitungan
voli di klub di Kabupaten Sleman, (3) pelatih analisis data mencari besarnya frekuensi
yang masih aktif melatih di klub. Berdasarkan relative persentase, dengan rumus sebagai
kriteria tersebut yang memenuhi berjumlah 16 berikut:
pelatih. P = F x 100%
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data N
Dalam penelitian ini tes yang digunakan
Keterangan:
adalah soal pilihan ganda (multiple choice). P= Persentase yang dicari
F= Frekuensi
Tes pilihan ganda terdiri dari atas suatu
N= Jumlah Responden
keterangan atau pemberitahuan tentang suatu (Sudijono, 2006)
pengertian yang belum lengkap. Untuk
HASIL PENELITIAN DAN
melengkapinya harus memilih satu dari
PEMBAHASAN
beberapa kemungkinan yang telah disediakan.
Hasil Penelitian
Penilaian dalam instrumen tes pilihan ganda
Tingkat pengetahuan pelatih bola voli di
(multiple choice) pada penelitian ini adalah
Kabupaten Sleman terhadap program latihan
jika jawaban benar maka nilainya adalah 1
mental diungkapkan dengan tes pilihan
dan jika jawaban salah maka nilainya 0.
ganda yang berjumlah 52 butir. Setelah data
Uji Coba Instrumen
penelitian terkumpul dilakukan analisis
Sebelum uji coba, peneliti melakukan
dengan menggunakan bantuan komputer
validasi atau expert judgment. Uji coba
program SPSS versi 16.0 for windows.
dilakukan pada pelatih bola voli di klub Baja
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 57

Dari analisis data tingkat pengetahuan Pembahasan


pelatih bola voli di Kabupaten Sleman Penelitian ini bertujuan untuk
terhadap program latihan mental diperoleh mengetahui tingkat pengetahuan pelatih bola
skor terendah (minimum) 34, skor tertinggi voli di Kabupaten Sleman terhadap program
(maksimum) 41,0, rerata (mean) 37,69, nilai latihan mental. Berdasarkan hasil analisis
tengah (median) 38,0, nilai yang sering menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
muncul (mode) 38,0, standar deviasi (SD) pelatih bola voli di Kabupaten Sleman
1,92. Apabila ditampilkan dalam grafik, pada terhadap program latihan mental masuk dalam
gambar 1 sebagai berikut: kategori “cukup”. Hasil penelitian didapatkan
pengetahuan pelatih bola voli di Kabupaten
Sleman paling besar pada kategori cukup,
yaitu sebesar 75% (12 pelatih), artinya pelatih
sudah cukup mengetahui tentang program
latihan mental. Namun dalam aplikasinya
pelatih masih kurang menerapkan program
latihan mental dalam latihan. Program latihan
mental dalam penelitian ini terdiri atas
Gambar 1. Diagram Pie Tingkat Pemahaman pengertian latihan mental, tahap-tahap latihan
Pelatih Bola Voli di Kabupaten Sleman mental, bentuk-bentuk latihan mental, dan
terhadap Program Latihan Mental
ruang lingkup latihan mental. Program latihan
Berdasarkan gambar 1 di atas, tidak hanya bersifat fisik, namun latihan
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mental juga perlu diterapkan untuk mencapai
pelatih bola voli di Kabupaten Sleman prestasi maksimal dalam olahraga.
terhadap program latihan mental berada pada Peningkatan kemampuan fisik, teknik dan
kategori “sangat kurang” sebesar 6,25% (1 taktik tanpa diberikan latihan mental yang
orang), kategori “kurang” sebesar 18,75% (3 baik akan mengakibatkan hasil negatif.
orang), kategori “cukup” sebesar 43,75% (7 Mental merupakan daya penggerak dan
orang), kategori “baik” sebesar 18,75% (3 mendorong untuk menyempurnakan
orang), dan kategori “sangat baik” sebesar kemampuan fisik, teknik, dan atlet dalam
12,5% (2 orang). Berdasarkan nilai rata-rata penampilan olahraga. Setiap kali menghadapi
yaitu 37,69, tingkat pengetahuan pelatih bola suatu pertandingan mental atlet harus
voli di Kabupaten Sleman terhadap program dipersiapkan, siap menghadapi rangsangan-
latihan mental masuk dalam kategori rangsangan emosional, siap menghadapi tugas
“sedang”. yang berat, atau siap menghadapi beban
mental. Peranan latihan mental di samping
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 58

untuk menyiapkan mental atlet menjelang visualisasi penampilannya selama berhari-hari


pertandingan, juga ditujukan untuk membina atau beberapa minggu sebelum pelaksanaan
daya tahan mental atlet. Daya tahan mental pertandingan (kompetisi); menganalisis
mental merupakan kondisi kejiwaan berbagai kekurangan dan berusaha untuk
yang mengandung kesanggupan untuk memperbaiki penampilan dan teknik dan
mengembangkan kemampuan menghadapi strategi; kemampuan untuk mengalahkan
gangguan, ancaman dalam keadaan dengan mudah dan melihat kedepan pada
bagaimanapun juga, baik yang datang dari tantangan-tantangan baru pada pertandingan
dalam dirinya maupun dari luar dri atlet. Daya berikutnya; tidak pernah melihat diri sendiri
tahan mental perlu dimiliki atlet, agar atlet sebagai atlet yang kalah sekali atau dua kali
dapat menghadapi situasi-situasi kritis dalam dalam pertandingan.
pertandingan dengan penuh kepercayaan pada Menyiapkan atlet agar matang
diri sendiri, dapat menguasai, dapat menghadapi pertandingan perlu
mengontrol permainannya, tetap tenang dilakukansedini mungkin, melalui prosedur
khususnya saat menghadapi dan proses latihan mental yang sistematik dan
kemungkinan kekalahan, agar dapat bangkit memakan waktu cukup panjang. Latihan
untuk berpenampilan baik. Program latihan mental dalam upaya membina mental atlet
mental adalah gambaran dalam pikiran harus didasarkan pada falsafah bahwa Pelatih
seseorang memiliki hal yang nyata dan pada hakekatnya membantu perkembangan
mampu menciptakan kenyataan (realitas) atlet, memperlakukan atlet sebagai subyek
sendiri dengan gambaran atau bayangan sehingga pada akhirnya atlet dapat
mental (mental imagines). Dalam hal ini mengembangkan dirinya sendiri. Tindakan
bagaimana melihat dirinya dan overprotection akan mengakibatkan atlet
kemampuannya, apakah secara positif dan justru tidak tahan menghadapi gangguan-
negatif. Jika seseorang mengikuti suatu gangguan emosional dan hambatan-hambatan
kejuaraan maka perasaan takut, tidak percaya beban mental lainnya. Peranan latihan mental
diri atau perasaan tidak menentu tentang dalam bola voli sangat penting diberikan
dirinya, dan perasaan tegang akan dapat kepada atlet, sehingga hambatan-hambatan
dirasakan. yang dialami atlet baik yang datang dirinya
Latihan mental harus dilakukan dengan atau lingkungan sekitar pada saat
dedikasi dan disiplin yang tinggi. Secara pertandingan dapat diatasai dengan baik oleh
umum persiapan mental yang dilakukan, atlet.
berpedoman pada: kepercayaan penuh dalam
dirinya dan kemampuan fisiknya; konsentrasi
penuh dan memusatkan selama kompetisi;
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 | 59

KESIMPULAN Gunarsa, Singgih. 2008. Psikologi Olahraga


Prestasi. Jakarta: PT BPK Gunung
Berdasarkan hasil analisis data dan
Mulia.
pembahasan, dapat diambil kesimpulan,
Ibrahim. 2008. Perencanaan Pengajaran.
bahwa tingkat penngetahuan pelatih bola voli
Jakarta: Rineka Cipta.
di Kabupaten Sleman terhadap program
Komarudin. 2013. Psikologi Olahraga
latihan mental berada pada kategori “cukup”
Latihan Mental dalam Olahraga
sebesar 43,75% (7 orang), kategori “baik” Kompetitif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
sebesar 18,75%), kategori “kurang” sebesar
18,75% (3 orang), dan kategori “sangat baik” Satiadarma, P.Monty. 2000. Dasar-dasar
psikologi olahraga. Jakarta. Pustaka
sebesar 12,5% (2 orang), “sangat kurang”
Sinar Harapan.
sebesar 6,25% (1 orang).
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Statistik
Berdasarkan nilai rata-rata yaitu 37,69,
Pendidikan. Jakarta: PT Grafindo
tingkat pengetahuan pelatih bola voli di Persada.
Kabupaten Sleman terhadap program latihan
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
mental masuk dalam kategori “sedang”. Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.

SARAN
Ada beberapa saran yang perlu
disampaikan sehubungan dengan hasil
penelitian ini, antara lain:
1. Agar mengembangkan penelitian lebih
dalam lagi tentang tingkat pengetahuan
pelatih bola voli di Kabupaten Sleman
terhadap program latihan mental.
2. Agar melakukan penelitian tentang
tingkat pengetahuan pelatih bola voli di
Kabupaten Sleman terhadap program
latihan mental dengan menggunakan
metode lain.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai