Anda di halaman 1dari 16

Pengukuran Dan Alat Ukur

Pengukuran merupakan sebuah kata yang tidak asing di kehidupan sehari-

hari. Sebab pengukuran sudah menjadi aktivitas tersendiri. Seperti halnya

pengukuran membuat sebuah seragam sekolah. Tukang jahit akan mencoba

mengukur bagian-bagian penting yang kemudian dia simpan untuk membuat

desain baju seragam dengan ukuran yang cocok. Contoh lain adalah seorang

petugas PLN yang sedang mengecek kendala di bagian kabel yang bermasalah.

Hal pertama yang dilakukan adalah mengukur kabel tersebut dengan alat ukur.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah kedua aktivitas tersebut bisa dikatakan

sebagai pengukuran? Apakah alat yang digunakan sama? Ukuran apa yang

mereka gunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan. Dari pertanyaan

sederhana seperti ini kita dapat merumuskan beberapa langkah kognitif agar dapat

dengan mempelajari materi pengukuran dan alat ukur.

Langkah awal yang akan kita bahas adalah mengenai istilah dari Pengukuran.

Dimana pengukuran didefinisikan sebagai proses kognitif yang bertujuan

mengumpulkan informasi. Dalam prosesnya aktivitas pengukuran ini memerlukan

satuan. Satuan dijadikan sebagai ukuran atau patokan dalam mengukur sesuatu.

Misalnya saja apa yang dapat dijadikan sebagai ukuran dari tegangan listrik?

Maka jawabannya adalah voltage atau voltase. Berikut merupakan satuan

pengukuran dari berbagai satuan ukur.

Sistem satuan standard :

1. Sistem CGS (Centimeter, Gram, Second)

2. Sistem MKS (Meter, Kilogram, Second)


Satuan-satuan :

Arus Listrik (I) = Ampere (A)

Tegangan (V) = Volt (V)

Tegangan (V) = Volt (V)

Tahanan (R) = Ohm (Ω)

Daya (P) = Watt (W)

Induktansi (L) = Henry (H)

Kapasitansi (C) = Farad (F)

Muatan Listrik (Q) = Coulomb (C)

Pada materi ini kita akan membahas mengenai salah satu alat ukur yang

digunakan untuk kepentingan mengukur sistem kelistrikan. Seperti untuk

mengukur arus, tegangan, dan tahanan listrik. Salah satu alat untuk mengukur

ketiga satuan ukur tersebut yang sangat familiar adalah AVO meter atau sering

juga disebut dengan berbagai sebutan seperti Multi tester atau multimeter. Adapun

ilustrasi dari AVO meter tersebut adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Multimeter analog


Gambar 2. Multimeter Digital

Pada gambar tersebut multimeter yang digunakan merupakan multimeter analog.

Dimana pembacaan pada alat ukut dilakukan secara manual dengan

memperhatikan skala yang tecantum pada alat ukur. Pembacaan tersebut

memerlukan keterampilan dan ketelitian. Sehingga untuk menggunakannya kita

memerlukan kemampuan untuk membaca skala tersebut. oleh karena itu timbul

beberapa pertanyaan diantaraya adalah

1. Bagaimana peralatan tersebut dapat mengukur?

2. Bagaimana cara menghubungkannya?

3. Apa itu Beda Potensial?

4. Bagaimana Energi di salurkan?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita perlu menguraikan satu persatu

mengenai konsep arus dan tegangan listrik sehingga dengan begitu kita mampu

memahami mengenai bagaimana arus listrik dan tegangan dapat dikur dengan alat

ukur.
A. Konsep Arus dan Tegangan

1) Arus Listrik

Arus Listrik didefinisikan sebagai laju aliran muatan listrik yang

melalui suatu luasan penampang lintang (Penghantar). Adapun rumusnya

adalah sebagai berikut.

∆Q
I=
∆t

Keterangan:

I = Arus Listrik (A)

∆ Q = Perubahan Muatan (C)

∆ t = Perubahan waktu (s)

2) Tegangan Listrik

Tegangan listrik merupakan suatu beda potensial antara satu titik

dengan titik lainnya. Potensial lsitrik di rumuskan sebagai berikut.

∆ V =Va−Vb

Artinya untuk mendapatkan potensial listrik atau nilai tegangan listrik

kita perlu mengukur di dua titik yang berbeda.

3) Ilustrasi Arus dan Tegangan

Untuk lebih memahami konsp arus dan tegangan kita dapat

memperhatikan ilustrasi pada gambar seperti berikut ini.


Keterangan:

Disana terdapat tikus yang sedang bergerak memutar treadmill. Maka ketika

treadmill berputar maka kacang yang ada dalam pipa tersebut saling

mendorong satu sama lain sehingga terjadi pergerakan secara kontinu.

Kacang ini mengilustrasikan sebuah muatan listrik yang sedang bergerak.

Pergerakan muatan listrik tersebut disebut juga dengan arus listrik. Sehingga

untuk mengukur besaran arus listrik tersebut maka alat harus diletakkan

secara seri.

Berbeda dengan tegangan, tegangan memerlukan resistansi untuk mengetahui

besaran beda potensialnya. Maka paddle wheel di ilustrasikan sebagai beban.

Arus akan mengalir dan menggerakan paddle wheel dan juga akan

mempengaruhi laju arus tersebut. namun besaran arusnya akan tetap sama

ketika masuk paddle wheel dan setelah keluar dari paddle wheel yang berbeda
hanya tekanannya saja atau tegangan. Oleh karena itu untuk mengetahui

tegangan tersebut maka tegangan saat sebelum masuk ke paddle wheel di

ukur dan kemudian tegangan setelah keluar juga di ukur. Oleh karena itu, cara

tersebut biasa digunakan untuk mengukur tegangan listrik yaitu dengan

mengukur beda tegangan dan dipasang secara paralel dengan beban.

B. Konsep Pengukuran Listrik

Dalam pengukuran listrik, terdapat beberapa hal yang perli diperhatikan.

Diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Alat yang digunakan

Alat yang digunakan harus sesuai dengan objek ukur. Misalnya

saja, akan mengukur tegangan listrik, maka alat yang harus

digunakan adalah Ampere meter. jika menggunakan Volt meter tentu

alat akan rusak dan akan terjadi hal yang tidak di inginkan.

2) Cara Pengukuran

Mengukur besaran arus listrik maupun tegangan listrik perlu

menggunakan cara pengukuran yang benar. Jika menggunakan

analog, maka kita perlu mengerti betul mengenai pembacaan skala,

batas ukur dan semacammnya.

3) Orang yang melakukan

Orang yang melakukan pengukuran harus paham tentang alat

ukur. Sehingga dapat membedakan objek yang diukur dan

bagaimana cara menggunakan alat ukur tersebut.


Dalam melakukan pengukuran ada hal yang perlu diperhatikan yaitu

ketelitian, kepekaan, resolusi, repeatibility, dan efisiensi.

1) Ketelitian

Kemampuan dari alat ukur untuk memberikan indikasi

pendekatan terhadap harga sebenarnya dari obyek yang diukur.

Definisi lain dari Ketelitian adalah : Harga terdekat suatu pembacaan

instrumen dari variabel yang diukur terhadap harga sebenarnya

sehingga tingkat kesalahan pengukuran menjadi lebih kecil. Ketelitian

berkaitan dengan alat ukur yang digunakan pada saat pengukuran.

Secara umum akurasi sebuah alat ukur ditentukan dengan cara

kalibrasi pada kondisi operasi tertentu dan dapat diekspresikan dalam

bentuk plus-minus atau presentasi dalam skala tertentu atau pada titik

pengukuran yang spesifik. Semua alat ukur dapat diklasifikasikan

dalam tingkat atau kelas yang berbeda-beda, tergantung pada

akurasinya.

a. Alat cermat atau alat persisi, alat ukur dengan ketelitian

tinggi (< 0,5%). Dibuat dalam bentuk transportable dan untuk

menjaga terhadap perlakuan-perlakuan yang kasar.

b. Alat kerja, alat ukur dengan ketelitian menengah (± 1 s/d 2

%) juga dibuat dalam bentuk transportable dan dipakai di

bengkel-bengkel, pabrik-pabrik dan lain-lain.

c. Alat ukur kasar, alat ukur dengan ketelitian rendah (≥ 3 %),

hanya digunakan sebagai petunjuk


Klas Ketelitian alat ukur dan penggunaannya

2) Ketepatan
Kedekatan nilai-nilai pengukuran individual yang didistribusikan

sekitar nilai rata-ratanya atau penyebaran nilai pengukuran individual

dari nilai rata-ratanya. Alat ukur yang mempunyai presisi yang bagus

tidak menjamin bahwa alat ukur tersebut mempunyai akurasi yang

bagus. Definisi lain dari Ketepatan adalah : Tingkat kesamaan nilai

pada sekelompok pengukuran atau sejumlah nilai dimana pengukuran

dilakukan secara berulang-ulang dengan instrumen yang sama. Dalam

hal ini yang harus diperhatikan adalah cara melakukan pengukuran.

Contoh- contoh masalah dalam ketelitian atau presisi : (1) adanya

kesalahan paralax ; (2) adanya kesesuaian (conformity) ; dan (3)

adanya jumlah angka berarti  jumlah angka dibelakang koma untuk

menyatakan hasil pengukuran.

3) Sensitivitas

Perbandingan antara sinyal keluaran/respon instrumen terhadap

perubahan variabel masukan yang diukur. Dalam sensitivitas perlu

memperhatikan atuan yang digunakan misalnya mm/μA. Sebab sering

kepekaan ini dinyatakan sebgai sebaliknya. Jadi besarannya/satuannya

menjadi μA/mm atau disebut faktor penyimpangan (kebalikan dari

kepekaan).

4) Repeatabilitas

Kemampuan alat ukur untuk menunjukkan hasil yang sama dari

proses pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dan identik. Dalam

beberapa kasus, alat ukur mempunyai sifat bahwa nilai

penunjukkannya bertendensi bergeser, yaitu dengan satu nilai


masukan yang sama, nilai pembacaan berubah dengan waktu. Hal

tersebut disebabkan oleh faktor berikut ini

a. Fluktuasi medan listrik disekitarnya. Untuk mencegah hal ini

harus dipasang pelindung.

b. Getaran makanis. Untuk meng-hindari hal ini dipasang

peredam getaran.

c. Perubahan suhu. Dalam hal ini ruangan diusahakan suhunya

tetap dengan cara pemasangan alat pendingin (AC).

C. Persyaratan Alat ukur

Suatu alat ukur dapat digunakan untuk mengukur sesuatu memiliki

persyaratan tertentu diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Alat ukur tidak boleh membebani/mempengaruhi yang diukur atau

disebut mempunyai impedansi masuk yang besar.

2) Mempunyai kesaksamaan yang tinggi, yaitu alat harus mempunyai

ketepatan dan ketelitian yang tinggi (mempunyai accuracy error dan

precision error yang tinggi).

3) Mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang tinggi, yaitu batas input

signal yang sekecil-kecilnya sehingga mampu membedakan gejala-

gejala yang kecil.

4) Mempunyai stabilitas yang tinggi sehingga menolong dalam

pembacaan dan tidak terganggu karena keadaan yang tidak

dikehendaki.
5) Kemampuan baca (readibilitas) yang baik, hal ini banyak tergantung

dari skala dan alat penunjuknya serta piranti untuk menghindari

kesalahan paralak.

6) Kemantapan (realibilitas) alat yang tinggi, yaitu alat yang dapat

dipercaya kebenarannya untuk jangka waktu yang lama.

D. Prinsip kerja Alat Ukur

Alat ukut dibedakan dalan beberapa tipe diantaranya adalah sebagai

berikut.

1) Tipe Jarum Petunjuk, Harga/nilai hasil ukur yang dibaca adalah yang

ditunjuk oleh jarum petunjuk, harga tersebut adalah harga sesaat

pada waktu meter tersebut dialiri arus listrik

2) Tipe Recorder, Harga/nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga yang

ditulis/dicatat pada kertas, pencatat ini dilakukan secara otomatis dan

terus menerus selama meter tersebut dialiri arus listrik.

3) Tipe Integrator, Harga/nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga dari

hasil penjumlahan yang dicatat pada selang waktu tertentu selama

alat tersebut digunakan.

4) Tipe Digital, Harga/nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga sesaat

Adapun Prinsip kerja alat ukur adalah sebagai berikut.

1)
Prinsip kerja : gaya elektromagnetik pada suatu inti besi dalam suatu

medan magnet. (kumparan tetap, besi yang berputar) penggunaan

pada rangkaian AC/DC.

2)

Prinsip kerja : gaya elektromagnetik antar medan magnet suatu tetap

dan arus (kumparan berputar magnit tetap), pengunaan pada

rangkaian DC, alat ukur yang menggunakan sistem ini VA/Ω.

3)

Prinsip kerja: gaya elektromagnetik antar arus-arus. (kumparan tetap

& kumparan berputar), pemakaian pada rangkaian AC/DC, alat yang

menggunakan system ini V / A / W / F.

4)

Prinsip kerja : gaya elektromagnetik yang ditimbulkan oleh medan

magnit bolak-balik dan arus yang terimbas oleh medan magnet, (arus

induksi dalam hantaran).

5)
Prinsip kerja : gerakan jarum diakibatkan oleh pemuaian panas dan

tarikan pegas, (pemakaian pada rangkaian AC/DC, alat yang

menggunakan sistem ini A/V/.

E. Jenis-Jenis Alat Ukur dan Fungsinya

1) Amper Meter

Amperemeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kuat

arus listrik baik untuk arus  DC maupun AC yang terdapat dalam

rangkaian tertutup. Amperemeter biasa dipasang berderet dengan

elemen listrik. Jika akan mengukur arus yang mengalir pada sebuah

penghantar dengan memakai Amperemeter maka wajib memasangnya

secara seri dengan cara memotong penghantar agar arus mengalir

melalui Amperemeter.

2) Volt Meter

Voltmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar

tegangan listrik pada sebuah rangkaian listrik tertutup. Voltmeter

disusun secara paralel terhadap letak komponen yang diukur dalam

rangkaian.

3) Ohm Meter

Ohm meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

hambatan listrik pada rangkaian tertutup atau daya untuk menahan

mengalirnya arus listik pada sebuah konduktor. Besarnya satuan

hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat Ohm

meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus


listrik yang lewat atau mengalir pada sebuah hambatan listrik (R) ,

yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.

4) Wattmeter

Wattmeter ialah alat yang digunakan untuk mengukur power listrik

(atau rate suplai energi listrik) dalam satuan watt untuk rangkaian atau

sirkuit apapun.

5) Megger

Megger berfungsi sebagai pengukur tahanan isolasi dari alat – alat

listrik maupun instalasi – instalasi. Output dari alat ukur ini umumnya

merupakan tegangan tinggi arus searah. Megger ini sering digunakan

petugas dalam mengukur tahanan isolasi antara lain untuk:

a. Kabel instalasi pada rumah-rumah atau bangunan.

b. Kabel tegangan tinggi dan rendah

c. Transformator.

6) KWH Meter

Kwh Meter merupakan alat yang digunakan oleh pihak PLN untuk

menghitung besarnya penggunaan daya oleh konsumen. Alat ini

sangat umum dijumpai di masyarakat. Bagian utama dari suatu  KWH

Meter merupakan kumparan tegangan , kumparan arus , piringan

aluminium , magnet tetap yang bertugas menetralkan piringan

aluminium dari induksi medan magnet dan gear mekanik yang

mencatat jumlah perputaran piringan aluminium.


7) Osiloskop

Osioloskop merupakan alat ukur yang dapat menunjukkan terhadap

Anda ‘gambaran atau bentuk’ dari sinyal listrik dengan menunjukkan

grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Ini sama halnya

dengan penggambaran pada layar televisi. Osioloskop terdiri dari

tabung vacuum dengan sebuah katode ( electrode negative ) pada satu

sisi yang menghasilkan pancaran elektron dan sebuah anode

( electrode positive ) untuk mempercepat gerakannya sehingga

terdeteksi menuju layar tabung. Susunan ini disebut dengan Electrone

Gun. Elektron – elektron disebut pancaran sinar katode karena mereka

dibangkitkan oleh Cathode dan ini menyebabkan osioloskop disebut

secara lengkap dengan Cathode Ray Oscilloscope atau CRO.

8) Earth Tester

Earth Tester merupakan alat yang digunakan untuk mengukur nilai

resistansi dari pentanahan, Besarnya tahanan tanah sangat penting

untuk diketahui sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem

pengaman dalam instalasi listrik. Untuk mengetahui besar tahanan

tanah pada suatu area digunakan alat ukur dengan penampil analog.

9) Frekuensi Meter

Tujuan alat ini adalah untuk mengetahui banyaknya getaran listrik dengan

kesatuan Herzt dari sumber pembangkit tenaga listrik. Mengapa getaran ini

perlu diketahui, hal ini menyangkut permasalahan dari alat yang

dipergunakan, dalam hal ini alat-alat istrik karena alat – alat tersebut sudah
mempunyai spesifikasi tertentu untuk getaran. Biasanya yang dipakai rata –

rata berkisar 48 Hz sampai dengan 60 Hz.

10) Cos Phi Meter

Cos-Phi meter adalah alat ukur faktor kerja daya untuk jaringan ac yang

akan mengukur suatu pergeseran phasa antara tegangan dan arus pada

suatu beban listrik. Dalam hal ini alat ukur cos-Phi meter termasuk suatu

alat ukur tipe elektrodinamis kumparan silang.

Anda mungkin juga menyukai