NIM : 672019023
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar.
Kerjakan di lembar jawaban yang telah disediakan.
Kerjakan sendiri dengan jujur dan tertib
SOAL
1. Manusia sebagai makhluk budaya, pengertian dari kata budaya adalah daya dari
budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Manusia sebagai makhluk budaya adalah
manusia yang diciptakan untuk menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya
sebagai makhuk tuhan. Manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan
dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral
harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab
agar bermakna bagi kemanusiaan dan lingkungan sekitarnya. Manusia disebut sebagai
makhluk yang berbudaya dan beretika tidak lain adalah makhluk yang senantiasa
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang
membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka
hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan
sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Sujiwo Tejo mengatakan semua kegiatan manusia mulai bangun hingga tidur
lagi adalah budaya. Jadi, setiap manusia tentunya merupakan makhluk budaya akan
tetapi setiap individu dari manusia mempunyai budaya yang berbeda – beda, seperti
contoh ada orang yang bila keluar dari rumah dia akan pamit terlebih dahulu, ada pula
yang langsung pergi tanpa pamit. Hal itu bisa mengarah baik maupun buruk mereka
akan menganggapnya biasa saja, karena itu sudah budayanya.
3. Istilah sosial berasal dari bahasa latin “Socius” yang artinya berkawan atau
masyarakat. Dalam arti umum, Sosial adalah kemasyarakatan dan dalam arti sempit,
Sosial merupakan kepentingan bersama atau masyarakat. Maka dari itu, manusia
merupakan makhluk hidup yang hidup berdampingan dalam masyarakat dan tidak bisa
lepas dari manusia lain. Dalam hal ini maka manusia tidak dapat hidup sendiri dan
selalu hidup Bersama dengan manusia lain.
Allah sendiri, sebagai pencipta manusia sebagai makhluk sosial itu, menyeru
mereka semua dengan firman-Nya: “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertakwa dia antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal” (QS. al-Hujurat ayat:
13).
Membaca dari pesan diatas Semakin kuat pengenalan satu pihak kepada
selainnya, semakin terbuka peluang untuk saling memberi manfaat. Karena itu, ayat di
atas menekankan perlunya saling mengenal. Perkenalan itu dibutuhkan untuk saling
menarik pelajaran dan pengalaman pihak lain, guna meningkatkan ketakwaan kepada
Allah swt. yang dampaknya tercermin pada kedamaian dan kesejahteraan hidup
duniawi dan kebahagiaan ukhrawi.
Berbicara mengenai sejak kapan kebudayaan dan peradaban itu ada pastinya
disuatu tempat yang makhluk sosialnya, pasti akan mempunyai kebudayaannya masing
– masing, dari kebudayaan tersebut lah akan menciptakan suatu peradaban manusia
sesuai dengan kebudayaan di tempat tersebut. Contohnya peradaban Inca di Peru ,
Amerika Selatan, dalam hal ekonomi , peradaban Inca bergantung kepada bidang
agraris dengan hasil bumi berupa jagung, merica kacang, kentang , dan masih banyak
yang lain, Budaya dari peradaban orang Inca ini mereka mengerjakan pertanian mereka
secara gotong royong atau bekerja sama, sehingga dari budaya gotong royong mereka
tersebut mereka menciptakan perdaban yang mengadaptasi sistem irgirasi dan
terasering dalam bidang pertaniannya. Karena bila mereka tidak melakukan inovasi
yang berbeda, mereka akan selalu mengalami kesulitan dalam pertaniannya.
5. Peradaban manusia dari zaman kuno pun sudah mengenal hukum, pada masa
Majapahit pun aturan – aturan kehidupan yang berlaku diatur dalam prasasti dan
undang undang Agama. Prasasti Canggu (1358M) berisi aturan tempat penyebarangan
di bengawan Solo, Namun, juga memuat keterangan tersirat hukuman berat bagi
pelaku pelecehan seksula yang disebut strisanggrahana. Pemerkosa istri orang lain
didenda sesuai kedudukan sang perempuan dalam kasta. Perempuan kasta tinggi,
dendanya dua laksa ; kasta menengah, dendanya selaksa; dan kasta rendah, dendanya
lima tali.
Berdasarkan informasi diatas berarti memang manusia ini tidak bisa lepas dari
perilaku yang buruk atau khilaf. Maka di buat peraturan – peraturan yang berlaku agar
manusia tidak berani atau jera melakukan hal – hal yang buruk tersebut. Bayangkan
bila tidak ada hukum yang berlaku tentunya akan banyak kekacauaan. Yang kuat
mungkin bertahan tetapi yang lemah tidak akan mempunyai kesempatan. Seperti
terjadinya pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, dan lain – lain. Kita sebagai bangsa
indonesia memang mewariskan nilai – nilai luhur PancaSila yakni musyawarah
mufakat. Apabila ada masalah dikumpulkan kedua belah pihak apakah orang tersebut
harus ganti rugi uang atau lainnya sehingga mencapai mufakat tersebut. Akan tetapi
tidak semua kasus bisa diselesaikan dengan cara seperti ini, Akan muncul nya ketidak
adilan sepihak maka dengan hukum yang berlaku hakim akan mempertimbangkan
hukuman apa yang paling setimpal dengan perbuatan yang dia buat.