Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN GP2204

METODE SEISMIK REFRAKSI


MODUL 06 – AKUISISI SEISMIK REFRAKSI

Nama : Rahmayani Nilai


NIM : 101119001
Tanggal : 28 April 2021

I. DASAR TEORI (50)

Metode seismik dibedakan menjadi 2 metode bedasarkan penjalaran gelombangnya yaitu metode
seismik refraksi dan metode refleksi. Seismik refraksi efektif digunakan untuk penentuan struktur geologi
yang dangkal sedangkan seismik refleksi untuk struktur geologi yang dalam (Priyantari dan Suprianto,
2009). Metode seismik refraksi digunakan untuk menentukan litologi dan struktur geologi yang relatif
dangkal. seismik refraksi efektif digunakan untuk penentuan struktur geologi yang dangkal sedang seismik
refleksi untuk struktur geologi yang dalam. (Nurdiyanto dkk, 2011). Metode seismik refraksi didasarkan
pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami refraksi dengan sudut kritis tertentu yaitu bila dalam
perambatannya, gelombang tersebut melalui bidang batas yang memisahkan suatu lapisan dengan lapisan
yang di bawahnya yang mempunyai kecepatan gelombang lebih besar. Gelombang yang dapat ditangkap
oleh receiver dapat berupa gelombang langsung (direct wave), gelombang refleksi (reflection wave),
ataupun gelombang refraksi (refraction wave). Untuk jarak offset (jarak geophone dengan sumber
seismik) yang relatif dekat, gelombang yang paling cepat diterima oleh receiver adalah gelombang
langsung dan gelombang yang paling lama diterima adalah gelombang refleksi (Setiawan, 2008).
Parameternya adalah karakteristik waktu tiba gelombang pada masing-masing geophone. Untuk
memperoleh pengukuran travel time dari sumber energi ke penerima dilakukan tahap akuisisi data
seismik. Sumber energi pada seismic terbagi atas dua yaitu sumber vibrator dan sumber implusif. Sumber
vibrator merupakan sumber energi dengan durasi detik yang mana Panjang sinyal input dapat bervariasi
sehingga menghasilkan gelombang ouput sinusoidal. Sumber energi implusif merupakan sumber energi
dengan transfer energinya terjadi secara cepat dan suara yang dihasilkan sangat kuat, singkat dan tajam.
Sumber energi impulsive biasanya digunakan pada saat akuisisi data seismic di laut. Trace adalah point
untuk data seismic yang terekam oleh satu perekam (geophone), trace merupakan parameter yang
digunakan dalam membuat desain survey seismic. Jumlah Trace merupakan banyaknya trace yang
LAPORAN PENDAHULUAN GP2204
METODE SEISMIK REFRAKSI
MODUL 06 – AKUISISI SEISMIK REFRAKSI

digunakan dalam satu SP. Shot point merupakan banyaknya SP yang digunakan dalam satu lintasan. Suatu
titik di subsurfece terekam oleh geophone di permukaan disebut record length.

Gambar 1.1 Ilustrasi metode seismic refraksi

Pada saat akusisi seismik, salah satu teknik yang digunakan yaitu teknik bentangan, merupakan
metode bentang In Line (bentang segaris). Metode bentang In Line (bentang segaris) merupakan metode
penembakan (baik satu arah, dua arah, maupun bolak balik) dengan arah lurus atau segaris antara source
terhadap geophone. Selanjutnya pada saat memasang lempeng besi dan geophone beserta kabelnya secara
garis lurus dengan lintasan. Kemudian sumber gelombang (source) diletakkan pada titik 0 atau near offset
pengukuran supaya gelombang biasnya muncul. Menyambungkan kabel trigger yang kemudian
dihubungkan ke alat dan alat menuju kabel geophone. Near offset merupakan h jarak antara sumber
seismik dengan trace terdekat, sedangkan jarak antara sumber seismik dengan trace terjauh terjauh disebut
far offset. Metode bentang lainnya dalam akusisi seismic yaitu Broadside merupakan sumber seismik dan
bentangan geophone terletak sepanjang garis paralel. Bentangan geophone berada di tengah di antara
bentangan sumber seismik. Peledakan dilakukan bergantian antar sisi berurutan ke arah lintasan survey.
Jarak antara bentang geophone terhadap bentang sumber dipilih sedemikian rupa sehingga sinyal-sinyal
bias yang diinginkan dapat dipetakan dengan sedikit interferensi (gangguan) dari setiap sinyal lainnya.
Dengan demikian dapat dibedakan sinyal bias yang datang dengan sinyal bias yang datang kemudian, Fan
Shooting merupakan bentang Kipas yang mana sejumlah geophone diletakkan pada arah yang berbeda
tetapi mempunyai jarak offset yang sama dari sumber seismik. Dengan demikian apabila terjadi perbedaan
waktu tiba pada sepanjang offset tersebut terdapat anomali, semisal kecepatan meningkat atau mengecil.
Penggunaan bentang Kipas pertama kali digunakan pada daerah kubah garam (salt dome). Perbedaan
LAPORAN PENDAHULUAN GP2204
METODE SEISMIK REFRAKSI
MODUL 06 – AKUISISI SEISMIK REFRAKSI

antara waktu tiba antara yang terukur melalui kubah garam dengan apabila tidak ada kubah garam pada
offset yang sama disebut kead time. Metode gardner merupakan pengembangan atas metode fan shooting,
terutama dalam mengeksplorasi kubah garam yang sering kedapatan minyak di sekitar kubah tersebut.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan Ketika pengambilan data di lapangan, diantaranya
adalah noise yang bersifat menggangu. Noise disebabkan oleh banyak hal seperti orang berjalan,
kendaraan, suara petir dan lain-lain yang bergerak dekat dengan geophone. Cara yang dilakukan untuk
menghindari noise yaitu dengan melakukan stack beberapa kali dalam pengambilan data, semakin banyak
data yang diperoleh maka akan semakin jelas. Noise ada dua jenis yaitu koheren noise dan random
ambeient noise. Koheren noise adalah noise yang diperoleh akibat peledakan yang dilakukan pada sumber
saat akuisisi data, contohnya adalah gelombang permukaan atau ground roll yang memiliki amplitudo
kuat, direct wave dengan frekuensi tinggi, air blast merupakan penjalaran gelombang langsung melalui
udara, dan multiple adalah refleksi sekunder akibat gelombang yang terperangkap pada lapisan yang
memiliki kontras densitas cukup besar. Sedangkan random noise tidak dihasilkan dari sumbernya tetapi
seperti noise lingkungan contohnya adalah angin, arus laut, kendaraan yang lewat saatperekamandanlain-
lain (Abdullah, 2007).

II. TUGAS PENDAHULUAN (40)

1. Jelaskanlah apasa saja spesifikasi alat beserta fungsinya dalam akuisisi seismik refraksi!
- Seismograph OYO McSeis-SX 3 channel berfungsi untuk menampilkan gelombang seismik dari hasil
data seismik refraksi.
- Geophone berfungsi untuk menerima gelombang seismik dari tanah.
- Palu berfungsi sebagai source atau sumber gelombang seismik.
- Lempeng besi berfungsi sebagai landasan sumber gelombang seismik.
- Kabel trigger berfungsi sebagai pemicu gelombang seismik. Kabel dipasang pada salah satu sisi
landasan (lempeng besi) kemudian dihubungkan menuju alat.
- GPS (Global Positioning System) berfungsi untuk mengetahui koordinat dan posisi titik ukur.
- Meteran berfungsi untuk menentukan panjang lintasan, spasi antar geophone, dan jarak antar lintasan.
- Kompas berfungsi untuk mengukur nilai azimut dan strike/dip.
2. Sebutkan dan jelaskan lah parameter akuisisi apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan
akuisisi Seismik Refraksi
LAPORAN PENDAHULUAN GP2204
METODE SEISMIK REFRAKSI
MODUL 06 – AKUISISI SEISMIK REFRAKSI

- Medium bumi yang berlapis-lapis dan setiap lapisan menjalarkan gelombang seismik dengan
kecepatan yang berbeda beda. Kecepatan rambat gelombang dipengaruhi oleh konstanta fisis yang ada
dalam material.
- Semakin besar kedalaman maka batuan lapisan akan semakin kompak.
- Panjang gelombang seismik lebih kecil daripada ketebalan lapisan bumi.
- Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik merambat dengan kecepatan pada lapisan
dibawahnya.
- Kedalaman semakin besar maka kecepatan juga akan semakin bertambah.

III. REFERENSI (10)


Abdullah, A., 2007. Ensiklopedia Seismik. Institut Teknologi Bandung.
Hartantyo. 2018. Metode Seismik Refraksi. https://datageoscience.mipa.ugm.ac.id/teori/metode-seismik-
refraksi/. (diakses pada 28 April 2021)

Nurdiyanto, B., E. Hartanto, D. Ngadmanto, B. Sunardi, & P. Susilanto. 2011. Penentuan Tingkat
Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi. Jurnal Meteorologi dan Geofisika
Volume. 12 Nomor. 3. Hal: 211-220.

Priyantari, N., & A. Suprianto. 2009. Penentuan Kedalaman Bedrock Menggunakan Metode Seismik
Refraksi di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Jurnal Ilmu Dasar Vol.
10 No. 1.

Setiawan, B. 2008. Pemetaan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi.
Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai