Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KELUARGA PADA Ny.

DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS

DI DESA KARANGJOMPO KECAMATAN TIRTO

DI SUSUN OLEH :

FATMA UMRIANA

18.0533.N

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

FAKULTAS KESEHATAN PRODI PROFESI NERS

TAHUN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang atau Data Fokus


Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau kedua-duanya (American Diabetes Association, 2013). Jumlah pasien
DM di seluruh dunia terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data epidemologi
International Diabetes Foundation (IDF) (2013), diperkirakan jumlah penduduk
dunia yang hidup dengan DM pada usia antara 20-79 tahun adalah 285 juta penduduk
pada tahun 2009, meningkat menjadi 371 juta penduduk pada tahun 2011, dan 382
juta penduduk pada tahun 2013.
Berbagai komplikasi dapat muncul pada pasien DM, salah satunya adalah
neuropati DM. Gangguan neurovaskular yang terjadi akan mengganggu suplai darah
dan oksigen menuju sel saraf (Subekti, 2009). Kerusakan sel saraf akibat DM atau
neuropati DM dapat mengenai seluruh saraf tubuh baik serat saraf sensorik, motorik,
dan otonom. Penatalaksanaan sedini mungkin perlu diberikan untuk meminimalisasi
komplikasi DM pada kaki. Pasien DM yang sudah mengalami komplikasi maka usaha
yang dilakukan untuk menyembuhkannya kembali ke arah normal akan menjadi susah
(Suyono dkk, 2013). Dasar dari manajemen dan penatalaksanaan DM untuk
mengontrol kadar gula darah adalah diet, latihan fisik, dan terapi obat ditunjang
dengan edukasi dan pemantauan yang baik (Smeltzer & Bare, 2002).
Data pengkajian pada tanggal 27 Juni 2019 didapatkan bahwa salah satu
keluarga yang menderita diabetes melitus adalah Ny. W dengan usia 61 tahun. Ny. W
mempunyai tujuh orang anak, 6 anak diantaranya sudah memiliki rumah sendiri
sedangkan anak laki-laki dan istrinya masih tinggal bersama Ny.W.
Ny.W sudah memiliki riwayat diabetes melitus sejak tujuh tahun yang lalu.
Apabila ada keluhan lemas dan kesemutan Ny.W selalu memeriksakannya ke dokter
spesialis dengan diatar oleh anaknya. GDS pada saat diperiksa didokter spesialis yaitu
400 gr/dl. Ny.W selalu mengontrol diitnya sesuai dengan anjuran dokter yaitu
mengkonsumsi gula tidak lebih dari 1 sendok makan. Pada saat dilakukan pengkajian
didapatkan hasil GDS 179 mg/dL, tekanan darah 130/70 mmHg, N : 76 x/menit,
suhu : 36 Oc, dan RR : 20 X/menit
Berdasarkan data tersebut maka muncul diagnosa ketidakstabilan kadar
glukosa darah dan kesiapan meningkatkan manejemen kesehatan diri pada Ny. W.

B. Diagnosa Keperawatan dan Tujuan


1. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakstabilan kadar glukosa darah pada Ny. W
b. Kesiapan meningkatkan menejemen kesehatan diri pada Ny. W
2. Tujuan Umum
Untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga Ny. W
3. Tujuan Khusus
a. Keluarga Ny. W mampu mengerti tentang penyakit dan penyebabnya
b. Keluarga Ny. W mampu mencegah terjadinya ketidakstabilan kadar glukosa
darah
c. Keluarga Ny.W dapat mengerti dan memahami tentang manfaat senam kaki
DM dan cara melakukan senam kaki DM
d. Keluarga Ny. W dapat mengambil tindakan atau keputusan untuk merawat Ny.
W
e. Keluarga Ny. W mampu merawat anggota keluarga yang sakit yaitu Ny. W

C. Strategi Intervensi
Diagnosa ketidakstabilan kadar glukosa darah pada Ny. W dan Kesiapan
meningkatkan menejemen kesehatan diri pada Ny. W
1. Kaji tanda-tanda vital dan keluhan
2. Periksa kadar glukosa darah
3. Jelaskan pada klien dan keluarga mengenai diit DM
4. Jelaskan pada keluarga tentang komplikasi DM khususnya hipoglikemia
5. Ajarkan pada Ny.W dan keluarga cara melakukan senam kaki DM.

D. Implementasi
1. Tindakan
Hari Rabu, 26 Juni 2019
Mengkaji tanda-tanda vital dan keluhan
Memberikan informasi terkait penyakit diabetes melitus
Hari Sabtu, 29 Juni 2019
Mengkaji tanda-tanda vital
Menjelaskan pada keluarga tentang diit diabetes mellitus
Melakukan pemeriksaan glukosa darah

Hari Rabu, 3 Juni 2019


Mengkaji tanda-tanda vital
Mengajarkan pada Ny.J mengenai senam kaki DM

2. Metode
a. Demonstrasi
b. Ceramah
c. Tanya jawab
3. Media/alat
Lembar balik, Leaflet
4. Tempat
Rumah Ny.W RT 1 RW 5 Dukuh Dampyak Barat
5. Waktu
Rabu-Jumat, 26 Juni-17 Juli 2019
6. Sasaran
Ny. W dan keluarga
7. Pelaksana
Fatma Umriana
8. Ringkasan Kegiatan

Waktu Kegiatan Keterangan


Rabu, 26 Juni Mengkaji tanda-tanda vital dan TD 130/70 mmHg, RR
20 x/menit, nadi 76
2019 keluhan
x/menit, S : 36o c

Ny.W antusias
Memberikan informasi terkait
memperhatikan
penyakit diabetes melitus
Sabtu, 29 Juni Mengkaji tanda-tanda vital TD 140/80 mmHg, Nadi
2019 86x/menit, RR 23
x/menit

Menjelaskan pada keluarga Ny. W nampak


tentang diit diabetes mellitus memperhatikan dan
koperatif

GDS : 201 gr/dl


Melakukan pemeriksaan
glukosa darah

Rabu, 3 Juni Mengkaji tanda-tanda vital TD : 130/80 mmHg,


Nadi 87 x/menit, RR : 19
2019
x/menit

Mengajarkan pada Ny.J


Ny.W nampak mengikuti
mengenai senam kaki DM apa yang diajarkan

E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. SAP sudah di buat sebelumnya
b. Materi sudah disiapkan
c. Alat dan media sudah disiapkan
2. Evaluasi proses
a. Klien berperan aktif selama penyuluhan
b. Klien antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
c. Kegiatan demonstrasi berjalan lancar
d. Klien berperan aktif saat mempraktikkan kembali
3. Evaluasi hasil
a. Mampu menjelaskan pengertian, penyebab, dan tatalaksana hipoglikemia
F. Lampiran :
1. Hari/tanggal : Jum’at, 12 Juli 2019
2. Tujuan :
untuk memberikan informasi mengenai penanganan hipoglikemia
3. Materi
a. Pengertian Hipoglikemia
Suatu keadaan abnormal dimana kadar glukosa dalam darah < 50/60 mg/dl
(Standards of Medical Care In Diabetes, 2009).
b. Penyebab Hipoglikemia
Menurut Sabattine (2009) hipoglikemia dapat terjadi pada penderita DM dan
non DM dengan etiologi sebagai berikut :
1) Pada Diabetes :
a) Overdose insulin
b) Asupan makanan menurun (tertunda atau lupa, terlalu sedikit) output
yang berlebihan (muntah, diare), diit berlebihan
c) Aktivitas berlebihan
d) Gagal ginjal
e) Hipotiroid
2) Pada Non Diabetes
a) Peningkatan produksi insulin
b) Paska aktivitas
c) Konsumsi makanan sedikit kalori
d) Konsumsi alkohol
e) Paska melahirkan
f) Penggunaan obat dalam jumlah yang besar (contoh : salisilat,
sulfonamide)
c. Klasifikasi Dan Manifestasi Klinis Hipoglikemia
Menurut Soemadji (2009) dan Rush & Louies (2004) klasifikasi dan
manifestasi klinis dari hipoglikemia sebagai berikut :

JENIS SIGN & SYMPTOMS


HIPOGLIKEMIA
RINGAN 1. Dapat diatasi sendiri dan tidak mengganggu
aktivitas sehari-hari
2. Penurunan glukosa (stresor) merangsang saraf
simpatis => sekresi adrenalin yang ditandai dengan
tremor, perspirasi, takikardia, palpitasi, gelisah
3. Penurunan glukosa (stresor) merangsang saraf
parasimpatis => lapar, mual, tekanan darah turun
SEDANG 1. Dapat diatasi sendiri, mengganggu aktivitas sehari-
hari
2. Otak mulai kurang mendapat glukosa sebagai
sumber energi => timbul gangguan pada SSP :
headache, vertigo, gangguan konsentrasi,
penurunan daya ingat, penurunan emosi,
penurunan fungsi rasa, gangguan koordinasi gerak,
double vision
BERAT 1. Membutuhkan orang lain dan terapi glukosa
2. Fs. SSP mengalami gangguan berat : disorientasi,
kejang, penurunan kesadaran

d. Tujuan Tatalaksana Hipoglikemia


1) Memenuhi kadar glukosa darah dalam otak agar tidak terjadi kerusakan
irreversibel
2) Tidak mengganggu regulasi DM
e. Pedoman Tatalaksana Hipoglikemia
Menurut PERKENI (2011) pedoman tatalaksana hipoglikemia sebagai berikut:
1) Glukosa diarahkan pada kadar glukosa puasa yaitu 120 mg/dl
2) Bila diperlukan pemberian glukosa cepat (IV) => satu flakon (25 cc) Dex
40% (10 gr Dex) dapat menaikan kadar glukosa kurang lebih 25-30 mg/dl
Manajemen Hipoglikemia menurut Soemadji (2006) sebagai berikut:
a. Tergantung derajat hipoglikemia :
b. Hipoglikemia ringan
1) Diberikan 150-200 ml teh manis atau jus buah atau 6-10 butir permen atau
2-3 sendok, sirup atau madu.
2) Bila gejala tidak berkurang dalam 15 menit => ulangi pemberiannya
3) Tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori => coklat,
kue, donat, ice cream, cake.
c. Hipoglikemia berat
1) Tergantung pada tingkat kesadaran pasien
2) Bila klien dalam keadaan tidak sadar => jangan memberikan makanan
atau minuman karena akan terjadi aspirasi
Terapi hipoglikemia :
1. Glukosa oral
2. Glukosa intravena
3. Glukogen 1 mg (SC/IM)
4. Thiamine 100 mg (IV/IM) => pada pasien alkoholic => wernicke
enchephalophaty
Monitoring
4. Metode
Ceramah
5. Kriteria Penilaian/Evaluasi
Mampu menjelaskan pengertian, penyebab, dan tatalaksana hipoglikemia
6. Aktivitas Mahasiswa
Menjelaskan pengertian, penyebab, dan tatalaksana hipoglikemia
7. Aktivitas Klien
Mampu menjelaskan pengertian, penyebab, dan tatalaksana hipoglikemia
8. Media / alat
Laptop dan leaflet
9. Sumber Pustaka
American Diabetes Association. 2009. Standards of Medical Care In Diabetes.
Vol. 40. USA : ADA

Soemadji W.D. 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam : Hipoglikemia Latrogenik, Jilid
III. Edisi 4. Jakarta : FK UI

PERKENI. 2011. Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe


2 di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai