Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pondasi adalah bagian paling penting pada suatu rekayasa konstruksi yang
bertumpu pada tanah. Pondasi memiliki fungsi utama yaitu utnuki menahan atau
mendukung bangunan diatasnya dan meneruskan beban yang ditopang oleh pondasi
juga beratnya sendiri ke dalam tanah dan batuan yang terletak dibawahnya. Pada
perancangan pondasi terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan salah
satunya yakni daya dukung. Daya dukung adalah kemampuan tanah dalam
mendukung beban dari pondasi dan struktur yang terletak pada struktur atasnya.
Terdapat 2 jenis pondasi, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Penerapan
pondasi dalam dapat dilihat pada proyek pembangunan Jembatan Kretek 2. Pondasi
dalam adalah pondasi yang meneruskan beban ke tanah keras atau batuan yang
relative jauh kedalamannya dari permukaan tanah.
Pondasi dalam terbagi menjadi 2 yakni pondasi tiang pancang dan pondasi bord
pile. Pondasi Bord pile merupakan jenis pondasi dengan elemen beton bertulang
yang dimasukan kedalam lubang bor. Pondasi tersebut berbentuk tabung yang
berfungsi meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah keras. Pemasangan pondasi
Bored Pile dilakukan dengan cara mengebor tanah, kemudian tiang bor dipasang
kedalam lubang bor dan diisi dengan tulangan lalu di cor dengan beton. Tiang yang
digunakan sesuai dengan kondisi tanah yang stabil dan kaku, sehingga dapat
membentuk lubang yang stabil dengan alat bor.
Pada perancangan pondasi memiliki beberapa metode yang dapat dilakukan,
salah satunya yaitu metode dinamis atau pengujian langsung dilapangan. Metode
dinamis dikenal dengan pengujian Pile Driving Analyzer Test (PDA). Metode
tersebut menggunakan metode Wave Analysis. Wave Analysis adalah pengujian
dengan pemukulan berulang-ulang pada tiang yang diuji.
2

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan ditinjau pada makalah sebagai berikut.
1. Apa tujuan dari dilakukannya PDA Test pada pondasi Bored Pile?
2. Bagaimana cara pengujian PDA Test pada pondasi Bored Pile?
3. Berikan satu contoh hasil PDA Test kemudian jelaskan daya dukung tanah,
integritas tiang, dan efisiensi dari kekuatan hammer pada PDA Test pondasi
Bored Pile?
4. Apakah pengujian PDA Test pada pondasi Bored Pile di Proyek Jembatan
Keretek 2 bersifat Ultimate?
5. Sebutkan kemungkinan yang akan terjadi apabila kondisi pondasi Refusal
setelah dilakukan PDA test

1.3 Manfaat dan Tujuan


Tujuan dari pengujian Pile Driving Analiyze Test pada pondasi Bored Pile
adalah sebagai berikut.
1. Analisa daya dukung pondasi beton kepada tanah
Nilai daya dukung aksial berdasarkan karakteristik pantulan gelombang dari
reaksi tanah. nantinya, hasil pantulan gelombang akan dikonveksi menjadi
tampilan grafik pengujian yang bisa dijadikan acuan dalam pembuatan laporan.
2. Analisa dari integritas tiang
Umumnya tiang sering terjadi kerusakan pada proses pengangkatan dan juga
pemancangan. Untuk menganalisa kerusakan tersebut maka dilakukan
pengujian PDA. Bukan hanya dapat mendeteksi lokasi kerusakan, PDA juga
berfungsi untuk mengukur luas penampang sisa yang tersedia.
3. Efesiensi dari kekuatan yang dilalui Hammer kepada pondasi
Melalui PDA test maka dapat diukur sebesar apakah energi pengeboran actual
yang terus ditransfer selama pengujian berlangsung.

Berdasarkan tujuan dari pengujian PDA tersebut, pengujian PDA bermanfaat


untuk ketahan bangunan terhadap gangguan yang akan di alaminya nanti seperti
guncangan ataupun penurunan lapisan permukaan tanah, untuk itu wajib nya di
lakukan pda pada setiap bangunan saat mendirikan sebuah pondasi yang baik
3

menggunakan PDA test, untuk pemahaman pengujian tersebut penting dan pastinya
menjadi wajib bagi seorang yang akan membangun sebuah bangunan agar dapat
bertahan lama menghadapi guncangan serta usia dari bangunan akan lebih efektif
di gunakan/dapat bertahan lama.

1.4 Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan dan kekurangan pada PDA test dapat dilihat pada penjelasan
sebagai berikut.
1. Kelebihan Pile Driving Analyze (PDA)
a. Dalam satu hari dapat dilakukan test pada beberapa tiang sehingga
menghemat waktu.
b. PDA test hanya membutuhkan ruang yang relative kecil.
c. Dapat mengevaluasi daya dukung dan strukturan tiang secara bersamaan.
d. Dapat mengevaluasi penurunan (settlement) pada pondasi tiang pancang.
e. PDA test memiliki korelasi dengan Conus Penetration Test (CPT) dan
Standart Penetration Test (SPT)
2. Kekurangan Pile Driving Analyze (PDA)
a. Dibutuhkan ketelitian yang ekstra karena pengaruh eksentrisitas tiang akan
sangat besar dalam hasil PDA.
b. Perlunya perataan permukaan yang dilakukan sebelum memulai pengujian
pada setiap pondasi.
c. Tingkat bahaya yang tinggi bagi pekerja apabila terjadi kegagalan pada
proses pengangkatan hammer pada permukaan pondasi.
d. Alat PDA yang rentan rusak terhadap benda-benda sekitar karena kabel
yang digunakan tipis.
e. Sensor PDA memiliki kemungkinan rusak akibat dari tumbukan hammer
yang sangat kuat.
4

BAB II
PENGUJIAN Pile Driving Analyze (PDA)

2.1 Alat Yang Digunakan


Pelaksanaan pekerjaan uji test Pile Driving Analyzer (PDA) harus dilaksanakan
sesuai rencana serta sesuai dengan Langkah pekerjaan. Salah satu hal yang harus
diperhatikan adalah peralatan yang digunakan. Penggunaan alat yang tepat wajib di
perhatikan pada setiap langkah – langkahnya. Berikut adalah alat yang digunakan
untuk test PDA pada proyek Jembatan Kretek 2 :
1. Pile Driving Analyzer (PDA) model 8G
Pile Driving Analyzer (PDA) model 8G adalah puncak dari upaya desain ulang
lengkap yang menggabungkan inovasi teknologi terbaru dan benar-benar
mewujudkan komitmen Pile Dynamics terhadap kualitas. PDA-8G terlihat
canggih, begitu pula perangkat lunak yang mendukungnya. Tipis, ringan dan
ergonomis, dilengkapi dengan kontrol gerakan layar sentuh seperti menggesek
dan mencubit untuk memperbesar. PDA-8G menawarkan hingga 16 saluran
akuisisi data universal, semuanya mampu membaca data dari Smart Sensors
dalam mode tradisional (berkabel) atau nirkabel. Fungsionalitas ini
memungkinkan fleksibilitas pengujian tiang pancang yang ekstrem. Transfer
data yang ditingkatkan memudahkan pengujian palu hidraulik dengan kecepatan
pukulan tinggi.

Gambar 2.1 Pile Driving Analyzer (PDA) model 8G


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)
5

2. Strain Transducer
Strain Transducer adalah sebuah alat dengan tipe electrical sensor, yang mana
alat ini digunakan untuk melakukan pengukuran pada sebuah gaya dan juga
regangan material. Daya tahan pada strain gauge ini akan mengalami perubahan
ketika gaya atau force diterapkan pada alat, ini juga akan memberikan beberapa
output listrik yang berbeda beda. Strain gauge transducer menggunakan metode
ini agar dapat melakukan pengukuran pada tekanan, berat dan juga pada
tegangan. Pada test Pile Driving Analyzer (PDA) membutuhkan 2 buah Strain
Transducer agar pada saat pengetesan mendapatkan hasil yang akurat.

Gambar 2.2 Strain Transducer


(Sumber : Internet)

3. Accelerometer
Accelerometer Accelerometer adalah suatu sensor yang dipakai untuk mengukur
kecepatan suatu benda atau objek. Accelerometer dapat mengukur percepatan
dinamis dan juga statis. Pengukuran dinamis adalah pengukuran percepatan pada
objek bergerak, sedangkan pengukuran statis adalah pengukuran terhadap
gravitasi bumi. Sesuai dengan namanya, prinsip kerja dari accelerometer adalah
prinsip percepatan (acceleration). Misalkan suatu per yang memiliki beban
dilepaskan kemudian beban bergerak dengan suatu percepatan sampai pada
kondisi tertentu hingga berhenti. Apabila terjadi goncangan maka beban akan
6

berayun kembali. Pada test Pile Driving Analyzer (PDA) membutuhkan 2 buah
Accelerometer.

Gambar 2.3 Accelerometer


(Sumber : Internet)

4. Wireless Transmitter
Wireless Transmitter adalah perangkat yang dirancang untuk bertukar data tanpa
menggunakan kabel memerlukan dua komponen dasar: pemancar nirkabel
sekaligus penerima yang dipasangkan. Pemancar nirkabel mungkin disiarkan
menggunakan frekuensi (RF) gelombang radio, atau mungkin mengirimkan data
pada gelombang inframerah (IR). Sepasang penerima mendengarkan sinyal yang
sesuai. Beberapa contoh produk yang menggunakan pemancar nirkabel
termasuk router, komputer, ponsel, personal digital assistant (PDA) dan
headphone nirkabel

Gambar 2.4 Wireless Transmitter


(Sumber : Internet)
7

5. Mesin Bor
Mesin bor adalah sebuah alat yang biasa digunakan untuk membuat lubang pada
besi, kayu, tembok, dan berbagai jenis media lainnya. Mesin bor merupakan alat
perkakas yang sering kita jumpai. pada jenis bor ini memiliki dua pengaturan
yang dimana salah satu modenya terdapat pukulan (impact drill) untuk
digunakan mengebor media atau benda yang keras seperti tembok atau beton.

Gambar 2.5 Mesin Bor


(Sumber : Internet)

6. Hammer
Hammer akan dijatuhkan pada ketinggian 50-100 cm dengan tujuan
mendapatkan angka-angka yang dibutuhkan dalam pengujian PDA test.
Hammer yang digunakan biasanya memiliki berat yang lebih besar dari hammer
pada umumnya sehingga dari segi ukuran hammer memiliki ukuran yang sangat
besar.

Gambar 2.6 Hammer


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)
8

7. Peralatan Pendukung
Peralatan pendukung dibutuhkan dalam pengujian PDA test. Peralatan pedukung
berupa grinda, baut, mur, dyna set, palu, kabel power, genset, mal sensor beton,
mal sensor baja, mata bor beton, kepala bor baja, mata bor besi, hand tab, mata
tab, dan sebagainya.
2.2 Prosedur Pengujian
2.2.1 Persiapan Pengujian
Prosedur pekerjaan pada uji test Pile Driving Analyzer (PDA) diawali
dengan persiapan pengujian. Berikut adalah persiapan untuk test Pile Driving
Analyzer (PDA).
1. Penggalian tanah sekeliling kepala tiang apabila kepala tiang rata dengan
permukaan tanah
2. Merapikan kepala tiang agar rata, simetris dan tegak lurus
3. Persiapkan pile cushion/bantalan kayu/pelat baja untuk melindungi kepala
tiang Ketika dihantam palu/beban
4. Menyediakan arus listrik AC dengan daya 220V, 60 Hz dan 30 Amp untuk
mengoperasian alat PDA. Daya listrik dari mesin las atau daya tidak stabil
tidak diperbolehkan
5. Menyediakan tempat perlindungan untuk melindungi alat PDA dari kondisi
panas matahari, air, angin dan temperature. Jika diperlukan tempat
perlindungan dengan suhu 20-30 derajat Celcius
6. Letakan tempat perlindungan kurang lebih 15-20m dari tiang, sehingga
kabel PDA dapat sampai dengan komputer PDA dan operator dapat
mengawasi tiang
7. Bor sampai dengan total 16 lubang baut di kedua sisi atau 4 sisi tiang, seperti
yang diarahkan oleh Konsultan PDA atau Engineer, dengan perkiraan jarak
sama dengan 3 kali diameter tiang di bawah kepala tumpukan. Jika
Konsultan PDA atau Engineer memilih untuk bor lubang baut,
menyediakan peralatan yang diperlukan, peralatan dan bantuan untuk
melakukannya. Sebuah bor palu diperlukan untuk tiang pancang beton dan
sampai 2 jam mungkin diperlukan untuk mengebor lubang.
9

8. Pemasangan instrument strain transducer dan accelerometer dengan cara


dibor pada sisi tiang dan saling tegak lurus dengan jarak minimal 1,5x
diameter kepala tiang
9. Masukan nilai kalibrasi strain transducer dan accelometer serta periksa
peralatan pengujian secara keseluruhan
10. Masukan data tiang dan palu pada PDA-PAX. Data tiang yang dibutuhkan
seperti nomor identifikasi, tanggal pemancangan, luas penampang, Panjang
tiang yang digunakan serta Panjang tiang tertanam. Kemudian data palu
adalah berat palu yang digunakan.
11. Pastikan semua sensor terpasang dengan benar dan kencang. Karna
kekencangan pemasangan sensor sangat berpengaruh pada data yang akan
di monitor.

2.2.2 Pelaksanaan Pengujian


1. Setelah semua persiapan selesai maka instruksikan operator untuk
melakukan tumbukan pada tiang dengan tinggi jatuh paling rendah sebesar
50 cm dan bertahap sampai tinggi jatuh maksimal.
2. Jika saat pengambilan data terjadi retakan/kerusakan pada tiang sedangkan
daya dukung yang diinginkan belum tercapai, maka pengujian harus
dihentikan.
3. Hasil pengujian digentikan Ketika beban maksimum hasil pembacaan alat
bernilai 200% dari beban rencana/desain load. Dengan safety factor yang
digunakan umumnya 2-2.5
2.2.3 Monitoring
1. Monitor secara Menerus
Panumbukan tiang sampai dengan daya dukung yang diperlukan dan evaluasi
ujung tiang yang ditentukan, jika ada seperti yang di tunjukan pada rencana
atau seperti yang di arahkan oleh konsultan PDA atau insinyur. Selama
melakukan penumbukan, PDA akan digunakan untuk mengevaluasi data,
termasuk tetapi tidak terbatas pada : Kinerja palu, daya dukung, distribusti
tahanan tiang, tekanan maksimum dari tiang, transfer energy, keutuhan tiang
dan berbagai parameter tanah
10

2. Monitor Pukulan Ulang


Ketika diarahkan oleh Engineer, pasang kembali instrumen PDA dan pukul
ulang tiang. Dapatkan stroke diperlukan dan penetrasi (setidaknya 150 mm)
atau sebagaimana diarahkan oleh Operator PDA atau Insinyur. PDA operator
atau Engineer akan mencatat pengukuran dinamis selama pemukulan ulang.
Insinyur mungkin memerlukan pemukulan ulang lebih dari sekali pada tiang
yang sama. Insinyur atau operator PDA akan menentukan kapan tes PDA
telah selesai
2.2.4 Menganalisis dan Interpretasi hasil pengujian
Analisis dan interpretasi hasil pengujian mengacu pada standart ASTM
D-4945. Metode analisis terdapat 2 macam yaitu:
1. Metode CAPWAP (Case Pile Wave Analysis Program)
Metode CAPWAP adalah salah satu metode signal matching analysis (SMA).
Metode tini merupakan program aplikasi Analisa numerik yang
menggunakan data gaya (force) dan kecepatan (velocity) yang diukur oleh
PDA. Kegunaan program ini adalah untuk memperkirakan distribusi dan
besarnya gaya perlawanan tanah total sepanjang tiang berdasarkan modelisasi
system tiang-tanah yang dibuat dan memisahkannya menjadi bagian
perlawanan dinamis dan statis. Analisa ini menggunakan data yang diperoleh
dari pengujian PDA untuk memberikan hasil Analisa yang lebih detail. Hasil
dari Analisa CAPWAP dapat memperoleh data PDA test yang lebih rinci,
dengan tambahan informasi:
a. Tahanan ujung pondasi tiang tunggal
b. Tahanan friksi tiang tunggal
c. Simulasi static loading test
2. Case Method
Prosedur Case Method meliputi pengukuran data gaya (force) dan kecepatan
(velocity) selama pelaksanaan pengujian (re-strike) dan perhitungan variable
dinamik secara real-time untuk mendapatkan gambaran tentang daya dukung
pondasi tiang tunggal. Dari penggunaan analisis Case Method dapat
mengetahui:
11

a. Daya dukung pondasi tiang tunggal


b. Integritas atau keutuhan tiang dan sambungan
c. Efisiensi dari transfer energi pukulan hammer/alat pancang

Dari nilai rata-rata pada sinyal yang terukur force dan velocity pada data
PDA, yang terukur langsung dari alat PDA adalah sebagai berikut:
a. Tegangan tekan maksimum pada posisi sensor, dikenal dengan inisial
(CSX, CSI0
b. Displacement maksimum (DMX)

Yang dapat dihitung dari alat PDA di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Kapasitas tiang termobilisasi, menggunakan simplified CASE method
(RMX)
b. Tegangan tarik maksimum sepanjang tiang (TSX)
c. Energi maksimum yang ditransfer ke tiang selama tumbukan (EMX)
2.2.5 Menganalisis Hasil Daya Dukung
Pada pengujian PDA Test akan diperoleh hasil daya dukung yang bersifat
salah satu dari 2 kondisi berikut.
1. Refusal
Refusal adalah daya dukung yang terdeteksi/terdata dan dianalisa merupakan
daya dukung yang diperoleh dari kondisi pondasi tiang yang belum
sepenuhnya termobilisasi. Kondisi belum sepenuhnya termobilisasi adalah
kondisi di mana pondasi tiang belum mencapai kapasitas tertinggi atau
ultimate-nya. Kondisi ini dapat disebabkan karena pada saat pengujian/re-
strike dilakukan, energi yang ditransfer tidak cukup besar untuk memobilisasi
seluruh kemampuan tahanan atau daya dukung pondasi tiang yang diuji.
2. Ultimate
Ultimate adalah daya dukung yang diperoleh dari kondisi pondasi tiang yang
sudah termobilisasi sepenuhnya. Dengan demikian angka daya dukung yang
dihasilkan dari analisa PDA dan CAPWAP pada kondisi ini adalah benar-
benar daya dukung ultimate atau batas yang dimiliki oleh pondasi tiang yang
diuji. Kondisi ultimate ditentukan oleh salah satu dari:
12

- Telah bergeraknya tiang pancang akibat beban tertentu (beban ultimate)


yang berarti terlampaunya tahanan friksi dan ujung dari pondasi tiang.
- Telah terlampauinya kemampuan material tiang pancang itu sendiri yang
jika diteruskan dengan beban yang lebih berat akan mengakibatkan kegagalan
pada bahan/material tiang pancang.
2.2.6 Flow Chart Prosedur Pengujian
Flow Chart pengujian pile driving test (PDA) disajikan sebagai berikut.

START

1. Komputer PDA
Persiapan alat-alat 2. Sensor Transducer
yang dibutuhkan 3. Sensor Accelerometer
dan alat-alat 4. Wireless Transducer
pendukung 5. Mesin Bor
6. Alat pendukung
Persiapan
7.
Pengujian

1. Monitoring Secara Menerus


MONITORING
2. Monitoring Secara Berulang

Menganalisis Hasil 1. Metode CAPWAP


Pengujian 2. Case Method

Menganalisis sifat 1. Refusal


dari daya dukung 2. Ultimate

Pengawasan Mutu

SELESAI
13

2.3 Hal-Hal Yang Menentukan Kualitas Hasil PDA Test


Berikut merupakan beberapa hal yang dapat berpengaruh dalam menentukan
kualitas dari PDA.
1. Alat yang digunakan harus dalam kondisi prima, baik computer, kabel dan
sensor yang dipakai mempunyai sertifikasi kalibrasi yang update. Kalibrasi
suatu alat optimal dilakukan dalam jangka waktu 2 tahun sekali.
2. Testing Engineer paham pada dasar teori mengenai PDA test dan paham
tentang kapasitas aksial tiang pondasi dalam, serta memahami penggunaan
parameter yang digunakan dalam PDA test.
3. Kondisi kepala tiang uji harus rata, kondisi dari kepala tiang hingga dasar
tiang terhadap tanah harus rata dan bagus yang artinya beton tidak mengalami
keropos, umur beton sudah memenuhi syarat > 28 hari, dan hasil test tekan
betonnya sudah sesuai dengan spesifikasi design.
4. Berat Hammer yang digunakan harus antara 1-2% dari daya dukung ultimate.
Dengan ukuran hammer proposional dengan ukuran tiang.
5. Untuk pengetesan yang menggunakan Drop Hammer harus menggunakan
ladder yang tepat untuk menjaga eksentrisitas tumbukan Hammer. Tumbukan
yang tidak sentris menyebabkan kualitas data PDA tidak Representative. Hal
tersebut dikenal dengan istilah GIGO (Garbage In Garbage Out).
6. Safety pelaksanaan test harus sangat diutamakan baik terhadap sensor dari
kemungkinan rusak karena Impact dari hammer dan sebagainya. Selain itu
safety dari alat pendukung saat pelaksanaan test, terutama semua
orang/pekerja yang terlibat pada saat pelaksanaan pengujian.
7. Laporan hasil PDA test harus dibawah pengawasan Geothecnical Engineer
yang berpengalaman dan paham betul tentang Batasan yang ada dalam PDA
test, hal tersebut dibuktikan dengan sertifikasi dari PDI, inc.
8. Safety Factor minimal pada PDA test adalah 2.25 dari daya dukung design.
9. Semua prosedur pengetesan PDA test harus memenuhi standart yang telah
ditentukan oleh ASTN D – 4845 terbaru.
14

BAB III
PEMBAHASAN HASIL PDA TEST

3.1 Hasil PDA Test


Pengujian dilakukan pada suatu pondasi dengan tebal 14 mm dengan Panjang
total saat pengujian adalah 25 m. pelaksanaan dilakukan pada saat tiang pondasi
sudah berumur 14 hari dengan tujuan agar tanah mencapai pemulihan dari kondisi
pemasangan pondasi. Beban aksial tekan penuh terhadap tiang uji harus minimal 2
kali dari beban rencana. Pengujian dilakukan pada pondasi yang sudah tertanam.
Data tiang dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Data Tiang Yang Di Uji
Panjang Panjang
Tanggal
Dimensi Tiang Dibawah Tiang Tanggal
No. Tiang Pancang
(OD[mm];L[mm]) Instrument Tertanam Uji

(m) (m)

TON-04 711;2,25 23,3 10.3 13/01/13 25/01/13

(Sumber : Internet)

Dari data tersebut didapat hasil pengujian PDA test yang dapat dilihat pada
Gambar 3.1 dan Tabel 3.2

Gambar 3.1 Kurva Hasil Pengujian Test PDA


(Sumber : Internet)
15

Tabel 3.2 Pembacaan Hasil Pengujian PDA Test


KODE KETERANGAN Tiang : TON-04

BN Pukulan 25

RMX Daya dukung tiang (Ton) 464

CSX Maksimum compression stress (Mpa) 108,4

TSX Maksimum tension stress (Mpa) 32,1

EMX Energi maksimum yang ditransfer (tonm) 4,52

DMX Penurunan maksimum (mm) 16

DFN Penurunan permanen (mm) 0

BTA Nilai keutuhan (%) 100

STK Tinggi jatuh palu(m) 1,9

BPM Pukulan per menit (bpm) 47,3

LE Panjang tiang dibawah instrument (m) 23,3

LP Panjang tiang tertanam (m) 10,3

AR Luas penampang tiang (cm2) 372,3

(Sumber : Internet)

Dari hasil pengujian PDA Test terlihat penurunan maksimum (DMX) tiang
sebesar 16 mm, masih dapat mengalami penurunan hingga 10 mm. hal ini
menyebabkan tiang dalam kondisi refusal. Nilai BTA sebesar 100% menandakan
tiang uji dalam kondisi baik setelah pukulan hammer.
Daya dukung aksial tiang diperkirakan dengan menganalisis rekaman yang
terbaik, yaitu rekaman gelombang yang dihasilkan oleh tumbukan memberikan
energy tertinggi. Selain itu, diusahakan unutk memilih tumbukan yang mula-mula,
yaitu pada saat dimana gaya lengketan tanah yang bekerja pada dinding tiang masih
maksimum sehingga lebih menggambarkan daya dukung yang mendekati keadaan
pada waktu tiang akan menahan beban bangunan.
16

Kemudian dilakukan perhitungan daya dukung dengan meode CAPWAP.


Ringkasan perkiraan daya dukung tiang yang diuji berdasarkan PDA dan CAPWAP
disajikan dalam Tabel 3.3
Tabel 3.3 Daya Dukung PDA dan CAPWAP
Daya Dukung Tiang (ton)
CAPWAP Analisis
No Tiang Keterangan
PDA Tahanan
Total Lengketan
Ujung

Ton-4 464 478,2 160,1 318,1 Refusal

(Sumber : Internet)

3.2 Hasil PDA Test Jembatan Kretek 2


Pengujian dinamis dilakukan pada sebuah tiang bor dengan diameter 100 cm
yang dilakukan pada tanggal 21 Mei 2021 pada Proyek Jembatan Kretek 2, yang
berlokasi di Bantul, Yogyakarta. Pengujian dilakukan oleh PT. Karya Putra Pertiwi
menggunakan Pile Driving Analyzer (PDA) model PAX. Spesifikasi tiang bor
dapat dilihat pada Tabel 3.4
Tabel 3.4 Spesifikasi Tiang Bor
Panjang
Dimensi Panjang Panjang
No Di bawah
Tiang Tiang Tertanam Tanggal Uji
Tiang gages
(cm) (m) (m)
(m)

ABT1-BP.8 ∅100 37.75 36.35 36.15 21 Mei 2021

(Sumber : Dokumen Proyek Jembatan Kretek 2)


Jenis Hammmer yang digunakan dalam pengujian ini adalah Drop Hammer
dengan berat Hammer 13 ton. Hasil Dari pengujian didapatkan data-data yang
menjadi dasar dan masukan bagi Analisa dengan menggunakan program CAPWAP
yang tersaji pada laporan ini. Dari data tersebut didapat hasil pengujian PDA test
yang dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Tabel 3.2
17

Gambar 3.2 Kurva Hasil Pengujian Test PDA ABT1-BP.8


(Sumber : Dokumen Proyek Jembatan Kretek 2)
18

Tabel 3.5 Pembacaan Hasil Pengujian PDA Test Jembatan Kretek 2

KODE KETERANGAN Tiang : ABT1-


BP8
BN Pukulan -
RMX Daya dukung tiang (Ton) 956
CSX Maksimum compression stress (Mpa) 27.4
TSX Maksimum tension stress (Mpa) 2.1
EMX Energi maksimum yang ditransfer (tonm) 15.57
DMX Penurunan maksimum (mm) 13
DFN Penurunan permanen (mm) 10
BTA Nilai keutuhan (%) 61
STK Tinggi jatuh palu(m) 1.8
BPM Pukulan per menit (bpm) 1.9
LE Panjang tiang dibawah instrument (m) 34.4
LP Panjang tiang tertanam (m) 34.1
AR Luas penampang tiang (cm2) 7853.98
(Sumber : Dokumen Proyek Jembatan Kretek 2)

Dari hasil pengujian PDA Test terlihat penurunan maksimum (DMX) tiang
sebesar 13 mm dan penurunan permanen (DFN) sebesar 10 mm. hal ini
menyebabkan tiang dalam kondisi ultimate. Artinya daya dukung tiang yang
dihasilkan pada pengujian merupakan batas maksimal yang dimiliki tiang dan tidak
terjadi penurunan lagi. Hal tersebut dapat dilihat pula pada nilai BTA sebesar 61%
yang berada pada level kerusakan serius pada tiang. Apabila pengujian diteruskan
maka akan menyebabkan kerusakan lebih lanjut hingga mengalami kepatahan tiang
Dari rekaman tumbukan yang ada, daya dukung aksial dapat diperkirakan
dengan menganalisa rekaman tumbukan mula-mula, yaitu rekaman saat perlawanan
tanah masih dalam kondisi awal tidak terganggu (undisturbed). Kemudian
dilakukan perhitungan daya dukung dengan meode CAPWAP. Hasil analisis
CAPWAP dapat dilihat pada Gambar 3.3, Gambar 3.4, Gambar 3.5 dan Gambar
3.6 berikut.
19

Gambar 3.3 Hasil Analisis CAPWAP ABT1-BP.8


(Sumber : Dokumen Proyek Jembatan Kretek 2)

Gambar 3.4 Hasil Analisis CAPWAP ABT1-BP.8


(Sumber : Dokumen Proyek Jembatan Kretek 2)
20

Gambar 3.5 Hasil Analisis CAPWAP ABT1-BP.8


(Sumber : Dokumen Proyek Jembatan Kretek 2)

Gambar 3.6 Kurva PDA dan CAPWAP ABT1-BP.8


(Sumber : Dokumen Proyek Jembatan Kretek 2)
21

Dari rekaman tumbukan yang ada, daya dukung aksial dapat diperkirakan
dengan menganalisa rekaman tumbukan mula-mula, yaitu rekaman saat perlawanan
tanah masih dalam kondisi awal tidak terganggu (undisturbed). Hasil pengujian ini
berupa transfer energi tumbukan, tegangan pada material tiang dan daya dukung
tiang yang dapat dilihat pada Tabel 3.6, Tabel 3.7 dan Tabel 3.8
Tabel 3.6 Energi Tumbukan dan Efesiensi Hammer

Effisiensi
No Tinggi Jatuh Energi Tumbukan
Hammer
Tiang (m) (ton-m)
(%)

ABT1-BP.8 1.8 15.57 66.53

(Sumber : Dokumen Proyek Jembatan Kretek 2)


Tabel 3.7 Tegangan Tekan Maksimum dan Tegangan Tarik Maksimum Tiang

Tegangan Maksimum Tegangan Tarik


No
Tekan Maksimum
Tiang
(Mpa) (Mpa)

ABT1-BP.8 27.4 2.1

(Sumber : Dokumen Proyek Jembatan Kretek 2)


Tabel 3.8 Daya Dukung Ultimate Tiang Pondasi Hasil PDA dan CAPWAP

Daya Dukung Ultimate Tiang (Ton)

No CAPWAP

Tiang PDA Tahanan Tahanan


Total
Kulit Ujung

ABT2-BP.13 955 1000.0 740.0 260.0

(Sumber : Dokumen Proyek Jembatan Kretek 2)


22

3.3 Sifat Refusal Pada Pondasi


1. Pembebanan yang dilakukan belum mencapai maksimal dari kapasitas daya
dukung suatu pondasi.
2. Pondasi tiang kemungkinan masih mengalami angka penurunan dengan
maksimum penurunan sebesar 10 mm dari angka penurunan yang
didapatkan.
3. Pondasi tidak mengalami kerusakan yang dapat dilihat dari angka BTA
yang ada dalam rentang 90-100%
4. pada tahanan friksi dan tahanan ujing pondasi tidak terjadi kerusakan masih
dalam kondisi yang sangat baik.
5. pondasi akan dilakukan pengujian Kembali hingga mendapat angka daya
dukung yang diinginkan.
23

BAB IV
KESIMPULAN

1. PDA test adalah pengujian yang dilakukan pada pondasi dalam dengan minimal
umur benda uji yakni 14 hari. PDA test mampu menganalisis pengaruh
tumbukan pada proses pengeboran yang dilakukan pada kondisi tanah
undisturbed.
2. Tujuan dari dilakukannya PDA test pada tiang bor adalah untuk mengetahui nilai
daya dukung tiang, nilai integritas tiang dan mengetahui efisiensi dari kekuatan
yang dilalui oleh hammer.
3. Pengujian PDA test dilakukan dengan cara menjatuhkan hammer di permukaan
pondasi yang rata, pada tiang bor telah di pasangkan alat khusus untuk
menganalisis akibat dari jatuhnya hammer melalui gelombang yang dihasilkan.
4. Pengujian PDA test pada Proyek Jembatan Kretek 2 sudah dalam kondisi
Ultimate. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai BTA yang hampir kurang dari
< 60%. Yang artinya apabila ditambahi beban sedikit saja maka pondasi akan
mengalami kepatahan. Pondasi sudah mencapai maksimum dari nilai daya
dukung yang dimiliki.
24

DAFTAR PUSTAKA

https://testindo.co.id/mengenal-proses-kerja-pda-test/
http://repository.unpar.ac.id/bitstream/handle/123456789/5487/Cover%20-
%20Bab1%20-%204113046sc-p.pdf?sequence=1&isAllowed=y
http://eprints.itenas.ac.id/1530/5/04%20Bab%201%20222016007.pdf
http://blog.testindo.com/2019/10/15/inilah-penjelasan-dan-tujuan-utama-pda-test/
https://lauwtjunnji.weebly.com/pda-test.html
http://www.megahadhikarya.com/pda
https://testindo.co.id/kenapa-pondasi-perlu-pda-testini-penjelasan-nya/
http://nspkjembatan.pu.go.id/public/uploads/TahapPelaksanaan/BM/1583220064p
edoman_pengujian_pondasi.pdf
https://www.ilmusipil.com/pda-test-pondasi-dalam
http://jasatekniksipil.com/2020/02/28/penjelasan-pda-test/
https://www.slideshare.net/inkaanabi/pile-dynamic-analyzer-pda-test-and-
hammer-test
http://geoteknik-indonesia.blogspot.com/2011/09/pile-dynamic-analayis-pda-
test.html
https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/dekons/article/view/996
https://docplayer.info/61665795-Bab-vii-pile-driving-analyzer-test-pda.html
https://www.youtube.com/watch?v=qMEB-Bqo9BI
http://wijayatraining.com/
https://www.google.com/search?q=Mengolah+data+PDA+Test&rlz=1C5CHFA_e
nID863ID863&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjn1ImGi6nyAhV
Fb30KHUjwDDAQ_AUoAXoECAEQAw&biw=1440&bih=789#imgrc=CYX85
K-Aih_R_M
https://docplayer.info/33403876-Jurnal-tugas-akhir-studi-pembebanan-tiang-
dengan-pda-test-di-pelabuhan-pt-semen-tonasa-biringkassi.html
http://e-journal.uajy.ac.id/10442/6/5TS13852.pdf

Anda mungkin juga menyukai