Anda di halaman 1dari 3

SEJARAH PENGUMPULAN AS-SUNNAH ATAU HADIST

Sejarah dan Periodisasi penghimpunan Hadits mengalami masa yang lebih panjang


dibandingkan dengan yang dialami oleh Al-Qur'an, yang hanya memerlukan waktu relatif lebih
pendek, yaitu sekitar 15 tahun saja. Penghimpunan dan pengkodifikasian Hadits memerlukan
waktu sekitar tiga abad.

Yang dimaksud dengan Periodisasi penghimpunan Hadits di sini adalah: "fase-fase yang


telah ditempuh dan dialami dalam sejarah pembinaan dan perkembangan Hadits, sejak Rasulullah
SAW masih hidup sampai terwujudnya kitab-kitab yang dapat disaksikan dewasa ini." (Syuhudi
Ismail, Pengantar Ilmu Hadits (Bandung: Angkasa, 1991), h. 69; T.M. Hasbi Ash-
Shiddieqy, Sejarah Perkembangan Hadits (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), h. 14.)

Para Ulama dan ahli Hadits, secara bervariasi membagi periodisasi penghimpunan dan
pengkodifikasian Hadits tersebut berdasarkan perbedaan pengelompokan data sejarah yang
mereka miliki serta tujuan yang hendak mereka capai.

Mohammad Mustafa Azami, yang secara garis besar hanya berkonsentrasi


pada pengumpulan dan penulisan Hadits pada abad pertama dan kedua Hijriah, yang dinamainya
dengan Pre-Classical "Hadith" Literature (masa sebelum puncak kematangan pengkodifikasian
Hadits), membagi periodisasi penghimpunan Hadits menjadi empat fase,( M.M. Azmi, Studies in
Early Hadith Literature (Indianapolis, Indiana: American Trust Pub- lications, 1978), h. 28-182.)
yaitu:

1. Fase pengumpulan dan penulisan Hadits oleh para Sahabat


Pada fase ini tercatat sebanyak 50 orang Sahabat yang menuliskan Hadits yang mereka terima
dari Rasul SAW. Di antara Sahabat yang menuliskan Hadits Rasul SAW tersebut adalah Abu
Ayyub al-Anshari (w. 52 H), Abu Bakar al-Shiddiq, khalifah pertama (w. 13 H), Abu Sa'id al-
Khudri (w. 74 H), Abd Allah ibn Abbas (w. 68 H), Abd Allah ibn Amr ibn al-Ash (w. 63 H), Abd
Allah ibn Mas'ud (w. 32 H), Abd Allah ibn TJmar ibn al-Khaththab ( w. 74 H), dan lain-lain.

2. Fase pengumpulan dan penulisan Hadits oleh para Tabi'in di abad pertama Hijriah
Azami mencatat sejumlah 49 Tabi'in pada fase ini yang mencatat dan menuliskan Hadits Rasul
SAW. Di antara mereka adalah 'Abran ibn Utsman (w. 105 H), 'Abd al- Rahman ibn 'Abd Allah
ibn Mas'ud (w. 79 H), Umar ibn 'Abd al-'Aziz (w. 101 H), TJrwah ibn al-Zubair (w. 93 H), dan
lain-lain.

3. Fase pengumpulan dan penulisan Hadits pada akhir abad pertama Hijriah dan awal abad
kedua Hijriah
Pada fase ini tercatat sejumlah 87 orang Tabi'in dan Tabi'it Tabi'in yang mempunyai koleksi dan
tulisan tentang Hadits Nabi SAW, seperti 'Abd al-'Aziz ibn Sa'id ibn Sa'd ibn Ubadah (w. 110 H),
Ali ibn 'Abd Allah ibn 'Abbas (w. 117 H), 'Amr ibn Dinar al-Makki (w. 126 H), Hisyam ibn
Urwah (w. 146 H), Muhammad ibn Muslim ibn Syihab al-Zuhri (w. 124 H), dan lain-lain.

4.Fase pengumpulan dan penulisan Hadits pada abad kedua Hijriah


Pada fase ini terdapat sejumlah 251 orang ulama yang menghimpun dan menuliskan Hadits. Di
antara yang menuliskan Hadits tersebut adalah Aban ibn Abu 'Ayyasy (w. 138 H), 'Abd Allah ibn
Lahiyah (w. 174 H), 'Abd al-Rahman ibn 'Amr al-Auza'i (w. 158 H), Malik ibn Anas (w. 179 H),
Nu'man ibn Tsabit, Al-Imam Abu Hanifah (w. 150 H) dan lain-lain.

Demikianlah empat fase pengumpulan dan penulisan Hadits versi Mohammad Mustafa Azami.


Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, bahwa Azami di dalam bukunya yang berasal dari
disertasi doktornya tersebut, hanya berkonsentrasi pada sejarah penulisan Hadits pada abad
pertama dan kedua Hijriah. Hal tersebut adalah karena tesis utamanya dimaksudkan untuk
merespons pendapat para orientalis, seperti Joseph Schacht yang mengklaim bahwa Hadits baru-
ditulis menjelang atau awal abad kedua Hijriah.

Berbeda dengan Azami, Hasbi Ash-Shiddieqy cenderung mengikuti periodisasi perkembangan


Hadits sebagaimana yang dianut oleh sebagian besar para ahli sejarah Hadits, yang membaginya
menjadi tujuh periode, yaitu:

Periode pertama adalah masa turun wahyu dan pembentukan masyarakat Islam ('ashr al-wahy
wa al-takwin), yaitu semenjak Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul sampai wafatnya.

Periode kedua adalah masa kehati-hatian dan penyedikitan riwayat ('ashr al-tatsabbut wa al-iqlal
min al-riwayah), yang dimulai dari awal pemerintahan Khalifah Abu Bakar sampai kepada akhir
pemerintahan Khalifah Ali ibn Abi Thalib.

Periode ketiga adalah masa penyebaran riwayat ke daerah-daerah ('ashr intisyar al-riwayat ila


al-amshar). Periode ini dimulai dari awal Dinasti Umayah sampai akhir abad pertama Hijriah.

Periode keempat adalah masa penulisan dan pengkodifikasian Hadits ('ashr al-kitabat wa al-
tadwin). Masanya dimulai dari awal abad kedua Hijriah sampai akhir abad kedua Hijriah.

Periode kelima adalah masa pemurnian, pen-tashih-an dan penyempurnaan ('ashr al-tajrid tua


al-tashhih tua al-tanqih). Periode ini dimulai dari awal abad ketiga Hijriah sampai akhir abad
ketiga Hijriah.

Periode keenam adalah pemeliharaan, penertiban, penambahan, dan penghimpunan ('ashr al-


tahdzib tua al-tartib tua al-istidrak tua al-jama'). Masanya dimulai dari abad keempat Hijriah
sampai masa jatuhnya kota Baghdad pada tahun 656 H.
Periode ketujuh adalah masa pensyarahan, penghimpunan, pen-takhrij-an, dan pembahasan dari
berbagai tambahan ('ashr al-syarh tua al-jam' tua al-takhrij tua al-bahts 'an al- dzawa'id), yang
masanya berawal dari tahun 656 H sampai masa sekarang. (Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah
Perkembangan Hadits, h. 14-15).

Anda mungkin juga menyukai