29 53 1 SM
29 53 1 SM
2 (2019) 47
Volume. 3 Nomor. 2
Periode: Juli – Desember 2019; hal. 47-54
p-ISSN : 2580-1112; e-ISSN : 2655-6669 Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi
Copyrighr @2019 (JIKO)
Penulis memiliki hak cipta atas artikel ini
journal homepage: https://ejournal.akperfatmawati.ac.id
Abstrak
Sirosis hepatis adalah penyakit progresif kronis yang ditandai oleh inflamasi,
fibrosis dan degenerasi sel-sel parenkim hati yang berlangsung terus-menerus yang akan
mengakibatkan obstruksi sirkulasi portal hepatis dan gagal fungsi hepar. Hati menjadi
rusak dan mengeras menyebabkan tekanan pada vena portal meningkat dan
mengakibatkan terjadinya hipertensi portal sehingga timbul hemostatis vaskuler dan
varises esofagus. Apabila tidak ditangani varises esofagus pecah sehingga terjadi
perdarahan dan timbul hematemesis melena. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
oleh perawat adalah mengukur tanda-tanda vital. Tanda-tanda vital adalah cara yang cepat
dan efisien untuk memantau kondisi pasien atau mengidentifikasi masalah dan
mengevaluasi respon pasien terhadap intervensi. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran pelaksanaan pengukuran tanda-tanda vital pada pasien sirosis
hepatis untuk mencegah hipertensi portal di RSUP Fatmawati. Metode penelitian yang
digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan studi kasus (dua kasus) dan menggunakan
teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil
penelitian pada studi kasus ini adalah risiko injuri: perdarahan tidak terjadi yang
menunjukkan pasien tidak mengalami hipertensi portal. Penelitian ini merekomendasikan
agar perawat dapat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yang baik dan tepat sehingga
hipertensi portal dapat dicegah.
Abstract
Hepatic cirrhosis is a chronic progressive disease characterized by inflammation,
fibrosis and degeneration of liver parenchymal cells that persist which will result in
obstruction of the portal circulatory hepatic and liver failure. The liver becomes damaged
and hardens causing pressure on the portal vein to increase and result in portal
hypertension and resulting in the emergence of vascular hemostatis, and esophageal
varices. Esophageal varices if not treated can be rupture resulting in bleeding and
hematemesis melena arises. The preventive action that a nurse can take is to measure vital
signs. Vital signs are a fast and efficient way to monitor client conditions or identify
problems and evaluate client responses to interventions. This study aims to get an
overview of the implementation of measuring vital signs in patients with hepatic cirrhosis
to prevent portal hypertension in Fatmawati General Hospital. The case study method
used is descriptive with two cases by using interview, observation, and documentation
1,2
e-mail: zahri.darni@akperfatmawati.ac.id
study techniques. The results of the study in this case study were the risk of injury:
bleeding did not occur indicating patients did not experience portal hypertension. This
case study recommends that nurses be able to check vital and proper signs so that portal
hypertension can be prevented.
Pada pasien sirosis hepatis, jaringan tekanan darah sistolik dengan jumlah
ikat dalam hepar menghambat aliran trombosit memiliki nilai signifikan
darah dari hepar ataupun usus yang p=0,002 dan spearman’s=0,467.
kembali ke jantung. Kejadian ini dapat Hubungan tekanan darah diastolik
mengakibatkan peningkatan tekanan dengan kadar hematokrit memiliki
dalam vena porta (hipertensi portal). signifikan p=0,035 dan
Sebagai hasil peningkatan aliran darah spearman’s=0,467.
dan peningkatan tekanan porta ini, vena- Tujuan penelitian ini adalah untuk
vena di bagian bawah esofagus dan mendapatkan gambaran pelaksanaan
bagian atas lambung akan melebar, pengukuran tanda-tanda vital pada pasien
sehingga timbul varises esofagus. Makin sirosis hepatis untuk mencegah
tinggi tekanan portalnya, makin besar hipertensi portal di RSUP Fatmawati.
varisesnya, dan apabila varisesnya pecah,
maka pasien akan mengalami perdarahan Metode Penelitian
(variceal bleeding) (Berman S, 2010). Metode penelitian ini adalah
Resiko kematian yang tinggi pada deskriptif dengan pendekatan studi kasus
pasien sirosis hepatis yang mengalami untuk mengambarkan pelaksanaan
manifestasi hipertensi portal dapat pengukuran tanda-tanda vital pada pasien
menyebabkan perdarahan varises sirosis hepatis untuk mencegah
esofagus. Perdarahan yang timbul akibat hipertensi portal. Penelitian ini
varises esofagus tersebut sangat menggunakan sample yang terdiri dari
membutuhkan peran perawat dalam dua pasien/kasus.
melakukan tindakan pencegahan dengan Kriteria inklusi penelitian ini
membantu pasien dalam proses adalah: tingkat kesadaran pasien compos
pengobatan. mentis, pasien dengan pemberian terapi
Fokus utama pengobatan umumnya propanolol, mempunyai data lengkap dan
ditujukan untuk pencegahan hipertensi tercatat di file rekam medis. Kriteria
portal, salah satunya adalah pemberian eksklusi penelitian ini adalah: pasien
terapi farmakologi diantaranya obat-obat dengan penyakit bukan sirosis hepatis,
penyekat beta (beta bloker) yang tingkat kesadaran pasien tidak compos
digunakan secara oral contohnya adalah mentis, pasien dengan tidak mendapatkan
propanolol. Propanolol adalah pemberian terapi propanolol, dan tidak
penghambat adrenergik-beta, seringkali mempunyai data lengkap dan tercatat di
disebutkan sebagai beta, yaitu file rekam medis.
menurunkan rangsangan hormon Metode pengumpulan data dengan
adrenalin yang menyebabkan denyut wawancara, observasi dan studi
jantung menurun sehingga frekuensi nadi dokumentasi. Instrumen penelitian
menurun sehingga tindakan yang dapat dengan menggunakan format pengkajian
dilakukan oleh perawat adalah observasi Keperawatan Medikal Bedah (KMB).
tanda-tanda vital. Lokasi penelitian adalah di Lantai VI
Menurut hasil penelitian Farida Y. Utara Instalasi Teratai RSUP Fatmawati.
dan Ratnasari N. (2014), pada kondisi Waktu penelitian pada bulan Maret 2019.
pasien yang mengalami perbaikan Analisis data dalam penelitian ini akan
dengan terapi standar dilakukan dijelaskan sesuai dengan jumlah
modifikasi terapi seperti pada kasus indikator yang akan diteliti yang telah
perdarahan dengan menambahkan proton peneliti tetapkan pada instrumen
pump inhibitor (omeprazole, lansoprazol penelitian tentang tanda-tanda vital yang
atau pantoprazole, propanolol) dan asam meliputi: tekanan darah, nadi, suhu, dan
traneksamat. Menurut Herdiman, pernapasan. Sebelum melaksanakan
Sugiarto, dan Widjaja (2014), hubungan penelitian ini peneliti memberikan
lembar informed consent kepada pasien gall bladder dengan cholelithiasis dan
untuk mendapatkan persetujuan untuk cystitis. Organ-organ lain dalam batas
diteliti. normal. Penatalaksanaan: Amlodipine
10 mg/24 jam, Propanolol 10/8 jam,
Hasil Penelitian Vipalbumin 1 gram/8 jam, Omeprazole
Kasus 1 40mg/12 jam via IV bolus, diet hati 2
Pasien berusia 60 tahun berasal dari diet lunak.
suku Betawi, beragama Islam, Kasus 2
pendidikan terakhir SD, pekerjaan Ibu Pasien berusia 36 tahun berasal dari
rumah tangga, pasien tinggal di Jl. H. suku Jawa, beragama Islam, dan
Muslim No. 62 RT 007/RW10 Pondok pendidikan terakhir SLTP. Pasien
Labu, Jakarta Selatan. Pasien masuk sebelumnya bekerja sebagai buruh pabrik
RSUP Fatmawati pada tanggal 24 cat, klien tinggal di Jl. Mandor Tajir Rt
Febuari 2019 di HCU dan masuk ke 002/Rw 06 Depok. Pasien masuk RSUP
ruangan VI Utara tanggal 03 Maret 2019 Fatmawati tanggal 12 Maret 2019 dengan
dengan diagnosa medis sirosis hepatis diagnosa medis sirosis hepatis ecausa
dan riwayat melena. Keluhan utama: hepatitis B. Keluhan utama, pasien
pasien mengatakan pusing, lemas, perut mengatakan pusing, lemas, tidur
terasa penuh dan membesar. Pasien terganggu. Pasien mempunyai penyakit
mempunyai riwayat hipertensi sejak hepatitis B tahun 2016 dan pernah
2010. Pasien kontrol apabila ada keluhan mengalami hematemesis melena tahun
pusing ke klinik dekat rumah dan 2018 dan mendapatkan obat propanolol
mendapatkan obat amlodipine 1x10 mg 3x10 mg dan rutin minum obat setiap
secara rutin tetapi pasien tidak patuh hari. Pasien mengatakan tidak ada dari
minum obat. Pasien pernah dirawat dan keluarganya yang memiliki penyakit
mempunyai riwayat melena tahun 2012 yang sama dengan pasien.
dan minum obat propanolol 3x10 mg Berat badan sebelum sakit 60 kg,
tetapi tidak rutin minum obat. Pasien berat badan saat ini 59 kg dengan tinggi
mengatakan keluarganya memiliki sirosis badan 165 cm. Irama nadi teratur, tingkat
hepatis yaitu suami dan menantunya. kesadaran composmentis, temperatur
Berat badan sebelum sakit 62 kg, kulit hangat, warna kulit ikterik dan
berat badan saat ini 60 kg dengan tinggi pucat, konjungtiva anemis, sklera ikterik,
badan 150 cm. irama nadi teratur, tingkat tidak ada edema pada tungkai atas
kesadaran composmentis, temperatur maupun bawah, tidak ada muntah, bising
kulit dingin, warna kulit pucat, usus 11 x/menit, pasien tidak diare,
konjungtiva anemis, sklera ikterik. Tidak konstipasi, BAB hitam, abdomen pasien
ada edema pada tungkai atas maupun lembek.
bawah. Pasien mengatakan tidak mual Hasil pemeriksaan laboratorium,
dan tidak ada muntah, bising usus pasien Hb: 5,9 g/dl (13.2-17.3), Ht: 23 % (33-
9 x/menit, pasien mengalami konstipasi 45%), leukosit: 2,0 ribu/ul (5.0-10.0),
(3 hari belum buang air besar), abdomen Eritrosit: 3,53 juta/ul (4.40-5.90),
asites dan tegang. Trombosit: 66 ribu/ul (150-440), PT:
Hasil pemeriksaan laboratorium, 16,3 detik (11,5-14,5 detik). Hasil EEG:
Hb: 11.0 g/dl (13.2-17.3), Ht: 30 % (33- Varises esofagus potensial berdarah.
45%), Eritrosit: 3,49 juta/ul (4.40-5.90), Gastropati hipetrensi portal.
Albumin: 2,60 g/dl (3,40-4,80), Klorida Penatalaksanaan: propanolol 10/8 jam,
(darah): 110 mmol/l (95-108). Hasil Omeprazole 20 mg/12 jam, Spirorolceton
USG abdomen: sirosis hepatis dengan 100 mg/24 jam, diet hati 2 diet lunak.
micronoduler lesi dan asites massif
disertai splenomegali ringan. Contracted
menganjurkan pasien untuk istirahat dan pada kasus 1 didapatkan hasil 36,50C,
berkoordinasi dengan perawat ruangan. pada hari ke-2 36,70C, pada hari ke-3
Pada kasus 2 tekanan darah pasien 36,90C. Kasus 2 pada hari pertama
mengalami peningkatan sesudah 36,90C, pada hari ke-2 36,90C, pada hari
pemberian propanolol tetapi kasus 2 ke-3 36,50C. Suhu tubuh pada kasus 1
tidak terdapat keluhan apapun. dan kasus 2 pada hari pertama hingga
Tabel-3 Hasil Frekuensi nadi ketiga didapatkan dalam rentang normal
(36,50 C-37,00C).
Hari Hari Hari
Frekuensi nadi ke 1 ke2 ke 3 Pembahasan
(x/menit) Hasil evaluasi table-2 tentang
Kasus 1 99 99 97 tekanan darah. Didapatkan hasil tekanan
Kasus 2 82 84 82 darah kasus 1 selama tiga hari penelitan
selalu tinggi dibanding kasus 2 dengan
Berdasarkan table-3 frekuensi nadi tekanan darah yang normal. Pada kedua
pada kasus 1 didapatkan mengalami kasus tersebut pasien mendapatkan terapi
peningkatan, tetapi dalam batas normal yang sama yaitu propanolol 3x10 mg.
pada hari ke 1 99 x/menit. Hari ke-2 99 Fungsi propanolol tersebut adalah
x/menit, hari ke-3 97 x/menit dan pada penghambat adrenergik-beta, seringkali
kasus 2 pada hari ke-1 82 x/menit, hari disebut sebagai beta, yaitu menurunkan
ke-2 84 x/menit, hari ke-3 82 x/menit. rangsangan hormon adrenalin yang
menyebabkan denyut jantung menurun
Tabel-4 Hasil Frekuensi Pernapasan sehingga frekuensi nadi menurun, yang
Frekuensi biasanya digunakan pada pasien
pernapasan Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 hipertensi, angina pektoris, bahkan
(x/menit)
hipertensi portal. Dengan pemberian
Kasus 1 19 18 20
propanolol diharapkan tekanan darah
Kasus 2 18 19 18
pasien normal.
Berdasarkan tabel-4 hasil Faktor lain yang menyebabkan
pengukuran pernapasan pada kasus 1 hari tekanan darah pada pasien kasus 1 selalu
pertama yaitu 19 x/menit, hari ke-2 18 tinggi meskipun sudah mendapatkan
x/menit, hari ke-3 20 x/menit. Frekuensi propanolol adalah usia, dikarenakan usia
pernapasan pada kasus 2 pada hari ke-1 pada kasus 1 lebih tua dibandingkan
yaitu 18 x/menit, hari ke-2 19 x/menit, kasus 2. Faktor keturunan, kasus 1
hari ke-3 x/menit. Pada Kasus 1 terlihat memiliki riwayat hipertensi sejak 2010.
adanya peningkatan frekunesi Menurut Marliani, Lili, dan Tantan
pernapasan pada hari pertama dan ketiga (2007), menjelaskan bahwa semakin
tetapi tidak adanya sesak atau napas bertambah usia maka tekanan darah akan
dalam (pernapasan masih dalam batas meningkat karena elastisitas pembuluh
normal). Frekuensi pernapasan kasus 2 darah menurun.
tidak terjadi peningkatan pada Faktor keturunan yang
pernapasan. mempengaruhi curah jantung, volume
darah, viskositas darah dan atau
Tabel-5 Hasil Suhu Tubuh komplikasi arteri akan berdampak
0
Suhu ( C) Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 langsung pada tekanan darah. Dengan
ditemukan tekanan darah pada pasien
Kasus 1 36,5 36,7 36,9
kasus 1 yang masih tinggi perlu
Kasus 2 36,9 36,9 36,5
diwaspadai oleh perawat untuk
Berdasarkan table-5 hasil dikolaborasikan dengan dokter terhadap
pengukuran suhu tubuh dari hari pertama dosis yang akan ditetapkan.
Dari hasil evaluasi table-3 tentang disebabkan pada pasien sirosis hepatis
nadi. Didapatkan hasil nadi kasus 2 untuk mencegah terjadinya hipertensi
selama tiga hari penelitian selalu normal portal pernapasan dan suhu tidak terlalu
dibanding kasus 1 dengan nadi yang berhubungan. Hal ini dibuktikan dalam
tinggi. Pada kedua kasus tersebut pasien jurnal Dianne, Hernofialdi, dan Sayoeti
mendapatkan terapi yang sama yaitu (2007), sepertiga dari kasus sirosis
propanolol 3x10 mg. hepatis menunujukkan demam tetapi
Fungsi propanolol tersebut adalah jarang lebih dari 37,50C dan pernapasan
menurunkan tekanan darah tinggi, sakit tidak lebih dari 20 x/menit.
kepala atau migran, dan hipertensi portal
yang dapat berguna untuk menurunkan Kesimpulan
tekanan darah dan nadi. Dengan Berdasarkan hasil penelitian
pemberian propanolol diharapkan nadi pelaksanaan pengukuran tanda-tanda
pasien normal. vital pada kedua pasien sirosis hepatis
Faktor lain yang menyebabkan nadi untuk mencegah hipertensi portal yang
pada kasus 2 selalu normal adalah usia dirawat di Instalasi Teratai Lantai VI
dan jenis kelamin. Menurut Safitri dan Utara RSUP Fatmawati Jakarta tahun
Dwi (2017), menjelaskan bahwa jenis 2019 peneliti mengambil kesimpulan
kelamin seseorang akan mempengaruhi bahwa kasus 1 dan kasus 2 risiko injuri:
kecepatan nadi karena pada jenis kelamin perdarahan tidak terjadi yang
laki-laki nadi kerja mencapai 128 denyut menunjukkan pasien tidak mengalami
permenit, sedangkan wanita 138 denyut hipertensi portal dengan melakukan
permenit. Dengan ditemukan nadi pada pengukuran tanda-tanda vital hari
pasien kasus 1 yang masih tinggi perlu pertama sampai hari ketiga.
diwaspadai oleh perawat untuk Hasil pengukuran tekanan darah
dikolaborasikan dengan dokter terhadap pada kasus 1 di hari pertama sampai hari
dosis yang akan ditetapkan. ketiga mengalami peningkatan
Menurut Kee, Joyce & Hayes, dibandingkan kasus 2 tetapi kasus 1 tidak
Evelyn (2006), propanolol adalah mengalami dampak yang serius seperti
penghambat adrenergik-beta, seringkali terjadinya hipertensi portal, hal ini
disebutkan sebagai beta, yaitu disebabkan oleh adanya faktor-faktor
menurunkan rangsangan hormon yang mempengaruhi tekanan darah
adrenalin yang menyebabkan denyut seperti kasus 1 dengan usia lebih tua
jantung menurun sehingga frekuensi nadi dibandingkan kasus 2 dan faktor
menurun, yang biasanya digunakan pada keturunan, kasus 1 memiliki riwayat
pasien hipertensi, angina pectoris, hipertensi sejak 2010 dan tidak pernah
bahkan hipertensi portal, dibanding kasus rutin untuk minum obat.
1, hal ini disebabkan disamping pasien Frekuensi nadi kasus 2 selalu
mendapatkan propanolol yang berfungsi normal pada hari pertama hingga hari
untuk menangani tekanan darah tinggi, ketiga dibandingkan pada kasus 1, hal ini
sakit kepala atau migran, dan hipertensi disebabkan oleh adanya faktor-faktor
portal yang dapat berguna unuk yang mempengaruhi frekuensi nadi
menurunkan tekanan darah dan nadi, seseorang seperti, usia kasus 2 lebih
juga latar belakang pendidikan serta muda dibandingkan kasus 1 dan jenis
kepatuhan pasien kasus 2 terhadap kelamin, kasus 2 dengan jenis kelamin
pengobatan yang telah diberikan. laki-laki menunjukkan nadi yang lebih
Hasil evaluasi table-4 dan table-5 rendah dibandingkan kasus 1 yang
tentang pernapasan dan suhu. Hasil memiliki jenis kelamin perempuan, akan
pengukuran pernapasan dan suhu tetapi peneliti tidak menemukan keluhan
menunjukkan hasil normal, hal ini