Disusun Oleh :
Kelas :
Dosen Pengajar :
Atas dasar hal tersebut perlu dilakukan pengaturan kembali mengenai penyiaran.
Undang-undang ini disusun berdasarkan pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
• -penyiaran mempunyai kaitan erat dengan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit
geostasioner yang merupakan sumber daya alam yang terbatas sehingga
pemanfaatannya perlu diatur secara efektif dan efisien.
- 005/PUU-I/2003
- 031/PUU-IV/2006
- 6/PUU-VII/2009
- 78PUU-IX/2011
- 71/PUU-XI/2013
- 62/PUU-XIV/2016
- 81/PUU-XIV/2017
- 39/PUU-XVIII/2020
Sehingga Pasal 44 ayat (1) dan Pasal 62 ayat (1) dan (2) dicabut oleh Putusan Mahkamah
Konstitusi - 005/PUU-I/2003, tanggal 25 Februari 2004. Dan kemungkinan masih banyak
perkara lainnya, sehingga Undang-Undang Penyiaran sampai pada kesempurnaannya,
mengingat perkembangan teknologi informasi yang banyak berubah sejak tahun 2002.
Lembaga penyiaran merupakan media komunikasi massa yang mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi, memiliki kebebasan dan tanggung
jawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, serta
kontrol dan perekat sosial. Siaran yang dipancarkan dan diterima secara bersamaan, serentak
dan bebas, memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan pendapat, sikap, dan perilaku
khalayak, maka penyelenggara penyiaran wajib bertanggung jawab dalam menjaga nilai
moral, tata susila, budaya, kepribadian dan kesatuan bangsa yang berlandaskan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Agar setiap orang mengetahuinya, UU 32 tahun 2002 tentang Penyiaran ditempatkan pada
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139. Penjelasan Atas Undang-
undang Nomor 32 tentang Penyiaran ditempatkan pada Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4252.