Anda di halaman 1dari 9

BAB III

PEMBAHASAN

Pada kasus ini pasien mengalami gejala mual muntah dan keputihan yang mengganggu.
Pasien ini berumur 33 tahun dengan umur kehamilan 10 minggu. Mual adalah kecenderungan
untuk muntah atau sebagai perasaan ditenggorokan atau daerah epigastrium yang
memperingatkan seorang individu bahwa muntah akan segera terjadi.
Untuk mengatasinya dokter meresepkan vometa 1 x sehari diminum 30 menit sebelum
makan untuk mengatasi mual dan muntah, antasida 1 x sehari 1 jam sebelum makan untuk terapi
tambahan mual muntah, ciprofloxacin 3 x sehari untuk mengatasi keputihan, dan nifedipin 1 x
sehari untuk mengatasi preeklampisa. Kehamilan menyebabkan banyak perubahan fisik, psikis
dan hormonal pada tubuh ibu. Hal tersebut menimbulkan bermacam-macam keluhan, salah
satunya adalah mual muntah yang bias terjadi pada awal kehamilan. Mual muntah yang terjadi
pada kehamilan yang disebabkan karena terjadi peningkatan kadar hormone estrogen dan
progesterone yang diproduksi oleh Human Chronic Gonadotropin (HCG) serum dalam plasenta.
Mual muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% pada multigravida. Perubahan
hormone pada setiap perempuan hamil responya akan berbeda, sehingga tidak semua mengalami
mual muntah pada kehamilan (Putri, 2016)
Berdasarkan algoritma mual muntah beberapa terapi yang digunakan yaitu :

25
Pada algoritma terapi tersebut first line yang digunakan adalah doxylamine
dikombinasikan dengan pyridoxine, pada terapi yang digunakan oleh pasien dokter
meresepkan vometa 1 x sehari 30 menit sebelum makan. Kandungan dari vometa adalah
domperidon, mekanisme kerja dari domperidon adalah memblok dopamin D2 reseptor
pada hipofisis anterior, dopamin menstimulasi pengeluaran prolaktin yang berperan
penting dalam laktasi (Fasya, 2020). Namun The American Collage Of Obestetricans and
Gynecologist (ACOG) tidak merekomendasikan domperidon dan tidak ada penelitian
yang menyatakan bahwa domperidon digunakan untuk mual muntah pada kehamilan,
serta domperidon tidak digunakan dinegara maju seperti USA (Lawrence, 2016).
Menurut Clark dkk, 2017, pemberian terapi pada ibu hamil harus memperhatikan
kemungkinan resiko komplikasi yang bisa terjadi pada ibu dan janin, evaluasi ketepatan
aplikasi panduan evidence base sangat pentig. Penelusuran penggunaan obat antiemetik
pada janin dapat memberikan gambaran mengenai ketepatan terapi yang ideal. Pada
umumnya kejadian mual muntah saat kehamilan tidak diterapi dengan tepat serta tidak
ada penyelidikan mengenai keamanan dan efektivitas terapi. Informasi meliputi
keamanan janin, dosis, evikasi dan keamanan bagi ibu perlu diperhatikan lebih dari 10%
ibu hamil medapat terapi untuk mual muntahnya. The American Collage Of
Obestetricans and Gynecologist (ACOG) merekomendasikan kombinasi pyridoxin
hidrokloride (Vitamin B6) dan doxylamin suksinat untuk lini pertama MVP jika
monoterapi vitamin B tidak adekuat.
Kami menyarankan untuk mengganti vometa dengan vitamin B6, hal ini sesuai
dengan jurnal Murdiana 2016, yang menyatakan bahwa The American Collage Of
Obestetricans and Gynecologist (ACOG) merekomendasikan lini pertama pada
kehamilan adalah vitamin B6. Penelitian ini juga menyatakan vitamin B6 efektif untuk
mual muntah yang parah pada awal kehamilan. Menurut Liee dan Saha 2011, vitamin B6
merupakan kategori A untuk kehamilan dan merupakan satu-satunya terapi untuk mual
muntah yang sesuai dengan label Food Drug Administration (FDA). Menurut Gusti dkk
2017, pemberian vitamin B6 dengan 3 kali dosis (10-25 mg) perhari, yang dimulai
dengan dosis rendah lebih efektif dalam menangani mual dan muntah pada ibu hamil
dengan gejala mual yang ringan sampai sedang.

26
Dokter meresepkan antasida sebagai terapi tambahan untuk mual muntah, karena
ibu hamil cenderung mengalami refluks asam lambung selama mengandung. Sebab saat
hamil tubuh mengasilkan hormon relaxin untuk membantu rahim meregang sesuai
dengan pertumbuhan janin. Hormon ini juga membuat otot sevingter atau (otot cincin)
diantara perut dan kerongkongan menjadi lemas, efeknya asam lambung mudah naik.
Oleh karena itu dokter meresepkan Antasida 1 x sehari 1 jam sebelum makan (Annisa,
2018). Menurut gunawan 2016, mekanisme antasida bukan sebagai inhibitor sekresi HCl
akan tetapi hanya sebagai penetral pH inta lambung yang asam dan juga tidak dapat
membasakan HCl secara signifikan, tetapi maksimal kekuatannya hanya sampai pH 4
dari yang awalnya pH intra lambung.
Berikut adalah penggolongan keamanan obat untuk ibu hamil menurut Maulana,
2018

Gambar 4. Penggolongan Keamanan Obat Untuk Ibu Hamil (Richard, 2018)

27
a. Kategori A : Aman untuk janin, studi kontrol tidak memperlihatkan adanya resiko pada
wanita terhadap janin pada kehamilan trimester satu dan trimester selanjutnya. Sangat
rendah kemungkinannya untuk membahayakan janin.
b. Kategori B : Cukup aman untuk janin. Kategori ini melewati studi yang dilakukan pada
sistem reproduksi percobaan, tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap janin, tetapi
studi terkontrol terhadap wanita hamil belum pernah dilakukan. Atau studi dilakukan
pada reproduksi binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping obat yang
tidak diperlihatkan tanda-tanda pada studi terkontrol wanita hamil trimester satu (dan
tidak ada bukti mengenai resiko pada trimester berikutnya).
c. Kategori C : Dapat beresiko, digunakan jika perlu. Obat dianjurkan hanya jika manfaat
yang diperoleh oleh ibu atau janin melebihi resiko yang mungkin tibul pada janin.
d. Kategori D : Digunakan jika darurat. Terbukti menimbulkan resiko terhadap janin, tetapi
besarnya manfaat yang diperoleh jika digunakan pada wanita hamil dapat
dipertimbangkan seperti situasi yang mengancam jiwa atau kritis.
e. Kategori X : Memiliki kontraindikasi yang sangat berbahaya bagi janin. Studi untuk
kategori obat ini telah memperlihatkan adanya abnormalitas janin dan besarnya resiko
pada wanita hamil. Dikontraindikasikan wanita hamil atau wanita subur.

28
Berdasarkan algoritma keputihan terapi yang digunakan yaitu :

Pada algoritma terapi tersebut first line yang digunakan adalah klotrimazole,
Flukonazole dan itrokonazole. Pada terapi yang digunakan oleh pasien dokter
meresepkan antibiotik yaitu Ciprofloxacin 3 x sehari. Mekanisme kerja ciprofloxacin
yaitu menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba (Sandika dan Suwandi, 2017).
Namun pengguanaan ciprofloxacin pada kehamilan trimester pertama sebaiknya tidak
digunakan, karena pada keadaan tersebut dikhawatirkan bisa mengganggu masa-masa
pembentukan organ penting pada janin (Annas, 2020).
Menurut Gunawan 2016, merekomendasikan Klotrimazol sebagai terapi pada
keputihan. Klotrimazol aman bagi ibu hamil karena termasuk obat pada kategori B.
Klotrimazol termasuk dalam anti jamur golongan azole yang bekerja dengan cara

29
merusak struktur membran sel jamur. Dengan demikian pertumbuhan jamur dapat
dihentikan.
Pasien mengalami keputihan yang mengganggu, sehingga dokter meresepkan
ciprofloksasin 3x sehari. Keputihan merupakan cairan yang keluar belebihan dari vagina
bukan merupakan darah atau dapat didefinisikan sebagai peningkatan kadar hormon
estrogen menyebabkan peningkatan kadar air dalam mukus serviks sehingga sekrep
vagina bertambah banyak dapat meningkatan terjadinya faktor resiko keputihan (Reni,
2018). Ciprofloksasin memiliki mekanisme penghambat sintesis asam nukleat sel
mikroba (Sandika dan swuandi, 2017).
Dalam resep terdapat interaksi antara antasida dan ciprofloksasin. Antasida yang
mengandung aluminium dan magnesium dapat menurunkan kadar serum level dari
antibiotik quinolon, karena absorpsi ciprofloksasin (quinolon) yang kurang sehingga efek
terapeutik dari antibiotiknya tidak efektif dalam membunuh bakteri atau parasit
(Strockley, I.H, 2016). Penggunaan ciprofloksasin pada trimester satu sebaiknya tidak
digunakan karena pada ibu hamil dikhawatirkan bisa mengganggu masa-masa organ
penting pada janin (Anas, 2020).
Menurut Safarudin 2016, menyatakan interaksi antasida dengan ciprofloksasin
merupakan potensi interaksi obat golongan moderate atau tingkat keparahan sedang
dengan prosentase 2,67%. Dalam golongan moderat ini, efek interaksi obat dapat muncul
sehingga harus mendapatkan perhatian khusus atau monitoring dalam hal ini efek yang
muncul akibat interaksi tersebut.
Dokter meresepkan nifedipin sebagai terapi preeklamsia. Nifedipin merupakan
salah sau terapi hipertensi golongan kalsium channel blocker yang sudah digunakan sejak
dekade terakhir sebagai antihipertensi dan juga mencegah terjadinya kelahiran prematur
(ACOG, 2016). Kami menyarankan untuk menghilangkan nifedipine. Hal ini dikarenakan
pasien tidak memiliki riwayat hipertensi pada kehamilan trimester pertama juga tidak
rentan terhadap preeklamsia. Resiko terjadinya preeklamsia yaitu kehamilan dengan usia
ibu hamil diatas 40 tahun, sedangkan pada kasus ini pasien berumur 33 tahun, sehingga
kemungkinan preeklamsia tidak terjadi. Preeklamsia biasanya terjadi pada usia kehamilan
20 minggu keatas (Adrian, 2020).

30
a. Terapi non farmakologi keputihan
 Hindari pakaian yang ketat dan terbuat dari bahan sintetik yang tidak menyerap
keringat.
 Hindari menggunakan jeans ketat.
 Menghindari mandi air panas yang lama dan juga keringkan tubuh dengan baik.
 Aturlah diet secara seimbang antara makanan dan golongan alkali dan asam
(Nurman, 2018).
 Penggunaan ekstrak daun sirih hingga satu minggu dapat megurangi keluhan
keputihan pada ibu hamil (Rina, 2019).
b. Terapi non farmakologi mual dan muntah
 Penggunaan aroma terapi paper mint.
 Penggunaan buah delima yang dikemas dalam bentuk sirup.
 Penggunaan inhalasi lemon (Jouleaeerad, 2018)

31
BAB IV
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pada kasus tersebut pasien mendapatkan terapi :
 Mual dan muntah : Vitamin B6 dengan dosis 2 x sehari.
 Keputihan : Clotrimazole dengan dosis 3 x sehari
 Terapi tambahan : Antasida dengan dosis 1 x sehari 1 jam sebelum makan.

3.2 SARAN
Berikut saran kami dari laporan praktikum ini adalah perlu dilakukan pendalaman
pengetahuan mengenai obat-obat mual muntah dan keputihan pada ibu hamil khususnya
pada trimester pertama, karena pengetahuan ini dapat sangat berguna terutama bagi
mahasiswa farmasi mencakup pemahaman obat yang akan diberikan.

32
DAFTAR PUSTAKA

Az-Zahra, Fasya.2020. Pengaruh Pemberian Obat Domperidone Terhadap Peningkatan


Produksi Air Susu Ibu (ASI). Jurnal Medika Hutama Vol.02, No.1, Lampung.

Dipiro, Joseph T, et al. 2020. Pharmacotherapy Handbook. Virginia : School of Pharmacy


Virginia Commonwealth Univercity.

Denise. 2010. Mual dan Muntah Kehamilan. Jakarta : ECG.

Elda, Happy Murdiani. 2016. Terapi Mual Muntah Pada Kehamilan Di Rawat Jalan Rumah
Sakit Kelas D Kota Yogyakarta. (Jurnal Ilmiah Farmasi 12, ISSN : 16938666)

Mahanani, Srinalesti dan Debi Natalia. 2017. Perawatan Organ Reproduksi Dan Kejadian
Keputihan Pada Ibu Hamil.Kediri (Jurnal STIKES Vol. 8, no. 2)

Maulana, M. 2018. Penyakit Kehamilan dan Pengobatannya. Yogyakarta.

Rahmasari, Vani. 2018. Managemen Terapi Demam Tifoid : Kajian Terapi Farmakologis Dan
Non Farmakologis. Jurnal Farmaka Suplement Vol. 16, No. 1. Bandung

Rosdiana. 2018. Hubungan Usia dan Stres Dengan Kejadian Hyperemesis Grafidarum Pada Ibu
Trimigrafida di Puskesmas Kassi. Makassar.

Sarafudin, dkk. 2016. Identifikasi Drud Related Problems (DRPs) Pada Pasien Demam Tifoid
Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum AnutapuraPalu Periode 2015. Journal of
Pharmaceutical and Medicinal Sciences 1 (2:pp36-43)

Sulistyowati. 2017. Hubungan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Emesis


Grafidarum Pada Ibu Hamil Trimester 1 di BPS. Sayidina Kendal. Semarang.

Sulfita, Nevi. 2018. Efektivitas Farmakologi Nifedipine Sebagai Tokolitik Pada Uterus
Kontraktil. Sekolah Pasca Sarjana Ilmu Biomedik Farmakologi, Universitas
Hasanuddin, Makassar

Tim Medical Mini Notes. 2019. Basic Pharmacologi & Drug Notes. MMN Publishing. Makassar

Tirande. 2019. Mual dan muntah kehamilan. Jakarta. Penerbit buku kedokteran ECG.

Yeyeh, Rukiyah. 2019. Asuhan Kebidanan/kehamilan. Jakarta : Trans info media.

Yulviana, Rina dan Sri Mayang. 2020. Terapi Rebusan Air Daun Sirih Pada Ibu Hamil Dengan
Pengeluaran Cairan Pervaginam Berupa Keputihan Di Klinik Pratama Putri Asih.
STIKES Hang Tuah Pekanbaru

33

Anda mungkin juga menyukai