Anda di halaman 1dari 5

Handout Kimia

Penyetaraan Reaksi REDOKS


Berdasarkan Bilangan
Oksidasi
Untuk SMA/MA Kelas
XII semester 1

Indikator:
1. Siswa dapat menyetarakan reaksi redoks dengan
metode bilangan oksidasi
2. Siswa dapat menyetarakan reaksi redoks dengan
metode bilangan oksidasi dalam suasana asam
3. Siswa dapat menyetarakan reaksi redoks dengan
metode bilangan oksidasi dalam suasana basa

Nurhayati

80
REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi reduksi
oksidasi atau reaksi redoks. Reduksi yaitu penurunan bilangan oksidasi atau penyerapan
elektron, sedangkan oksidasi yaitu kenaikan bilangan oksidasi atau pelepasan elektron.
Reaksi redoks ada yang dapat berlangsung secara spontan, ada juga yang tidak spontan.
Reaksi redoks spontan dapat digunakan sebagai sumber arus, yaitu dalam sel volta seperti
batu baterai dan aki. Sementara itu reaksi redoks tak spontan dapat dilangsungkan dengan
menggunakan arus listrik, yaitu dalam reaksi elektrolisis. Elektrolisis banyak diterapkan
dalam industri, misalnya pengolahan aluminium, produksi NaOH dan klorin, dan dalam
penyepuhan (electroplating).

PENYETARAAN REAKSI REDOKS

Cu (s) + HNO3 (aq) → Cu(NO3)2 (aq) + NO (g) + H2O (l)

Untuk menyetarakan persamaan reaks redoks, diperlukan cara-cara khusus, yaitu


dengan menggunakan metode bilangan oksidasi dan metode setengah reaksi.

Metode Bilangan Oksidasi

Dengan konsep bilangan oksidasi, reaksi oksidasi dan reduksi didefinisikan sebagai
berikut:

Oksidasi adalah peningkatan bilangan oksidasi

Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi

Bilangan oksidasi adalah angka yang menunjukkan jumlah elektron yang berperan pada
unsur tersebut dalam senyawa. Karena dalam ikatan yang terlibat adalah elektron, posisi
elektron menentukan bilangan oksidasi.

Untuk senyawa ion, biloks positif


ditunjukan oleh banyaknya elektron yang
dilepas oleh satu atom unsur, sedangkan
biloks negatif ditunjukkan oleh banyaknya
elektron yang diterima oleh satu atom unsur.

Elektronegavifitas Cl lebih besar daripada H

Dalam senyawa kovalen, tidak terjadi pelepasan dan penerimaan elektron. Oleh karena
itu, bilangan oksidasi suatu unsur ditentukan berdasarkan pergeseran elektron dalam ikatan
kovalennya. Atom yang lebih kuat menarik elektron (elektronegativitasnya lebih besar)

81
mempunyai bilangan oksidasi negatif, sedangkan atom yang kurang kuat menarik elektron
(elektronegativitasnya lebih kesil) bilangan oksidasinya positif. Besarnya bilangan oksidasi
suatu unsur bergantung pada banyaknya elektron –elektron yang terlibat dalam ikatannya,
misalnya biloks H dalam HCl dan dalam H2O.

Dalam molekul HCl seperti diilustrasikan dalam gambar di atas, harga


elektronegativitas H lebih kecil dibandingkan dengan elektronegativitas Cl. Akibatnya, satu
elektron H akan lebih ketarik ke arah Cl. Dikatakan, bilangan oksidasi Cl = -1, sedangkan
bilangan oksidasi H = +1.

Dalam molekul H2O seperti gambar di atas, harga elektronegativitas O lebih besar
dibandingkan H. Akibatnya elektron H akan tertarik ke arah O, dua elektron H lebih tertarik
ke arah O. Dikatakan, bilangan oksidasi O = -2, dan bilangan oksidasi H = +1.

Berdasarkan contoh di atas, terlihat bahwa bilangan oksidasi suatu unsur tergantung
pada unsur lain yang ikatnya. Unsur yang mempunyai elektronegativitas lebih besar akan
berada sebagai bilangan oksidasi negatif, sedangkan unsur yang mempunyai
elektronegativitas lebih kecil akan berada sebagai bilangan oksidasi positif.

Perlu diingat bahwa unsur yang mempunyai elektronegativitas terbesar adalah F


(sehingga biloks F dalam senyawanya selalu – 1), kemudian O (oksigen). Adapun unsur yang
mempunyai elektronegativitas kecil adalah unsur – unsur golongan alkali dan golongan alkali
tanah. Biloks unsur – unsur alkali dalam senyawanya selalu +1, sedangkan biloks unsur –
unsur alkali tanaha dalam senyawanya selalu +2.

Metode ini didasarkan pada pengertian bahwa jumlah pertambahan bilangan oksidasi
dari reduktor sama dengan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator. Langkah-
Langkah yang harus ditempuh dalam penyetaraan reaksi adalah sebagai berikut:

a. Tuliskan kerangka dasar reaksi, yaitu yaitu reaksi reduksi dan oksidasinya
b. Setarakan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi dengan memberi
koefisien yang sesuai (biasanya ialah unsur selain hidrogen dan oksigen)
c. Tentukan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator dan jumlah
pertambahan bilangan oksidasi dari reduktor. Dalam hal ini yang dimaksud dengan
“jumlah penurunan bilangan oksidasi” atau “jumlah pertambahan bilangan
oksidasi” adalah hasil kali antara jumlah atom yang terlibat dengan perubahan
bilangan oksidasinya.

82
d. Samakan jumlah perubahan bilangan oksidasi tersebut dengan memberi koefisien
yang sesuai
e. Setarakan muatan dengan menambah ion H+ (dalam suasana asam) atau ion OH -
(dalam suasana basa)
f. Setarakan atom H dengan menambahkan H2O

Penentuan Bilangan Oksidasi

Aturan Penentuan Bilangan oksidasi Contoh


1. Biloks unsure bebas = 0 Na = 0, Cl2 = 0, S8 = 0
2. Biloks ion sederhana = muatan ion Na+ = +1, Cl- = - 1
3. Biloks oksigen = - 2 (oksida) Na2O
= - 1 (peroksida) Na2O2
= - ½ (superoksida) NaO2
4. Jumlah biloks semua atom dalam senyawa MgO, artinya Biloks O + Biloks Mg = 0
netral = 0
5. Jumlah biloks ion poliatomik = muatan ion NO3-, artinya Biloks N + 3 Biloks O = - 1

Jika dalam suatu reaksi terdapat suatu zat yang mengalami oksidasi dan reduksi

2 NaOH (aq) + Cl2 (g) → NaCl (aq) + NaClO (aq)+ H2O (l)

secara bersamaan, reaksi tersebut disebut dengan reaksi otoredoks atau reaksi
disproporsionasi.

Klorin (Cl2) mengalami oksidasi (dari biloks 0 menjadi +1) dan juga reduksi (dari
biloks 0 menjadi -1) secara bersamaan.

LATIHAN SOAL
1. Setarakan persamaan redoks berikut ini!
a. Br2 (g) + NaI (aq) I2 (s) + NaBr (aq)
b. PbS (s) + O2 (g) PbO (aq) + SO2 (g)
c. CuO (s) + NH3 (g) Cu (s) + N2 (g) + H2O (ℓ)
2. Selesaikan persamaan reaksi redoks berikut ini!
a. Fe2+ (aq) + MnO- (aq) + H+ (aq) → Fe3+ (aq) + Mn2+ (aq) + H2O (l)
b. MnO (s) + PbO2 (s) + H+ (aq) → MnO4- (aq) + Pb2+ (aq) + H2O (l)
c. Cr2O72- (aq) + C2O42- (aq) → Cr3+ (aq) + CO2 (g) (suasana asam)
d. Cl2 (g) + IO3- (aq) → Cl- (aq) + IO4- (aq) (suasana basa)
e. Cr(OH)3 (aq) + H2O2 (aq) → CrO42- (aq) + H2O (l) (suasana basa)

83
KUNCI LATIHAN SOAL
1. Penyelesaian:
a. Br2 (g) + 2 NaI (aq) I2 (s) + 2 NaBr (aq)
3
b. PbS (s) + 2 O2 (g) PbO (aq) + SO2 (g)
c. 3 CuO (s) + 2 NH3 (g) 3 Cu (s) + N2 (g) + 3 H2O (ℓ)

2. Penyelesaian:
a. 5 Fe2+ (aq) + MnO- (aq) + 8 H+ (aq) → 5 Fe3+ (aq) + Mn2+ (aq) + 4 H2O (l)
b. 2 MnO (s) + 5 PbO2 (s) + 8 H+ (aq) → 2 MnO4- (aq) + 5 Pb2+ (aq) + 4 H2O (l)
c. Cr2O72- (aq) + 3 C2O42- (aq) + 14 H+ (aq) → 2 Cr3+ (aq) + 6 CO2 (g) + 7 H2O (l)
d. Cl2 (g) + IO3- (aq) + 2 OH- (aq) → 2 Cl- (aq) + IO4- (aq) + H2O (l)
e. 2 Cr(OH)3 (aq) + 3 H2O2 (aq) + 4 OH- (aq) → 2 CrO42- (aq) + 8 H2O (l)

84

Anda mungkin juga menyukai