Anda di halaman 1dari 2

Nama : Noviana Wahyu Dwi L.

Jurusan : Pendidikan IPS/ A


NIM : 12416244014

Kondisi Pembangunan Infrastruktur di Indonesia

Infrastruktur merupakan salah satu faktor yang sangat penting


dalam integrasi ekonomi di kawasan Asia, khususnya di Indonesia. Akan
tetapi, melihat kondisi Indonesia sendiri sangat memprihatinkan dalam hal
infrastruktur, yang mana terjadi krisis dalam sepuluh tahun belakangan ini.
Banyak sekali ketidakmerataan dalam pemerataan infrastruktur, seperti
jangkauan telekomunikasi yang sangat tidak merata seiring dengan
kemajuan dan perkembangannya. Banyak di luar Jawa yang tidak tidak
terjamah sama sekali aliran listrik yang jauh berbeda dengan kondisi di
Jawa.
Setidaknya ada tiga alasan mengapa infrastruktur penting dalam
integrasi ekonomi, yaitu yang pertama adalah ketersediaan infrastruktur
yang baik. Kedua adalah untuk memperoleh manfaat yang penuh dari
integrasi, ketersediaan jaringan infrastruktur sangat penting dalam
memperlancar aktifitas perdagangan dan investasi. Yang ketiga adalah
perbaikan terhadap infrastruktur yang penting untuk
mengurangikesenjangan.
Dalam hal kondisi jalan raya, di Indonesia, akses transportasi darat
mengalami penurunan akibat kurangnya ketersediaan fasilitas jalan di
area pusat bisnis dan kurangnya ketersediaan jaringan jalan di wilayah
pedesaan. Kondisi jalan antar daerah pun juga mengalami perbedaan
yang sangat terlihat, misal saja di daerah perkotaan dan propinsi, yang
emiliki kondisi jalan yang baik, berbeda dengan jalan kabupaten yang
kurang terawat.
Sama dengan jalan raya, kondisi dari sektor perkeretaapian di
indonesia juga sangat mengalami penurunan. Banyak sekali di temukan
kasus-kasus yang kurang menyenangkan seperti pencurian rel kereta api,
dan banyaknya keteledoran dalam pegamanan. Jangankan di Jawa yang
sebagai pusat pemerintahan saja banyak mengalami penurunan, apalagi
di luar pulau Jawa yang secara teknis kurang diperhatikan oleh
pemerintahan. Banyak lokomotof yang berkurang derasitis untuk
Indonesia. Selain itu, banyak juga kereta api bekas yang di impor oleh
Indonesia. Pada intinya, perbandingan antara fasilitas kereta yang
memadai dengan kereta api yang tidak layak pakai, lebih besar yang tidak
layak pakai.
Dalam segi transportsi udara, manajemen bandara udara di
Indonesia juga tetap di bawah yang di isyaratkan oleh standar
internasional untuk operator standar udara, walaupun perkembangan
transportasi udara di Indonesia khususnya untuk rute penerbangan
domestik mengalami peningkatan. Sementara itu, pada sektor transportasi
laut, ketiadaan persaingan antar pelabuhan dan sistem subsidi silang
yang diterapkan pemerintah telah menciptakan disinsetif untuk
meningkatkan pelayanan pelabuhan di Indonesia.
Telekomunikasi di Indonesia meskipun pertumbuhan jasa nirkabel
menigkat signifikan, namun pelayanan telekomunikasi jaringan tetap
berkembang lambat. Walaupun jangkauan pelayanan infrastruktur
telekomunikasi telah meningkat, namun akses jasa inni tidak dapat
terdistribusikan secara merata di seluruh Indonesia. Dapat di istilahkan,
yang maju, dapat melaju pesat, yang tertinggal akan tetap tertinggal. Hal
yang sama juga dialami dari tingkat pemerataan listrik di berbagai daerah
di Indonesia. Banyak daerah-daerah yang khususnya jauh dari pusat kota
yang sama sekali belum terjamah listrik. Sangat penting bagi pemerintah
untuk membenahai hal ini. Cadangan listrik juga berkurang, sehingga
banyak sekali terjadi pemadman listrik bergilir di Indonesia.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut, terdapat berbagai inisiatif yang
dikeluarkan, diantaranya adalah Inisiatif Reformal Sektoral, yang dapat
berupa meniakkan tarif listrik secara signifikan dan mendirikan produsen
tenaga listrik independen untuk menyelesaikan berbagai masalah di
bidang kelistrikan. Selain itu, pemerintah Indonesia juga berinisiatif
mendorong investasi di bidang infrastruktur, yang merupakan bentuk dari
infrastructure Summit. Terdapat juga paket infrastruktur yang mana dapat
menciptakan iklim investasi yang kondusif dan memperiapkan investasi
swasta. Paket ini berisi rencana aksi dan hasil-hasil pencapaian.
Masalah pembangunan infrastruktur di Indonesia dapat masuk
dalam sektor apa saja, antara lain adalah kelembagaan yang sebagian
besar fungsi pemerintahan yang sebelumnya tersentralisasi, di serahkan
kepada pemerintah daerah. Pembiayaan infrastruktur juga sangat terbatas
yang dikarenakan oleh konsolidasi fiskal pemerintah dan akibatnya kondisi
infrastruktur semakin memburuk, kemudiah dalam hal penetapan tarif, di
Indonesia pemerintah masih memiliki peranan sangat penting dalam
penentuan tarif infrastruktur utama. Ketika kebijakan mempertahankan
tarif rendah awalnya bertujuan untuk melindungi penduduk miskin, pada
kenyataannya kebijakan ini tidak tepat karena telah mengurangi akses
dan memperburuk kualitas infrastruktur.
Implikasi kebijakan pada sektor jalan raya dan perkeretaapian,
pemerintah dapat menyusun dan menyediakan insentif fiskal untuk
pemerintah provinsi dan kabupaten untuk menjamin perawatan dan
pengembangan jaringan jalan. Pada sektor telekomunikasi, pemerintah
sebaiknya mengambil alih kewajiban untuk menyediakan infrastruktur
telekomunikasi di daerah terpencil. Pada kesimpulannya, pemerintah
haruslah memeratakan infrastruktur dalam semua aspek, supaya
perkembangan masyarakat juga ikut merta dan dapat mewujudkan
masyarakat madani.

Anda mungkin juga menyukai