Anda di halaman 1dari 16

TOLERANSI ANTARUMAT BERAGAMA:

PERSPEKTIF ISLAM

Suryan A. Jamrah
Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau
suryan_aj@ymail.com

Abstrak
Islam adalah agama wahyu yang diturunkan oleh Allah melalui Rasul-Nya, Muhammad
SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, rahmatan li al-‘alamin, dan berlaku secara
universal sebagai petunjuk bagi manusia di seantero dunia, di Timur maupun di Barat,
min masyariq al-ardhi ila magharibiha. Namun, agama wahyu yang bersifat universal
ini tetap mengakui dan menerima kenyataan pluralitas agama di muka bumi, bahwa
Allah memang telah memberikan kebebasan kepada manusia untuk menentukan dan
memilih agama yang disukai. Selanjutnya, sebagai rahmat bagi kehidupan semesta
alam, Islam sudah barang tentu memiliki komitmen untuk menciptakan suasana
kerukunan dan kedamaian bagi kehidupan bani insani. Maka, di samping istiqamah
berpegang teguh kepada dan ketat memelihara kemurnian akidah tauhidiah di tengah-
tengah interaksi antarumat beragama, Islam menjadi pelopor toleransi, demi kerukunan
dan kedamaian kehidupan manusia di muka bumi. Kekayaan akhlak toleransi Islam
tersebut dapat ditelusuri dan mudah ditemukan dari dasar teologis atau akidah, dari
aspek syariah dan mu‘amalah, dari etika dakwah, dan dari akhlak al-ukhuwah al-
basyariah atau persaudaraan universal. Akhlak toleransi Islam ini tidak sekedar
khazanah teoretis, melainkan telah dipraktikkan secara historis oleh Rasulullah SAW
dan oleh kaum muslimin dari generasi ke generasi, baik dalam tataran kehidupan
sosial sehari-hari maupun dalam politik di suatu negeri.

Kata kunci: Islam, Toleransi, dan Antarumat Beragama

Pendahuluan karena agama, sebuah komunitas atau masyarakat


Bumi seyogianya menjadi tempat yang bisa hidup teguh bersatu, rukun, dan damai.
damai penuh nikmat bagi manusia, mata’un ila Sebaliknya, secara destruktif agama juga
hin. Namun, ini tergantung kepada manusia itu mempunyai kekuatan memporak-porandakan
sendiri, apakah mau hidup rukun dan damai atau persatuan bahkan dapat memutus ikatan tali
sibuk dengan konflik dan saling bertikai. Salah persaudaraan sedarah. Sehingga suatu konflik
satu faktor yang berkontribusi nyata dalam yang berlatarbelakang agama sulit diprediksi
menciptakan suasana kehidupan manusia adalah kesudahannya.1
agama. Agama, demikian perspektif sosiologis, Terlepas dari fungsi ganda di atas, yang
mempunyai peran dan fungsi ganda, bisa pasti sebagai manusia semua umat beragama
konstruktif dan bisa pula destruktif. Secara
konstruktif, ikatan agama sering melebihi ikatan Joachim Wach, The Comparative Study of Religions (New
1

darah dan hubungan nasab atau keturunan. Maka York: Columbia University Press, 1958), 128.

JURNAL USHULUDDIN Vol. 23 No. 2, Juli-Desember 2015 185


mendambakan hidup damai kendati dalam manusia, bahwa setiap orang secara naluriah
komunitas multiagama dan keyakinan. Namun, memang memiliki kecenderungan berbeda,
kerukunan dan keharmonisan antarumat termasuk dalam menentukan dan memilih agama
beragama tersebut hanya terwujud apabila setiap yang dijadikan panutan. Allah Yang Maha Kuasa
umat menghargai toleransi. Tanpa toleransi, tidak menciptakan dan atau memaksa manusia
kerukunan antarumat beragama sulit bahkan tidak harus seragam dan bersatu dalam satu agama,
pernah terjadi. Sungguh, hubungan toleransi dan melainkan memberikan kebebasan kepada
kerukunan adalah bersifat kausalitatif atau hubungan manusia untuk menentukan pilihan yang saling
sebab akibat, maka toleransi adalah syarat mutlak berbeda, seperti dinyatakan oleh ayat:
bagi terwujudnya kerukunan itu sendiri.
Tulisan yang singkat dan sederhana ini WDSÅWsWc YXT <Q\i°PšXT <R‰%Ê `ˆ‰= #\ÈSIP \vXq XÄ[‰ ×SVXT
akan mengemukakan Toleransi Antar Umat
§ªª±¨ |Úܰݯ W*cÙ É&
Beragama perspektif Islam, baik dari sudut
teoretis atau ajaran maupun aspek historis atau Artinya: Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu
praktik toleransi oleh kaum muslimin di Dia menjadikan manusia umat yang satu,
sepanjang sejarah interaksi mereka di tengah- tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat
tengah pergaulan multiagama. Secara khusus, (Q.S. Hud, 11: 118).
dikemukakan pula sekilas suasana toleransi di
Indonesia, sebagai negara yang berpenduduk _05U
VÙU  ˜Èj°+VF ×1ÀI~ Á ¨º×q)] r¯Û CW% ]CW%8[ \vXq XÄ[‰ ×SVXT
multiagama, dan sebagai negara berpenduduk
muslim terbesar di dunia. §²²¨ |ÚÜ°=°%ØUÄ% SÈ5SÅWc ³/\O `ˆ‰= ÈP­mÖÉ"
Artinya: Jikalau Tuhanmu menghendaki,
Dasar Toleransi dalam Islam tentulah beriman semua orang yang berada
Secara etimologis, toleransi berasal dari di muka bumi semuanya. Maka apakah kamu
bahasa Inggris, toleration, diindonesiakan hendak memaksa manusia supaya mereka
menjadi toleransi, dalam bahasa Arab disebut al- menjadi orang-orang beriman seluruhnya?
tasamuh, yang berarti, antara lain, sikap tenggang (Q.S. Yunus, 10: 99).
rasa, teposelero, dan sikap membiarkan.
Sedangkan secara terminologis, toleransi adalah XÄ[‰ ¦W%XT C°%ØUÄkÚ VÙ XÄ[‰ C\-VÙ Ô2ůPˆq C°% r\UÙ ©#ÉXT
sikap membiarkan orang lain melakukan sesuatu
sesuai dengan kepentingannya. Bila disebut  ×mÁÝÖXkÚ VÙ
toleransi antarumat beragama, maka artinya Artinya: Dan katakanlah: Kebenaran itu
adalah bahwa masing-masing umat beragama datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa
membiarkan dan menjaga suasana kondusif bagi yang ingin beriman hendaklah dia beriman
umat agama lain untuk melaksanakan ibadah dan dan barangsiapa yang ingin kafir biarlah ia
ajaran agamanya tanpa dihalangi-halangi. Inilah kafir…(Q.S. Kahfi, 18: 29).
toleransi yang dimaksudkan oleh Islam. Ada
beberapa dasar teologis yang secara langsung Prinsip kebebasan menentukan dan
maupun tidak langsung mengandung pesan memilih agama ini semakin jelas dan tegas
akhlak toleransi Islam. dikemukakan oleh al-Qur’an:
1. Pengakuan Pluralisme
Secara teologis, Islam menyadari dan ×mÁÝÖWc C\-VÙ  ¥E³[ÖÙ ]C°% ÀiՉum WۉÜW‰" iV ©ÛÏ°G r¯Û RPWmÙ¯ ,Y
mengakui kenyataan pluralisme agama sebagai
kodrat yang diciptakan oleh Allah pada diri setiap rVÙ2ÃSÙ ®QXTÔoÄÈÙ¯ \_Õ-W*Ôy °iV VÙ ¯ ¦°%ØUÄcXT °1SÅӛŠ¼¯

186 Suryan A. Jamrah: Toleransi antar Umat Beragama: Perspektif Islam


tidak ada paksaan dalam beragama. Sekali
§«®¯¨ Ï/̯ WÆ ÍÌk°Ý[| ŒXT  RNP W3_¡°Ý5 Y
seseorang yang sudah menyatakan beragama
Artinya: Tidak ada paksaan untuk memeluk Islam, maka selamanya ia harus taat menjalankan
agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas Islam. Seorang muslim yang menolak
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. melaksanakan ajaran Islam dengan alasan
Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada kebebasan dan tidak boleh ada paksaan dapat
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka dituduh telah melakukan pelecehan atau penistaan
seungguhnya ia telah berpegang kepada terhadap Islam dan, karenanya, harus ditindak,
buhul tali yang kuat yang tidak akan putus. diberi hukuman dan sanksi.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui (Q.S. al-Baqarah, 2: 256). 2. Kesatuan dan Persaudaraan Universal
Sebagai konsekuensi teologis dari akidah
Prinsip kebebasan tanpa paksaan ini, Tauhidiah, demikian Mukti Ali, adalah kesatuan
demikian M. Quraish Shihab,2 hanya berkaitan manusia yang akan melahirkan kesadaran
dengan kebebasan memilih agama Islam atau persaudaraan universal. Tiada Tuhan selain Allah,
selainnya. Tetapi kalau seseorang sudah Allah Maha Esa dan Maha Kuasa, Allah Pencipta
menentukan pilihan kepada Islam misalnya, maka tunggal, tidak ada pencipta kecuali Allah, la
tidak ada kebebasan memilih lagi, dia harus patuh khaliqa illa Allah. Semua manusia adalah
dan taat menjalankan ajaran Islam secara total, makhluk atau ciptaan Allah, berkembang dari satu
Islam kaffah; tidak ada lagi kebebasan memilih keturunan Nabi Adam AS, yang diciptakan
melaksanakan sebagian ajaran dan menolak langsung oleh Allah dengan tangan-Nya. Dari
sebagian ajaran yang lain. Adalah keliru kalau ada akidah tauhid ini, secara logis manusia sadar
orang Islam, misalnya, yang berkata bahwa dia bahwa semua manusia berstatus sama sebagai
bebas mau taat atau tidak, karena tidak ada makhluk ciptaan Allah Yang Esa, satu keturunan
paksaan dalam beragama Islam. Ayat 256 Surat dan satu keluarga, dan karenanya harus hidup
al-Baqarah ini, sekali lagi, adalah dalam konteks rukun sebagai saudara antarsesama.3
seseorang bebas menentukan dan memilih agama Demikian, Islam mengakui dan
yang akan dijadikan panutan, bukan bebas menjunjung tinggi al-ukhuwwah al-Basyariah di
memilih antara mau melaksanakan atau tidak samping al-ukhuwwah al-Islamiyah. Islampun
sebagian ajaran agama yang sudah menjadi menyerukan pergaulan atau interaksi sosial
pilihan. Itulah sebabnya, setiap ketaatan dalam universal ini dengan asas persamaan dan
Islam mendapat balasan pahala dan setiap persaudaraan, untuk saling kenal secara harmonis
pelanggaran mendapat sanksi. Bagaimana antarsesama, tanpa melihat latar belakang
kenyataan historis, misalnya, Khalifah Abu Bakar agamanya.4 Maka Ukhuwwah Islamiah secara
mengerahkan kekuatan militer untuk memerangi khusus tidak pernah menghalangi muslimin untuk
orang-orang Islam yang murtad dan menolak membangun dan memelihara ukhuwwah al-
membayar zakat sepeninggal Rasulullah, yang Basyariah secara umum. Islam tidak pernah
terkenal dengan sebutan Perang Riddah. Tidak membatasi hubungan silaturrahim pada sesama
boleh ada seorang muslim menolak atau tidak saudara seiman belaka melainkan juga
mau melaksanakan syariat Islam dengan alasan silaturrahim kepada saudara sesama manusia

M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur‘an Fungsi dan


2 3
Bandingkan A. Mukti Ali, Keesaan Tuhan dalam al-
Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (Bandung: Qur‘an (Jogjakarta: Yayasan Nida, 1972), 12.
Mizan, 1992), 368. 4
Lihat antara lain, Q.S. 49:13.

JURNAL USHULUDDIN Vol. 23 No. 2, Juli-Desember 2015 187


lintas agama bahkan terhadap manusia yang tidak manusia, maka etika dakwah Islam adalah “tidak
beragama, atheis, sekalipun. Demikian pula, atas boleh ada paksaan dan pemaksaan” dalam
nama al-ukhuwwah al-basyariah, persaudaraan mengajak manusia kepada Islam. Bagi Islam,
universal, kebaikan dan kepedulian kemanusiaan dengan nurani dan akal sehat yang dianugerahkan,
Islam tidak khusus untuk dan antara sesama manusia seyogianya bisa membedakan antara
muslimin, melainkan juga untuk seluruh manusia yang benar dan yang batil, antara yang baik dan
tanpa kriteria dan syarat agama. Keadilan dan yang buruk, maka Allah memberikan kebebasan
kebaikan Islam adalah sama dan merata untuk semua dan kewenangan kepada seseorang untuk
manusia, apatah lagi terhadap umat beragama, menentukan jalan dan pedoman hidupnya, bebas
sejauh mereka menghargai kerukunan dan memilih agama yang akan dianutnya.8 Namun, tentu
menghormati eksistensi umat Islam.5 Bagi Islam, saja manusia harus mempertanggungjawabkan
semua anggota masyarakat, tanpa membedakan kebebasan dan kewenangan yang dianugerahkan
agama, memiliki hak dan kewajiban serta tanggung ini dan harus siap menerima konsekuensi dari
jawab yang sama untuk menciptakan suasana sebuah pilihan.
kondusif bagi terwujudnya kerukunan, bekerjasama Selain dari asas kebebasan, Islam juga
dan bersama-sama dalam kegiatan sosial demi membawa prinsip teologis bahwa keislaman
kebaikan. Dalam hukum hidup bertetangga, seseorang manusia tergantung kepada hidayah
misalnya, Islam tidak melihat perbedaan agama, Allah. Allah bebas memberikan atau tidak
semua tetangga, apapun agamanya, adalah saudara memberikan hidayah-Nya tersebut kepada orang-
yang harus dihormati dan dijaga kepentingannya. orang yang Dia kehendaki.9 Berdasarkan prinsip
Kehidupan bertetangga, demikian hadits Nabi, harus teologis ini, maka kewajiban setiap muslim hanya
dibangun atas dasar cinta dan kasih sayang. Nabi wajib berdakwah menyampaikan kebenaran Islam,
bersabda: “Demi Zat yang jiwaku berada di tangan- namun tidak wajib mengislamkan orang. Hidayah
Nya, tidak beriman seseorang hamba, sebelum dia adalah milik mutlak Allah, maka muslimin tidak
mencintai tetangganya seperti dia mencintai dirinya pantas dan tidak perlu memaksa dan atau
sendiri”.6 Dalam hadits yang lain, Nabi bersabda: menggunakan cara-cara licik untuk mengislamkan
“Apabila kamu memasak gulai daging, maka orang-orang yang belum memeluk Islam.10
perbanyaklah airnya dan kirim ke tetanggamu”.7 Maka dalam berdakwah menyampaikan
Demikian, sebagai pembawa dan penebar dan mengajak manusia kepada kebenaran Islam,
rahmat bagi semesta, Islam sangat komit untuk pendekatan yang digunakan oleh muslimin adalah
senantiasa menciptakan suasana kehidupan yang pendekatan persuasif dengan cara yang bijaksana
rukun dan damai dalam masyarakat heterogen dan tutur kata yang santun, dan menggunakan
multiagama. Sesuai dengan prinsip persaudaraan dialog rasional:
kemanusiaan universal, Islam tidak memiliki
watak pemicu konflik sosial. °RX=_SVÙ °RVÀ°Ã×S\-ÙXT °R\-Ö°VÙ¯ \¯PXq ©#k¯\y rQ¯ ÅÍØj

‰#_ª C\-¯ ¿2Q ÕÃU XSÉF \ŽXq ‰D¯  ÀC_ÕOU `q°F ³ª/Š¯ 2ÀIÙ°i›\BXT
3. Etika Dakwah Persuasif
Karena secara teologis agama adalah §ª«®¨ WÛÏ°iW*ÕIÀ-Ù¯ ¿2Q ÕÃU XSÉFXT ž° ¯k¯\y CWÃ
pilihan bebas yang diberikan oleh Allah kepada

5
Lihat Q.S. 60: 8-9.
8
Lihat Q.S. 2: 256.
6
Ahmad Ibn Ali Ibn Hajar al-‘Asqalani, Bulugh al-Maram
9
Lihat Q.S. 28: 56.
min Jam‘i Adillat al-Ahkam (Kairo: Dar al-Hadits, 2003), 243.
10
Bandingkan A. Mukti Ali, Faktor-faktor Penyiaran Islam
7
Ibid. (Jogjakarta: Yayasan Nida, 1971), 7.

188 Suryan A. Jamrah: Toleransi antar Umat Beragama: Perspektif Islam


Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan diperingatkan oleh ayat, kalau muslimin
Tuhanmu dengan hikmah, dan pelajaran yang menghina Tuhan agama lain, maka balasannya
baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang sangat mungkin mereka akan menghina Allah
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang melampaui batas penuh kebodohan. Cara dan
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat etika dakwah Islamiah yang demikian jelas
dari jalanNya dan Dialah yang lebih merupakan salah satu pengejawantahan dari
mengetahui tentang siapa yang mendapat toleransi antarumat beragama yang diajarkan oleh
petunjuk (Q.S. an-Nahl, 16: 125). Islam, cara yang paling aman dari reaksi konflik
oleh umat yang telah beragama lainnya.
Dalam ayat lain, al-Qur‘an mengingatkan Prinsip dan etika dakwah Islamiah ini telah
orang-orang beriman agar, di dalam berdakwah terbukti dan diakui oleh sejarah, bahwa Islam
atau berdialog dengan umat agama lain, tidak tersebar ke seluruh penjuru dunia secara damai,
menghina tuhan agama lain yang bukan Allah: tersebar dengan kasih sayang dan diterima secara
ikhlas atas dasar nurani dan akal sehat. Islam tidak
‹ Sz¾XjVÙ  ©DTÀj C°% WDSÄÃÕiWc |ÚÏ°Š Sz¾Q# YXT pernah menghunuskan pedang memaksa orang
harus menerima dan memeluknya. Pedang Islam
1®M®JXq rQ¯ ˆ1É2 Ô2ÀIQ X+[Å R‰%Ê ©G#Å° ‰<Žc\w \°š[k[  2Ú °Æ ¯n×mWÓ¯ ,TÕiWÃ
terhunus semata-mata karena untuk membela diri
§ª©±¨ WDSÉ \-ØÈWc SÈ5[ \-¯ 2ÀIą¯OWAÄkVÙ Ô2ÀIÄȦBÔp„' dan melindungi akidah Islamiah dari serangan
musuh agama Allah. Ajaran tauhid murni yang
Artinya: Dan janganlah kamu memaki ditegaskan oleh al-Qur‘an dalam surah al-Ikhlas,
sembahan-sembahan yang mereka sembah harus pula diterima dengan ikhlas dari lubuk hati
selain Allah, karena mereka akan balas yang terdalam dan pertimbangan rasional yang
memaki Allah dengan melampaui batas tanpa mendalam.
pengetahuan. Demikian Kami jadikan setiap
umat menganggap baik pekerjaan mereka. 4. Sikap Islam Terhadap Agama Wahyu
Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali Dalam hubungan dengan umat agama
mereka, lalu Dia memberitakan kepada apa wahyu sebelumnya, Yahudi dan Nasrani, Islam
yang dahulu mereka kerjakan (Q.S. al-An’am, mempunyai dasar dan pandangan teologis
6: 108). tersendiri. Teologi Islam menegaskan bahwa
semua Nabi dan Rasul Allah, dari Nabi Adam
Etika dakwah atau dialog interaktif dengan sampai Nabi Muhammad SAW, membawa akidah
pihak yang berbeda agama yang terkandung di tauhidiah, monotheisme. Agama Allah yang
dalam ayat ini mengandung isyarat bahwa orang disebut agama tauhid, monotheis, ini diturunkan
yang beragama, apapun agamanya, lebih baik melalui para Nabi dan Rasul, dari Nabi Adam
daripada orang yang tidak beragama, sebab orang sampai Nabi Muhammad SAW. Akidah tauhid ini
yang beragama, bagaimanapun, sudah seumur dengan awal keberadaan manusia di
menunjukkan fitrah kemanusiaannya yang paling muka bumi, dan dengan demikian, tauhid tidak
mendasar, yakni percaya kepada adanya Tuhan. mengenal proses evolusi. Kecuali syariah,
Selanjutnya, terkandung pula ajaran etika bahwa demikian para ulama, diturunkan oleh Allah
menghina, apatah lagi terhadap Tuhan, adalah secara bertahap, tadarruj, memperhatikan dan
perbuatan tercela yang berakibat tidak baik. menyesuaikan perkembangan pemikiran dan
Sebab, sekali seseorang menghina orang lain, kondisi sosial umat manusia zamannya. Proses
maka boleh jadi orang yang dihina akan tadarruj syariah ini mencapai tahap sempurna
membalas menghina lebih satu kali. Maka bersama Islam yang diwahyukan kepada Nabi

JURNAL USHULUDDIN Vol. 23 No. 2, Juli-Desember 2015 189


akhir zaman Muhammad SAW.11 diamalkan dari ayat-ayat tentang kebolehan
Dengan prinsip teologis yang demikian, pernikahan dengan wanita Ahl al-Kitab dan
maka Islam mengimani keberadaan para Nabi dan kebolehan memakan sembelihan mereka? Apakah
Rasul sebelum Muhammad, dari Nabi Adam ayat ini dibiarkan begitu saja tanpa makna dan
sampai Nabi Isa. Demikian pula Islam mengimani aplikasi? Kalau alasan penolakan karena
Kitab Suci-Kitab Suci yang diturunkan oleh Allah penyimpangan akidah, bukankah penyimpangan
sebelum al-Qur‘an, termasuk Taurat dan Injil yang akidah tauhid oleh umat Yahudi dan Nasrani
menjadi Kitab Suci Yahudi dan Nasrani. Percaya sudah terjadi jauh sebelum Islam lahir dan
kepada para Nabi dan Rasul sebelum Nabi sebelum al-Qur‘an diturunkan? Bukankah,
Muhammad SAW, dan beriman kepada Kitab misalnya, ajaran trinitas dalam Kristen lahir pada
Suci-Kitab Suci sebelum al-Qur‘an adalah konsili Necea, 325 M, kurang lebih dua abad sebelum
termasuk rukun iman dalam Islam. Nabi Muhammad SAW lahir? Selain dari pada itu,
Karena hubungan dan ikatan teologis ini demikian teologi Islam, akidah tauhid yang diajarkan
pula, Islam memberikan apresiasi dan perlakuan oleh para Nabi dan Rasul terdahulu diselewengkan
khusus terhadap umat Yahudi dan Nasrani, yang oleh umatnya, sehingga kehadiran Nabi Muhammad
dipanggil dengan panggilan khusus pula sebagai SAW adalah untuk mengembalikan agama Allah
Ahl al-Kitab. Perlakuan khusus terhadap Ahl al- kepada akidah tauhid murni dan menyempurnakan
Kitab, Yahudi dan Nasrani ini, misalnya, Islam syariah agama Allah yang belum sempurna pada
mengakui makanan (sembelihan) mereka halal masa para Nabi dan Rasul sebelumnya. Mustahil
bagi muslimin, dan sebaliknya, makanan Allah tidak mengetahui penyimpangan tersebut,
muslimin halal pula bagi mereka. Demikian pula, sementara al-Qur‘an tetap menyebut mereka
Islam membolehkan seorang muslim menikahi dengan Ahl al-Kitab.
wanita baik-baik dari Ahl al-Kitab ini.12 Terlepas dari perdebatan dan perbedaan
Memang, sudah lama dan sampai pendapat yang telah disebutkan, yang pasti
sekarang, terjadi perdebatan dan perbedaan perlakukan simpatik Islam ini jelas sebagai salah
pendapat di kalangan ulama muslimin soal satu aspek simpati dan toleransi Islam terhadap
keberadaan Ahl al-Kitab. Ada yang berpendapat Ahl al-Kitab, yang sampai sekarang maksudnya
bahwa Ahl al-Kitab yang dimaksud oleh al-Qur‘an tetap menunjuk kepada Yahudi dan Nasrani.
tetap berlaku bagi umat Yahudi dan Nasrani Selain daripada itu, Islam memandang kedua
sekarang dan yang akan datang, dan perlakukan agama samawi dan umatnya ini bagaikan suadara
khusus terhadap mereka tetap berlaku selama- kandung, sama-sama berasal dari jalur keturunan
lamanya. Sebagian ulama memandang Yahudi dan yang sama dari bapak para nabi, Ibrahim AS.
Nasrani sudah lama menyimpang dari akidah Islam tidak pernah memandang Yahudi dan
tauhid dan ajaran Nabi Musa dan Nabi Isa. Maka Nasrani sebagai musuh, melainkan sebagai
mereka tidak termasuk Ahl al-Kitab yang saudara tertua. Demikian posisi agawa samawi
dimaksud oleh al-Qur‘an, dan karenanya, atau agama wahyu terdahulu, termasuk Yahudi
kebolehan memakan sembelihan dan menikahi dan Nasrani, di mata Islam, suatu pandangan yang
wanita Yahudi dan Nasrani tidak berlaku lagi. sangat simpatik penuh toleran.
Kepada pendapat yang disebut terakhir Dengan dasar teologis yang demikian,
kiranya layak diajukan pertanyaan: Kalau maka dalam interaksi dan komunikasi dengan Ahl
demikian, lalu apa yang tersisa yang bisa al-Kitab, Islam selalu mengajak mereka agar
kembali kepada titik persamaan, yakni akidah
11
Lihat Q.S. 5: 3. tauhid, bukan mencari-cari sisi perbedaan dan
12
Lihat Q.S. 5: 5. pertentangan. Ketika ajakan persuasif ini tidak

190 Suryan A. Jamrah: Toleransi antar Umat Beragama: Perspektif Islam


disambut dengan baik, maka muslimin hanya Betapa Islam telah menunjukkan sikap
meminta agar komunitas Ahl al-Kitab tersebut simpatiknya dan memiliki pandangan serta
mengakui dan menghormati eksistensi muslimin, perlakuan khusus terhadap Ahl al-Kitab, Yahudi,
isyhadu bi anna muslimin, sebagaimana dan Nasrani. Islam mengimani dan memuliakan
dinyatakan oleh al-Qur‘an: Nabi Musa dan Nabi Isa. Islam mengimani
keberadaan Kitab Suci Taurat dan Injil, karena
×ÅX=ØoWXT X=R<ØoW ‡ÄXS\y R\-¯  rQ¯ ×SV\ÈV" ª ›W*¦Ù #ØFU
‘›Wc ×#É
bagi Islam, kedua nabi mulia ini pada hakekatnya
X=Á²ØÈW [k°bŽ*Wc YXT >‹Ùk[‰ ž°O¯ [¯nՓÉ6 YXT ‹ €Y¯ \iÈØÈW5 €YU juga membawa ajaran Islam, akidah tauhidiah,
hanya saja syariahnya belum sempurna, dan
5U
¯ TÀi\IՉ SÅSÁ VÙ ×SŠXSV" D¯ VÙ   ©DTÀj C°K% >W×qU ”²ØÈW sejarah telah menyimpangkan dari aslinya.
Kini dunia boleh bertanya, bagaimana
§¯­¨ |ESÀ-¯ ԁÄ% iman Yahudi dan Nasrani, apakah mereka
Artinya: Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah mengimani kerasulan Nabi Muhammad dan
berpegang kepada suatu kalimat yang tidak mengakui kebenaran Kitab Suci al-Qur‘an? Selain
ada perselisihan antara kami dan kamu daripada itu, muslimin sangat memuliakan Nabi
bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan Musa dan Isa, tidak ada satu ulama Islampun yang
tidak kita persekutukan Dia dengan pernah melakukan pelecehan terhadap dua orang
sesuatupun dan tidak pula sebagian kita Nabi dan Rasul mulia ini. Tidak pernah ada ulama
menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan atau tokoh pemikir muslim yang menyarankan
selain Allah. Jika mereka berpaling maka pemeriksaan terhadap kondisi kejiwaan kedua
katakanlah kepada mereka: Saksikanlah, Nabi mulia tersebut. Bagi muslimin, melecehkan
bahwa kami adalah orang-orang yang Nabi Musa dan Nabi Isa berarti melecehkan Islam
berserah diri kepada Allah (Q.S. Ali Imran, itu sendiri.
3: 64). Kiranya dunia mengetahui dengan pasti,
bahwa Nabi Muhammad dan Islamlah yang sering
Di dalam ayat lain, Allah mengingatkan dijadikan sasaran pelecehan, dari dulu hingga kini.
muslimin agar jangan berdebat dengan Ahl al- Adalah fakta bahwa di antara kaum Orientalis
Kitab kecuali dengan cara yang paling baik: yang beragama Yahudi dan Nasrani ada yang
menyarankan pemeriksaan psikiatris terhadap
€Y¯ ÀC_ÕOU `q°F ³ª/Š¯ €Y¯ ª ›W*¦Ù #ØFU ßSÅ°i›SIÊ% YXT Nabi Muhammad dengan tuduhan telah
mengidap penyakit kejiwaan dan tuduhan lainnya.
W$­s5Ê XT X=ÙjV¯ W$­s5Ê Ýs°Š¯ ‰=W%XÄ ßSÅSÉXT Ô2ÀIØ<°% SÀ-Q V¿ WÛÏ°Š Umat Islam tidak pernah membuat karikatur Nabi
Musa dan Nabi Isa, karena mereka sadar
§­¯¨ WDSÀ-¯ ԁÄ% œÈOV ÀCÙVZ8XT ´i°PšXT ×1ÅÀI›V¯ XT R<ÀI›V¯ XT ×1Á×kV¯
perbuatan itu menodai iman Islam. Bagaimana
Artinya: Dan janganlah kamu berdebat dengan karikatur Nabi Muhammad yang
dengan Ahl al-Kitab, melainkan dengan cara beberapa kali pernah dibuat dan dipublikasikan?
yang paling baik, kecuali dengan orang-orang Kalau umat Islam bereaksi sebagai tindak
yang zhalim di antara mereka, dan pembelaan, serta merta muslimin dituduh tidak
katakanlah: Kami telah beriman kepada toleran. Padahal sudah jelas fakta di mata dunia,
kitab-kitab yang diturunkan kepada kami dan siapa sebenarnya yang toleran dan siapa yang
yang diturunkan kepadamu, Tuhan kami dan tidak toleran.
Tuhanmu adalah satu, dan kami hanya Demikian, Islam adalah agama yang sarat
kepada-Nya berserah diri (Q.S. al-Angkabut, dengan dan sangat menjunjung tinggi serta
29: 46). mengharuskan akhlak toleransi Islami dalam

JURNAL USHULUDDIN Vol. 23 No. 2, Juli-Desember 2015 191


hubungan antaragama dan kemanusiaan, baik Oleh sebab itu, Islam memiliki prinsip dan
terhadap umat agama wahyu maupun agama non- ketentuan tersendiri, yang harus dipegang teguh
wahyu. Perbedaan akidah dan agama tidak oleh muslimin di dalam bertoleransi. Pertama,
mengurangi rasa tanggung jawab muslimin untuk toleransi Islam tersebut terbatas dan fokus pada
membangun kerukunan universal bersama-sama masalah hubungan sosial kemasyarakatan yang
umat lainnya atas nama kepentingan bersama. dibangun atas dasar kasih sayang dan
Muslimin tidak akan pernah mengganggu tapi juga persaudaraan kemanusiaan, sejauh tidak
tidak diam apabila diganggu; muslimin selalu siap bertentangan dan atau tidak melanggar ketentuan
dan setuju dalam perbedaan, agree in disagreement, teologis Islami. Kedua, toleransi Islam di wilayah
meminjam istilah Mukti Ali, sejauh identitas dan agama hanya sebatas membiarkan dan
marwah Islam diakui dan dihormati. Permintaan memberikan suasana kondusif bagi umat lain
muslimin kepada pihak yang berbeda agama hanya untuk beribadah menjalankan ajaran agamanya.
satu yang utama, yakni isyhadu bi anna muslimun, Bukan akhlak Islam menghalangi umat lain
saksikan dan akui bahwa kami adalah umat agama untuk beribadah menurut keyakinan dan
muslimun. Kerukunan dan kedamaian masyarakat tata cara agamanya, apatah lagi memaksa umat
heterogen multiagama hanya terwujud apabila ada lain berkonversi kepada Islam. Ketiga, di dalam
toleransi. Toleransi berarti masing-masing agama bertoleransi kemurnian akidah dan syariah wajib
mau mengakui dan menghormati eksistensi agama dipelihara. Maka Islam sangat melarang toleransi
lain, membiarkan umat agama lain berakidah dan yang kebablasan, yakni perilaku toleransi yang
beribadah menurut ajaran agamanya, pertanda bersifat kompromistis yang bernuansa sinkretis.
umat beragama akan dapat hidup berdampingan Demikian prinsip pokok toleransi menurut
secara rukun dan damai penuh toleran. Islam. Sebagai penganjur toleransi secara
teologis, Islam tidak akan pernah menghalangi
Prinsip Toleransi Islam toleransi atas nama agama. Namun, sebagai
Toleransi, seperti telah dikemukakan di agama yang sangat ketat memelihara kemurnian
dalam pengertian, adalah sikap tenggang rasa dan Akidah Tauhidiah dan Syariah, Islam melarang
dengan lapang dada membiarkan orang lain untuk keras perilaku toleransi yang mengarah kepada
melakukan apa yang diinginkan. Toleransi agama, sinkretisme. Toleransi harus dilaksanakan, tetapi
menurut Islam, adalah sebatas membiarkan umat kemurnian akidah tauhidiah dan syariah islamiah
agama lain untuk melaksanakan ibadah dan ajaran wajib dipertahankan. Bertoleransi dan
agamanya, sejauh aktivitas tersebut tidak menghormati eksistensi sebuah agama, tidak
mengganggu ketertiban dan ketenangan umum. boleh dalam tindakan kesediaan mengikuti
Kalau Islam mengajarkan dan menekankan sebagian ajaran teologi atau sebagian ibadah
keniscayaan akhlak toleransi dalam pergaulan agama tersebut. Mencampuradukkan satu agama
antarumat beragama, maka tidak mungkin Islam dengan agama lainnya adalah perilaku
merusak toleransi tersebut atas nama agama pula. kompromis-sinkretis, bukan toleransi antar umat
Namun, di lain pihak, dalam pergaulan antarumat beragama.
beragama, Islam juga sangat ketat menjaga kemurnian
akidah dan syariah Islamiah dari noda-noda yang Toleransi Islam dalam Praktik Historis
datang dari luar. Maka bagi Islam kemurnian akidah Pesan-pesan toleransi yang disampaikan
dan syariah Islamiah tersebut tidak boleh dirusak atau oleh Islam melalui dasar teologis, baik dari al-
ternoda oleh praktik toleransi.13 Qur‘an maupun al-Sunnah, tersebut bukan
sekedar ungkapan teoretis, melainkan telah
13
Bandingkan M. Quraish Shihab, 371. ditunjukkan dalam kenyataan praktis historis di

192 Suryan A. Jamrah: Toleransi antar Umat Beragama: Perspektif Islam


sepanjang sejarah Islam dalam hubungannya oleh politik Islam, tidak pernah ada pemaksaan
dengan umat beragama lain. konversi dan penindasan politik terhadap
Rasulullah SAW adalah praktisi dan minoritas. Bagaimana, misalnya, ketika Daulah
contoh pertama dalam toleransi. Lihat, antara lain, Islamiah, Daulah Bani Umayyah, berkuasa selama
Piagam Madinah yang memuat perjanjian dengan kurang lebih tiga abad di Andalus, Spanyol,
kaum Yahudi dan Nasrani Madinah, jelas tertulis penduduk non-muslim hidup sejahtera dan damai
di dalamnya point toleransi, dan dilaksanakan di bawah kepemimpinan politik Islam. Namun,
secara konsekuen oleh Rasulullah SAW dan apa yang terjadi dengan muslimin Spanyol ketika
muslimin ketika itu. Demikian pula Perjanjian mereka jadi minoritas dan tidak jadi penguasa
Hudaibiyah antara Rasulullah SAW dan kaum politik?
kafir Quraisy, di mana Rasulullah SAW berkenan Indonesia adalah negara dan bangsa yang
menunda pelaksaan ibadah umrah beliau pada menjadi bukti dan contoh toleransi antarumat
tahun berikutnya, adalah termasuk akhlak beragama di dunia. Sebagai negara dan bangsa
toleransi Islam demi menghindari konflik yang penduduk muslimnya terbesar di dunia,
berdarah. Lihat pula ketika Muslimin berhasil toleransi dan kerukunan antarumat beragama telah
menduduki dan menguasai Mekah, tak setetes tercipta sedemikian rupa. Kalaupun ada konflik
darahpun yang keluar karena dendam, Rasulullah antarumat beragama, itupun terbatas antara
memberikan pilihan ringan kepada kaum Kafir masyakat muslim dan Kristen, dan itu hanya riak
Quraisy antara masuk ke Masjidil Haram, atau kecil di tengah lautan dan pelakunya terbatas oleh
masuk ke rumah Abu Sofyan, atau ke rumah oknum tertentu, tidak pernah menjadi massal dan
masing-masing, dan atau masuk Islam dengan horizontal. Kalau ada yang bertanya: Kenapa di
ikhlas. Ketika kaum Kafir Quraisy cemas menanti Indonesia kerukunan antarumat beragama bisa
eksekusi yang mereka duga pasti, Rasulullah tercipta dan terpelihara sedemikian rupa?
SAW justru memperlakukan mereka dengan Jawabnya, barangkali, karena muslimin
penuh kasih sayang seraya berkata: Antum mayoritas. Belakangan ada pihak-pihak, baik dari
thulaqa, kalian semua bebas. intern Islam maupun ekstern, yang keberatan dan
Begitu pula cara Rasulullah SAW dan mengusulkan penghapusan istilah mayoritas
sahabat memperlakukan tawanan perang, tidak agamis di Indonesia. Ini jelas keinginan
ada yang dihukum pancung, melainkan hanya berlatarbelakang politis, tetapi tidak realistis.
diwajibkan membayar jizyah atau bagi yang Kenyataan muslimin memang yang terbesar,
pandai tulis baca diwajibkan mengajari anak-anak mayoritas, di negeri tidak bisa dipungkiri.
muslimin tulis baca, dan kemudian mereka Demikian kenyataan historis, bahwa
dibebaskan. Demikian pula, diakui dunia, bahwa kelompok minoritas senantiasa damai bahkan
ekspansi wilayah dan penyebaran dakwah dilindungi di negara-negara mayoritas muslim.
Islamiah berlangsung secara damai. Biasa, Bagaimana pula kenyataan sejarah di daerah-
sebelum memasuki wilayah tujuan dakwah daerah atau negara yang minoritas muslim,
Rasulullah SAW berkirim surat kepada pemimpin apakah kedamaian dan keamanan muslimin
setempat, memberitahukan rencana dakwah dan terjamin? Jawabnya, biarlah dunia yang menjadi
memohon untuk tidak dihalang-halangi. saksi atas apa yang telah dan yang akan terjadi.
Peperangan mungkin terjadi hanya dalam rangka
muslimin membela diri, ketika dakwah Islam dan Kendala Toleransi AntarUmat Beragama
muslimin diganggu atau diperangi lebih dulu. Secara teoretis dan logis, semua umat
Adalah bukti sejarah, bahwa di wilayah- beragama mendambakan kehidupan damai tanpa
wilayah mayoritas muslimin dan yang dipimpin konflik, termasuk konflik atas nama agama

JURNAL USHULUDDIN Vol. 23 No. 2, Juli-Desember 2015 193


karena berbeda. Tidak ada agama yang antara saudara seagama bisa terjadi, karena
menganjurkan kekerasan dan konflik. Namun adanya aliran yang fanatis, ekstrem dan radikal,
kenyataannya, toleransi yang menjadi syarat yang terlalu mudah dan bernafsu menyalahkan
kerukunan dan kedamaian sosial tersebut tidak yang lain, sampai pada titik menilai dan
mudah diwujudkan tanpa kendala. Masih ada memandang sesat, fasik, kafir, dan sebagainya
kendala yang selalu muncul di sekitar upaya terhadap saudara seagama yang berbeda paham
mewujudkan toleransi antarumat beragama, atau aliran.
antara lain, sebagai berikut. Mungkin semua orang dan semua pihak
harus bijaksana, bahwa untuk menyatakan
1. Fanatisme dan Radikalisme agamanya atau pahamnya yang paling benar, tidak
Adalah benar, bahwa penganut masing- seyogianya menghakimi yang lain salah apalagi
masing agama mesti meyakini kenenaran dengan tuduhan sesat. Sekali anda menyalahkan
agamanya secara mutlak tanpa keraguan. Namun, apalagi menilai sesat orang lain hanya karena
sempena dengan keyakinan yang teguh ini ada nafsu fanatik ekstrem, maka orang lain akan balas
sebagian umat beragama yang fanatik ekstrem, menyalahkan anda sepuluh kali dan lebih ekstrem
mengaku agamanya yang paling benar dan lagi, dan akibatnya, konflik atas nama agamapun
menyalahkan semua agama yang lain. Dengan tidak terhindari. Fanatisme dan radikalisme jelas
kebenaran tunggal yang diklaim, kelompok ini menjadi salah satu kendala bahkan ancaman bagi
secara radikal ingin meluruskan yang lain yang toleransi intern dan antarumat beragama.
dipandang salah. Atau dengan alasan kewajiban
menyampaikan misi kebenaran yang diwajibkan 2. Penyebaran Suatu Agama Kepada Umat
oleh tuhannya, lalu menerobos batas toleransi dan Agama Lain
melakukan intervensi bahkan agresi terhadap Agama, oleh para ahli, lazim dibedakan
komunitas agama lain. kepada agama misi dan non misi. Agama misi
Fanatik dalam arti teguh meyakini adalah yang meyakini dan mengemban keharusan
kebenaran agama yang dianut adalah suatu mengembangkan ajaran agamanya secara
keniscayaan, sebab apa artinya sebuah pengakuan universal ke seluruh umat manusia. Kini ada dua
menjadi penganut agama tertentu tetapi tidak agama besar yang digolongkan kepada agama
meyakini kebenarannya. Tetapi fanatisme yang misi, yakni Kristen dengan gerakan
mengklaim agamanya paling benar dan misionarisnya, dan Islam dengan garakan
menyalahkan bahkan menyatakan sesat agama dakwahnya. Sementara agama non-misi adalah
lain jelas suatu sikap yang pasti menimbulkan yang tidak menganggap penyebaran agama
gejolak sosial. Lebih-lebih bila fanatisme ini sebagai kewajiban, mereka pasif tidak merasa ada
dilengkapi dengan radikalisme, alamatnya akan keharusan mengajak orang lain kepada agamanya,
muncul tindak kekerasan atas nama agama dengan seperti agama Yahudi, Hindu, dan Budha.
memaksa orang lain harus berkonversi. Fanatisme Masing-masing agama misi berkayakinan
dan radikalisme agama ini sudah barang tentu bahwa usaha dan aktivitas menyebarkan agama
menjadi penghalang dan penghilang toleransi dan untuk meraih penganut sebanyak-banyaknya
kerukunan umat beragama sukar terjadi. adalah kewajiban melaksanakan perintah Tuhan,
Fanatisme dan radikalisme ini tidak hanya maka upaya dakwah atau penyiaran agama harus
terjadi dalam hubungan antarumat beragama, dilakukan semaksimal mungkin, di segala penjuru
tetapi justru lebih sering terjadi di intern umat satu dunia dan terhadap seluruh manusia. Tetapi
agama, terutama di dalam aliran-aliran. apabila penyebaran suatu agama diarahkan
Bagaimana, misalnya, ketegangan bahkan konflik kepada orang-orang atau masyarakat yang sudah

194 Suryan A. Jamrah: Toleransi antar Umat Beragama: Perspektif Islam


beragama tertentu, maka akan menjadi kendala yang aku sembah. Dan aku tidak pernah
bahkan ancaman bagi toleransi dan kerukunan, menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
karena konflik atas nama agama tidak dan kamu tidak pernah pula menjadi
terhindarkan dan sangat sukar untuk dihentikan. penyembah Tuhan yang aku sembah.
Pihak yang menyebarkan merasa benar karena Untukmulah agamu dan untukkulah agamaku
yakin yang dilakukannya adalah perintah dan (Q.S. al-Kafirun, 109: 1-6).
kewajiban dari Tuhan. Namun, pihak yang
menjadi sasaran penyebaran juga benar, karena Bagi Islam, berbeda akidah berbeda pula
membela akidah dari pemurtadan adalah perintah ibadah, dan Islam tegas memelihara kemurnian
Tuhan dan kewajiban pula. Eksesnya konflik atas akidah dan ibadah Islamiah tanpa sekalipun boleh
nama agama pasti terjadi dan sangat sulit diatasi. dicampurbaurkan dengan sistem akidah dan
ibadah agama lain yang dapat menodai
3. Sinkretisme kemurnian akidah Islam. Islam menjunjung tinggi
Di dalam praktik toleransi sering muncul dan mengutamakan toleransi dan secara tegas
perilaku berlebihan yang mengarah kepada menolak serta melarang sinkretisme. Sinkretisme,
nuansa sinkretisme, yang di Indonesia disebut sekali lagi, bukan aspek toleransi, melainkan
toleransi kebablasan. Sinkretisme yang dimaksud ancaman bagi kemurnian akidah dan ibadah
di sini tentu saja tidak sama dengan fenomena agama itu sendiri. Prinsip Islam, toleransi Yes,
sinkretisme yang terjadi antara Hindu dan Budha, sinkretisme No.
melainkan dalam arti sikap kompromistis, Toleransi kebablasan yang bisa mengarah
mencampuradukkan akidah dan ibadah antar kepada perilaku yang bernuansa sinkretis ini
agama. Misalnya, seseorang umat agama tertentu cukup menggejala di Indonesia. Gejala ini
ikut serta dalam pelaksanaan ibadah tertentu dari muncul, barangkali karena sebagian orang keliru
agama tertentu yang bukan agamanya. Perilaku memahami sehingga salah mengaplikasikan
kompromistis-sinkretis ini pernah ditawarkan toleransi. Atau, mungkin biar dipandang
oleh para tokoh kafir Quraisy kepada Nabi nasionalis-pluralis tulen, ingin menunjukkan
Muhammad SAW. Mereka mengajak Nabi toleransi yang mendalam, sehingga menjadi
Muhammad SAW agar mau berkompromi dengan kontra produktif dan hypercorrect. Ingin
perilaku: Sesekali kafir Quraisy ikut ibadah Islam, menunjukkan toleransi yang sangat mendalam
dan sebaliknya, sesekali Nabi Muhammad SAW tetapi tenggelam, ingin menjadi super benar tetapi
ikut melaksanakan ibadah kafir Quraisy. Ajakan nyasar, justru terjerumus kepada sikap
kompromistis mengarah sinkretis ini langsung kompromistis dan sinkretis.
dijawab dengan penolakan tegas oleh al-Qur‘an: Toleransi kebablasan atau yang salah
kaprah ini justru berpotensi menimbulkan
§«¨ WDTÀiÈØÈV" W% ÀiÈÕÃU ,Y §ª¨ |ETÄm°Ý›[Ù SM{iU
‘›Wc ×#É masalah kontroversial yang rawan berujung
konflik internal dalam satu agama, terutama di
Ø/wMiWWà ‰% ´i¯WÆ 2W5U ,YXT §¬¨ ÀiÈÕÃU W% WDTÀi¯›Wà Ô2È)5U ,YXT kalangan muslimin. Islam, seperti telah
disinggung, sangat ketat memelihara kemurnian
Xr®XT ×ÅÄ<c°j ×ÅV §®¨ ÀiÈÕÃU W% WDTÀi¯›Wà Ô2È)5U ,YXT §­¨
akidah dan ibadah dan ini merupakan kewajiban
§¯¨ ©ÛÏ°j kolektif muslimin. Maka, kalau ada invidu umat
berlaku sinkretis, kontan menimbulkan reaksi
Artinya: Katakanlah: Hai orang-orang kafir, antipati dari individu-individu yang lain. Contoh,
aku tidak akan menyembah apa yang kamu sampai sekarang masih menjadi perdebatan dan
sembah, dan kamu bukan penyembah Tuhan silang pendapat di kalangan ulama soal hukum

JURNAL USHULUDDIN Vol. 23 No. 2, Juli-Desember 2015 195


boleh tidaknya seorang muslim mengucapkan tidak jadi masalah bagi agama yang tidak
“Selamat Natal” atau “Menghadiri Kegiatan mempedulikan kemurnian akidah dan ibadahnya,
Jamuan Natal”. Sehingga Majlis Ulama Indonesia tetapi pasti jadi masalah yang dapat memicu
(MUI) pernah mengeluarkan fatwa pelarangan konflik bagi agama yang ketat memelihara
terhadap tindakan yang dipandang sinkretis ini. kemurnian akidah dan ibadah, seperti Islam.
Fatwa ini, sekali lagi, tetap ditentang oleh
sebagian ulama atau intelektual muslim sampai Toleransi Antarumat Beragama di Indonesia
saat ini.14 Demikian pula yang marak terjadi pada Jauh sebelum lahir sebagai negara dan
dasawarsa terakhir, bangsa Indonesia suka bangsa yang merdeka, di bumi Indonesia telah
mengadakan kegiatan “Doa Nasional” yang hidup masyarakat heterogen multiagama. Begitu
berbentuk ‘Doa Bersama” oleh tokoh-tokoh lintas bangsa ini merdeka dan membentuk Negara yang
agama. Ini juga bisa dinilai oleh sebagian orang disebut Indonesia, 1945, toleransi antarumat
sebagai yang bernuansa sinkretis dari kacamata beragama, terutama oleh muslimin, telah
agama tertentu, khususnya Islam. Begitu pula berkontribusi menjaga persatuan dan kesatuan
sudah mulai dibiasakan di setiap acara keagamaan nasional. Betapa tidak, para tokoh muslim
yang bersifat nasional, di mana setiap pidato nasionalis yang semula menghendaki Indonesia
sambutan dimulai dengan “salam” tiga agama, sebagai Negara Islam, akhirnya rela berlapang
salam Islam, salam Kristen, dan salam Hindu. Ini dada menerima Indonesia sebagai Negara
mungkin dimaksudkan untuk toleransi, tetapi Republik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
mungkin dinilai sinkretis oleh pihak tertentu. Ini adalah toleransi pertama yang diberikan oleh
Ketika toleransi akan berbuah kerukunan umat Islam untuk bangsa dan Negara Republik
tanpa merusak atau menodai kemurnian akidah Indonesia yang baru saja merdeka. Selanjutnya,
dan keimanan, maka sinkretisme jelas merusak ketika tujuh kalimat pada pembukaan UUD 1945
atau menodai kemurnian akidah dan belum tentu dihapus, karena permintaan pihak komunitas umat
menghasilkan kerukunan melainkan sangat beragama tertentu di Indonesia timur katanya,
berpotensi menimbulkan konflik intern suatu muslimin kembali berlapang dada dengan
agama, terutama intern umat Islam yang sangat semangat dan sikap memberikan toleransinya
memelihara kemurnian akidah. Seperti telah demi kesatuan dan keutuhan Indonesia.
dikemukakan, Islam adalah agama yang ketat Sejak awal masa kemerdekaan sampai
menjaga kemurnian akidah tauhidiah, dan setiap sekarang pemerintah Indonesia menyadari
ada pelanggaran oleh individu atau sekelompok pentingnya toleransi dan kerukunan antarumat
yang dinilai menodai kemurnian tersebut pasti beragama demi kesatuan nasional dan keutuhan
akan menimbulkan reaksi kritis dari kelompok Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
lain. Maka pemerintah secara aktif terus menerus
Demikian, sikap dan perilaku sinkretis berupaya membangun dan mengawasi jalannya
dapat dikategorikan sebagai kendala bagi toleransi toleransi ini demi terciptanya kerukunan segi tiga:
intern dan antarumat beragama itu sendiri. Kerukunan Intern Umat Beragama, Antarumat
Toleransi yang benar adalah sikap tenggang rasa Beragama, dan Antara Umat Beragama dan
dan empati dalam suasana kerukunan tanpa Pemerintah.
merusak kemurnian akidah suatu agama dan, Sempena upaya pemerintah dan umat
karenanya, perilaku sinkretis tidak boleh berlaku beragama terus membangun dan intensif
paralel dengan toleransi. Sinkretisme mungkin memelihara toleransi dan kerukunan nasional segi
tiga ini, tentu saja suasana toleransi dan kerukunan
14
Bandingkan penjelasan Quraish Shihab, 370-373 . antarumat beragama di negeri ini tidak lepas dari

196 Suryan A. Jamrah: Toleransi antar Umat Beragama: Perspektif Islam


hukum pasang surut. Dalam kurun waktu tertentu muslimin membela dan mempertahankan akidah
dan dalam berbagai isu, toleransi dan kerukunan dari ancaman pemurtadan adalah jihad yang wajib
umat beragama di Indonesia pernah mengalami dilakukan dan paling tinggi nilai teologisnya.
gangguan oleh faktor agama itu sendiri. Ini Maka tidak hanya harta dan tenaga, nyawapun
terjadi, antara lain, karena ada suatu agama yang ikhlas dikorbankan demi membela agama.
di dalam misi penyebarannya, menerobos pagar Maka ekses dari fenomena Kristenisasi di
umat agama lain dengan melakukan aktivitas misi tengah-tengah masyarakat muslim tersebut sudah
melalui berbagai cara. Dengan harapan, tentu saja dapat diprediksi secara pasti, yakni konflik sosial
untuk menarik umat lain kepada konversi. atas nama dan disebabkan oleh agama. Sempena
Terutama pasca pemberontakan G 30 S/ umat Kristiani tidak merasa bersalah dengan
PKI, Umat Kristen Indonesia berusaha dalihnya memaklumkan Injil ke seluruh penjuru
memaksimalkan program dan gerakan kristenisasi dunia dan kepada semua manusia adalah perintah
bersama para misionaris dan zending asing dan kewajiban dari Tuhan, umat Islam juga akan
.Sasaran utama misi mereka adalah keluarga berdalih bahwa membela akidah Islamiah dari
orang-orang komunis yang ditangkap dan umat ancaman pemurtadan adalah perintah dan
Islam yang berpendidikan rendah serta kewajiban, maka mereka tidak akan mundur
berekonomi lemah.15 walau selangkah, siap dan ikhlas menjalankan
Dengan kekuatan Sumber Daya Manusia, kewajiban membela agama Allah, walau dengan
misionaris, dan sumber dana yang sebagian besar tetesan darah. Maka terjadilah konflik fisik atas
sumbangan dari pihak asing, umat Kristen nama agama.
Indonesia kala itu dengan leluasa dan mudah Ekses nyata dari sasaran kristenisasi
menjalankan misi Kristenisasi berkedok sosial. kepada umat yang sudah beragama Islam ini
Mereka memberikan bantuan ekonomi langsung adalah telah terjadinya rentetan aksi pembakaran
tunai, membangun sekolah, klinik kesehatan, dan gereja dan perusakan rumah sekolah di berbagai
rumah ibadah di berbagai tempat dan wilayah daerah. Pada tahun 1967, misalnya, terjadi
yang berpenghuni mayoritas Islam. perusakan gereja dan sekolah Kristen di Aceh,
Tidak hanya membangun sekolah-sekolah Makasar, dan Jakarta.16 Peristiwa ini tidak hanya
dan gereja-gereja serta memberikan bantuan menimbulkan korban material, tapi juga korban
sosial tunai, umat Kristen juga menyebarkan fisik bahkan jiwa manusia, hanya saja tidak
buletin, brosur, dan pamflet yang tidak hanya terekspos secara terbuka.
berisi propaganda Kristen, tetapi tidak jarang Peristiwa-peristiwa konflik berlatar
berisi fitnah dan pelecehan terhadap ajaran Islam. belakang agama, akibat penyiaran suatu agama
Program pembagunan sarana pendidikan dan kepada umat yang sudah beragama, ini tidak
rumah ibadah serta bantuan sosial yang bertujuan hanya mengancam toleransi dan kerukunan
kristenisasi ini, ditambah propaganda melalui antarumat beragama itu sendiri, melainkan juga
buletin dan lain sebagainya, sudah barang tentu mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,
memancing reaksi balik yang keras dari muslimin. mengganggu proses pembangunan nasional untuk
Bagi Islam, ini jelas gerakan pemurtadan, atau kesejahteraan bersama, dan bahkan bisa
minimal penodaan terhadap akidah muslimin. mengancam keutuhan NKRI.
Akidah adalah masalah yang paling sensitif, baik Melihat berbagai konflik yang terjadi dan
secara individual maupun kolektif. Bagi mungkin terus akan terjadi apabila tidak ada upaya
pencegahan sejak dini, pemerintah merasa
Lihat M. Natsir, Mencari Modus Vivendi Antar Umat
15

Beragama di Indonesia (Jakarta: Media Dakwah, 1980), 7. 16


Ibid.

JURNAL USHULUDDIN Vol. 23 No. 2, Juli-Desember 2015 197


bertanggungjawab harus turun tangan, agar Musyawarah Antar Agama, terbentuk secara
konflik umat beragama tidak berkelanjutan. kongkret pada tahun 1980, dengan nama Wadah
Perhatian dan keprihatinan pemerintah ini sudah Musyawarah Antar Umat Beragama
ditunjukkan oleh Menteri Agama RI, K.H. (WMAUB).
Syaifuddin Zuhri, dengan menugaskan Dirjen Setahun sebelum terbentuknya WMAUB,
Kristen Protestan dan Katholik agar mengatasi pemerintah Indonesia mengeluarkan Keputusan
peristiwa-peristiwa konflik tersebut dan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam
mencegahnya agar tidak terulang kembali. Demi Negeri Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penyiaran
menjaga keserasian dalam pelaksanaan Agama dan Bantuan Luar Negeri Kepada
penyebaran agama agar tidak berujung konflik Lembaga Keagamaan Di Indonesia, dengan
di Indonesia, maka pemerintah, di bawah identitas Keputusan N0. 1 Tahun 1979. Di antara
koordinasi Menteri Agama RI, K.H.M. Dahlan, point Keputusan Bersama Mendagri dan Menag
menyelenggarakan perhelatan “Musyawarah 1979 ini adalah: larangan menyebarkan suatu
Antar Agama”, di Jakarta, pada tanggal 26 agama kepada orang atau kelompok orang yang
November 1967. 17 Musyawarah ini dihadiri telah memeluk agama lain dengan cara bujukan,
perwakilan dari pemerintah dan tokoh-tokoh penyebaran pamphlet dan sejenisnya, dan atau
semua agama yang ada di Indonesia. berkunjung dari rumah ke rumah umat yang telah
Pada “Musyawarah Antar Agama” yang menganut agama lain. Dengan Keputusan
pertama di Indonesia ini, pemerintah dan pihak Bersama dua menteri ini, bantuan luar negeri yang
Islam menghendaki adanya peraturan “pelarangan menjadi andalan misi Kristenisasi sudah dibatasi,
penyebaran agama tertentu kepada umat yang dan Kristenisasi tidak boleh lagi ditujukan kepada
sudah beragama lain”. Namun, usulan ini ditolak umat agama lain. Maka biang dan akar konflik
oleh pihak Kristen Protestan dan Katholik. Yang antar umat beragama yang pernah terjadi pada
disepakati hanya uapaya pembentukan Badan tahun 60-an sudah dapat dihilangkan.
Konsultasi Antar Agama yang bertugas membantu Demikian seterusnya, pemerintah
pemerintah dalam menyelesaikan masalah- Indonesia, terutama di masa Menteri Agama H.
masalah agama. Jadi Musyawarah Antar Agama Alamsyah Ratu Perwiranegara, terus
yang pertama ini tidak berhasil mencabut akar meningkatkan pengawasan dan pengaturan
konflik yang telah terjadi, yakni penyebaran suatu hubungan antarumat beragama dan berbagai
agama kepada umat agama lain. Karenanya, aktivitas keagamaan, demi terwujudnya
konflik atas nama agama di Indonesia tetap rawan kerukunan yang berperan penting dalam
terjadi. memelihara stabilitas dan memperlancar semua
Sejak Musyawarah 1967 ini, pertemuan rencana pembangunan nasional. Sejak beberapa
dan konsultasi antara pemerintah dan para tokoh tahun terakhir, lahir lagi Forum Komunikasi Umat
agama terus dilakukan oleh para menteri Beragama (FKUB) yang memeliki struktur yang
berikutnya, H.A. Mukti Ali dan Alamsyah Ratu lebih sempurna dengan legalitas yang lebih kuat,
Perwiranegara. Pada masa menteri yang disebut mulai dari tingkat pusat, provensi sampai
terakhir ini pengaturan dan pembinaan hubungan kapupaten/kota. Dengan forum yang baru ini,
antarumat beragama serta upaya pencegahan diharapkan peraturan dan perundang-undangan
konflik semakin intensif dilakukan. Pada masa pemerintah tentang kehidupan beragama di
Menteri Agama Alamsyah inilah badan konsultasi Indonesia dapat tersosialisasi lebih luas ke
yang dicanangkan 13 tahun sebelumnya, pada masyarakat dan terlaksana dengan baik.
Sampai saat ini, toleransi dan kerukunan
17
Ibid. 8. antarumat beragama di Indonesia telah tercipta

198 Suryan A. Jamrah: Toleransi antar Umat Beragama: Perspektif Islam


sedemikian rupa, dan tanpa mengesampingkan universal sebagai mahkluk Allah Yang Tunggal
masih adanya konflik yang bersifat kasuistik, dan berasal dari satu jalur keturunan anak cucu
dapat dikatakan sangat baik terbina. Sehingga Nabi Adam AS.
Indonesia mendapat apresiasi dunia sebagai Pesan-pesan akhlak toleransi Islami ini
negara dan bangsa yang paling sukses bukan menjadi khazanah teoretis belaka, tetapi
membangun toleransi dan kerukunan antarumat betul-betul dipraktikkan secara historis dan nyata
beragama. Indonesia sering dijadikan model dan di sepanjang sejarah pergaulan muslimin dengan
guru oleh Negara dan bangsa lain dalam hal umat agama lain. Praktik toleransi yang
membangun toleransi dan kerukunan antarumat dicontohkan oleh Rasulullah SAW terus
beragama. dipraktikkan pula oleh umatnya dari masa ke
Negara dan bangsa lain mungkin kagum masa, di berbagai belahan dunia, termasuk di
melihat Indonesia yang aman, padahal Indonesia.
penduduknya sangat heterogen dan multi agama. Dalam hidup berdampingan dengan umat
Andai ada pertanyaan kenapa Indonesia yang lain secara damai melalui akhlak toleransi Islami,
heterogen multiagama ini bisa rukun, tidak pernah Islam hanya sebatas membiarkan umat agama lain
terjadi konflik horizontal antarumat beragama? untuk beribadah dan menjalankan ajaran
Barangkali jawabnya, antara lain, adalah karena agamanya, tanpa gangguan apapun, sejauh praktik
di Indonesia Islam yang mayoritas. Selain agama tersebut tidak mengganggu ketertiban dan
daripada itu, di Negara Pancasila ini, keberadaan kepentingan umum, termasuk kepentingan umat
agama diakui dan sangat dijunjung tinggi sacara Islam. Maka prinsip toleransi Islam tidak boleh
konstitusional, sehingga pemerintah memiliki merusak dan atau menodai kemurnian akidah dan
perhatian khusus terhadap dan mempunyai syariah Islamiah. Karena itu, toleransi Islam tidak
wewenang mengatur kepentingan umat beragama pernah dan tidak boleh menjurus kepada hal-hal
serta mengawasi aktivitas keagamaan di negeri yang berbau sinkretis.
ini, agar tetap dalam bingkai Pancasila demi tetap Kenyataan historis menunjukkan bahwa
terjaganya kerukunan dan kesatuan bangsa. selagi Islam menjadi yang mayoritas di sebuah
Indonesia bukan negara agama dan bukan Negara Negara atau wilayah manapun jua, toleransi
sekuler, tetapi Negara Pancasila. Pancasila selalu akan tetap tercipta dan terpelihara,
mengakui dan menjunjung tinggi keberadaan kerukunan dan kedamaian hiduppun menjadi
agama serta mengapresiasi nilai-nilai agama. nyata. Entah bagaimana sebaliknya, bila Islam
Sehingga seorang Pancasilais idealnya bisa yang menjadi minoritas? Yang pasti sejarah sudah
menjadi seorang agamis dan seorang agamis bisa mencatat dan dunia selalu ingat.
menjadi seorang Pancasilais. Bagi Islam, setiap
muslim yang baik pasti Pancasilais, dan seorang
Pancasilais belum tentu seorang muslim yang Daftar Kepustakaan
baik.
A. Mukti Ali. Faktor-faktor Penyiaran Islam.
Kesimpulan Jogjakarta: Yayasan Nida, 1971.
Islam, secara teologis maupun historis,
adalah agama yang sarat dengan pesan-pesan akhlak ———. Keesaan Tuhan dalam al-Qur‘an.
toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Islam Jogjakarta: Yayasan Nida, 1972.
tidak membedakan antara umat agama samawi dan al-‘Asqalani, Ahmad Ibn Ali Ibn Hajar. Bulugh
non-samawi, semua diperlakukan sama sebagai al-Maram min Jam‘i Adillat al-Ahkam.
manusia yang diikat oleh tali persaudaraan Kairo: Dar al-Hadits, 2003.

JURNAL USHULUDDIN Vol. 23 No. 2, Juli-Desember 2015 199


al-Ghazali, Muhammad. al-Ta‘ashshub wa al- M. Quraish Shihab. Membumikan al-Qur‘an
Tasamuh bain al-Masihiyyah wa al-Islam. Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Mesir: Dar al-Kitab al-‘Araby, t.th. Masyarakat. Bandung: Mizan, 1992.
M. Natsir. Mencari Modus Vivendi Antar Umat Wach, Joachim. The Comparative Study of
Beragama di Indonesia. Jakarta: Media Religions. New York: Columbia
Dakwah, 1980. University Press, 1958.

200 Suryan A. Jamrah: Toleransi antar Umat Beragama: Perspektif Islam

Anda mungkin juga menyukai