Anda di halaman 1dari 7

Muhammad Syafa Tirtana Sanjaya

10611910000010
SUMMARY
Rantai Pasok (Supply Chain) adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama
bekerja untuk menciptakan produk, dan mengirimkan produk sampai pada konsumen (end user).
Jaringan ini dimulai dari hulu (bahan mentah) sampai ke hilir (took/pengecer). Perusahaan-
perusahaan yang dimaksud adalah Supplier, Pabrik, Distributor, toko/pengecer, dan perusahaan-
perusahaan pendukung.
Ada 3 aliran yang dikelola oleh Supply Chain (SC), yaitu :
1. Aliran dari hulu ke hilir (Aliran fisik karena yang dialirkan berupa barang) : bahan baku
dikirim dari supplier ke pabrik, kemudian pabrik memproduksi barang, barang dikirim ke
distributor, toko/pengecer, kemudian sampai ke pengguna.
2. Aliran dari hilir ke hulu (Aliran financial) : Financial bias berupa uang, invoice atau yang
lainnya, yang didapatkan dari pembeli/pengguna (end user) kemudian dialirkan hingga ke
supplier.
3. Aliran dari hulu ke hilir dan sebaliknya (Aliran informasi) : Informasi dari hulu berisi
mengenai informasi kapan barang akan dikirim atau dialirkan menuju ke hilir. Informasi
dari hilir misalnya informasi terkait kapan pembayaran dapat dilakukan dan aliran
informasi pembayarannya yang berupa finansial mengalir hingga ke hulu, atau bisa juga
informasi mengenai permintaan barang.
Pada Skema hubungan Supply Chain Pabrik utama pembuat produk disebut OEM (Original
Equipment Manufacturing).
SCM (Supply Chain Man agemement) baru mulai dikenal pada tahun 1980 an, pada tahun 1810
orang-orang biasa mengenalnya dengan logistic yang pada saat itu merupakan elemen dari
perang dan pada tahun 1905 sudah mulai ada yang menyebut tentang Supply Chain dan terus
berkembang hingga tahu 2020 an entitas-entitas perusahaan sudah mulai terintegrasi menjadi
satu dalm membentu supply chain, baik terlibat langsung maupun sebagai pendukung.
Ada 3 perspektif mengenai SCM
1. Melihat SCM sebagai sebuah fungsi dari organisasi, sama seperti orang mengenali ada
bagian finansia, ada bagian HRD, dan lain sebagainya.
2. Melihat SCM sebagai sebuah konsep improvement atau konsep perbaikan yang sejajar
dengan konsep-sonsep seperti TPM, TQM, dan lain sebagainya
3. Ada juga yang melihat SCM sebagai holistic framework
Jika melihat SCM sebagai holistic framework salah satu frameworknya atau modelnya yaitu
Supply Chain Operations Reference Model (SCOR Model) secara prinsip score model
merupakan keseluruhan proses dalam perusahaan, maupun bagaimana perusahaan berinteraksi
dengan partnernya baik itu supplier maupun costumer. Performance Atribute dari SCOR Model
diantaranya
1. Reliability lebih konsen pada bagimana perusahaan performe terhadap ekspektasi
pelanggan dalam bentuk mengirimkan barang tepat waktu, dengan kuantitas yang tepat,
dan kualitas yang tepat juga.
Muhammad Syafa Tirtana Sanjaya
10611910000010
SUMMARY
2. Responsiveness lebih mengukur kepada seberapa cepat perusahaan memenuhi keinginan
customer
3. Agility, lebih menekankan kepada bagaimana perusahaan fleksibel dan adaptability
dalam merespon perubahan yang terjadi, terutama perubahan yang terjadi karena
keinginan dari customer.
4. Costs, biaya yang diperlukan dan dikeluarkan
5. Assets, investasi berupa asset seperti gedung, alat produksi, dan lain sebagainya
Reliability, responsiveness, dan Agility merupakan komponen performance yang diukur dari sisi
efektiveness, sedangkan cost dan assets merupakan komponen performance yang diukur dari sisi
efisiceensi.
Ada 3 hal fundamental yang alirannya dikontrol oleh bagian supply chain, diantaranya :
1. Aliran dari barang atau jasa itu sendiri
2. Aliran informasi
3. Aliran cash
SUPPLY CHAIN OPERATION
Plan, Perencanaan mulai dari perencanaan dari Supply Chain sampai Return.
Source, terdapat source stocked product (stocked tersedia di pasar atau market place), Source
make-to-order product (pesan terlebih dahulu), source engineering toorder product (setelah fiks
order baru mulai dilakukan aktivitas seperti desain, bisa jadi membantu supplier untuk mencari
supplier).
Make, akan ada beberapa cara membuat barang. Make to stock (MTS) artinya baru mulai
membuat produk sebelum memiliki definigtif order dari custumer sudah membuat stock, Make
to order (MTO) baru akan mulai membuat setelah benar-benar menerima definitive order dari
customer. Enginering to order (ETO) baru akan mulai membuat dari dasar atau mulai dari
desainnya setelah benar-benar menerima definitive contract dari customer.
Deliver, Deliver stocked product dengan produksinya MTS (Make to stock) maka belum
terdedikasi jumlah stock yang tersedia itu milik customer yang mana. Deliver make to order
product ordernya sudah didedicate bahkan saat dilevel produksi juga sudah di dedicate (sudah
pasti ada pemiliknya). Deliver Enginering to order product sudah pasti ada pemiliknya karena
menggunakan prinsip produksi ETO, Deliver Retail Product banyak konsep misalnya barang
hasil produksi dititipkan ke retail dan saat produk sudah laku baru keluar invoicenya atau
tagihannya, system auto replenishment karena system supplier terhubung langsung dengan
system yang ada di retailer sehingga bisa meengontrol langsung jumlah stocknya, dan jika
jumlah stock sudah pada titik tertentu maka dilakukan auti replenishment.m Ketika membahas
deliver tentu berkaitan dengan tempat penyimpanan (werehouse) dan transportasi distribution.
Return, aktivitas mereturn produk-produk yang defect misalnya produk yang dikirimkan
bermasalah maka harus di recall. Return MRO product jadi produk yang telah dikirimkan ke
customer di return untuk di repair atau maintenance kemudian setelah di repair maka
Muhammad Syafa Tirtana Sanjaya
10611910000010
SUMMARY
dikembalikan lagi ke customer. Return untuk produk-produk yang berlebihan, sebelumnya ada
perjanjian bahwa produk produk yang berlebihan danmendekati masa expired akan ditarik
kembali, return of the outsourced product.
Muhammad Syafa Tirtana Sanjaya
10611910000010
SUMMARY
Demand Planning adalah sebuah aktivitas dalam supply chain management yang berusaha untuk
memforcastkan atau memprediksi berapa demand dari sebuah produk untuk menjamin ekspektasi
dari pelanggan. Demand Planning diperlukan untuk menjaga ketersediaan stoct terutama untuk
make to stock, karena jika tidak ada stock yang tersedia bisa jadi akan mengalami Lost sales
opportunity dan bisa jadi lose the customers, kemudian demand planning diperlukan agar
inventory tetap terjaga karena sebaliknya jangan sampai stock kita terlalu lama di werehours
karena tidak adannya demand planning yang disebabkan karena produk yang diproduksi tidak
sesuai dengan permintaan. Demand planning salah satu informasi untuk melakukan proactive
decision
Scope Of Demand Planning
1. Demand Forecast
Memprediksikan demand dengan informasi internal, misalnya information teller, dari
data informasi dapat digunakan untuk memprediksikan demand, namun tidak hanya itu
factor eksternal juga sangat berpengaruh untuk menentukan demand forecast
2. Demand Firmed
Devided aggregate demand inti detail, set orders priorities
Demand Forecasting for strategic planning (long term) diperlukan dalam rangka perusahaan
ingin memformulasikan secara finansiial beberapa tahun ke depan itu seperti apa, untuk
memutuskan perlu atau tidak menambah fasilitas dan kapasitas produksi, untuk menentuka
berapa labor atau tenaga kerja yang dibutuhkan, untuk merencanakan untuk mendevelope produk
baru, untuk merancang strategi R&D.
Demand Forecasting for tactical & operational planning (short to mid term) digunakan untuk
memformulasikan production policy, untuk memformulasikan harga, memaksimalkan utilitas
machine, untuk mengontrol progress penjualan, untuk menentukan berapa material yang harus
disediakan, untuk memproyeksikan finance, untuk memastikan labor yang secara regular harus
ada.
Demand Forecasting dan Modeling membutuhkan human analysis untuk mempertajam demand
forecasting
Demand Forecasting Metric
Forecast Accuracy :
1− [|( Dt−Ft )|/ Dt ]

Dt = actual sales for period t


Ft = Demand forecast for period t
Forecast Bias :

|∑ ( Dt −Ft )|/ n
n = number of forecast error
Muhammad Syafa Tirtana Sanjaya
10611910000010
SUMMARY
(-) tendency over forecast
(+) tendency under forecast
Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

∑|Et / Dt|/n∗100
Et = forecast error for period t
Faktor-faktor yang menyebabkan Demand forecast sering salah/failure
1. Organisasi tidak memiliki komitmen untuk mengimprove demand planningnya
2. Tidak ada kolaborasi among functional silos
3. Terlalu mengandalkan historical performance
4. Kegagalan organisasi perusahaan untuk melakukan inovasi

Podcast The Role of Statistics in Modern Operations and Supply Chain


Hampir disemua elemen industry dan bisnis tidak luput dari peran statistik, seberapa luas peran
statistic kata kuncinya adalah kapan kita harus atau membutuhkan statistic
1. Ada data
2. Ada variasi dalam data
Statistic digunakan dalam variasi data sehingga dapat menghasilkan poin atau model optimum.
Statistic diawali dari deskripsi data terlebih dahulu kemudian baru dieksplorasi metode yang
paling tepat digunakan untuk menganalisis data sesuai dengan kebutuhan.
Statistikawan perlu juga dikolabirasikan dengan someone yang tau dilapangan tentang case yang
dihadapi itu seperti apa, ketika model secara statistic telah menjadi model yang terbaik misalnya
tetapi ketika dilapangan tidak sesuai, maka butuh judge model supaya dapat diterima. Perlu
kombinasi dengan expert judgement untuk memilih model yang paling sesuai walaupun bukan
model terbaik.
Kalau di statistic juga belajar mengenai pengendalian kualitas dan juga PPIC, melalui control
chart atau peta kendali dapat melakukan controlling terhadap kualitas barang yang diproduksi. Di
statistic juga belajar design experiment atau rancangan percobaan supaya hasilnya optimum.
Contoh pada perusahaan lampu, statistic dapat digunakan untuk mengetahui lifetime dari bola
lampu menggunakan metode tertentu seperti six sigma atau lain sebagainya.
Dalam supply chain peran statistic sangat berguna terutama dalam melakukan demand
forecasting yang berkaitan dengan historical data. Demand forecasting menghasilkan atau
membangun model forecast, jika merujuk pada istilah di statistic terdapat univariate dan
multivariate, jika univariate murni menggunakan data historical demand untuk bisa melakukan
forecast, tidak ada pemetaan pada saat menggunakan model univariate yang artinya digunakan
Muhammad Syafa Tirtana Sanjaya
10611910000010
SUMMARY
jika kondisinya stasioner atau stabil. Jika menggunakan pendekatan multivariate dapat
memasukan factor eksternal kedalam model, mestinya hasil forecastnya lebih akurat dari
univariate.
Hal yang paling sederhana dalam univarite itu ada moving average, exponential smoothing,
ARIMA. Sedangkan pada multivariate terdapat ARIMAX, X adalah eksternal value atau
eksternal factor yang dapat dimasukkan dalam model. Ada juga VAR (Vektor Auto Regresi) atau
fungsi transfer pada model multivariate time series.
Machine learning, machine learning sebetulnya pendekatan, tidak bisa berdiri sendiri, juga perlu
expert judgement.
Definisi data sekarang telah berkembang tidak hanya berupa angka yang sudah tersetruktur
tinggal mengolah saja. Namun, data juga bisa berupa gambar, suara, text dan lain sebagainya.
Ilmu statistic harus bisa berkembang mengikuti tren data saat ini.

Pada saat akan melakukan suatu analisis statistic, selayaknya harus memahami sistemnya
terlebih dahulu, baik system dari dalam, maupun lingkungan luarnya agar sesuatu yang
dilakukan lebih bermakna untuk diterapkan di lapangan.
Orang-orang di lapangan yang tau system kadang-kadang tidak tau statistic atau tidak tau jika
ada problem yang bisa diselesaikan dengan statistik, atau sebaliknya orang-orang statistic yang
tidak paham system atau tidak paham lapangannya, jadi kalau dikombinasikan akan jauh lebih
baik.
Communication skill itu juga perlu sehingga dapat menyampaikan hasil-hasil analisis dan dapat
dengan mudah dipahami dan diterapkan.
Kemampuan untuk memahami system itu penting sekali supaya apa yang dilakukan lebih
bermakna, kemudian dari sisi industry statistic dapat berperan signifikan dalam konteks untuk
menjadikan proses bisnis menjadi lebih produktif, efisien, dan lain sebagainya.
Podcast How Demand Planning and Forecasting Tie into the S&OP Process
S&OP itu bukan sekedar mengcalculate sale forecast ataupun demand planning dan supply
planning, jadi S&OP lebih ke suatu linement process yang melibatkan semua function dalam satu
company. Sangat penting bagi company karena setiap function mempunyai KPI atau kepentingan
yang berbeda-beda dan harus bersinergi sehingga bisnis planning bisnis tercapai.
Biasanya masalah terkait S&OP karena tidak adanya keselarasan pada masing-masing function.
Untuk memulai S&OP yang benar, peranan pimpinan sangat penting, lebih pada komitmen of
management karena dapat meliputi semua function.
Komponen penting dalam S&OP feeding informasi yang salah satunya merupakan demand
forecasting. Untuk meningkatkan demand forecasting butuh waktu untuk meciptakan prosses
yang line dulu, masih dalam prosesnya kemudian baru bisa meningkatkan KPI dari demand
Muhammad Syafa Tirtana Sanjaya
10611910000010
SUMMARY
forecasting tersebut. Salah satu KPI yang sering dibahas dan menjadi KPI semua pihak yaitu
Forecast Accuracy.
Salah satu cara mengimprove forecast accuracy dengan mengajak distributor distributor yang
kontribusinya besar untuk menjalankan forecast demand. Karena kadang forecast accuracy jauh
dari target karena feeding informasi dari distributor mengeluh karena barangnya kurang sehingga
historical data yang dipakai berdasarkan data yang memang barang sedang out of stock dan tidak
dapat dipakai karena bisa jadi tidak valid dan butuh informasi unconstrain demand terlebih
dahulu.
Software Demand Management System untuk mendapatkan informasi terkait penjualan dan
inventory dari distributor. Terdapat model-model untuk forecast demand sendiri yang telah
dimiliki bagian demand planner. Kemudian di justifikasi mana yang sesuai sehingga ada demand
forecasting yang terjutifikasi oleh demand planner sambil melirik inventory di distributor itu
tinggal berapa.
Focus bukan lagi pada inventory tapi pada sale out di sisi sales commercial untuk dari sisi
demand atau supply chain focus pada sale in.
Perusahaan yang masih memperbolehkan return ketika barang expired, tentu lebih rumit.
S&OP IS NOT ABOUT A FORMULA BUT S&OP ABOUT TEAMWORK, bukan hanya
sekedar numbers tapi focus ke sinergi antar function, serta bukan hanya focus ke forecast
accuracy tapi lebih dari itu. Jadi yang lebih penting dari S&OP process ini ada improve dari
prosesnya untuk bisa membuat forecast accuracy lebih membaik dari waktu ke waktu sehingga
S&OP proses yang baik adala proses yang disepakati semua pihak dan focus on process
improvement.

Anda mungkin juga menyukai