Anda di halaman 1dari 12

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMPLB NEGERI BALIKPAPAN

Islamic Religion Education in SMPLB Negeri Balikpapan

Rosdiana

Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar


Jl. AP. Pettarani No. 72 Makassar 90222
Email: rosdianalitbang03@gmail.com

Naskah diterima tanggal 17 April 2013. Naskah direvisi tanggal 30 April 2013. Naskah disetujui tanggal 29 Mei 2013

Abstrak
Penelitian pada siswa berkebutuhan khusus ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran
PAI dan faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran tersebut. Studi ini dilakukan
di Sekolah Luar Biasa Negeri Balikpapan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian
ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran PAI pada siswa berkebutuhan khusus disesuaikan
dengan kemampuan siswa namun tetap berdasar pada standar nasional, kekhususan disabilitas
siswa peserta didik perlu diperhatikan untuk mengefektifkan proses pembelajaran PAI, perencanaan
pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran serta media pembelajaran memperlihatkan
implementasi pada pelaksanaan pembelajaran. Perbedaan ditunjukkan pada aspek evaluasi yang tidak
di sarankan bagi semua siswa kecuali bagi siswa yang mampu mengikuti evaluasi. Salah satu faktor
penghambat adalah kompetensi guru PAI dalam aktivitas pembelajaran dan ketersediaannya sangat
dibutuhkan, menjadi sebuah dilema bagi siswa berkebutuhan khusus dalam memperoleh pendidikan
agama secara maksimal.

Kata kunci: pelaksanaan, pendidikan agama, anak berkebutuhan khusus

Abstract
Raden Ja’far Shodiq, Sunan Kudus to attempt islamic doctines at Kudus Regency, not centralized missionary
endeavor in Kauman the place of Al-Aqsha Mosque building. The other place he builds outside of Al-Aqsha
Mosque territory is Wali Mosque at Jepang Village Sub-district of Mejobo Kudus Regency. This research
classified as social historical study by qualitative types. To collects data by, heuristic, interpretation, source
criticism, and historiography. Furthermore, the sources of data are written, material, and oral resources.
This research be implemented begin at February 2012 until July 2012. This research discovers Wali Mosque
has really historical correlations with Menara Mosque, as dated 956 H (1549 BC). The realities are visibling
by the same space arrangements as encircle Wali Mosque. Padureksa Gate located ahead of mosque and the
assignment of graves of figures lying down behind the mosque as like the lying down of Sunan Kudus grave
locating in the wake of Menara Kudus Mosque.

PENDAHULUAN sebagai hal esensial dalam pembangunan manusia

P
Indonesia seutuhnya.
endidikan agama dalam sistem pendidikan Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
nasional merupakan salah satu jenis bertujuan untuk membentuk siswa mampu
pendidikan yang didesain dan diberikan berprestasi dalam kelompoknya, baik secara
kepada peserta didik untuk mengembangkan sosial maupun emosional sebatas kemampuannya
keberagamaan mereka (Thoha, 1994: 4). Hal ini (Nuraeni, 1997: 104-105). Sekolah Luar Biasa (SLB)
mengisyaratkan bahwa dalam sistem pendidikan mengalami pertumbuhan yang pesat, terdapat di
ada keseimbangan antara pengembangan potensi setiap provinsi bahkan kabupaten/kota dengan
fisik dan mental, potensi intelektual dan spiritual, jenis, jumlah, dan jenjang yang bervariasi, mulai

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMPLB Negeri Balikpapan - Rosdiana | 209


dari TK, SD, SMP, sampai SMA. Berdasarkan data pembelajaran pendidikan agama meliputi: peserta
pada Direktorat Pendidikan Khusus dan layanan didik, karakteristik pendidikan, kurikulum, guru,
khusus Dirjen Diknas Kemendikbud tahun 2013, sarana dan prasarana (Sarpras), media, metode,
terhadap 11 Provinsi di KTI yang menjadi wilayah sumber belajar, serta evaluasi pembelajaran.
kerja Balai Litbang Agama Makassar, tercatat 187 Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang
SLB dengan jumlah siswa 7.617 orang. mempengaruhi keterlaksanaan pembelajaran
Penelitian tentang SLB baik secara umum pendidikan agama di SMPLB Negeri Balikpapan.
maupun terkait pendidikan, beberapa kajian
penelitian yang telah dilakukan, diantaranya: Tinjauan Pustaka
penelitian yang dilakukan oleh peneliti Balai Litbang pendidikan agama adalah bahagian dari
Agama Semarang tentang pelaksanaan pendidikan sistem pendidikan nasional. Pada peraturan
agama pada Sekolah Luar Biasa yang dilakukan Menteri Agama RI Nomor 16 Tahun 2010 tentang
di tiga provinsi dalam wilayah kerja Balai Litbang pengelolaan pendidikan agama pada sekolah, pada
Agama Semarang tahun 2009. Fokus penelitian Bab I pasal 1 ayat 1 disebutkan pendidikan adalah
adalah tentang pembelajaran Pendidikan Agama pendidikan yang memberikan, pengetahuan dan
Islam pada SDLB, yang meliputi bagaimana guru membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan
menyusun kurikulum, menyusun silabus, menyusun peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya,
rencana pelaksanaan pembelajaran hingga kegiatan yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui
pembelajaran. Aspek kurikulum pendidikan agama mata pelajaran pada semua jalur, jenjang dan jenis
dengan perangkatnya, nampaknya belum memiliki pendidikan. Sekolah Luar Biasa adalah sekolah
dokumen yang memadai. Walaupun dipahami yang menyelenggarakan pembelajaran terhadap
bahwa kurikulum dan penghayatannya adalah salah anak-anak berkebutuhan khusus, disebabkan olah
satu aspek penting dalam pembelajaran. kekurangan kesempurnaan keadaan fisik maupun
Penelitian tersebut di atas memiliki mental mereka, sehingga mereka menyandang
keterkaitan dan perbedaan dengan penelitian ketunaan.
tentang pendidikan agama pada SLB di Kawasan Anak penyandang ketunaan dapat diartikan
Timur Indonesia, yang dilakukan oleh Balai sebagai anak cacat, anak luar biasa, anak
Litbang Agama Makassar. Diantara perbedaan itu berkelainan atau anak berkebutuhan khusus. Dalam
adalah penelitian di lakukan di wilayah kerja yang bahasa Inggris anak penyandang ketunaan disebut
berbeda.Sasaran dan fokus penelitian dilakukan sebagai handicapped children atau exceptional
secara variatif mencakup berbagai jenjang, jenis, children (Abdurrahman, 2004: 7).Menurut World
dan kualifikasi serta latar belakang pembelajaran Health Organization (WHO) handicap adalah
pendidikan agama yang dilakukan di SLB. Penelitian sebuah keadaan merugikan yang dialami oleh
ini mempelajari keterlaksanaan pembelajaan
individu sehingga mengakibatkan kelemahan atau
pendidikan agama yang dilakukan di Sekolah
ketidakmampuan serta membatasi peran individu
Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB)Negeri di
(Abdurrahman, 2004: 7-8) yang termasuk kedalam
Propinsi Kalimantan Timur, adapun pertanyaan
golongan handicapped children diantaranya adalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan
buta, tuli, bentuk badan tidak normal, dan anak-
pembelajaran pendidikan agama pada Sekolah
anak yang mempunyai sifat-sifat jasmani yang tidak
Menengah Pertama Negeri Balikpapan Provinsi
normal. Anak-anak penderita cacat jasmani secara
kKalimantan Timur? dan apa faktor pendukung
psikis mengalami beberapa masalah yaitu biasanya
dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran
mereka mengalami kelainan atau perubahan pada
pendidikan agama di SMPLB Negeri Balikpapan?
energi syarafnya.
Ruang lingkup penelitian ini meliputi tentang
keterlaksanaan pembelajaran pendidikan agama di Landasan hukum yang melatarbelakangi
SMPLB Negeri Balikpapan, serta faktor-faktor yang penelitian ini adalah Peraturan Menteri Agama
mempengaruhi keterlaksanaan pendidikan agama RI No. 16 Tahun 2010 pada Bab I pasal 1 ayat 1
di SMPLB Negeri Balikpapan. Dari kedua lingkup dan 2 yang mengharuskan pendidikan agama
penelitian tersebut dijabarkan dalampendidikan melalui mata pelajaran di sekolah, termasuk
agama yang diajarkan di Sekolah Menengah pada SLB. Pasal 37 ayat (1) menegaskan bahwa isi
Pertama Luar Biasa (SMPLB) Negeri Balikpapan, kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib
yakni Pendidikan Agama Islam. Keterlaksanaan memuat, antara lain pendidikan agama. Dalam

210 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 19 Nomor 2 Desember 2013


pasal 30 ayat 2 menjelaskan bahwa pendidikan dalam proses pembelajaran sangat diperlukan
keagamaan berfungsi menyiapkan peserta didik terkait dengan keberadaan peserta didik untuk
menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mempermudah pembelajaran di dalam dan di luar
mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan kelas. metode, merupakan bagian dari strategi guru
menjadi ahli ilmu agama. dalam proses pembelajaranagar berjalan sesuai
Anak-anak yang mengalami cacat fisik, tujuan yang akan dicapai dan materi bahasan.
mental, dan mengalami masalah-masalah Media, sebagai alat perantara antara guru dengan
emosional, memerlukan pelayanan pendidikan, pesan materi yang akan disampaikan pada siswa
sosial, psikologi dan medis secara lebih. Mereka juga penggunaannya sangat penting karena membantu
berharap memperoleh kesempatan untuk mendapat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan
pengakuan dari masyarakat sekitarnya. Sifat-sifat memahami materi pelajaran yang diberikan. Sumber
pribadi yang menonjol yang dapat dilihat dari anak belajar, merupakan pendukung yang penting
penyandang ketunaan ini adalah biasanya mereka dalam proses pembelajaran. Sumber belajar bukan
memiliki perasaan yang halus, penakut dan pemalu, hanya guru, namun dapat berupa pemberdayaan
dan merasa inferior (minder). Sehingga tidaklah lingkungan sekolah, sehingga siswa dapat secara
bijak jika kita sebagai manusia normal khususnya langsung mengalami proses peralihan pengetahuan
guru dan orang tua terlalu melindungi secara secara kontruktifisme. Out put, hasil dari proses
berlebihan terhadap mereka (Gate, 1950:721). pembelajaran berkaitan dengan penguasaan siswa
terhadap materi pembelajaran yang dapat dilihat
Konsep Pembelajaran saat ataupun setelah pembelajaran melalui evaluasi.
Pembelajaran dalam persekolahan, menurut Menurut Carcy pembelajaran adalah suatu
Dimiyati dan Mudjiono (lihat Yusuf, 2005: 195) proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja
pembelajaran merupakan kegiatan guru secara dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam
terprogram dalam mendesain intruksional, untuk tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus
membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu
sumber belajar. Bahkan dalam Undang-undang (Mulyono, 1994: 7).
No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan Para ahli pendidikan, terutama yang konsen
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta terhadap ilmu pembelajaran, mengembangkan
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada berbagai model pembelajaran yang diaplikasikan
suatu lingkungan belajar. dalam berbagai bidang pembelajaran. Salah satu
Sebagai sebuah proses interaksi, menurut di antaranya adalah pendekatan pembelajaran
Syaiful Sagala (2005: 63), melibatkan tiga komponen individu, di dalamnya dikembangkan model
utama yaitu guru (pendidik), siswa (peserta didik) pembelajaran yang diasumsikan dapat diterapkan
dan kurikulum, didukung oleh metode, media, dan di SLB. Model-model pembelajaran tersebut sebagai
sumber belajar yang digunakan. Sinkronisasi antar berikut; model pembelajaran tidak langsung (non
komponen itu diperlukan untuk mengembangkan directive teaching), model pembelajaran pelatihan
kreatifitas dan kemampuan berfikir siswa, terutama kesadaran (awareness training), dan model
dalam meningkatkan penguasaan yang baik pembelajaran pertemuan kelas.
terhadap mata pelajaran.
Menurut Sopandi (2008: 121-122) METODE PENELITIAN
pembelajaran sebagai sistem, mencakup beberapa Penelitian ini dilakukan di Kota Balikpapan
komponen, dintaranya: Siswa (peserta didik), Provinsi Kalimantan Timur. Dengan sasaran lokasi
sebagai input yang akan diproses menuju penelitian adalah SMPLB Negeri Kota Balikpapan.
perkembangan dan perubahan yang diharapkan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,
Kurikulum, merupakan seperangkat program yang peneliti menjadi bagian dari key instrument (Bogdan,
disusun untuk ditempuh siswa guna menyelesaikan 1982: 27). Peneliti ini mencoba memperoleh
pendidikannya. Guru (pendidik), individu yang gambaran tentang keterlaksanaan pembelajaran
melaksanakan pembelajaran, berperan sebagai pendidikan agama di SMPLB Negeri Balikpapan,
fasilisator yang mampu merancang, melaksanakan, kualifikasi dan kompetensi guru agama di SMPLB
dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukannya. Negeri Balikpapan, selain itu, gambaran lain yang
sarana dan prasarana, sebagai pendukung ingin diketahui adalah mengenai faktor pendukung

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMPLB Negeri Balikpapan - Rosdiana | 211


dan penghambat dalam penerapan pendidikan Tanggal 19 April 2006 di Samarinda. SLB Negeri
pembelajaran Agama di SMPLB Negeri Balikpapan. Balikpapan memiliki nomor statistik sekolah
Sumber data dalam penelitian ini dibagi 801.1661.01.001 dan nomor NPSN 30401525. Dalam
menjadi dua yaitu sumber primer dan sekunder. perjalanannya keberadaan SLB Negeri Balikpapan
Sumber primer berhubungan langsung dengan objek dewasa ini telah memiliki jenjang Pendidikan TK,
penelitian yaitu pendidik (guru) mata pelajaran SD, SMP, dan SMA. Untuk tingkat pendidikan TKLB
pendidikan agama SMPLB Negeri Balikpapan, operasionalnya pada tahun 2005/2006, tingkat
Kepala SLB Negeri Balikpapan, orang tua siswa, SDLB tahun operasionalnya adalah 1983/1984,
pengawas dan komite SLB Negeri. Sedangkan tingkat SMPLB operasionalnya tahun 2005/2006,
sumber sekunder adalah dokumen-dokumen yang dan untuk tingkat SMALB tahun operasionalnya
sifatnya sebagai pendukung, misalnya dokumen pada tahun 2008/2009. Status akreditasi yang
keadaan sekolah (fisik, ketenagaan, visi misi, dimiliki SLB Negeri Balikpapan adalah akreditasi A
ataupun profil SMPLB Negeri Balikpapan dokumen yang diperoleh pada tahun 2009.
kurikulum dan muatan kurikulum, silabus dan Visi, misi, dan tujuan Sekolah Luar Biasa Negeri
rencana pelaksanaan pembelajaran, dan lain-lain, di Balikpapan yakni: visi Sekolah Luar BIasa Negeri
internal SMPLB Negeri Balikpapan. Balikpapan, adalah terwujudnya generasi berakhlak
Instrumen yang digunakan untuk menggali mulia, berbudi pekerti luhur, unggul dalam prestasi,
data dalam penelitian ini dapat menggunakan dan mandiri. Misi sekolah, menanamkan, memberi
beberapa teknik yaitu: observasi (pengamatan), tauladan yang benar dan baik di dalam kehidupan;
wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian mendorong untuk menjalankan ajaran agama
ini analisis yang digunakan adalah model analisis sesuai yang dianut setiap anak didik; menanamkan
data interaksi yang dilakukan oleh Anselm Strauss pendidikan kewirausahaan dan kemandirian, dan;
(2007: 100) yaitu menghubungkan antara kategori memberikan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dengan sub kategori untuk kemudian dicari pola- program umum dan program khusus sesuai
polanya. Adapun langkah-langkah yang digunakan kemampuan anak didik. Tujuan sekolah, adalah:
dalam analisis ini adalah reduksi data, penyajian diharapkan anak didik tumbuh menjadi generasi
data dan verifikasi data (Sugiono, 2005:92).Kegiatan yang dapat beribadah sesuai ajaran agama; dapat
analisis dapat dilakukan sejak pengumpulan data di hidup di tengah masyarakat tanpa ada perbedaan;
lapangan sampai penulisan laporan hasil penelitian. layak di masyarakat; anak didik mandiri dan bisa
memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa membebani
PEMBAHASAN orang lain, dan; memberi pandangan kepada orang
Profil SMPLB Negeri Balikpapan tua masyarakat tentang kemampuan yang dimiliki.
Identitas SMPLB Negeri Balikpapan
SMPLB Negeri Balikpapan terletak di Jl. Keadaan Guru SMPLB Negeri Balikpapan
Syarifuddin Yoes (Perum Balikpapan Kota) Rt. 89 Keadaan guru SLB Negeri Balikpapan untuk
Kelurahan Gunung Bahagia Kecamatan Balikpapan tahun ajaran 2012-2013 secara keseluruhan adalah
Selatan, menempati area 2,1 hektar. SMPLB Negeri 49 orang, terdiri guru PNS sebanyak 34 orang dan
Balikpapan berada dalam satu atap yang dipimpin guru non PNS 15 orang, tenaga nonkependidikan
oleh satu kepala sekolah. Masing-masing tingkatan sebanyak 4 orang. Keberadaan guru pendidikan
yang ada di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri agama di SLB Negeri Balikpapan secara keseluruhan
Balikpapan adalah TKLB, SDLB, SMPLB, dan sebanyak tiga orang. Guru agama Islam yang ada di
SMALB. Sebelum menempati lokasi ini SLB Negeri SLB Negeri Balikpapan merupakan pengangkatan
Balikpapan pada awalnya berlokasi di Sepinggan dari Diknas Pendidikan dan Departemen Agama
samping bandara Internasional Sepinggan. Pasca dengan pengangkatan untuk jenjang SDLB dan
kebakaran tahun 2004 lokasi SLB Negeri pindah belum ada pengangkatan guru PAI pada jenjang
lokasi yang ditempati sekarang ini sejak tahun 2006. TKLB, SMPLB, dan SMALB. Di antaranya guru
Pada awalnya SLB Negeri Balikpapan merupakan agama Islam dua orang dan guru agama Katolik (guru
SDLB yang didirikan pada tahun 1984. Peralihan Kristen) satu orang. Pengajaran yang dilakukan oleh
status dari SDLB Negeri menjadi SLB Negeri guru agama tersebut adalah mengajar pada semua
berdasarkan SK kepala Dinas Pendidikan Provinsi jenjang pendidikan TK, SDLB, SMPLB, dan SMALB.
Kalimantan Timur Nomor 90/K.827/IV/2006. Dengan keberadaan guru-guru agama dengan

212 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 19 Nomor 2 Desember 2013


penempatan pada tingkat SDLB secara otomatis dalam wilayah Kalimantan Timur aktif sebagai
kelengkapan dan perangkat pembelajaran seperti ketua pada organisasi ITMI (Ikatan Tunanetra
RPP dilakukan oleh guru-guru agama tersebut Muslim Indonesia).
hanya melengkapi perangkat pembelajaran PAI
tingkat SDLB apalagi kelengkapan administrasi bagi Keadaan Siswa SMPLB Negeri Balikpapan
guru PAI yang sudah tersertifikasi tingkat SDLB. Keadaan siswa SMP LBN Balikpapan untuk
Pada implementasi pembelajaran tingkat SMPLB tahun ajaran 2012-1013 terdapat penyandang
yang dilakukan guru agama Islam tetap merujuk tunarungu, tuna grahita, tunadaksa dan autis.
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Peserta didik yang akan mendaftar pada SLB Negeri
(KTSP) tahun 2006. Balikpapan memiliki peraturan yang sudah menjadi
Aspek kelengkapan perangkap pembelajaran ketentuan dan persyaratan sekolah. Menurut
guru juga menjadi aspek supervisi administrasi R. Trionggo (Wakil Kepsek SLBN), siswa yang
perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh akan mendaftar dikenakan persyaratan melalui
kepala sekolah dan Pengawas PAI tingkat dasar serangkaian tes, melengkapi surat keterangan dari
seperti kelengkapan komponen administrasi dokter, surat keterangan orang tua, akta lahir, kartu
pembelajaran, diantaranya: program tahunan, keluarga, dan foto. Jumlah siswa SMPLB Negeri
program semester, silabus, RPP, kalender pendidikan Balikpapan untuk tahun ajaran 2012-2013 dominan
, jadwal tatap muka, agenda harian, daftar nilai, adalah tuna grahita baik sedang (C) maupun berat
KKM, dan absensi siswa. Selain itu, aspek supervisi (C1), kemudian tunarungu, tunadaksa, dan autis.
kegiatan pendidikan (sesuai dengan standar proses) Anak yang memiliki disabilitas tunanetra tidak
yakni sub komponen dan butir komponen (tatap terdapat di SMPLB Negeri. Keberadaan siswa
muka) juga menjadi penilaian bagi pengawas seperti tunanetra yang merupakan alumni dari SDLB Negeri
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran Balikpapan dominan melanjutkan pendidikannya
(elaborasi, eksplorasi dan konfirmasi), dan kegiatan ke SMP inklusif. Untuk lebih jelasnya data siswa
SMPLB Negeri Balikpapan lihat tabel 1.
penutup (wawancara Djaswadi, 18/4/ 2013).
Keberadaan guru Sekolah Luar Biasa
terwadahkan lewat organisasi IGPLB (Ikatan Tabel 1. Jumlah Siswa SMPLB Negeri Balikpapan
Guru Pendidikan Luar Biasa). Dalam wadah ini Tingkat Tingkat Tingkat Jumlah
Anak BK

beranggotakan seluruh guru SLB Se KAlimantan Siswa Siswa Siswa Siswa


Rombel

Rombel

Rombel

Rombel
Timur yang di ketua oleh Agus Prasetya, M.Pd. L P L P L P L P
Wadah ini dalam kegiatannya selama ini dilakukan
pertemuan satu tahun sekali, biasanya dirangkaikan A - - - - - - - - - - - -
dengan halal bi halal setelah lebaran di bulan Syawal. B 1 4 3 1 2 2 1 3 2 1 9 7
Selain kegiatan pertemuan seperti ini biasanya juga C & C1 1 7 8 1 7 2 1 8 3 1 22 13
dilakukan ceramah agama, seminar atau workshop. D - 1 1 1 2 - 1 2 2 1 5 3
Kegiatan ini dilakukan bergilir pada masing-masing
M - - - 1 1 - - 4 - - 5 -
sekolah (wawancara Agus Prasetya, 08/03/2013). Sumber: Profil SMPLB Negeri Balikpapan, 2013.
SLB Negeri Balikpapan menjadi pelaksanan
sekaligus tuan rumah pada kegiatan ini pada tahun Kurikulum
2011. Selain itu, untuk kelompok kerja guru PAI SMPLB Negeri Balikpapan dalam proses
SDLB Negeri Balikpapan terdapat KKG (Kelompok pembelajarannya menggunakan kurikulum
Kerja Guru) untuk wilayah Balikpapan Selatan. Dan KTSP (wawancara St. Rohaeni, 12/4/2013),
untuk MGMP PAI Kota Balikpapan belum diikuti pada implementasinya lebih mengembangkan
oleh guru PAI SMPLB Negeri Balikpapan. kurikulum yang menekankan penanaman karakter
Sementara guru agama Islam (Suyitno, dalam rangka pembentukan pengetahuan dan
S.Pd) termasuk anggota dan pengurus dari pengalaman peserta didik agar kelak senantiasa
organisasi Persatuan Tunanetra Indonesia (skala menjadi pribadi yang berakhlak mulia sesuai
nasional) sebagai seksi pendidikan keagamaan dan dengan harapan dan tujuan pendidikan. Di samping
pendidikan teknologi sejak tahun 2007-sekarang itu, berdasarkan keberadaan SLB Negeri Balikpapan
(disarankan jadi ketua), selain itu organisasi lain merupakan sub center dan piloting project pada

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMPLB Negeri Balikpapan - Rosdiana | 213


standar sekolah berbudaya dan berkarakter 2010. indikator dari nilai-nilai religius, toleransi,
Dan juga sebagai sekolah piloting pendidikan anti demokratis, dan peduli. Hal ini menguatkan bahwa
korupsi tahun 2012. Berdasarkan Profil SLBNegeri Pendidikan Anti Korupsi menjadi bagian yang tidak
Balikpapan kurikulum SMPLB Negeri Balikpapan terpisahkan dari pendidikan karakter.
meliputi: 48 % program umum, program khusus,
program muatan lokal, dan program pengembangan Metode Pembelajaran PAI
diri. 52 % program pilihan, a) isi program umum Metode pembelajaran bagi anak berkebutuhan
kurikulum SMPLB disesuaikan dengan kurikulum khusus hendaknya mempertimbangkan bebe-
sekolah lanjutan tingkat pertama dengan rapa prinsip-prinsip metode, di antaranya:
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai;
belajar para siswa yang bersangkutan, b) isi program mempertimbangkan kemampuan, kondisi dan
pilihan kurikulum SMPLB berupa paket-paket karakteristik siswa; mempertimbangkan materi
keterampilan yang dapat dipilih siswa dan diarahkan yang akan disampaikan; mempertimbangkan situasi
pada penguasaan satu jenis keterampilan atau lebih kelas dan kesiapan siswa; memper-timbangkan
yang dapat menjadi bekal di masyarakat. fasilitas yang tersedia; mem-pertimbangkan
Tujuan Pendidikan Agama Islam di SMP/ keahlian guru sendiri dalam memakai metode
MTs/SMPLB bertujuan untuk: a) Menumbuh- yang tepat, apakah metode yang akan digunakan
kembangkan akidah melalui pemberian, pe- sesuai dengan kepribadian dirinya atau tidak;
mupukan, dan pengembangan pengetahuan, serta memperhatikan kekuatan dan kelemahan
penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta yang terdapat pada suatu metode, sebab tidak
pengalaman peserta didik tentang agama Islam dapat dipastikan bahwa suatu metode baik dan
sehingga menjadi manusia muslim yang terus cocok untuk semua materi pelajaran. Beberapa:
berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada yang biasa digunakan oleh guru PAI dalam proses
Allah swt; b) Mewujudkan manusia Indonesia yang pembelajaran:
taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia Pembiasaan, metode ini digunakan bagi
yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, siswa berkebutuhan khusus yang tidak mampu
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, untuk mengikuti proses pembelajaran. metode ini
menjaga harmoni secara personal dan sosial serta diberikan bagi siswa yang memiliki tingkat kecacatan
mengembangkan budaya agama dalam komunitas berat seperti siswa tuna grahita berat atau autis.
sekolah. Ketidakmampuan siswa berkebutuhan khusus ini
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mengikuti pelajaran, metode pembiasaan diberikan
meliputi aspek-aspek Al quran dan hadits, aqidah, sebagai upaya untuk mengembangkan pengetahuan
akhlak, fiqih, dan tarikh dan hadharah. Di samping agama siswa. Pembiasaan yang diberikan yakni
itu, materi tambahan lain yang menjadi titipan dari pembiasaan mengucapkan salam kepada guru atau
KPK yakni pendidikan Anti Korupsi. (wawancara teman, jabat tangan kepada guru, dan lain-lain.
Mulyono, 11/4/2013). Pendidikan anti korupsi ini Ceramah, metode ceramah merupakan
terintegrasi semua mata pelajaran di masing-masing metode yang paling dominan digunakan di SLB
RPP/silabus. Peran guru dalam menanamkan nilai- Negeri Balikpapan, ceramah merupakan cara pe-
nilai anti korupsi baik pada proses pembelajaran, nyampaian materi pelajaran dengan memberi
dilingkungan sekolah, mau-pun lingkungan penjelasan atau deskripsi secara sepihak oleh guru
masyarakat sangat penting artinya sebagai upaya yang bertujuan agar peserta didik memahami
dini dalam mencegah korupsi sejak dini (Panduan kesatuan bahan materi pelajaran tersebut.
Penyelenggaraan pendidikan Anti Korupsi Di Demonstrasi, metode demonstrasi
Satuan Pendidikan, 2012: 24-25). merupakan metode yang menekankan pada
Enam diantara sembilan nilai anti korupsi aktivitas/praktek siswa secara langsung. Dengan
beririsan langsung dengan 18 pendidikan karakter, metode ini siswa langsung mencontoh atau meniru
yaitu: jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, atau mengerjakan sesuatu gerakan. Melalui : ini
mandiri, dan peduli. Sedangkan tiga nilai yaitu: merupakan : yang sangat penting terutama pada anak
adil, berani, dan sederhana secara implisit menjadi yang berkebutuhan khusus yang pada gilirannya

214 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 19 Nomor 2 Desember 2013


peserta didik diharapkan dapat meniru dan Ketersediaan media pembelajaran dan
melakukan apa yang didemonstrasikan. Misalnya peralatan khusus bagi peserta didik disesuaikan
pada pembelajaran PAI yakni melakukan gerakan dengan kebutuhan peserta didik. Menurut Suyitno,
shalat, tata cara berwudhu atau dalam bentuk yang S.Pd.I (guru PAI) dalam pembelajaran Pendidikan
memerlukan gerakan-gerakan tertentu. Kegiatan Agama Islam media pembelajaran yang digunakan
ini pada bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai dalam proses pembelajaran di antaranya: tape
sosial, nilai-nilai moral dan nilai-nilai keagamaan. recorder, hp (mendengarkan suara azan dan
Penerapan Metode demonstrasi ini, dilakukan asmaul husnah), e-pen, komputer (CD/DVD)
dengan menetapkan kegiatan demonstrasi yang yang gunakan untuk memutar film yang berkaitan
akan dilakukan, dengan mempertimbangkan alat dengan pelajaran agama. Menurut Lismiati, S.Pd.I
dan bahan sebagai tambahan dalam melakukan untuk media pembelajaran yang digunakan dalam
demonstrasi terutama pada anak yang berkebutuhan pembelajaran PAI seperti alat peraga berkaitan
khusus seperti tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa, materi, dan gambar-gambar. Penggunaan sumber
dan autis. belajar pada siswa berkebutuhan khusus oleh guru
Tanya jawab, metode tanya jawab juga agama adalah di samping menggunakan buku-buku
merupakan salah satu metode yang digunakan oleh pegangan dari Diknas, juga menggunakan sumber
guru PAI dalam proses pembelajaran. metode tanya yang berasal dari internet, perpustakaan sekolah,
jawab adalah metode interaksi antara siswa dan dan lain-lain.
guru PAI dalam bentuk sebuah pertanyaan diajukan
oleh guru dan oleh siswa menanggapi pertanyaan Pelaksanaan Pembelajaran Agama Islam SMPLB
tersebut. metode ini oleh guru PAI diharapkan Negeri Balikpapan
dapat memancing olah vokal siswa tuna rungu Materi Pembelajaran PAI
dalam persepsi bunyi/vokal. SMPLB Negeri Balikpapan memiliki struktur
Pemberian tugas, metode pemberian tugas kurikulum yang menjadi ketentuan sekolah terdiri
merupakan metode dengan menugaskan siswa mata pelajaran umum (termasuk PAI), muatan lokal
untuk melakukan serangkaian kegiatan di dalam (Pendidikan Lingkungan Hidup), Program khusus
kelas atau di luar jam pembelajaran PAI. Metode (disesuaikan dengan kelainan dan kebutuhan siswa),
pemberian tugas dilakukan oleh siswa dengan dan pengembangan diri. Secara keseluruhan alokasi
tujuan tertentu. Khusus anak berkebutuhan khusus waktu 36 jam dengan ekuivalen 2 jam pelajaran
pemberian tugas dilakukan di dalam kelas dan masing-masing mata pelajaran. Berdasarkan
luar jam pembelajaran atau menjadi pekerjaan struktur kurikulum SMPLB Negeri Balikpapan
rumah (PR). Pemberian tugas bagi siswa akan tersebut terimplementasi melalui pendekatan
tumbuh kreativitas dan kebiasaan untuk melakukan tematik. Pembelajaran tematik merupakan pem-
serangkaian latihan dan kegiatan belajar di luar belajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
pembelajaran di samping memperoleh serangkaian mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
pengetahuan atau ketrampilan. memberikan pengalaman belajar yang bermakna
Karya wisata, metode karya wisata kepada siswa berkebutuhan khusus.
merupakan metode dengan cara membawa siswa Pembelajaran agama Islam yang diterapkan
langsung ke lokasi/objek sasaran di luar kelas pada peserta didik SMPLBN khususnya pada anak
dengan cara membawa siswa langsung atau di berkebutuhan khusus tuna rungu (B), dan tuna
lingkungan tertentu. Meskipun metode karya grhahita (C dan C1), tuna grhahita dan autis)
wisata merupakan program sekolah, metode karya merupakan materi pelajaran berdasarkan SK dan
wisata ini bertujuan menambah wawasan dan KD yang sudah di tetapkan yakni kurikulum KTSP
pengalaman siswa terhadap dunia luar terutama berdasarkan BNSP. Lebih lanjut implementasi
bagi anak berkebutuhan khusus. Lokasi yang pernah pembelajaran meski pada kenyataannya disesuaikan
dikunjungi oleh siswa SLB Negeri Balikpapan dengan standar dan kemampuan peserta didik.
diantaranya pabrik pembuatan tahu, kantor koran Menurut Lismiati, S.Pd (guru PAI), pembelajaran
Balikpapan Pos, karnaval-karnaval budaya, dan agama pada kenyataannya diajarkan berdasarkan
lain-lain. Dalam karya wisata menjadi media yang standar yang sudah direncanakan namun pada
sangat efektif dalam mengembangkan wawasan implementasinya terkadang tidak terimplementasi
anak berkebutuhan khusus. sesuai dengan harapan.Menghadapi anak yang

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMPLB Negeri Balikpapan - Rosdiana | 215


memiliki ke-butuhan khusus jauh berbeda dengan sehingga untuk mengembangkan potensi yang
peserta didik normal pada umumnya. Pembelajaran dimilikinya diperlukan pelayanan khusus. Dalam
yang diberikan terkadang lambat dipahami oleh pembelajaran PAI, guru berusaha membimbing
siswa terutama peserta didik tuna grahita berat dan mereka sesuai dengan kemampuan yang mereka
autis. miliki agar mereka dapat mengembangkan
potensinya secara maksimal. Dan bagi siswa
Perencanaan Pembelajaran PAI berkebutuhan khusus seperti autis yang memiliki
Kegiatan pembelajaran merupakan tahapan kelainan yang sulit, diperlukan strategi khusus dalam
setelah seperangkat persiapan telah dilakukan dan pembelajaran PAI, dengan ciri yang melekat pada
direncanakan. Dalam pelaksanaan ini guru dituntut siswa autis misalnya menghindari kontak mata, sulit
untuk menyesuaikan pembelajaran yang akan berkata kata, asyik bermain sendiri, aktif bergerak,
dilakukan. Hal ini yang menjadi pertimbangan emosi tidak stabil, dan lain-lain. Kondisi ini
karena anak yang dihadapi adalah anak yang menyulitkan siswa untuk melakukan pembelajaran.
berbeda yakni anak yang berkebutuhan khusus. Dengan kondisi demikian pembelajaran yang
Keragaman kebutuhan khusus siswa yang dimiliki, diberikan dominan hanya melalui pembiasaan.
baik pada siswa tuna grahita, tuna rungu, tuna
daksa, dan autis sangat bervariasi, diantaranya: Pengelolaan Kelas
Tuna grahita (C dan C1), siswa tuna grahita Untuk pembelajaran pendidikan pengelolaan
SMPLB Negeri Balikpapan merupakan siswa paling kelas dilakukan sebagaimana pengelolaan kelas
dominan, sangat bervariasi di antaranya tuna pada sekolah umum, untuk pembelajaran dilakukan
grahita ringan, sedang, dan berat. Kemampuan dan antara guru dan murid diatur secara tatap muka
kompetensi guru dituntut memiliki keahlian dalam dengan menggunakan jadwal pertemuan dan
menghadapi anak tuna grahita dengan berbagai alokasi waktu sesuai dengan jam pelajaran.
tingkatan. Tingkatan tuna grahita ini, dalam proses Pengelolaan kelas pada masing–masing kelas berisi
pembelajaran tetap berdasarkan dengan rencana antara lima sampai sepuluh siswa atau tergolong
yang telah disusun, meskipun implementasi kelas kecil dan kegiatan pembelajaran dilaksanakan
pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan pada pagi hari jam 08.00 sampai 12.00. jumlah jam
yang dimiliki siswa tuna grahita. Pembelajaran PAI pelajaran pada satu kali tatap muka antara dua
diberikan kepada siswa tuna grahita SMPLB dengan sampai tiga jam pelajaran. satu jam pelajaran untuk
memperhatikan: materi PAI yang dianggap sulit pembelajaran Pendidikan Agama Islam 40 menit.
disederhanakan, materi PAI menghindari materi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran
yang bersifat abstrak, pemberian materi bertahap PAI pada SMPLB Negeri Balikpapan adalah 70 %.
dan berulang (sering lupa), serta materi PAI Untuk jumlah tatap muka bagi masing-masing
disesuaikan dengan kemampuan siswa. guru di SLB Negeri Balikpapan untuk semua mata
Tunarungu, pembelajaran PAI bagi siswa pelajaran antara 24 sampai 32 jam, khusus mata
tunarungu sangat perlu memperhatikan pendekatan pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah 30
yang digunakan mengingat siswa tunarungu jam.
memiliki gangguan pendengaran. Penggunaan Pada proses pembelajaran PAI bagi siswa
pola total komunikasi (bahasa isyarat, bahasa jari, berkebutuhan khusus SMPLB Negeri Balikpapan
menggali kemampuan berbicara, dan tatap muka dalam satu kelas dengan variasi kemampuan
langsung) dalam pembelajaran digunakan oleh menerima pelajaran terkadang dilakukan dengan
guru PAI. Pada pembelajaran PAI di kelas siswa membagi papan tulis menjadi tiga bagian. Satu
tunarungu menggunakan pendekatan individual, bagian untuk siswa yang sudah mampu, satu bagian
kelompok, dan pembiasaan. Pada aspek alat bantu bagi siswa yang mampu, dan satu bagian bagi siswa
bagi siswa tunarungu juga sangat diperlukan yang kurang mampu dalam menangkap materi yang
sebagai upaya dalam memberi peluang lebih besar sama. Misalnya dalam materi menyebutkan urutan
bagi siswa tunarungu agar lebih cepat menangkap dalam tatacara shalat. Terkadang pada pembelajaran
materi pembelajaran PAI. yang dilakukan juga sering menggabungkan siswa
Tuna daksa dan autis merupakan siswa yang tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa, dan autis
mengalami hambatan pada fungsi gerak/fisiknya (berdasarkan disabilitas siswa yang ada).

216 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 19 Nomor 2 Desember 2013


Model Interaksi Pembelajaran PAI (wawancara, 18/4/2013) langkah-langkah kegiatan
Model interaksi dalam pembelajaran PAI pembelajaran PAI memuat unsur kegiatan
yang dominan dilakukan oleh guru di kelas pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
SMPLB Negeri Balikpapan adalah model yang Pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
berusaha memberikan kemudahan bagi siswa yang PAI di kelas dari observasi yang dilakukan pada
berkebutuhan khusus (tuna rungu , tuna grahita, kelas tuna grahita SMPLB kelas VIII dengan materi
dan tuna daksa) dalam menerima pelajaran yang standar kompetensi: mengartikan surah al Maun,
diberikan. Adapun pola yang digunakan dalam kompetensi dasar: mengartikan surah Al Ma’un.
interaksi belajar mengajar PAI pada SMPLB Negeri Materi ini merupakan materi pembelajaran SD kelas
Balikpapan pada sebagai berikut: V semester II.
Model interaksi satu arah. Model ini digunakan Pendahuluan, merupakan kegiatan awal
oleh guru-guru Pendidikan Agama Islam pada dalam pertemuan pembelajaran yang ditujukan
SMPLBN. Model ini memberikan ruang kepada untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan
guru untuk lebih aktif di depan siswa terutama perhatian peserta didik untuk berpartisipasi
dalam menyampaikan materi sampai selesai dibahas. aktif dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan
Pada model ini siswa hanya mendengarkan materi pendahuluan interaksi yang dilakukan oleh guru
dibahas dan dijelaskan oleh guru PAI bersangkutan. beserta siswa. Mengawali pembelajaran PAI seluruh
Model interaksi dua arah. Model komunikasi siswa melakukan doa bersama. Isi doa pembuka
dua arah oleh guru Pendidikan Agama Islam, yakni adalah “Ya Allah, Ya Tuhan ku terima kasih atas
model komunikasi yang lebih fleksibel karena karunia-Mu yang telah Kau berikan kepadaku,
ada keterlibatan antara guru dan siswa.Model ini dan berilah kami kemudahan dalam menuntut
bertujuan melibatkan siswa dalam proses kegiatan ilmu, Amin. Kemudian dilanjutkan dengan
belajar mengajar. Dalam model komunikasi dua mengucapkan salam dan membaca surah-surah
arah ini guru sering kali mencoba agar anak pendek seperti: surah al-Fatihah, al Ikhlas, dan
berkebutuhan khusus baik tunarungu, tuna grahita, al Kautsar (tergantung surah-surah yang pernah
dan tunadaksa, memberikan umpan balik terhadap dipelajari pada kelas bersangkutan); guru mengecek
materi yang disajikan oleh guru PAI. Meski pada keadaan siswa (kehadiran); guru memberi tahu
kenyataannya apa yang dikomunikasikan (materi) materi (kompetensi dasar dan standar kompetensi);
belum semuanya dipahami oleh siswa (tergantung guru memancing siswa dengan bertanya siapa yang
tingkat dan kemampuan siswa berkebutuhan khusus sudah hafal surah Al Maun?, dan mengajak siswa
memahami materi yang dipelajari). tadarus bersama; guru menempelkan alat peraga
Model interaksi melingkar. Model ini biasanya berupa tulisan surah Al Maun (huruf Arab dan
diberikan kepada siswa berkebutuhan khusus pada tulisan bahasa Indonesia) di papan tulis. (masih ada
saat setelah penyajian materi. Model ini cukup efektif siswa yang sulit membaca huruf hijaiyah).
dengan melibatkan siswa dengan cara memberikan Kegiatan inti, merupakan proses
kesempatan siswa secara bergiliran satu persatu pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
baik yang bersifat menjawab pertanyaan guru, pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
maupun yang bersifat praktik (baik membaca atau menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
naik kedepan kelas untuk menghafal secara bergilir didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
atau dibangku masing-masing). Model ini cukup ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
menarik dengan melibatkan siswa berkebutuhan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
khusus yang secara tidak langsung memberikan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
peluang kepada guru untuk memberikan bimbingan Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan
langsung kepada siswa jika dalam memberi jawaban sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan
atau bacaan serta praktik yang diberikan terdapat konfirmasi, di antaranya: guru menjelaskan materi;
kesalahan dan siswa dapat langsung memperbaiki guru menyampaikan materi dengan bahasa yang
kesalahan yang dilakukan. digunakan adalah nasional (Indonesia); selanjutnya
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar guru melibatkan partisipasi siswa yaitu dengan cara
dalam kegiatan pembelajaran PAI tercantum melibatkan siswa untuk membaca bersama dan
langkah-langkah kegiatan dalam setiap pertemuan. kemudian membaca secara berkelompok (siswa
Menurut Lismiati, Suyitno, dan Norberta Nuar, mengulang-ulang bacaan surah Al Maun); langkah

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMPLB Negeri Balikpapan - Rosdiana | 217


selanjutnya guru melakukan tahap individual, yaitu motivasi guru, melakukan kerjasama dengan
murid satu persatu siswa membaca didepan kelas, berbagai pihak dalam upaya mengembangkan
dengan menunjuk nama siswa dengan suasana sekolah.
keakraban. Ada siswa yang membaca dengan lancar, Keberadaan guru PAI bagi siswa berkebutuhan
ada siswa yang merespon dengan naik kedepan kelas khusus di samping profesional yang dimiliki guru,
sambil mengikuti tuntunan guru mengenai bacaan, ketika dalam pembelajaran mencerminkan guru
ada yang hanya membaca dengan komat kamit, yang demokratis (memberi kebebasan kepada siswa
akan tetapi ada juga yang duduk dan sembunyi dengan batasan-batasan tertentu), sabar dalam
di bawah meja ketika tiba gilirannya. Guru juga menghadapi siswa berkebutuhan khusus dengan
menuntun siswa dalam melafazkan surah Al Ma’un berbagai karakter, adil dengan tidak membeda-
dengan benar. Materi bacaan surah-surah pendek bedakan siswa, suka humour terhadap siswa,
juga diberikan pada kegiatan pesantren ramadhan. menguasai bahan pelajaran, dan menaruh perhatian
Kegiatan Penutup, merupakan kegiatan yang lebih kepada minat siswa berkebutuhan khusus.
dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran Jumlah siswa yang banyak, merupakan faktor
yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman pendukung dalam proses pembelajaran. Dalam
atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan beberapa tahun terakhir SMPLB Negeri Balikpapan
balik, dan tindak lanjut, di antaranya tahap ini khususnya sangat kewalahan dalam menghadapi
merupakan langkah setelah kegiatan pembelajaran jumlah siswa yang berminat untuk belajar di
selesai, yaitu guru menyimpulkan materi dan SMPLB.
bersama sama siswa untuk melafalkan kembali Orang tua siswa, perhatian orang tua siswa
materi yang telah dipelajari. Guru motivasi siswa sangat mendukung terutama dalam kegiatan yang
untuk selalu membaca surah Al Maun ketika shalat. dilakukan sekolah, khusus pada kegiatan keagamaan
Menutup kegiatan yakni guru memberi motivasi yang sudah menjadi agenda sekolah. Perhatian dan
agar tetap rajin belajar serta membaca doa bersama. minat siswa dalam pembelajaran PAI sangat tinggi,
Doa penutup adalah: Ya Allah Ya Tuhan ku terima baik pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas
kasih atas karunia yang telah Kau berikan kepada maupun dalam kegiatan keagamaan yang sudah
ku, dan berilah kami keselamatan sampai di rumah. diprogramkan.
Amin. Kemudian dilanjutkan dengan salam. Terdapat pula penghambat pembelajaran
berupa kekurangan guru Pendidikan Agama Islam,
Evaluasi Pembelajaran PAI siswa di SLB Negeri Balikpapan sudah melebihi
Sistem Evaluasi kapasitas daya tampung, jika dibandingkan dengan
Evaluasi digunakan mengukur pengetahuan tenaga pendidik tidak sebanding antara output
dan pemahaman siswa setelah kegiatan interaksi dan input. Jika tidak dapat segera diatasi akan
belajar mengajar PAI, evaluasi yang dilakukan yakni menghambat hak anak berkebutuhan khusus untuk
pada tiga aspek, afektif, psikomotor, dan kognitif. memperoleh pendidikan.
pelaksanaan evaluasi pada anak berkebutuhan Penggunaan media pembelajaran dan
khusus siswa SMPLB pada siswa tuna rungu, tuna peralatan khusus bagi peserta didik yang memiliki
grahita, dan tuna daksa menggunakan sistem gangguan, (tuna rungu/B) adalah alat hearing aids
(disesuaikan dengan kebutuhan siswa), yakni: (alat bantu dengar), audiovisual, tape recorder,
evaluasi berbasis kelas (seperti pertanyaan lisan, gambar-gambar, alat-alat bina komunikasi persepsi
ulangan harian, tugas individu, dan semester) dan bunyi dan irama. Media pembelajaran dan peralatan
evaluasi berbasis sekolah. khusus bagi peserta didik tuna grahita (C dan C1)
misalnya: peralatan konsep dan simbol-simbol huruf
Pendukung dan Penghambat Pembelajaran hijaiyah, peralatan pengajaran bahasa, dan lain-lain.
Agama di SMPLB Negeri Balikpapan Media pembelajaran dan peralatan peserta didik
Proses pembelajaran PAI pada SMPLB Negeri tuna daksa misalnya peralatan alat bantu belajar.
Balikpapan selama ini berjalan berkat dukungan dan metode dan pendekatan dalam pembelajaran PAI
kinerja berbagai pihak di antaranya: kepemimpinan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan siswa
kepala sekolah yang mempunyai peranan penting berkebutuhan khusus, terutama siswa yang sulit
dalam mengembangkan budata sekolah, terutama dalam membaca materi PAI huruf hijaiyah.
budaya organisasi SLB, mendorong kinerja dan Sarana dan prasarana yang mendukung
pembelajaran agama misalnya media perangkat

218 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 19 Nomor 2 Desember 2013


ibadah, tempat praktek ibadah (tempat wudhu dan UCAPAN TERIMA KASIH
masjid).Sumber buku-buku agama seperti buku Tulisan ini hadir tidak terlepas dari bantuan
hadis, cerita agama (kisah-kisah nabi sahabat, dan berbagai pihak, ucapan terima kasih penulis haturkan
lain-lain) sebagai sumber referensi bagi guru dan kepada Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan
siswa. Agama yang telah menempatkan peneliti di Kota
PENUTUP Balikpapan , dan terkhusus Kepala SLB Negeri
Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap Balikpapan Bapak Mulyono yang telah memberi
pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada izin melakukan penelitian, Bapak dan ibu guru SLB
SMPLB Negeri Balikpapan, disimpulkan bahwa diantaranya: Bapak R. Trionggo, Ibu St. Rohani,
SMPLB Negeri Balikpapan dalam pelaksanaan Ibu Lismiyati, Bapak Suyitno, Ibu Nur Berta, dan
pembelajaran PAI menggunakan kurikulum kepada bapak dan ibu guru SLB Negeri Balikpapan,
KTSP. Pada implementasinya mengembangkan pengawas SLB, dan pihak-pihak yang tidak dapat
kurikulum yang menekankan penanaman karakter penulis sebutkan satu persatu, atas bantuannya dan
dengan pendekatan tematik. Serta melengkapi partisipasinya kepada peneliti dalam pengumpulan
kurikulum yang ada dengan materi pendidikan anti data lapangan. Dan kepada rekan-rekan peneliti
korupsi. Meski pada kenyataannya pelaksanaan yang telah memberikan sumbang saran, kritik dan
pembelajaran PAI disesuaikan dengan standar dan masukannya untuk melengkapi tulisan ini. Ucapan
kemampuan anak berkebutuhan khusus.Langkah yang sama penulis haturkan kepada tim redaksi Al-
pembelajaran PAI yang diterapkan dengan model Qalam yang telah menjadikan tulisan ini sebagai
pembelajaran interaksi satu arah, interaksi dua salah satu bagian tulisan dalam jurnal Al-Qalam
arah, dan model interaksi melingkar.Ketersediaan pada edisi ini.
media pembelajaran yang digunakan pada
pembelajaran PAI merupakan media elektronik
dan non elektronik.Pada tahap akhir pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
evaluasi tidak di sarankan bagi semua siswa kecuali
bagi siswa yang mampu mengikuti evaluasi tersebut Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan
dengan bentuk evaluasi PAI yakni evaluasi berbasis Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
kelas dan berbasis sekolah. Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi
Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran Proyek Pendidikan Tenaga Akademik dan
agama siswa SMPLB diantaranya kepemimpinan Rhineka Cipta.
kepala sekolah, profesionalitas guru PAI, Bogdan, Robert C. & Sari Knopp Biklen. 1982.
keberadaan siswa yang banyak, perhatian orang tua Qualitative research for education. Boston.
siswa, dan minat siswa dalam pembelajaran PAI Allyn and Bacon inc.
sangat tinggi, baik pembelajaran yang dilakukan Gate, Arthur T Jersild, TR. Mc Connell, and Robert
di kelas maupun dalam kegiatan keagamaan C. Challman. 1950. Education Psychology.
yang sudah diprogramkan. Faktor penghambat, New York: The Macmillan Company.
diantaranya kurangnya guru PAI, penggunaan Mulyono. 1994. Pendidikan Luar Biasa Umum.
media pembelajaran dan peralatan khusus bagi Pendidikan Jakarta: Ditjen p Tinggi
peserta didik yang memiliki gangguan pendengaran Depdiknas.
misalnya siswa tuna rungu, tuna grahita, dan Nuraeni. 1997. Intervensi Dini Bagi Anak
tuna daksa. Pendekatan dalam pembelajaran PAI Bermasalah. Jakarta: Rineka Cipta.
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan siswa Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Anti
berkebutuhan khusus, terutama siswa yang sulit Korupsi Di Satuan pendidikan, Kementerian
dalam membaca materi PAI huruf hijaiyah. Sarana Pendidikan Dan Kebudayaan didukung oleh
dan prasarana yang mendukung pembelajaran Komisi Pemberantasan Korupsi 2012.
agama misalnya media perangkat ibadah, tempat Profil SLB Negeri Balikpapan 2013.
praktek ibadah (tempat wudhu dan masjid). Dan Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna
sumber buku-buku agama seperti buku hadits, Pembelajaran. Bandung: Alfa.
cerita agama (kisah-kisah nabi sahabat, dan lain- Sopandi, Evi. 2009. ‘Jurnal Penelitian Pendidikan
lain) sebagai sumber referensi bagi guru dan siswa. dan Keagamaan’. Edukasi Volume. VII
Nomor. 4. Oktober-Desember.

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMPLB Negeri Balikpapan - Rosdiana | 219


Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. 2007.Basic Agama.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
of Qualitative Research Grounded Theory Yusuf, Munawir. 2005. Pendidikan Bagi Anak
Procedures and Techniques), terj. Dasar-dasar Problema Belajar. Jakarta: Depdiknas.
Penelitian Kualitatif, terj. Muhammad Sodiq Peraturan Menteri Agama RI Nomor 16 Tahun
dan Imam Muttaqien. Yogyakarta: Pustaka 2010 Tentang Pengelolaan Pendidikan Pada
Pelajar. Sekolah.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitati. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang
Bandung: Alfabeta. Sisdiknas
Thoha, Chalib (eds). 1994.Metodologi Pengajaran SK Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan
timur Nomor 90/K.827/IV/2006.

220 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 19 Nomor 2 Desember 2013

Anda mungkin juga menyukai