Anda di halaman 1dari 8

Daftar Isi

BAB 1 ..................................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. 2
1.2 Tujuan Praktikum.......................................................................................................................... 2
1.3 Tinjauan Pustaka ........................................................................................................................... 3
1.4 Metoda Pustaka ............................................................................................................................. 5
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 6
2.1 Hasil dan Pembahasan .................................................................................................................. 6
BAB 3 ..................................................................................................................................................... 8
PENUTUP .............................................................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................... 8
3.2 Saran ............................................................................................................................................. 8
Daftar Pustaka .......................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saya membuat tugas ini guna memenuhi tugas praktikum dari Mata Kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia dan untuk menambah pengetahuan juga wawasan mengenai Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) di sebuah perusahaan. Sering kita mendengar mengenai karyawan, dimana
karyawan adalah anggota darisebuah organisasi peruasaan/lembaga yang bekerja dalam mencapai
tujuan tertentu. Ada yang bekerja di lembaga kepemerintahan dan ada pula yang di lembaga
swasta. Dalam mencapai tujuannya perusahaan sangat di pengaruhi oleh yang namanya karyawan.
Dalam proses tersebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah satunya adalah Pemutusan
hubungan kerja di Indonesia sendiri Pemutusan hubungan kerja ini di atur dalam undang-undang
ketenaga kerjaan yaitu dalam UU RI No 13 Tahun 2003, dimana disini di jelaskan aturan - aturan
mengenai pemutusan hubungan kerja.

1.2 Tujuan Praktikum

 Untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah manajemen sumber daya manusia.
 Untuk mengetahui pengertian Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
 Untuk mengetahui fungsi dan tujuan dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
 Untuk mengetahui jenis-jenis Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
1.3 Tinjauan Pustaka

 Pengertian
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena
suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan
perusahaan/majikan. Hal ini dapat terjadi karena pengunduran diri, pemberhentian oleh
perusahaan atau habis kontrak. Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa Pemutusan
Hubungan kerja (PHK) yang juga dapat disebut dengan pemberhentian, separation atau
pemisahan memiliki pengertian sebagai sebuah pengakhiran hubungan kerja dengan alasan
tertentu yang mengakibatkan berakhir hak dan kewajiban pekerja dan perusahaan.

 Fungsi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)


Fungsi Pemutusan Hubungan Kerja adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi biaya tenaga kerja
2. Menggantikan kinerja yang buruk
3. Meningkatkan inovasi
4. Kesempatan untuk perbedaan yang lebih besar. Meningkatkan kesempatan untuk
mempekerjakan karyawan dari latar belakang yang berbeda-beda dan
mendistribusikan ulang komposisi budaya dan jenis kelamin tenaga kerja.

 Tujuan adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)


Tujuan Pemutusan Hubungan Kerja memiliki kaitan yang erat dengan alasan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), namun tujuan lebih menitikberatkan pada jalannya
perusahaan (pihak pengusaha). Maka tujuan PHK diantaranya:
1. Perusahaan/ pengusaha bertanggung jawab terhadap jalannya perusahaan dengan
baik dan efektif salah satunya dengan PHK.
2. Pengurangan buruh dapat diakibatkan karena faktor dari luar seperti kesulitan
penjualan dan mendapatkan kredit, tidak adanya pesanan, tidak adanya bahan baku
produktif, menurunnya permintaan, kekurangan bahan bakar atau listrik,
kebijaksanaan pemerintah dan meningkatnya persaingan.
 Jenis-Jenis Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Pemutusan Hubungan Kerja terdapat 3 jenis, yaitu dari sisi pekerja/pegawai, sisi
perusahaan dan yang terakhir adalah yang disebabkan oleh perihal diluar kendali manusia.
Yang berasal dari sisi pegawai diantaranya adalah dikarenakan:
1. Kesalahan Berat
Kesalahan yang bersifat fatal atau berat bisa mengakhiri kerja seorang pegawai
disebuah perusahaan.
2. Ditahan Pihak Berwajib Karena Melakukan Tindak Pidana
Pemutusan Hubungan Kerja juga berlaku jika pegawai melakukan sebuah tindakan
yang melanggar hukum yang berlaku, yang menyebabkan dirinya dipidana.
3. Melakukan Pelanggaran dalam Perjanjian Kerja
Pelanggaran dalam perjanjian yang dilakukan pekerja baik secara tidak sengaja
ataupun sengaja akan mengakibatkan pekerja tersebut kehilangan pekerjaan.
4. Mangkir
Kehadiran pegawai dalam perusahaan sangat diperhitungkan, karena sesuai dengan
Undang-Undang Ketenagakerjaan, jika pegawai tidak masuk kerja 5 hari berturut-
turut tanpa ada kabar (mangkir) dianggap sebagai mengundurkan diri. Atasan wajib
memanggil secara formal (tertulis) paling banyak 2 kali sejak pegawai tersebut
mangkir.
5. Mengundurkan Diri (Resign)
Pengunduran diri adalah tindakan formal untuk menyerah atau berhenti dari jabatan
atau jabatan seseorang. Banyak alasan yang mendasari pegawai untuk melakukan
pengunduran diri atau yang kerap dikenal sebagai resign, mulai dari alasan
profesional hingga personal.
6. Pensiun
Pensiun adalah seseorang yang sudah tidak bekerja lagi karena usianya sudah lanjut
dan harus diberhentikan, ataupun atas permintaan sendiri.
7. Meninggal Dunia
Pemutusan Hubungan Kerja pun terjadi ketika pekerja/pegawai dari sebuah
perusahaan meninggal dunia.

Selanjutnya ada juga Pemutusan Hubungan Kerja yang berasal dari sisi perusahaan,
diantaranya:
1. Perubahan Status atau Penggabungan Perusahaan
Apabila perusahaan mengalami perubahan status, penggabungan, peleburan,
ataupun perubahan kepemilikan, maka perusahaan dapat melakukan pemutusan
hubungan kerja (PHK) kepada pegawai.
2. Perusahaan Melakukan Efisiensi
Efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu kerja dengan hasil yang
dicapai oleh kerja itu. Hal ini bisa menjadi alasan Pemutusan Hubungan Kerja.
3. Perusahaan Pailit/Bangkrut
Jika perusahaan mengalami kebangkrutan atau Pailit, diharuskan adanya
pemberhentian kerja bagi beberapa atau semua karyawan.

Lalu Pemutusan Hubungan Kerja yang disebabkan oleh perihal luar kendali
Manusia diantaranya:
1. Force Majeure (Keadaan Memaksa)
Force Majeure adalah suatu kejadian yang terjadi di luar kemampuan manusia dan
tidak dapat dihindarkan sehingga suatu kegiatan tidak dapat dilaksanakan atau tidak
dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

1.4 Metoda Pustaka


Dalam pengerjakan tugas praktikum tentang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini saya
menggunakan metode pustaka. Di mana saya mengambil materi dari internet.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Hasil dan Pembahasan


Perusahaan yang saya bahas adalah PT. Wijaya Karya. PT Wijaya Karya merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi. Perusahaan ini didirikan tanggal 29 Maret 1961
dengan nama Perusahaan Negara/PN "Widjaja Karja" dan mulai beroperasi secara komersial pada
tahun 1961. Kantor pusat WIKA beralamat di Jl. D.I Panjaitan Kav.9, Jakarta Timur 13340 dengan
lokasi kegiatan utama di seluruh Indonesia dan luar negeri.

a. Pemutusan Hubungan Kerja di PT. Wijaya Karya


Dalam kaitannya dengan Pemutusan Hubungan Kerja, PT. Wijaya Karya
memberikan uang pesangon bagi karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja
(PHK), PT. Wijaya Karya pun memberikan kuesioner kepada para pekerjanya terkait
pemberian uang pesangon jika ada pekerja yang akan di PHK

Tabel 4.25 diatas menunjukkan sebagian besar karyawan yaitu sebanyak 60,2 % responden
menyatakan setuju atas pernyataan perusahaan memberikan uang pesangon bagi karyawan
yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Artinya sebagian karyawan mengetahui
ketika ada karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja akan diberikan uang
pesangon oleh perusahaan. Karyawan yang diberikan pesangon adalah karyawan yang
terpaksa harus diberhentikan dari pekerjaannya oleh perusahaan karena alasan tertentu.
Contoh penghitungan uang pesangon, ketika masa kerja kurang dari satu tahun, maka
diberi uang pesangon sebesar satu bulan upah. PHK pada perusahaan ini sudah sesuai
undang-undang dan prosedur yang berlaku.
b. Pemutusan Hubungan Kerja yang dilaksanakan oleh PT. Wijaya Karya
PT. Wijaya Karya melaksanalan PHK kepada para pekerjanya dengan berbagai
alasan, baik itu dilihat dari sisi pekerja (pelanggaran) maupun perusahaan sendiri
(efisiensi). Seperti misalnya pekerja yang melanggar aturan perusahaan, sudah diingati
tetapi pekerja tersebut tetap melanggar. Dalam hal seperti itu PT. Wijaya Karya bisa
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja bagi para pekerja-pekerja nakal yang tidak mau
mematuhi peraturan perusahaan. PT. Wijaya Karya juga terkadang melakukan PHK
dengan alasan efisiensi dari perusahaan, dan terkait kontrak pekerja yang telah selesai
dengan perusahaan. Hal tersebut tentunya baik bagi perusahaan, karena Perusahaan disini
mengatur efisiensi terbaik bagi keberlangsungan aktivitasnya. Tetapi di sisi lain hal itu pun
buruk bagi para pekerja yang tidak menerima bahwa dirinya harus di PHK. Walaupun
begitu, para pekerja yang di PHK diberikan uang pesangon oleh perusahaan.

Sebelum dilakukannya PHK terhadap karyawan, pimpinan dari PT. Wijaya Karya
pasti melakukan musyawarah terlebih dahulu. PHK tidak bisa dilakukan sembarangan,
banyak hal yang harus dipertimbangkan. Bahkan sebelum pemberhentian hubungan kerja
pun perusahaan harus berusaha terlebih dahulu untuk meningkatkan efisiensi dengan:
1. Mengurangi shift kerja
2. Menghapuskan kerja lembur
3. Mengurangi jam kerja
4. Mempercepat pension
5. Meliburkan atau merumahkan karyawan secara bergilir untuk sementara
Jadi pekerja tidak langsung diberhentikan. Berbeda dengan pekerja yang di PHK karena
pelanggaran, maka tidak perlu dilakukan efisiensi karena sudah ada surat peringatan
selama 3 kali sebelumnya.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Pemutusan
Hubungan kerja (PHK) memiliki pengertian sebagai sebuah pengakhiran hubungan kerja dengan
alasan tertentu yang mengakibatkan berakhir hak dan kewajiban pekerja dan perusahaan.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan dalam makalah ini, hendaknya dalam pemutusan
hubungan kerja harus sesuai dengan undang undang yang berlaku agar tidak ada perselisihan dan
tidak ada pihak yang merasa di rugikan.

Anda mungkin juga menyukai