Anda di halaman 1dari 27

KOTA PEKANBARU

KABUPATEN ROKAN HULU

PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI USIA 0 – 6 BULAN

Makalah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk


Kenaikan pangkat dari Golongan III b ke III c
Jabatan Fungsional Nutrisionis

Oleh :

ESIL HERIYANI
NIP : 19860926 200903 2 002

PUSKESMAS PAGARAN TAPAH DARUSSALAM


DINAS KESEHATAN ROKAN HULU
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT peneliti ucapkan terima kasih atas rahmat

dan karunia nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan

judul, Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi Usia 0 – 6 Bulan. Makalah ini di

buat sebagai salah satu persyaratan untuk Kenaikan pangkat dari Golongan III b

ke III c Jabatan Fungsional Nutrisionis di Puskesmas Pagaran Tapah Darussalam

Dinas Kesehatan Rokan Hulu.

Semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat untuk kita semua

hendaknya.

Rokan Hulu, Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...........................................................................5
1.3 Tujuan penulisan.............................................................................5
..........................................................................................................................
1.4 Manfaat penulisan...........................................................................5
..........................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Air Susu Ibu...................................................................................6
2.2. Pemberian ASI Ekslusif.................................................................14

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1. Kesimpulan....................................................................................20
3.2. Saran..............................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air susu ibu (ASI) ialah nurisi yang paling baik untuk bayi, karena

makanan alami yang sempurna, dapat dicerna dengan mudah oleh bayi, dan

didalamnya zat gizi yang berkaitan dengan tumbuh kembang bayi, kekebalan

dan pencegahan berbagai penyakit dan kecerdasan bayi, karena itu Secara

langsung dapat menjamin keamanan bayi, membersihkan dan memberi bayi

terhindar dari penyakit sistem pencernaan, seperti diare, muntah, dll

(Setiawan, 2017).

Pelayanan kesehatan bayi ditujukan kepada bayi yang berusia antara 29

hari sampai 11 bulan, yang dapat mengukur keberhasilan peningkatan

pelayanan kesehatan bayi. caranya dengan memberikan pelayanan kesehatan

kepada dokter, bidan dan perawat di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu

berdasarkan tenaga kesehatan dengan kemampuan klinis tertentu, pelayanan

ini salah satunya adalah tentang penyuluhan ASI Eksklusif (Kemenkes,

2018).

Menurut survey yang telah dilakukan oleh World Health Organization

(WHO) 2016 menungkapkan hanya sekitar 35% bayi dengan umur 0-6 bulan

di dunia yang diberi ASI Ekslusif sedangkan pada tahun 2019 pemberian

ASI eksklusif di dunia berkisar 38%. Sehingga dapat disimpulkan dari kedua

survey tersebut pemberian asi Ekslusif masih rendah (WHO, 2019).

1
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun

2017 presentase bayi yang mendapat ASI eksklusif yaitu 46,74%. (4)

Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 presentase bayi yang

mendapatkan ASI eksklusif mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya

yaitu 74,5% (5)dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2019 presentase

bayi yang mendapatkan ASI eksklusif yaitu 67,74%. Namun capaian ini

belum mencapai target yang sudah diatur (Kemenkes RI, 2019).

Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Riau pada tahun 2018 cakupan bayi

yang diberi ASI Ekslusif pada tahun 2017 usia 6 bulan 32% dan cakupan

yang diberi ASi Ekslusif pada tahun 2018 usia 6 bulan 35%. Berdasarkan

data Kemenkes 2019 Cakupan ASI ekslusif di Provinsi Riau mengalami

peningkatan yaitu 73,44% tetapi masih dibwah standar yang ditetapkan

(Dinkes Riau, 2019).

Dampak yang dapat ditimbulkan akibat bayi tidak mendapatkan ASI

Ekslusif yaitu terganggunya perkembangan bayi di masa yang akan datang.

Penelitian Elno (2016) menyatakan bahwa beberapa bayi tidak memperoleh

ASI eksklusif mengalami keterlambatan tumbuh kembang secara kognifit

karena fungsi otak bekerja lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang

diberi ASI Eksklusif. Dampak lainnya yang dapat ditimbulkan karena tidak

memberikan ASI Eksklusif yaitu salah satunya terjadinya stunting

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susilawati (2019) tentang

hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting didapatkan

sebagian besar responden yang mengalami stunting memiliki riwayat tidak

2
mendapatkan ASI Ekslusif, hasil penelitian menunjukkan ada hubungan

antara riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting. Bayi yang

tidak mendapatkan ASI eksklusif akan mengalami masalah gizi, karena dalam

6 bulan pertama ASI merupakan nutrisi terbaik untuk bayi, jika bayi tidak

mendapatkan nutrisi tersebut dengan baik maka untuk selanjutnya akan

memicu terjadinya gangguan pertumbuhan salah satunya memicu stunting.

Namun sampai sekarang masih banyak ibu yang tidak memberikan ASI

Ekslusif kepada bayi sampai usia 6 bulan. Berbagai faktor yang

mempengaruhi pemberian ASI pada bayi. Diantaranya adalah tingkat

pendidikan ibu. Pendidikan ialah taraf pendidikan formal yang pernah dialami

seseorang dan berijazah. Rendahnya tingkat pendidikan ibu menyebabkan

berbagai keterbatasan dalam menangani masalah. Tingkat pendidikan ialah

sebagai tolak ukur bagi masyarakat dalam aspek sosial dan ekonomi (Roesli,

2012).

Selain itu alasan ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayi yaitu

kurangnya dukungan yang didapatkan ibu dari keluarga. Peran keluarga

menjadi yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan pemberian ASI

eksklusif. Hal tersebut didukung oleh Endang P (2016) tentang faktor yang

berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi didapatkan hasil

bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan

pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 – 6 bulan dengan nilai p value

0,003.

3
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nilda (2016) tentang

faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Ekslusif pada bayi di

Wilayah Kerja Puskesmas Bagan Siapi – Api didapatkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara akses sumber informasi tentang ASI ekslusif

dengan pemberian ASI Ekslusif pada bayi sampai usia 6 bulan dengan nilai p

value 0,001.

Berdasarkan hasil penelitian Oktova (2017) diperoleh bahwa

responden yang memiliki pengetahuan kurang yaitu 72 orang (78,3%),

responden yang memiliki pendidikan rendah yaitu 83 orang (90,2%),

responden yang mendapatkan informasi dari non- petugas kesehatan yaitu 65

orang (70,7%) dan responden yang memberikan susu formula kepada bayi 0-

6 bulan yaitu 64 orang (69,6%).

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

dan membahasnya dalam sebuah makalah dengan judul “Pemberian ASI

Ekslusif Pada Bayi Usia 0 – 6 Bulan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi

Usia 0 – 6?.

4
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui

Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi Usia 0 – 6.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Dinas Kesehatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi Dinas

Kesehatan tentang apa saja faktor yang berhubungan dengan pemberian

ASI Ekslusif pada bayi. Sehingga diharapkan dinas kesehatan dapat

melakukan upaya untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif dengan

memberikan berbagai penyuluhan dilapangan sehingga target

pemberian ASI eksklusif dapat tercapai.

1.4.2 Bagi Puskesmas

Dapat menjadi acuan bagi puskesmas untuk lebih mengetahui apa

saja faktor yang mempengaruhi ibu untuk memberikan ASI Ekslusif

kepada bayinya serta mendapatkan strategi yang tepat dalam

pencapaian pemberian ASI Ekslusif.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Susu Ibu

1. Pengertian

Air Susu Ibu (ASI) adalah elmusi lemak dalam larutan protein,

laktosa dan garam-garam organik yang kemudian akan

disekresikan oleh kelenjer mammae, dan berfungsi untuk makanan

bayi. ASI merupakan cairan yang diciptakan oleh Tuhan yang

Maha Esa untuk mewujudkan pemenuhan kebutuhan gizi bayi serta

sebagai perlindungan bagi bayi dari resiko penyakit.Unsur gizi

dalam ASI memiliki tingkatan yang terbaik untuk tubuh bayi yang

masih (Maryunani, 2012).

2. Fisiologi Laktasi

Laktasi / menyusui memiliki dua definisi, yaitu produksi dan

pengeluaran ASI. Payudara terbentuk ketika embrio berumur 18-19

minggu serta selesai pada saat pertama kali menstruasi lalu

menghasilkan ekstrogen dan progesteron serta berakhir pada saat

pertama kali menstruasi, dengan menghasilkan hormon ekstrogen

dan progesteron sebagai maturasi alveoli. Hormon yang berfungsi

memproduksi ASI ialah prolaktin dan yang lainnya seperti tiroksin

,insulin (Juliastuti, 2017).

Pada masa kehamilan, ASI tidak keluar karena memiliki kadar

`ekstrogen yang tinggi. Sekresi ASI dimulai pada hari kedua atau

ketiga pasca persalinan karena kadar progesteron menurun

6
sehingga proloaktin mulai aktif. Menyusui dini dapat merangsang

putting susu sehingga terbentuknya proalaktin oleh hipofisis, yang

dapat melancarkan pengeluaran ASI (Juliastuti, 2017).

Berdasarkan Ramaiah (2016) ASI dibentuk dalam 4 tahapan,

yaitu:

1) Mammogenesis (Persiapan Payudara)

Pada masa kehamilan ASI yang berada didalam

payudara berkembang dengan cepat Hal tersebut

terjadi karena bercampuranya dari hormon ekstrogen

dan progesterone dikeluarkan dari indung telur oleh

pituitary.

2) Laktogenesis (Sintesis dan Produksi dari Alveolus

dalam Payudara)

Pada masa kehamilan produsksi ASI mulai ada tetapi

ASI sebenarnya akan keluar 3 hari setelah masa

persalinan. Ini disebabkan karena pada masa kehamilan

hormon progesterone dan ekstrogen memberi dampak

payudara tidak responsive terhadap proaklatin.

3) Galaktogenesis (Pengeluaran ASI dari Puting)

Ada 2 cara pengeluaran ASI yang terkandung didalam

payudara yaitu aliran ASI dari alveolus ke saluran asi

dan pengisapan yang dilakukan oleh bayi. Banyaknya

7
ASI bergantung pada peningakatan proalaktin yang

dapat merangsang kelenjar penghasil ASI.

4) Galaktopoiesis (Pemeliharaan ASI)

Kecukupan dan kelangsungan pengeluaran ASI

bergantung pada hormon prolaktin. Penting bagi ibu

untuk memberikan ASI pada bayi selama 6 bulan

karena pengeluaran prolaktin melalui proses

pengisapan bayi.

3. Macam-macam ASI

Berdasarkan Maryunani (2012), ASI terdiri dari 3 stadium,

diantaranya : kolostrum, air susu transisi, dan air susu matur.

1) Kolostrum

Kolostrum ialah air susu yang keluar pertama kali sebelum

dan sesudah melahirkan disekresi oleh kelenjer mammae yang

memuat tissue debris dan residual meterial yang berada dalam

duktus dan alveoli dari kelenjer mammae.

Kolostrum ialah ASI yang dihasilkan pada saat hari 1-3

setelah bayi lahir, yang berbentuk cairan kental yang sedikit

kuning, kandungan terdiri dari sel- sel lemak epitel. Manfaat dari

kolustrum diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Membersihkan usus sehingga usus pencernaan mudah

menerima makanan.

8
b) Memuat gama globulin suatu jenis protein yang dapat

melindungi dari infeksi.

c) Terdapat zat antibody yang dapat melindungi tubuh bayi dari

beberapa penyakit infeksi dalam waktu sampai 6 bulan.

2) ASI Transisi

ASI transisi yaitu ASI matang yang keluar dari hari

keempat sampai kesepuluh yang mengandung kabohidrat dan

lemak dan volume ASI mulai banyak keluar sehingga terjadinya

perubahan warna pada ASI.

3) ASI mature

ASI mature disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, ASI

Mature bewarna putih kekuning-kuningan mengandung casineat,

karotin dan riboflaum.

Untuk lebih jelasnya kandungan ASI mature dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 2.1
Komposisi Kandungan ASI ekslusif
Kandungan Kolostrum Transisi ASI mature

Energi (Kg kla) 57,0 63,0 65,0

Laktosa (gr /100 ml) 6,5 6,7 7,0

Lemak (gr / 100 ml) 2,9 3,6 3,8

Protein (gr /100 ml) 1,195 0,965 1,324

Mineral (gr /100 ml) 0,3 0,3 0,2

Imunoglobulin :
Ig A (mg /100 ml) 335,6 - 119,6

9
Ig G (mg /100 ml) 5,9 - 2,9

Ig M (mg /100 ml) 17,1 - 2,9

Lisosim (mg /100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5

Laktoferin 420-520 - 250-270

(Sumber : Kristiyansari, 2012

4. Komposisi ASI

Kandungan ASI tidak memiliki tandingan, karena ASI

mengandung zat gizi secara khusus yang berguna untuk menunjang

proses perkembangan otak dan memperkuat daya tahan alami tubuh

bayi (Kristiyansari, 2012).

a) Lemak

Lemak dalam ASI merupakan lemak sederhana,sehingga

mudah melewati saluran pencemaran bayi, kadar senyawa lemak

yang tertingi pada ASI adalah berbentuk kolesterol yang berguna

untuk memaksimalkan metabolisme kolesterol dalam tubuh saat

usia dewasa.

b) Karbohidrat

Jenis karbohidrat yang paling penting didalam ASI berada

dalam bentuk laktosa. Laktosa yang berada pada saluran

pencernaan bayi laktosa akan diuraikan menjadi galaktosa dan

glukosa.

10
c) Protein

Protein dalam ASI terdiri dari asam amino yaitu

kasein,laktalbumin,dan lactoglobulin yang sekaligus berperan

sebagai antibody bagi bayi,keistimewaan ASI dibandingakan

dengan PASI adalah ASI mengandung asam amino Sistin, dan

Taurin.Sistin berperan dalam pertumbuhan fisik bayi dan Taurin

berfungsi dalam proses pertumbuhan otak.

d) Garam Mineral

PASI memiliki kandungan mineral yang tinggi dari ASI.

Hal ini untuk menyesuaikan fungsi ginjal bayi yang masih

terbatas. ASI mengandung Fe berntuk senyawa sederhana

sehingga usus halus dapat menyerap dengan baik..

Jenis mineral vital lainnya berkembang di dalam ASI,ialah

senyawa (seng) atau Zn, senyawa ini berguna bagi tubuh bayi

untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan karena

senyawa seng berperan sebagai katalisator(pemacu) pada proses –

proses metabolisme dalam tubuh juga berperan dalam membentuk

antibody di dalam tubuh bayi, meningkatkan imunitas / kekebalan

bayi terhadap berbagai penyakit tertentu.

e) Vitamin

ASI memiliki kandungan berbagai jenis vitamin,

diantarnya: vitamin A, karoten, vitamin D, vitamin E, vitamin K,

11
vitamin C (asam askorbat), kolin, biotin, inositol, asam nikotinat

(niasin),), riboflavin (vitamin B2), asam pantothenat, pridoksin

(vitamin B3), thiamin (vitamin B1) ,asam folat dan

sianokobalamin (vitamin B12).

f) Anti Bodi

Didalam ASI terdapat immunoglobulin, dan yang terutama

adalah VA yang berfungsi sebagai antiseptic intestinal paint yang

melindungi permukaan usus bayi terhadap invasi atau masuknya

mikroorganisme pathogen juga berfungsi sebagai antibodi yang

melindungi saluran pencernaan dan usus.

ASI berisi antibody – antibody yang mencegah terjadinya

gangguan pencernaan bayi (diare) oleh bakteri shigella. Anak yang

tidak mendapatkan ASI lebih berpeluang menderita diare oleh

invasi bakteri – bakteri pathogen,karena tidak memiliki kekebalan

tubuh yang mampu melawan bakteri – bakteri tersebut.

Imunitas (kekebalan) seluler yang terkandung di dalam

ASImemacu pertumbuhan mikroorganisme yang tumbuh di dalam

usus bayi, sehingga berkompetisi dengan bakteri – bakteri patogen

tertentu.

g) Lactobacillus bifidus

Lactobacillus birfidu ialah species bakteri yang terdapat

didalam usus bayi memiliki tingkat perkembangan yang cepat,

karena ASI berisi bifidus yang memiliki kandungan yang tinggi di

12
dalam kolostrum lactobacillus Bifidus yang menguraikan senyawa

laktosa berubah menjadi asam laktat serta asetat yang dapat

menghambat perkembangan mikroorganisme seperti Escherchia

coli pantogen, staphylococcus aureus, sshigella dan protozoa

tertentu.

h) Laktoferin

Laktoferin berfungsi untuk menunda aktivitas

mikroorganisme karena terikat dengan zat besi (Fe).

i) Sel – sel darah putih (leukosit)

Setiap millimeter ASI mengandung kurang lebih 4000

leukosit. Pada kolostrum,konsentrasinya bisa lebih tinggi lagi.

Di dalam ASI, leukosit dapat berada dalam bentuk makrofag,

limfosit ataupun netrofil. Makrofag melawan infeksi bakteri

ataupun zat asing-asing yang masuk kedalam usus bayi dengan

mekanisme fagositosi, yaitu dengan menyelubungi (memakan)

bakteri atau zat-zat asing tersebut kemudian melisiskan

(menghancurkan)nya dengan enzim-enzim tertentu. Sel-sel

darah putih juga berfungsi memproduksi antibodi hormonal.

j) Enzim

Air susu ibu mengandung enzim – enzim yang melancarkan

pencernaan bayi yang tidak berfungsi secara optimal. Enzim –

enzim yang terkandung didalam ASI juga berperan sebagai

anti bakteri, misalnya: Enzim katalase,lisozim dan enzim

13
peroksidase.Enzim lisosim bekerja secara bakteolitik

menghancurkan membrane sel bakteri enterobaker (patogen)

dan mempunyai efek antiviral cantivirus.Konsentrasi enzim

lisozim didalam ASI 300 kali lebih tinggi dibandingkan

antibody susu sapi. Enzim preoksidase berperan sebagai

antibody terhdap bakteri streptococcus.

k) Hormon

Didalam ASI terkandung berbagai jenis hormone yaitu:

1) Epedemal Growth Factor (EGF) bermanfaat dalam

peningkatan sel sel epitel yamg teregenerasi melalui

saluran pencernaan.

2) Adrenokortiko Hormone (ACTH) bermanfaat dalam

memproduksi hormon yang mengelola pencernaan

karbohidrat.

3) Thyroid Stimulating Hormone (TSH) bermanfaat dalam

mengelompokkan (pertumbuhan dengan penimbunan

mineral kalsium tulang).

4) Kortikostiroid, berfungsi untuk produksi

ASI,etitropoetin, berfungsi mengatur pembentukan sel

darah merah (eritrosit), kekurangan ini dapat

menyebabkan anemia berat).

14
2.2 ASI ekslusif

1. Pengertian ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi 0-6 bulan

tanpa memberikan makanan tambahan lainnya(17). ASI eksklusif yaitu

memberikan Air Susu Ibu kepada bayi dari lahirnya bayi hingga ia

berusia 6 bulan. Saat memberikan ASI eksklusif bayi tidak dianjurkan

untuk diberikan makanan tambahan lainnya misalnya, bubur, pisang

susu, biskuit bubur nasi tim, dll. Pada saat bayi diatas usia 6 bulan,

bayi membutuhkan makanan tambahan tetapi ASI tetap dilanjutkan

sampai ia berumur 2 tahun (Kristiyansari, 2012)

ASI eksklusif memiliki banyak manfaat diantaranya mampu

mengurangi penyakit menular, memberikan fisik yang hangat serta

dapat memperkuat imunitas tubuh, dan meningkatkan kesehatan

perempuan. Sehingga ASI Ekslusif adalah sumber nutrisi terbaik bagi

bayi (Kristiyansari, 2012).

ASI diberikan oleh ibu secara langsung pada bayinya yang

baru lahir. Berdasarkan hal ini nutrisi yang dibutuhkan bayi antara 0-6

bulan telah lengkap dari ASI. Menurut berbagai penelitian

menyatakan bahwa ASI adalah menu yang paling utama serta gizi

komplit pada bayi (Juliarti, 2011).

15
2. Langkah Memperoleh ASI Ekslusif

Berdasarkan WHO dan UNICEF adapun langkah untuk

memperoleh ASI Ekslusif, diantaranya:

1) Setelah kelahiran dilakukan menyusui selama 1 jam;

2) Menyusui dengan hanya memberikan ASI saja;

3) Menyusui bayi kapanpun ia meminta (on-demand);

4) Tidak dianjurkan memakai empeng ataupun botol susu;

5) Memompa ASI menggunakan tangan, ketika tidak bersama

dengan anak

6) Mengontrol emosi dan pikiran supaya tenang

c. Manfaat ASI Ekslusif

ASI eksklkusif mempunyai manfaat, yaitu (Krisyanti, 2012).

1) Bagi Bayi

a) Membantu awal kehidupannya dengan Baik

Setelah bayi lahir ASI diberikan guna mendapatkan berat badan yang

baik. Edukasi ASI Ekslusif kepada ibu- ibu sangat penting. Ibu yang

diberikan edukasi tentang ASI Ekslusif secara umum berat badan

bayinya lebih besar dibandingkan pada ibu yang tidak diberikan

edukasi sama sekali.

b) Menghasilkan Antibodi

16
Adapun proses pembentukan antibodi pada bayi yaitu berasal dari

limfosit antibody dipayudara ibu (mammae associated

immunocompetent lymphoid tissue) , ketika ibu terinfeksi akan

membentuk antibody, antibody pada ibu akan disalurkan melalu

jaringan limfosit yang ada di payudara ibu.

c) ASI Komposisi yang tepat

ASI memiliki semua zat yang dibutuhkan untuk bayi umur 0-6

bulan.

d) Meminimalisir terjadinya karies dentis

Bayi yang menggunakan susu formula lebih berisiko mengalami

karies dentis dari pada bayi yang mendapatkan ASI.

e) Menciptakan ikatan antara ibu dan bayi

Adanya sentuhan kulit ibu dan bayi yang menyebabkan pertumbuhan

sosial yang baik.

f) Terhindar Dari Alergi

Bayi yang diberikan susu formula dapat merangsang IgE pada bayi

sehingga mengakibatkan alergi, berbeda dengan ASI

g) Kecerdasan bayi dapat meningkat dengan ASI

Lemak yang dihasilkan dari ASI mengandung omega tiga yang

berfungsi untuk kematangan sel- sel otak. Bayi yang diberikan ASI

akan memiliki perkembangan otak yang optimal dan stimulus kejang

dan membuat anak menjadi cerdas dan tidak mengalami kerusakan

sel pada otak.

17
h) Memberikan pertumbuhan serta menstimulus pembentukan gigi

disebabkan gerakan mulut bayi pada saat menghisap payudara.

2) Bagi Ibu

a) Aspek dari menurunkan berat badan ibu

Ibu yang melakukan pemberian ASI teryata lebih mudah

dan lebih cepat dalam menurunkan berat badan seperti sebelum

hamil.

b) Aspek kontrasepsi

Akibat bayi yang menghisap putting susu merangsang saraf

sensorik dan menghasilkan prolaktin lalu menekan produksi

estrogen sehingga tidak ada ovulasi.

c) Aspek kesehatan Ibu

Pada saat bayi menghisap payudara akan menstimulus

oksitosin dapat mempengaruhi involusi uterus serta mencegah

pasca persalinan.

d) Aspek psikologis

Rasa bangga dan sangat dibutuhkan, merupakan hal yang

dirasakan ibu.

3) Bagi Keluarga

a) Aspek ekonomi

Dengan adanya ASI, biaya yang dikeluarkan untuk

membeli susu foemula dapat dipakai untuk kebutuhan lainnya.

18
b) Aspek psikologi

Keluarga mendapatkan lebih banyak Kebahagiaan

diakibatkan kelahiran yang jarang, sehingga mental ibu baik serta

mendekatkan ikatan antara bayi dengan keluarga.

c) Aspek kemudahan

Keluarga tidak kerepotan dalam menyediakan air masak,

dot, serta botol, karena dalam memberikan ASI dapat dilakukan

kapan saja dan dimana saja.

4) Bagi Negara

a) Angka kesakitan dan kematian bayi dapat menurun.

Perlindungan dan makanan yang berasal dari ASI yang dapat

mempertahankan status gizi bayi dengan baik sehingga angka

kesakitan dan kematian anak akan berkurang.

b) Mengurangi pengeluaran keuangan Negara.

Jika semua ibu memberikan ASI dapat mengurangi pengeluaran

negara sebesar RP.8,6 milyar yang biasanya digunakan untuk

membeli susu formula.

c) Generasi penerus yang berkualitas

Anak yang memperoleh ASI akan tumbuh kembang secara baik

sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.

19
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Masalah pemberian ASI Ekslusif masih tinggi. Pemberian ASI saja

kepada bayi sebaiknya diberikan sampai usia 6 bulan. Jika bayi tidak

mendapatkan ASI Ekslusif maka akan berdampak pada kesehatan bayi

dimasa yang akan datang. Dampak yang dapat ditimbulkan akibat bayi tidak

mendapatkan ASI Ekslusif yaitu terganggunya perkembangan bayi di masa

yang akan datang. Penelitian Elno (2016) menyatakan bahwa beberapa bayi

tidak memperoleh ASI eksklusif mengalami keterlambatan tumbuh kembang

secara kognifit karena fungsi otak bekerja lebih lambat dibandingkan dengan

bayi yang diberi ASI Eksklusif. Dampak lainnya yang dapat ditimbulkan

karena tidak memberikan ASI Eksklusif yaitu salah satunya terjadinya

stunting Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susilawati (2019)

tentang hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting

didapatkan sebagian besar responden yang mengalami stunting memiliki

riwayat tidak mendapatkan ASI Ekslusif, hasil penelitian menunjukkan ada

hubungan antara riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting.

Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif akan mengalami masalah gizi,

karena dalam 6 bulan pertama ASI merupakan nutrisi terbaik untuk bayi, jika

bayi tidak mendapatkan nutrisi tersebut dengan baik maka untuk selanjutnya

20
akan memicu terjadinya gangguan pertumbuhan salah satunya memicu

stunting.

3.2 Saran

Disarankan kepada petugas kesehatan Puskesmas Pagaran tapah

Darussalam untuk dapat meningkatkan upaya dalam pemberian ASI Ekslusif.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan penyuluhan

tentang ASI Eksklusif kepada ibu agar pengetahuan ibu meningkat serta

libatkan keluarga untuk memotivasi ibu dalam memberikan ASI Ekslusif.

21
DAFTAR PUSTAKA
1. Setiawan D. Manajemen Resiko. Jakarta: Bumi Aksara; 2009.
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Capaian Pemberian ASI
Ekslusif Pada Bayi Indonesia. Indonesia: Kementrian Kesehatan; 2015.
3. WHO. Capaian Pemberian ASI Ekslusif. World Health Organization; 2016.
4. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta; 2018.
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Nasional
Riskesdas [Internet]. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Jakarta; 2018. p. 198. Available from:
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/L
aporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf
6. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta; 2020.
7. Dinkes Provinsi Riau. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2018. Pekan
Baru: Dinas Kesehatan Provinsi Riau; 2019.
8. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta; 2019. 207 p.
9. Elno. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Ekslusif. J
Kesehat. 2016;(ISSN : 7128-6651).
10. Susilawati. Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dan Berat Badan Lahir
Dengan Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Kinali. Kabupaten
Pasaman. J Kebidanan. Nomor 1 Vo.
11. Roesli U. Inisiasi Menyusui Dini. Jakarts: Pustaka Bunda; 2012.
12. Insani. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Susu Formula Pada
Bayi Usia 0 – 6 Bulan di Desa Mangkuto Jawa TimurNo Title. J
Kebidanan. 2010;Nomor 3 Vo.
13. Endang. P. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif. J
Kebidanan. 2016;ISSN : 615.
14. P. Nilda. Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Ekslusif pada
Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Bagan Siapi- Api. J Kebidanan. 2016;

22
(ISSN : 7893-6712).
15. Oktova. Hubungan Ketertarikan Iklan Susu Formula Dengan Pemberian
ASI Ekkslusif Di Posyandu Desa Kemudo Prambanan Klaten. J Involusi
Kebidanan. 2017;Vol 1, No.
17. Maryunani. Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: Trans Info Media; 2012.
18. Juliastuti. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Ekslusif. J
Kebidanan. 2011;ISSN : 671.
19. Ramaiah. Pemberian ASI Sejak Dini. Jakarta: EGC; 2016.
20. Kristiyanasari. Asuhan Keperawatan Post Operasi pendekatan. Yogyakarta:
Nuha Medika; 2012.
21. Maryunanii. Inisiasi Menyusu Dini, Asi Eksklusif dan Manajemen Laktasi.
Jakarta TM, editor. Jakarta; 2015.
22. Frasser D & Cooper M. Pemberian ASI Untuk Perkembangan Anak.
Jakarta: Salemba Medika; 2012.
23. Juliarti. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada
Bayi Usia 0-6 Bulan Di Baki Sukoharjo. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan.
Universitas Muhamadiyah Surakarta; 2011.
24. Krisyanti. Pemberian ASI Pada Anak. Jakarta: EGC; 2012.
25. William dkk. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Susu Formula
Pada Bayi. J Kesehat. 2012;Volume 1.
26. Triwulandari. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Susu
Formula Pada Bayi Umur 0-6 Bulan Di Bps Agnes Way Kandis Bandar
Lampung. J Kebidanan. 2016;Vol 1, No.
27. S R. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif Tahun
2017. J Kebidanan. 2017;ISSN 6172.
28. Lindawati R. Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Dukungan Keluarga
dengan Pemberian ASI Eksklusif. Faletehan Heal J. 2019;6(1):30–6.

23
24

Anda mungkin juga menyukai