Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

UNDANG-UNDANG DASAR 1945 PASAL 32 Ayat 1

DI SUSUN OLEH :
FIRA INYARA( 21.24.1536)

AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA SURABAYA


TAHUN 2020 / 2021
KATA PENGATAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmatNya saya
menyelesaikan maklah ini tepat pada waktu. Dan makalah ini di buat untuk
memenuhi tugas mata kuliah “ PANCASILA “

Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan yang masih perlu di perbaiki, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari kesempurnaan makalah ini,
sehingga dapat bermanfaat.

Surabaya 4 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………..........

KATA PENGANTAR………………………………………………………..........

DAFTAR ISI………………………………………………………………............

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................

1.3 Tujuan………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian …………………………………………………………………….

2.2 Maksud dan tujuan……………………………………………………………

2.3 Pelestarian dan pengembangan……………………………………………….


1.1 Latar Belakang
Secara umum, kebudayaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu yang bersifat fisik
(tangible) dan non fisik (intangible). Kebudayaan yang bersifat fisik, artinya
berwujud benda kongkret yang dapat dipegang. Misalnya benteng, candi, mesjid,
gereja, pura, kelenteng, istana, rumah adat, alat pertanian dan lain-lain
Sedangkan kebudayaan yang bersifat non fisik, artinya tidak dapat dipegang atau
diraba, bisa juga bersifat abstrak atau hanya berada dalam alam pikiran manusia
saja. Misalnya tradisi, kepercayaan, kesenian, kebiasaan, atau pola pikir dan lain-
lain. Untuk memajukan dua jenis kebudayaan tersebut, diperlukan upaya-upaya
konkret yang melibatkan pemerintah dan masyarakat. Mengutip buku Kebijakan
Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan oleh , upaya tersebut di antaranya:
Pelestarian Pelestarian adalah upaya perlindungan dari kemusnahan atau kerusakan
warisan budaya yang bersifat non fisik (intangible culture), misalnya nilai-nilai
tradisi. Istilah ini dapat dimaksudkan sebagai upaya agar nilai-nilai luhur yang ada
dalam suatu tradisi dapat dipertahankan meskipun telah melalui proses
transformasi budaya.
Misalnya wayang, meskipun telah banyak berubah teknik penampilannya namun
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap relevan dengan kehidupan
masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pelestarian di sini bersifat dinamis (contuinity
in change) bukan statis, sehingga masıh dimungkinkan adanya ruang untuk
perubahan .

1.2 Rumusan Masalah

Apa itu UUD 1945 pasal 32 ayat 1 ?


Apa saja tujuan UUD 1945 pasal 32 ayat 1 di Indonesia ?

1.3 Tujuan
Untugatahui UUD1945 Pasal 32 ayat 1
Untuk mengatahui isi dari UUD tersebut
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Pasal 32 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 merupakan dasar hukum yang
membahas tentang pengembangan kebudayaan Indonesia secara umum. Adapun
bunyi pasalnya adalah sebagai berikut: Negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat
dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.Melalui amanat
tersebut, pasal ini mengajak pemerintah beserta masyarakat untuk berperan aktif
dalam menjalankan agenda pemajuan kebudayaan Indonesia di kancah
internasional. Sebab, kebudayaan bangsa merupakan dasar perwujudan karya dan
perilaku masyarakat Indonesia dalam kehidupan personal dan sosialnya.

2.2 Maksud dan tujuan


Maksud dan Implementasi Pasal 32 Ayat 1 UUD 1945
Sebagaimana disebutkan di awal, pasal 32 ayat 1 UUD 1945 secara umum
membahas tentang pengembangan kebudayaan indonesia. Mengutip buku strategi
pembinaan dan pengembangan kebudayaan indonesia oleh t
tim Ditjenbud, kebudayaan bangsa merupakan konsep baru yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dengan integritas
dan identitas tertentu. Maksud Pasal 32 Ayat 1 UUD 1945 dan Implementasinya
dalam Kehidupan Bernegara .

Secara umum, kebudayaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu yang bersifat fisik
(tangible) dan non fisik (intangible). Kebudayaan yang bersifat fisik, artinya
berwujud benda kongkret yang dapat dipegang. Misalnya benteng, candi, mesjid,
gereja, pura, kelenteng, istana, rumah adat, alat pertanian dan lain-lain.

Sedangkan kebudayaan yang bersifat non fisik, artinya tidak dapat dipegang atau
diraba, bisa juga bersifat abstrak atau hanya berada dalam alam pikiran manusisaja.
Misalnya tradisi, kepercayaan, kesenian, kebiasaan, atau pola pikir dan lain-lain.
2.3 Pelestarian dan Pengembangan

Untuk memajukan dua jenis kebudayaan tersebut, diperlukan upaya-upaya konkret


yang melibatkan pemerintah dan masyarakat. Mengutip buku Kebijakan
Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan oleh Ditjenbud, upaya tersebut di
antaranya:

1. Pelestarian

Pelestarian adalah upaya perlindungan dari kemusnahan atau kerusakan warisan


budaya yang bersifat non fisik (intangible culture), misalnya nilai-nilai tradisi.
Istilah ini dapat dimaksudkan sebagai upaya agar nilai-nilai luhur yang ada dalam
suatu tradisi dapat dipertahankan meskipun telah melalui proses transformasi
budaya.

Misalnya wayang, meskipun telah banyak berubah teknik penampilannya namun


nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap relevan dengan kehidupan
masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pelestarian di sini bersifat dinamis (contuinity
in change) bukan statis, sehingga masıh dimungkinkan adanya ruang untuk
perubahan

Sedangkan pelestarian untuk kebudayaan yang bersifat fisik (tangible) dapat


diwujudukan dengan upaya tertentu agar kebudayaan tidak berubah, tetap
sebagaimana semestinya, serta dipertahankan keberadaan dan keabadiaannya.
Contohnya ialah benda-benda peninggalan purbakala dan kerajaan hindu-budha.

2. Pengembangan

Pengembangan adalah upaya perluasan dan pendalaman perwujudan budaya, serta


peningkatan mutu dengan tetap mempertahankan potensinya. Pengembangan
dilakukan tanpa menghilangkan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Bisa digunakan untuk kepentingan pendidikan, agama, ekonomi, dan ilmu
pengetahuan

Mengutip buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

saat ini pemerintah telah berupaya memajukan kebudayaan Indoensia di kancah


internasional. Pemerintah beberapa kali mengikuti acara festival kebudayaan di
tingkat internasional, seperti Asian Culture.Pemerintah juga mengharapkan
masyarakat Indonesia turut berpartisipasi dalam berbagai acara atau festival yang
berhubungan dengan pengembangan kebudayaan. Negara juga memberi kebebasan
kepada setiap warganya untuk turut serta dalam mengembangkan kebudayaan
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai