Anda di halaman 1dari 22

CEGAH BUJUKAN ROKOK PADA

KEGIATAN OLAHRAGA DAN SENI

Oleh: Rita Pranawati


Wakil Ketua
Komisi Perlindungan Anak
Indonesia
LANDASAN FILOSOFIS & SOSIOLOGIS

▪ Anak adalah amanat Allah YME yang


harus dijaga dan diperlakukan
dengan sebaik-baiknya.
▪ Anak adalah generasi penerus
keluarga, bangsa dan peradaban.
▪ Anak merupakan investasi dunia
akhirat.
▪ Jumlah anak di Indonesia adalah
sepertiga penduduk Indonesia atau
sekitar 87 juta anak.

21/07/2020 2
LANDASAN HUKUM
▪ UUD Negara RI pasal 28 B ayat 2 :
”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi”
▪ UU No 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU No. 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
▪ UU No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak
▪ Usia anak dari 0-18 tahun termasuk yang ada dalam
kandungan

21/07/2020 4
PRINSIP PERLINDUNGAN ANAK

NON DISKRIMINASI

KEPENTINGAN TERBAIK BAGI ANAK

HAK UNTUK HIDUP, KELANGSUNGAN HIDUP, & PERKEMBANGAN

PENGHARGAAN TERHADAP PENDAPAT ANAK


Setiap anak berkewajiban untuk :
a. menghormati orang tua, wali, dan guru;
b. mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi
KEWAJIBAN teman;
c. mencintai tanah air, bangsa, dan negara;
ANAK d. menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran
agamanya; dan
e. melaksanakan etika dan akhlak yang mulia.

21/07/2020 6
a. mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi
Anak sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan;
KEWAJIBAN b. menumbuhkembangkan Anak secara optimal sesuai
dengan kemampuan, bakat, dan minatnya;
ORANG TUA c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia Anak;
dan
d. memberikan pendidikan karakter dan penanaman
nilai budi pekerti pada Anak.
UNTUK UNTUK MENDAPAT PERLINDUNGAN KHUSUS PERLINDUNGAN KHUSUS

• Bermain • Nama ▪ Anak dalam situasi darurat; • Anak korban Kekerasan


• Berekreasi • Identitas ▪ Anak yang berhadapan fisik dan/atau psikis;
• Berpartisipasi • Kewarganegaraan dengan hukum; • Anak korban kejahatan
• Berhubungan dengan • Pendidikan ▪ Anak dari kelompok seksual;
orang tua bila terpisahkan • Informasi minoritas dan terisolasi; • Anak korban jaringan
• Beragama ▪ Anak yang dieksploitasi terorisme;
• Kesehatan
• Berkumpul secara ekonomi dan/atau • Anak Penyandang
• Jaminan Sosial
seksual; Disabilitas;
• Berserikat
▪ Anak yang menjadi korban • Anak korban perlakuan
• Diasuh oleh orang tua
penyalahgunaan narkotika, salah dan penelantaran;
• Kelangsungan hidup, alkohol, psikotropika, dan • Anak dengan perilaku
tumbuh dan berkembang zat adiktif lainnya; sosial menyimpang; dan
▪ Anak yang menjadi korban • Anak yang menjadi korban
pornografi; stigmatisasi dari pelabelan
▪ Anak dengan HIV/AIDS; terkait dengan kondisi
▪ Anak korban penculikan, Orang Tuanya.”
penjualan, dan/atau
perdagangan;
RINCIAN TABEL DATA
KASUS PENGADUAN ANAK BERDASARKAN KLASTER PERLINDUNGAN ANAK
KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA
TAHUN 2011 - 2020

NO KLASTER / BIDANG TAHUN JUMLAH


2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 Sosial dan Anak Dalam Situasi Darurat 86 75 238 183 167 236 286 302 291 13 1877
2 Keluarga dan Pengasuhan Alternatif 416 633 931 921 822 857 714 857 896 445 7492
3 Agama dan Budaya 83 204 214 106 180 262 240 246 193 11 1739
4 Hak Sipil dan Partisipasi 37 42 79 76 110 137 173 147 108 12 921
5 Kesehatan dan Napza 227 265 446 368 381 383 325 364 344 11 3114
6 Pendidikan 276 522 371 461 538 427 428 451 321 476 4271
7 Pornografi dan Cyber Crime 188 175 247 322 463 587 608 679 653 217 4139
8 Anak Berhadapan Hukum (ABH) 695 1413 1428 2208 1221 1314 1403 1434 1251 282 12649
9 Trafficking dan Eksploitasi 160 173 184 263 345 340 347 329 244 27 2412
10 Kasus Perlindungan Anak Lainnya 10 10 173 158 82 79 55 76 68 233 944
TOTAL 2178 3512 4311 5066 4309 4622 4579 4885 4369 1727 39558
Data Masuk Pertanggal (30 April 2020), Pukul 18.00 WIB

Update Data : Tahun 2011 s/d Tahun 2020


UU PA & KESEHATAN ANAK

• Pasal 8, Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan
kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.
• Pasal 44
1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya
kesehatan yang komprehensif bagi Anak agar setiap Anak memperoleh derajat kesehatan yang
optimal sejak dalam kandungan.
2) Penyediaan fasilitas dan penyelenggaraan upaya kesehatan secara komprehensif
3) Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, baik untuk pelayanan kesehatan dasar maupun
rujukan.
• Pasal 45
• Orang Tua dan Keluarga bertanggung jawab menjaga kesehatan Anak dan merawat Anak sejak
dalam kandungan
UU PA, PERMEN PP&PA, UU Kesehatan

• Pasal 45B
1. (1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan Orang Tua wajib melindungi Anak dari
perbuatan yang mengganggu kesehatan dan tumbuh kembang Anak.
2. (2) Dalam menjalankan kewajibannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan Orang Tua harus melakukan aktivitas yang melindungi
Anak.”
• Pasal 59
Pemerintah, Pemda dan lembaga lainya wajib bertanggungjawab untuk memberikan perlindungan
khusus kepada anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan
zat adiktif lainya ;
• Peraturan Menteri PPPA Nomor, 11, 12, 13, 14 tahun tahun 2011 tentang Kota Layak Anak.
• UU Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 115 Ayat 2
• Pemerintah daerah wajib menetapkan Kawasan tanpa rokok di wilayahnya
PP 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung
Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan

Pasal 1
3. Rokok adalah salah satu Produk Tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap dan/atau
dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan
dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang
asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan.
4. Nikotin adalah zat, atau bahan senyawa pyrrolidine yang terdapat dalam nicotiana tabacum,
nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan
ketergantungan.
8. Sponsor Produk Tembakau adalah segala bentuk kontribusi langsung atau tidak langsung, dalam
bentuk dana atau lainnya, dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh lembaga atau
perorangan dengan tujuan mempengaruhi melalui Promosi Produk Tembakau atau penggunaan
Produk Tembakau.
LANJUTAN

Pasal 36
(1) Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau yang mensponsori suatu
kegiatan lembaga dan/atau perorangan hanya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. tidak menggunakan nama merek dagang dan logo Produk Tembakau termasuk brand image
Produk Tembakau; dan
b. tidak bertujuan untuk mempromosikan Produk Tembakau.
(2) Sponsor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang untuk kegiatan lembaga dan/atau perorangan
yang diliput media.
Pasal 37
Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau yang menjadi sponsor dalam
bentuk tanggung jawab sosial perusahaan hanya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. tidak menggunakan nama merek dagang dan logo Produk Tembakau termasuk brand image
Produk Tembakau; dan
b. tidak bertujuan untuk mempromosikan Produk Tembakau.
Lanjutan

Pasal 46
Setiap orang dilarang menyuruh anak dibawah usia 18 (delapan belas) tahun untuk menjual,
membeli, atau mengonsumsi produk tembakau;

Pasal 47:
(1) Setiap penyelenggaraan kegiatan yang disponsori oleh Produk Tembakau dan/atau bertujuan
untuk mempromosikan Produk Tembakau dilarang mengikutsertakan anak di bawah usia 18
(delapan belas) tahun.
(2) Setiap orang yang menyelenggarakan kegiatan yang disponsori Produk Tembakau sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang mengikutsertakan anak di bawah usia 18 (delapan belas) tahun
dikenakan sanksi oleh pejabat Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.
ATURAN INFORMASI LAYAK ANAK DALAM UU PA

• Pasal 10
• Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan
memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan
dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.
• “Pasal 56
• (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan
wajib mengupayakan dan membantu Anak, agar Anak dapat: berpartisipasi;
a) bebas menyatakan pendapat dan berpikir sesuai dengan hati nurani dan agamanya;
b) bebas menerima informasi lisan atau tertulis sesuai dengan tahapan usia dan
perkembangan Anak;
c) bebas berserikat dan berkumpul;
d) bebas beristirahat, bermain, berekreasi, berkreasi, dan berkarya seni budaya; dan
e) memperoleh sarana bermain yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan.
• (2) Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan dan disesuaikan dengan usia Anak,
tingkat kemampuan Anak, dan lingkungannya agar tidak menghambat dan mengganggu
perkembangan Anak.”
• Perokok remaja adalah
• Sebanyak 8 kegiatan promosi dan sponsor rokok berhubungan
satu-satunya sumber
dengan status merokok pada usia kurang dari 18 tahun, termasuk
perokok pengganti. Jika
promosoi dan sponsor di acara olahraga;
para remaja tidak merokok
• Sebanyak 46,6 % anak usia kurang 18 tahun telah terpapar
maka industri akan
promosi dan sponsor rokok dalam bentuk acara olahraga;
bangkrut, sebagaimana
• Anak usia kurang dari 18 tahun yang melihat promosi dan sponsor
sebuah masyarakat yang
rokok di acara olahraga meiliki peluang 1,5 x– 2,5 lebih besar
tidak melahirkan generasi
menjadi perokok
penerus akan punah
• Ada media memiliki hubungan signifikan dengan status perokok
• (Perokok Remaja:Strategi
pada anak, termasuk internet
dan peluang, “R.J Reynold
• Sebanyak 52 Kasus Anak Korban/Pengguna (Napza, Rokok,
Company Memo Internal, 29
minuman keras,dll) Yang ditangani oleh KPAI tahun 2019
Februari 1984 dalam Policy
Brief Lentera Anak)

Anak-anak Menjadi Target Iklan Rokok


Kaitan Paparan Iklan, Promosi Dan Sponsor Rokok Dengan Status Merokok Anak (Koalisi Nasional Masy.Sipil
Untuk Pengendalian Tembakau)
• Sebanyak 45,7% anak usia kurang dari 18 tahun telah terpapar iklan rokok di
internet
• Anak yang kurang dari 18 tahun yang terpapar iklan rokok di internet memiliki
peluang 1,5 x lebih besar menjadi perokok
• Angka perokok anak di Indonesia telah mencapai 9,1 % per 2018 (Kemenkes)
• Angka perokok anak di Indonesia diproyeksikan mencapai 15% per 2030
(Bappenas)
• Sebanyak 1.261 pelajar yang disurvey menyatakan presensi pelajar melihat
iklan, promosi, atau sponsor rokok sebanyak 1.248 (98,97%) pernah melihat
dan 13 pelajar (1.03%) tidak pernah melihat (PP IPM, 2018)
• Prevalensi Merokok Usia 10-18 tahun naik dari tahun 2013 sebanyak 8,8%
menjadi 9,1 % tahun 2018 (Data Riskesda, 2018)

Kaitan Paparan Iklan, Promosi Dan Sponsor Rokok Dengan Status Merokok Anak (Koalisi
Nasional Masyarakat Sipil Untuk Pengendalian Tembakau)
• Advokasi RUU PENYIARAN yang menyatakan Zero Tolerance
Iklan Rokok di Televisi
• Dalam RUU tersebut pasal 143 huruf (i) yang berbunyi,
“Materi siaran iklan dilarang mempromosikan minuman
keras, rokok dan zat adiktif lainnya, termasuk didalam iklan
spot.”
• Mengawal reperpres kebijakan kota/kabupaten layak anak
ADVOKASI dimana dari 26 indikator salah satu indikator membicarakan
tentang kesehatan dan KTR;
REGULASI • Mengawal PP Nomer 109 Tahun 2012 menjadi UU dengan
perbaikan sesuai dengan kepentingan terbaik anak;
• Hampir setiap bulan (1-50) DPRD propinsi dan
kabupaten/kota melakukan konsultasi tentang Ranperda
atau kebijakan perlindungan anak. Pada setiap ranperda
iklan rokok salah satu sorotan kpai untuk diberikan atensi.
• Proses persiapan naskah akademik terkait rokok elektrik.
• Pengawasan dan evaluasi setiap tahun terhadap
implementasi kebijakan kota/kabupaten layak anak;
• Mendorong penurunan prevalensi rokok dalam
kebijakan/program K/L dalam RPJMN 2020-2024;
• Dokumen RPJMN 2020-2024 target pemerintah
menurunkan prosentase merokok anak usia 10-18 tahun
dari base line 9,1% pada 2024 targetnya adalah 8,7%;
ADVOKASI • Melakukan kajian dan masukan kebijakan terkait paparan
iklan rokok melalui kegiatan olahraga seperti sepak bola
PROGRAM (super soccer) yang melibatkan atlit usia anak;
• Koordinasi dengan kominfo terkait internet ramah anak
termasuk membatasi iklan-iklan negatif kepada anak seperti
rokok;
• Mendorong kebijakan sekolah ramah anak dan kawasan
tanpa rokok di area lembaga pendidikan;
RUU Penyiaran “zero” iklan rokok di media termasuk internet, salah
satu upaya menyelamatkan anak-anak dari terpaan iklan rokok)
Sebanyak 180 negara sudah meratifikasi Framework Convention on
Tobacco Control (FCTC)
Hampir semua negara sudah ratififikasi tinggal sekitar 7 (Indonesia,
Andorra, Eritrea, Liechtenstein, Malawi, Monacco, Somalia)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai