Kajian Hukum Budidaya Maggot Larva BSF
Kajian Hukum Budidaya Maggot Larva BSF
Buya Yahya
Sholikhul Huda
- 25 Oktober 2021, 09:22 WIB
Usaha budidaya produksi maggot dan Buya Yahya /Dok cybex.pertanian.go.id dan YouTube Al-Bahjah TV
Maggot adalah salah satu jenis lalat yang banyak ditemukan di tempat-tempat yang terdapat sampah organik.
Lantas bagaimana hukumnya budidaya Maggot BSF? Dikutip KlikBondowoso.Com dari Al-Bahjah TV, berikut jawaban Buya Yahya.
Menurut Buya Yahya, yang perlu dijawab ada dua bab. Bahasa fiqihnya Uslub Al-Hakim.
Pertama, adalah bagaimana ketika seseorang membudidayakan maggot dan memberikan makan pada ternak.
"Jika tujuannya untuk kemaslahatan manfaat, untuk agar ternak makan yang sehat daripada makan kimia dan akhirnya (menyebabkan
yang makan) kena kanker misalnya, maka ini sah, boleh," terangnya.
Dalam hal ini membudidayakannya boleh, dan memberikan makan kepada ternak boleh.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo dkk Dihajar Habis Habisan Oleh Liverpool, Mancherster Kalah Telak
"Sekarang permasalahannya menjual. Para ulama kan mensyaratkan bahwasannya barang yang diperjualbelikan adalah barang yang
diantaranya harus ada manfaatnya," terangnya.
Ulama mencotohkan, hewan yang tidak ada manfaatnya adalah ular, kalajengking dan lain sebagainya.
"Termasuk kita kembangkan, jangkrik, dan termasuk maggot ulet tadi, itu termasuk golongan yang tidak bermanfaat dalam fiqih kan,"
terangnya.
Cuma sebetulnya, masalah manfaat itu dikembalikan lagi pada kebiasaan masyarakat tersebut.
"Kalajengking untuk apa, lintah untuk apa. Ternyata sekarang lintah untuk pengobatan," jelasnya.
"Sehingga kalau ditinjau disini, selama manfaatnya jelas, barang tersebut akan sah diperjualbelikan," terang Buya Yahya.
Menurut Buya Yahya, menurut Madzhab Syafii, ketika menjual barang yang tidak manfaat, maka hukum jual belinya tidak sah.
Namun apakah yang tidak manfaat selalu haram? Berdasarkan kajian tidak.
Misalnya menghindar daripada akad. Seseorang punya kotoran ayam, makan diberikan kepada si A, lantas si A, memberi hadiah uang.
"Maka ini adalah tukar menukar. Namanya tanazzul. Ini masih bisa dengan cara seperti itu," tegasnya.***