Anda di halaman 1dari 7

Nama : Tania Mutiara Widyarini

NIM : 012011068

Prodi : Keperawatan A’20

1. Buatlah list Identifikasi sesuai jenis hazard yang ada dilingkungan kerja
perawatan

= a. Hazard Fisik, yang meliputi:

– Suara tinggi/bising yang dapat menyebabkan ketulian.


– Temperatur/suhu tinggi yang dapat
– Radiasi sinar elektromagnetik
– Tekanan udara tinggi
– Getaran/vibration

b. Hazard Kimia

– Berasal dari bahan baku, bahan tambahan, hasil antara, hasil samping, hasil (produk),
sisa produksi atau bahan buangan yang dapat berbentuk zat padat, cair, gas, uap
maupun partikel. Materi ini masuk ke tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran
pencernaan, kulit dan mukosa.

c. Hazard biologi

– Berasal dari virus, bakteri, parasit, jamur, serangga, binatang buas, dan lain-lain.

d. Hazard Ergonomi/Fisiologi

– Penyebabnya adalah cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang salah
dan kontruksi salah.

e. Hazard Mental/Psikologi

– Penyebabnya yaitu suasana kerja monoton dan tidak nyaman, hubungan kerja kurang
baik, upah kerja kurang, terpencil, atau tak sesuai bakat yang mengakibatkan stress.

Dan juga ada Risiko dan Hazard dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
1. Pada proses pengkajian data, hal-hal yang dapat saja bisa terjadi adalah:

a) Kurangnya informasi atau data yang diberikan oleh keluarga pasien atau Pasien itu sendiri
atau dalam kata lain menyembunyikan suatu hal, sehingga dalam proses pengkajian kurang
lengkap. Akibatnya perawat ataupun dokter akan salah dalam memberikan perawatan
sehingga berbahaya terhadap pasien.

b) Pada saat melakukan pengkajian dapat juga terjadi di kejadian tertularnya penyakit dalam
hal ini seperti kontak fisik maupun udara titik pada saat perawat melakukan perawatan
ataupun pengkajian kepada pasien maka perawat mempunyai resiko tertular penyakit dari
pasien tersebut.

c) Mendapatkan cacian atau pelecehan verbal saat melakukan pengkajian ataupun pada
proses wawancara. Ketika perawat menanyakan data atau informasi pasien namun, keluarga
pasien menyembunyikannya. Sehingga demi keselamatan pasien perawat tetap menanyakan
sehingga pasien atau keluarga kurang menyukainya dan akhirnya mendapatkan cacian atau
perlakuan tidak baik.

d ) Dalam melakukan pengkajian atau pemeriksaan perawat bisa saja mendapatkan kekerasan
fisik dari pasien ataupun keluarga pasien. Misalnya pasien ataupun keluarga yang tidak
menyukai proses perawatan atau pengkajian dapat saja melakukan kekerasan fisik terhadap
perawat.

2. Risiko dan Hazard dalam pelaksanaan asuhan keperawatan

Kesalahan saat merencanakan pengkajian dapat saja terjadi, jika perawat salah dalam
mengkaji maka Perawat akan salah dalam memberikan proses perawatan atau pengobatan
yang pada akhirnya akan mengakibatkan kesehatan pasien Malah semakin terganggu.
Kemudian dapat saja terjadi jika perawat salah dalam merencanakan tindakan keperawatan
maka perawat juga akan mendapatkan bahaya seperti tertularnya penyakit dari pasien karena
kurangnya perlindungan diri terhadap perawat.

Pada saat perawat melakukan perawatan pasien maka perawat mempunyai resiko tertular
penyakit dari pasien, sehingga membuatnya terluka. salah satu pasien nya mengamuk.
Pasien/keluarga yang tidak menyukai proses perawatan/pengkajian dapat melakukan
kekerasan fisik terhadap perawatnya. Mendapatkan kekerasan fisik dari pasien ataupun dari
keluarga pasien pada saat melakukan pengkajian/pemeriksaan. perawat tetap menanyakannya
sehingga pasien/keluarga pasien kurang menyukainya sehingga perawat mendapatkan
cacian/perlakuan tidak baik. Tertularnya penyakit saat melakukan pengkajian dalam hal ini
seperti kontak fisik maupun udara. maka perawat akan salah dalam memberikan proses
perawatan/pengobatan yang pada akhirnya akan mengakibatnya kesehatan pasien malah
semakin terganggu.

3. Risiko dan Hazard dalam implementasi keperawatan

Kesalahan saat melakukan implementasi atau pelaksanaan tindakan keperawatan yaitu


merupakan kesalahan yang sangat fatal.Kesalahan ini dapat mengakibatkan kecelakaan pada
pasien atau perawat, misalnya kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien, dikarenakan
perawat lupa membaca instruktur atau catatan an-nur dokumen rekam medik dari
pasientersebut.

4. Risiko dan Hazard dalam evaluasi asuhan keperawatan

Kesalahan pada saat melakukan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dapat
mengakibatkan pendokumentasian Asuhan Keperawatan yang kurang data yang sudah
dilakukan oleh perawat. Terkadang perawat lupa mengkonfirmasi ke dalam dokumentasi
asuhan keperawatan, sehingga yang tertulis atau yang telah dilaksanakan oleh perawat kepada
pasiennya tidak ada dalam dokumentasi asuhan keperawatan.

2. Identifikasi jenis hazard dan berikan analisa saudara hingga hazard tersebut
beresiko terhadap Munculnya Penyakit akibat kerja pada perawat

= A. Hazard fisik

– Suara tinggi yang bising melalui ambang batas normal, perawat bisa mengalami
ketulian
– Tempratur tinggi, perawat bisa mengalami hyperpireksi, heat cramp, heatstres.
– Radiasi sinar elektromagnetik, radioaktif, perawat bisa mengalami katarak, tumor dan
sebagainya.
– Desakan udara yang tinggi, perawat bisa beresiko mengalami coison disease
– Getaran, perawat beresiko mengalami gangguan proses metabolism polineurutis,
masalah syaraf.
– Penerangan yang kurang, perawat bisa mengalami kerusakan pandangan.
B. Hazard Kimia

– Beberapa bahan kimia yang masuk lewat aliran pernapasan yang bisa membuat
resikonya alergi, iritasi, korosif, asphyxia.
– Debu yang bisa menyebabkan pneumoconioses dan sebagainya
– Uap serta gas beracun yang bisa mengakibatkan keracunan

C. Hazard Biologis

– Seperti bakteri, virus, jamur, dll akan dapat menyebabkan viral diseases, parasitic
diseases dan sebagainya

D. Hazard Ergonomi

– Tempat kerja, alat kerja yang tidak ergonomis, langkah kerja yang salah, konstruksi
yang salah akan dapat meyebabkan perawat bisa mempunyai dampak kelelahan pada
tubuh.
– Mengangkat beban yang berat akan dapat mengakibatkan perawat mengalami cedera
pada otot
– Postur tubuh yang salah saat melakukan tindakan seperti membungkuk akan dapat
meyebabkan perawat mengalami skoliosis atau mengalami peradangan pada tulang,
sakit punggung, dan nyeri persendian

E. Hazard Mental Psikologis

– Dapat disebabkan oleh hubungan kerja yang tidak baik atau keadaan pekerjaan yang
monoton yang menyebabkan kebosanan. Beban kerja yang berat akan menyebabkan
keadaan mental seorang perawat terganggu.

3. Berikan contoh kasus PAK pada perawat dari journal penelitian baik nasional
maupun international

= Penyakit karena kerja diantaranya berlangsung disebabkan karena situasi keadaan kerja
seperti udara dingin, panas, bising, bahan kimia, debu dan sebagainya. Kasus yang sering
terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, tergores, luka bakar dan penyakit
infeksi lainnya. Di Australia, diantara 813 perawat, 87% pernah mengalami low back pain
(Sholihah, 2013). Dalam hal ini ketidakpatuhan perawat terhadap prosedur kerja merupakan
salah satu bentuk faktor penyebab terjadinya kecelakaan/terkena penyakit dan perbuatan tidak
aman. Prakteknya perbuatan tidak aman pada perawat antara lain pada saat setelah menyuntik
pasien, jarum suntik ditutup kembali dengan cara menutup langsung nal dengan
menggunakan tangan, tidak menggunakan sarung tangan, tidak menggunakan sepatu safety,
dan posisi salah saat bekerja. Perilaku tidak aman perawat saat bekerja tanpa menggunakan
alat pelindung diri sesuai dengan standart dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dan
menimbulkan penyakit akibat kerja.

1. Perawat yang setiap hari kontak dengan pasien dalam tempo yang lumayan lama 6
sampai 8 jam /hari, hingga tetap terpajan pada mikroorganisme pathogen bisa
membawa infeksi dari satu pasien ke pasien yang lainnya. Hasil riset menunjukkan
jika tenaga kerja perawat banyak diketemukan cedera sprain serta strain, nyeri
pinggang, adalah keluhan paling banyak yang diketemukan pekerja perawat di dalam
rumah sakit. Luka sayat serta tusukan jarum yang tidak sesuai mekanisme
penggunaannya atau saat pencucian instrument tajam yang beresiko tersayat.
2. Perawat Laboratorium yang setiap hari lakukan pemeriksaan darah, urin, sputum,
feses pasien dengan semua jenis penyakit hingga akan berdampak terpajan bakteri
ataupun virus yang berasal dari bahan objek kontrol.
3. Perawat Radiologi, radiasi adalah pajanan yang sangatlah beresiko bagi gangguan
kesehatan pekerja, dalam perihal ini memerlukan petugas yang lebih
bertanggungjawab dalam usaha pengendaliannya.
4. Perawat gigi dikarenakan tingginya kandungan HBsAg serta anti HBC diduga
menjadi pajanan air ludah pasien, penyakit infeksi karena kerja, pajanan dosis rendah
seperti merkuri, pajanan bahan penambal lubang gigi yang berkepanjagan bisa
mengakibatkan masalah gastrointestinal, lesu, anorexia. Nyeri punggung juga
seringkali dihadapi oleh karena tempat kerja yang tidak ergonomis.
5. Gangguan kulit merupakan salah satu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
yang paling sering terjadi. Bekerja di sektor perawatan kesehatan dianggap sebagai
faktor risiko untuk mengembangkan penyakit kulit akibat kerja. Petugas kesehatan
terpapar bahan desinfektan, berbagai jenis sabun, deterjen dan lateks
6. Durasi kontak terlama dengan bahan desinfektan ditemukan untuk perawat perawatan
intensif dan departemen bedah. Perawat yang bekerja di departemen terapeutik
memiliki kontak dengan bahan kimia selama kurang dari 3 jam atau selama 3-6 jam.
Semua perawat yang diteliti menggunakan bahan desinfektan kimia paling sering
kontak dengan klorin dan alkohol.
4. Cantumkan literatur dan link journal yang digunakan

Daftar Referensi

Fkep, Niken. (2020). PENYAKIT AKIBAT KERJA DI RUMAH SAKIT KEPADA


PERAWAT. 10.31219/osf.io/pdg7b.
https://www.researchgate.net/publication/346387715_PENYAKIT_AKIBAT_KERJA_DI_R
UMAH_SAKIT_KEPADA_PERAWAT

Jun, K. J. (2009). Occupational Diseases and Injuries among Korean Nurses. Korean Journal
Of Occupational Health Nursing, 194-204.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=occupational+diseases+in+nurses&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3DDa0BaR9UizIJ

olivia, J. (2020). RISIKO TERJADINYA PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA


PERAWATA. OSF Preprints, 45-51.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=penyakit+akibat+kerja+pada+perawat&oq=penyakit+aki#d=gs_qa
bs&u=%23p%3DW-R-a820F_8J

Rudzki, E. (1987). [Occupational diseases of nurses]. Pielȩgniarka i połozna. 12-3.


https://www.researchgate.net/publication/20194474_Occupational_diseases_of_nurses

Simanjuntak, Posma. (2020). PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PERAWAT


MENGAKIBATKAN GANGGUAN. 10.31219/osf.io/px5sj.
https://www.researchgate.net/publication/347163500_PENYAKIT_AKIBAT_KERJA_PAD
A_PERAWAT_MENGAKIBATKAN_GANGGUAN

Tambunan, L. S. (2020). PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PERAWAT. OSF Preprints,


201-209.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=penyakit+akibat+kerja+pada+perawat&oq=penyakit+aki#d=gs_qa
bs&u=%23p%3DbrEg4vCE4zcJ

Telksniene, R. (2003). Occupational Skin Diseases in Nurses. International Journal of


Occupational Medicine and Environmental Health, 241-247.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=occupational+diseases+in+nurses&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3DFHw8ocNDsR0J

Anda mungkin juga menyukai