Laporan Pendahuluan NSTEMI (Non-Segmen Elevation Myiocardial Infraction)
Laporan Pendahuluan NSTEMI (Non-Segmen Elevation Myiocardial Infraction)
A. Definisi
Sindrome koroner akut merujuk pada suatu spektrum dari presentasi
klinis, mulai dari infark miokard dengan ST elevasi (STEMI) hingga infark
miokard tidak disertai ST elevasi (NSTEMI) atau angina tidak stabil (Coven,
2011)
B. Etiologi
a. Coronary arteri disease.
b. Coronary arteri emboli.
c. Kongenital.
d. Mbalans oksigen suplay dan demand miokard.
e. Gangguan hematologi.
C. Gejala
a. Khas nyeri dada dengan lokasi substernal atau kadang kala di epigastrium
dengan ciri seperti diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar, nyeri
tumpul, rasa penuh, berat atau tertekan.
b. Tidak khas seperti: dispneu, mual, diaphoresis, sinkop, atau nyeri di lengan,
epigastrium, bahuatas atau leher analisis berdasarkan gambaran klinis
menunjukkan bahwa mereka yang memiliki gejala dengan onset baru
angina/terakselerasi memiliki prognosis lebih baik dibandingkan dengan
yang memiliki nyeri padawaktu istirahat.
c. Angina saat istirahat lebih dari 20 menit
d. Angina yang dialami pertama kali dan timbul asaat aktifitas yang lebih ringan
dari aktivitas sehari-hari.
e. Peningkatan intensitas, frekuensi dan durasi angina.
f. Angina pasca infark.
Gejala klinis yang sering berupa rasa tekanan atau berat di retrosternal yang menjalar ke
lenagan kiri, leher atau rahang dapat disertai keringat dingian, mual, nyeri perut, sesak
napas dan sinkope.
D. Patofisiologi
NSTEMI dapat disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan atau
peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner.
NSTEMI terjadi karena thrombosis akut atau vasokonstriksi koroner. Trombosis
akut pada arteri koroner diawali dengan adanya ruptur plak yang tak stabil. Plak
yang tidak stabil ini biasanya mempunyai inti lipid yang besar, densitas otot polos
yang rendah, fibrous cap yang tipis dan konsentrasi faktor jaringan yang tinggi.
Inti lemak yang cenderung ruptur mempunyai konsentrasi ester kolesterol dengan
proporsi asam lemak tak jenuh yang tinggi. Pada lokasi ruptur plak dapat
dijumpai sel makrofag dan limposit T yang menunjukkan adanya proses
imflamasi. Sel-sel ini akan mengeluarkan sel sitokin proinflamasi seperti IL-6.
Selanjutnya IL-6 akan merangsang pengeluaran hsCRP di hati.
E. Pathway
c. Intervensi
Diagnose NOC NIC
Intoleransi Konservasi energy Terafi aktivitas
Aktivitas Istirahat dan aktifitas klien Tentukan penyebab intoleransi
seimbang aktifitas
Klien mengetahui Berikan periode istirahat saat
keterbatasan energinya beraktifitas
Klien mengubah gaya Pantau respon kerja kardiopulmonal
hidup sesuai tingkat energi sebelum dan setelah aktifitas
Klien memelihara nutrisi Minimalkan kerja kardiopulmonal
yang adekuat Tingkatkan aktifitas secara bertahap
Persediaan energi klien Ubah posisi pasien secara perlahan
cukup untuk beraktifitas dan monitor gejala intoleransi
Toleransi aktifitas aktifitas
Saturasi oksigen dalam batas Ajarkan klien teknik
normal/dalam respon mengontrol pernafasan saat aktifitas.
aktifitas Monitor dan catat kemampuan
HR klien dalam kisaran untuk mentoleransi aktifitas
normal Monitor intake nutrisi untuk
Respirasi Rate klien dalam memastian kecukupan sumber energi
kisaran normal Kolaborasi dengan fisioterapis
Tekanan darah dalam respon untuk peningkatan level aktifitas
aktifitas