Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Stemi (ST Elevasi Miokard Infark)
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Stemi (ST Elevasi Miokard Infark)
A. PENGERTIAN
STEMI terjadi karena sumbatan yang komplit pada arteri koroner. Jika tidak
dilakukan pengobatan dapat menyebabkan kerusakan miokardium yang lebih jauh.
Pada fase akut pasien beresiko tinggi untuk mengalami fibrilasi ventrikel atau
takhikardi yang dapat menyebabkan kematian. Bantuan medis harus segera
dilakukan.
Infark miokard akut adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke
otot jantung (Kapita Selekta : 437).
1. PENYEBAB
a. Aterosklerosis
b. Spasme
c. Arteritis
2. Faktor sirkulasi:
a. Hipotensi
b. Stenosis aorta
c. Insufisiensi
3. Faktor darah:
a. Anemia
b. Hipoksemia
c. Polisitemia
· Hipertiroidisme
b. Faktor predisposisi
i) Mayor:
· Hipertensi
· Hiperlipidemia
· Obesitas
· Diabetes
· Merokok
· Diet: tinggi lemak jenuh, tinggi kalori
ii) Minor:
· Inaktifitas fisik
1. Nyeri :
a. Gejala utama adalah nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-
menerus tidak mereda, biasanya dirasakan diatas region sternal bawah dan
abdomen bagian atas.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak
tertahankan lagi.
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke
bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang
dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin.
e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat,
pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat
karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu
neuroreseptor.
2. Laboratorium
a. CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak
dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
b. LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali
normal
c. AST/SGOT
3. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi
dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan yang terjadi
kemudian adalah adanya gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
D. PATOFISIOLOGI
E. KOMPLIKASI
1. Aritmia
2. Bradikardia sinus
3. Irama nodal
6. Asistolik
7. Takikardia sinus
9. Takikardia supraventrikel
18. Tromboembolisme
19. Perikarditis
G. PENATALAKSANAAN
2. Monitor EKG
3. Diet rendah kalori dan mudah dicerna ,makanan lunak/saring serta rendah
garam (bila gagal jantung).
4. Pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena.
5. Antikoagulan :
c. Streptokinase / trombolisis
H.ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pengkajian Primer
1. Airways
c. Ronchi, krekles
3. Circulation
b. Takikardi
c. TD meningkat / menurun
d. Edema
e. Gelisah
f. Akral dingin
1. Aktifitas
Gejala :
· Kelemahan
· Kelelahan
Tanda :
· Takikardi
2. Sirkulasi
Gejala :
Tanda :
· Tekanan darah
· Nadi
Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya
dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratur (disritmia).
· Bunyi jantung
· Edema
· Warna
Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir
3. Integritas ego
Gejala :
menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan ajal
sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang
keuangan , kerja , keluarga.
Tanda :
4. Eliminasi
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau rasa terbakar
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan
berat badan
6. Higiene
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat )
· Kualitas :
· Intensitas :
Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, diabetes mellitus ,
hipertensi, lansia
9. Pernafasan:
Gejala :
· dispnea saat aktivitas ataupun saat istirahat
· dispnea nokturnal
Tanda :
· pucat, sianosis
Gejala :
· Stres
.kesulitan koping dengan stressor yang ada misal : penyakit, perawatan di
RS
DIAGNOSA KEPERAWATAN
5. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta : EGC.
Soeparman. Et al. (1990). Buku Ajar Penyakit Dalam, Edisi Ketiga. Jakarta. Balai
Penerbit FKUI