Anda di halaman 1dari 7

Rangkuman Perspektif Pendidikan SD Modul 5 sampai 7

Disusun oleh Ardwina Khoirun Nisak (858695795)


PGSD BI Kelas A Semester III

Modul 5
Karakteristikk Belajar Siswa Sekolah Dasar
KB 1 Bentuk-bentuk Kegiatan Belajar Siswa yang Biasa Dilakukan Siswa Sekolah Dasar
A. Belajar Menemukan
S. Bruner menyatakan bahwa ketika kegiatan belajar sedang berlangsung membiarkan siswa untuk
menemukan makna segala sesuatu yang mereka pelajari dengan sendirinya (Discovering learning). Selain
itu, juga bisa menggunakan metode percobaan (Experimental method) yang mendorong dan memberi
kesempatan siswa untuk melakukan percobaan sendiri.
B. Belajar Menyimak
Biasanya berhubungan dengan materi Bahasa Indonesia. Guru dapat melatih belajar menyimak oleh siswa
melalui kegiatan berikut ni, yaitu bermain dengan kata, bermain dengan pertanyaan, bermain dengan
gambar dan musik.
C. Belajar Meniru
Pribadi anak-anak yang paling suka untuk meniru (modelling) dari lingkungan sekitarnya, bahkan sesuatu
yang ditiru tersebut menetap menjadi kebiasaan anak, maka dari itu hendaknya guru selalu memberikan
contoh yang sesuai dengan apa yang dilihatnya (seacra real).
D. Belajar Menghafal
Belajar dengan cara menghafal mampu membuat tingkat kemampuan kognitif siswa yang terbentuk
hanya pada tataran tingkat yang rendah, yaitu hanya tingkatan ingatan/ pemahaman saja. Biasanya terjadi
karena budaya sekolah yang didominasi dengan komunikasi satu arah.
E. Belajar Merangkai
Guru dapat meningkatkan kemampuan belajar merangkai ini dengan permainan aneka jenis binatang/
maupun tumbuhan atau yang lain dengan karakteristik tertentu untuk mengelompokkannya.
F. Belajar Mengamalkan
Kegiatan belajar mengamalkan ini berkaitan erat dengan mata pealjaran PPKn dan Agama karena mata
pelajaran tersebut siswa diajarkan tentang nilai moral dan perilaku yang harus diterapkan di kehidupan
bermasyarakat.
G. Belajar Menganalisis
Kegiatan belajar menganalisis dapat ditingkatkan dengan menggunakan permainan teka-tekii atau tebakan
sehingga siswa dapat terbiasa menganalisis suatu masalah berdasarkan informasi yang ada dan mencari
jawabannya.
H. Belajar Merespon
Untuk mengembangkan kemampuan belajar merespon ini guru dapat memberikan beberapa pertanyaan
seputar kejadian yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari.
I. Belajar Mengorganisasikan
Kemampuan belajar mengorganisasikan ini dapat diterapkan dengan guru membiasakan siswa untuk
berpikir dalam bentuk skema, lalu mengorganisasikan informasi/ pengetahuan yang diperoleh ke dalam
pemikirannya masing-masing.
J. Belajar Mengambil Keputusan
Kemampuan belajar ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode problem solving. Untuk
mengembangkannya guru dapat menggunakan metode bermain peran dengan mengajak siswa untuk
praktik suatu kegiatan bermasyarakat, seperti transaksi jual beli.
K. Berlatih
Kemampuan belajar ini dapat dikembangkan dengan berlatih kegiatan sehari-hari, guru bisa mengadakan
kegiatan bermain peran.
L. Belajar Menghayati
Kemampuan ini dapat dikembangkan dengan mata pelajaran kesenian, yaitu dengan menghayati suatu
peran dalam cerita/ bernyanyi/ menari dan lain-lain.
M. Belajar Mengamati
Kemampuan ini dapat ditingkatkan/ dilatih dengan guru mengajak siswa mengenal ekosistem perairan
laut dengan mengunjungi pantai.
KB 2 Motivasi Belajar Siswa
A. Ruang Lingkup Motivasi
Definisi motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti sebagai daya upaya uang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Terdapat 3 aspek pada pengertian motivasi, yaitu hal yang mengawali kegiatab
perubahan energi seseorang dan nampak sebagai kegitan fisik; motivasi ditandai dengan adanya ras; dan
pemahaman terhadap motivasi sebagai adanya respon dari terdapatnya aksi berupa tujuan yang
didasarkan atas kebutuhan.
Adapun fungsi dari motivasi adalah sebagai motor penggerak kegiatan yang akan dilakukan dan
mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan seseorang agar sesuai tujuan, serta alat seleksi pebuatan dan
mendorong untuk mencapai prestasi.
Jenis-jenis motivasi adalah sebagai berikut, yaitu motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Selain itu, terdapat
cara dan bentuk untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar, yaitu memberi nilai, hadiah,
saingan/kompetisi, ego involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk
belajar, minat dan tujuan yang diakui.
Gaya belajar siswa perlu dipahami agar guru mampu menentukan variasi cara dalam memotivasi siswa
untuk belajar, terdapat 3 kelompok siswa yang mempunyai gaya belajar sendiri-sendiri, antara lain (1)
Siswa yang berorientasi pada visual, (2) Siswa yang berorientasi pada suara, dan (3) siswa yang
berorientasi pada benda yang dimanipulasi.
B. Serba-Serbi Memotivasi Siswa
a. Konsistensi
b. Perlakuan Siswa sebagai Individual
c. Menjadikan Lingkungsn Fisik Kelas sedapat Mungkin Bernuansa Belajar
d. Melakukan Penilaian terhadap Siswa Sesering Mungkin tapi dengan Alasan Kuat
e. Dapatkan Umpan Balik dari Cara Guru mengajar dan bekerja
f. Libatkan Diri Sendiri dalam Setiap Ajang Berbagai Pengetahuan Formal/ Informal
g. Membuka Diri terhadap Kebutuhan Siswa.

Modul 6
Layanan Pendidikan Bagi Siswa Sekolah Dasar
KB 1 Prinsip-Prinsip Bimbingan di Sekolah Dasar
A. Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah suatu proses untuk membantu seseorang atau individu siswa untuk dapat
memahami diri, mengenal lingkungan dan merencakan masa depannya, sehingga diharapkan
mampu mencapai perkembangan yang optimal sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat
yang demokratis.
B. Tujuan Bimbingan di Sekolah Dasar
Bimbingan sekolah dasar ini bertujuan agar siswa mampu untuk mempunyai perasaan positif,
memahami potensi dirinya, mengembangkan potensi dan keterampilan, bertanggung jawab
terhadap tingkah lakunya/ sikap serta dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
Tujan umum dari bimbingan dan konseling adalah terwujudnya manusia Indonesia
utuhnya cerdas, yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur,
mempunyai pengetahuan dan keterampilam, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab, kemasyarakatan dan kebangasaan.
Tujuan khusus dari bimbingan dan konsleing adalah siswa dapat memahami diri sendiri
sehingga dapat mengatasi masalah dan kesulitan yang dialami dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, menyalurkan potensi yang dimiliki baik dalam pendidikan maupun dunia kerja
nanti.
C. Fungsi Bimbingan di Sekolah
Fungsi bimbingan di sekolah dasar, antara lain fungsi pengungkapan, fungsi penyaluran, fungsi
penyesuaian, fungsi pencegahan, fungsi perkembangan, fungsi perbaikan.
D. Prinsip-Prinsip Bimbingan di SD
Terdapat beberapa prinsip bimbingan di sekolah dasar, yaitu bimbingan untuk semua, bimbingan
di SD dilaksanakan oleh semua guru kelas, bimbingan diarahkan untuk perkembangan kognitif
dan afektif, bimbingan diberikan secara insidental dan informal, bimbingan ditekankan pada
tujuan belajar dan kebermaknaan belajar, bimbingan difokuskan pada aset, bimbingan terhadap
proses pendewasaan, dan program bimbingan dilaksanakan secara bersama.
E. Peran Guru Dalam Program Bimbingan dan Konseling
Dalam bimbingan dan konseling guru memiliki peran yang penting. Peranan guru sebagai
seorang pengajar, pendidik dan juga sebagai pembimbing dapat diwujudkan dalam bentuk
membimbing siswa, menentukan tujuan yang hendak dicapainya, dan membimbing siswa dalam
menilai keberhasilannya dalam pendidikan. Peran guru yang sangat penting dalam bimbingan ini
karena guru memiliki hubungan yang sangat dekat dengan siswa, sehingga siswa akan lebih
terbuka dengan guru. Bimbingan di Sd ini dilakukan oleh guru di kelas bersamaan dengan
kegiatan pembelajaran.
KB 2 Berbagai Layanan Pendidikan untuk Anak Sekolah Dasar
A. Layanan Pendidikan Anak Berbakat
1. Pengertian
Anak berbakat merupakan anak yang mempunyai skor IQ 130 atau 140/ lebih yang secara
menonjol mereka mempunyai kemampuan intelektual umum dan akademis, dapat berpikir
kreatif produktif, mempunyai jiwa kepemimpinan, memiliki prestasi tinggi di bidang seni/
keterampilan lain.
2. Layanan Pendidikan
Anak berbakat membutuhkan peluang untuk mencapai akualitas potensi melalui penggunaan
fungsi otak yang efektif dan efisien. Namun, mereka harus tetap diberikan peluang untuk
bergaul dengan teman-teman sebayanya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
memberikan layanan anak berbakat di SD, yaitu (1) Pengidentifikasian anak berbakat, (2)
Layanan anak berbakat yang meliputi adaptasi lingkungan seperti kelas pengayaan, guru
konsultan, ruangan sumber belajar, studi mandiri, dan kelas khusus, serta adaptasi program
meliputi melalui percepatan, pengayaan, pencagihan materi, pembaruan dan modifikasi
kurikulum sebagai alternatif, (3) Strategi pembelajaran dan model layanan seperti model
layanan kognitif-afektif, perkembangan moral, perkembangan nilai, layanan berbagai bidang
khusus, (4) Layanan perkembangan kreativitas, (5) Stimulasi imajinasi dan proses inkubasi,
(6) Desain pembelajaran, (7) Evaluasi.
B. Layanan Penyandang Kelainan Fisik
1. Pengertian
Kelainan berarti berbeda dari keadaan pada umumnya/ keadaan luar biasa. Kelainan fisik/
perbedaan fisik lebih mentitikberatkan pada fungsi organ fisik yang secara nyata dapat
dilihat/ diketahui efek dari kelainan tersebut, seperti kelompok tunanetra, tunarungu,
tunadaksa, tunaganda dan lain-lain.
2. Layanan Bimbingan terhadap anak penyandang kelainan fisik
a. Tunanetra  (1) Penempatan anak tunanetra seperti ditempatkan didaerah depan,
memberi kebebasan untuk memilih tempat duduk sesuai dengan kemampuan
penglihatannya, menempatkannya dekat dengan anak cerdas agar terjadi proses saling
membantu, dan sesama anak tunanetra tidak boleh duduk berdekatan, (2) Gunakan alat
peraga warna kontras, (3) Ruang belajar gunakan yang cukup terang/ cahaya.
b. Tunarungu  pelayanannya harus disesuaikan dengan karakteristik ketunarunguannya.
Anak tunarungu tingkat ringan mungkin masih bisa dilayani dengan baik, namun untuk
tingkat yang lebih tinggi diperlukan bantuan tenaga pembimbing khusus.
c. Tunadaksa  pelayanannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik pihak
yang dilayani, seperti dari segi akademis, sosial/emosional dan fisik/kesehatan. Pada
umumnya layanan untuk anak tunadaksa, yaitu untuk meningkatkan rasa percaya diri
pada dirinya agar bisa diterima di masyarakat.
C. Layanan Terhadap Anak dengan Gangguan Psikologis
1. Pengertian, klasifikasi dan karakteristik anak tunalaras
Menurut Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1991, tunalaras adalah gangguan/ hambatan/
kelainan tingkah laku, sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap
lingkungan, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Menurut Rosembra terdapat 2 klasifikasi
anak tunalaras, yaitu tingkah laku yang beresiko tinggi dan rendah. Dari segi sosial dan
emosional anak tunalaras menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut, yaitu (1) Perilakunya tidka
dapat diterima oleh masyarakat dan biasanya melanggar norma budaya, aturan keluarga dan
sekolah, (2) Sering menganggu, bersikap membangkang/ menentang dan tidak dapat bekerja
sama.
2. Jenis perilaku menyimpang di SD
Keluarbiasaan anak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) anak luar biasa yang secara jelas
dapat terlihat dan (2) anak luar biasa yang sulit dideteksi. Kelompok anak tersebut memiliki
gejala-gejala perilaku menyimpang, seperti suka jail, iri hati, mencela, rewel, agresis, malas
belajar, dan suka protes.
3. Penyebab perilaku menyimpang  penyebab/ latar belakang terjadinya perbuatan
menyimpang, karena dirinya merasa tidak mendapat perhatian, disepelekan, kehadirannya
dianggap tidak ada, tidak mendapat peran apapun, sebagai pelengkap penderita, dan takut
kehilangan peran dalam lingkungannya.
4. Memahami anak berperilaku menyimpang  perlu adanya kerjasama dengan staf dan semua
guru di sekolah. Ketika seorang siswa berbuat nakal di luar kelas, smeua staf di sekolah harus
beranggapan bahwa hal tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab guru yang
mengajarnya tetapi semua staf sekolah juga, selalu menciptakan perilaku positif di seluruh
sekolah.
5. Perlunya saling dukung antar guru  dukungan tersebut meliputi, pemahaman dari sekolah
secara keseluruhan bahwa perlunya kebersamaan dalam mengatasi masalah baik besar
maupun tidak, kesediaan wali kelas untuk menerima dukungan dan pemahaman bahwa
dukungan ini bersifat normatif, penyelenggaraan rapat oleh wali kelas dengan sesama kolega,
dan lain-lain.
6. Berbagai Hal yang pelru diperharikan dalam pelayanan anak, yaitu (1) Penyimpangan
sebagai akibat, (2) Perilaku destruktif, (3) Perilaku mengajar, (4) Cara mengatasi anak yang
berperilaku menyimpang seperti jangan emosinal mengahadapi anak dan jangan kucilkan
anak, responsif terhadp perasaan anak, dengarkan suara hati anak, dan lain-lain.
D. Layanan Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Pengertian  kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang diselenggarakan di luar jam
pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
sekolah.
2. Tujuan kegiatan  dengan kegiatan ektrakurikuler diharapkan siswa akan mampu
mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh di sekolah dengan keadaan dan kebutuhan
lingkungan.
3. Jenis kegiatan  Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang umumnya diselenggarakan di sekolah,
antar lain, pramuka, UKS, orlahraga, palang merah remaha, kesenian dan lain-lain.
4. Manfaat kegiatan  dengan kegiatan ekstrakurikuler ini siswa akan memperoleh secara
maksimal pengembangan fisik, mentak, emosional, kognitif, dan sosial.
5. Pelaksanaan kegiatan  Pelaksana kegiatan ekstrakurikuler pada umumnya dilakukan oleh
para guru yang menguasai bidangnya, karena pengalaman/ latar belakang pendidikan yang
diperolehnya. Fator lain yang perlu diperharikan adalah tersedianya fasilitas sarana dan
prasarana yang diperlukan, dan lain-lain.
Modul 7
Kompetensi Guru Sekolah Dasar
KB 1 Profil Kompetensi Guru Sekolah Dasar
A. Landasan Pengembangan Kompetensi Guru SD
Kompetensi merupakan tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang ditunjukkan oleh seseorang
sebagai bukti bahwa dia kompeten dalam bidang tersebut. Tindakan cerdas dan bertanggung
jawab tersebut dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai yang dikuasai
dengan baik.
Guru adalah pendidik profesional yang harus memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi
yang memungkinkan dia dapat bertugas sebagai pendidik, pengajar, pelatih dan pembimbing.
Standar kompetensi guru SD/ MI terdapat pada Buku Standar Kompetensi Guru Kelas SD/MI
Lulusan S1 PGSD Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun
2007.
B. Profil Kompetensi Guru SD
Berdasarkan kedua Standar Kompetensi Guru Kelas SD/MI Lulusan S1 PGSD yang terdiri dari
30 kompetensi, yang merupakan integrasi dari kompetensi yang ada dalam kedua dokumen
tersebut, dikelompokkan menjadi 4 rumpun kompetensi, yaitu (1) Pemahamann yang mendalam
tentang peserta didik, (2) Penguasaan bidang studi tang mencakup disiplin ilmu dan bahan ajar
dalam kurikulum, (3) Penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik, dan (4) Pengembangan
profesionalitas secara berkelanjutan.
Dalam Permen No. 16 Tahun 2007 Standar Kompetensi Guru SD/MI dirumuskan dalam 24
kompetensi inti yang dikelompokkan berdasarkan kompetensi agen pembelajaran, yaitu (1)
Kompetensi Pedagogik, (2) Kompetensi kepribadian, (3) Kompetensi profesional, dan (4)
Kompetensi sosial. Semua kompetensi guru SD tercermin secara integratif dalam kinerja guru,
baik saat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran maupun saat proses dan hasil belajar
siswa.
C. Indikator Penguasaan Kompetensi Guru SD
Pendidikan berbasis kompetensi menggunakan penguasaan kompetensi sebagai suatu indikator
bahwa seorang calon guru/ guru telah mampu menguasai kompetensi yang dipersyaratkan. Untuk
kompetensi yang ada di kawasan kognitif/ penguasaan akademik, asesmennya dapat dilakukan
dengan tes, baik tes objektif/ uraian. Kompetensi yang bersifat keterampilan, seperti
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran/ dapat berkomunikasi
lisan dengan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat diakses melalui pengamatan
peragaan unjuk kerja, sedangkan penguasaan nilai dan sikap dapat diakses melalui pengamatan
dalam situasi sebenarnya (otentik). Kemudian unjuk kerja profesional seperti kemampuan
mengajar harus diakses melalui pengamatan yang menggunakan instrumen yang menuntut
pengginanya mempunyai kemampuan tinggi dalam mengambil keputusan.
KB 2 Forum Peningkatan Profesionalitas Guru
A. Peningkatan Profesionalitas Guru
Peningkatan profesionalitas guru secara berkelanjutan merupakan salah satu rumpun kompetensi
yang harus dikuasai oleh setiap guru termsuk guru SD. Berbagai kegiatan dapat dilakukan unruk
meningkatkan profesionalitas, antara lain melakukan refleksi pada setiap akhir pembelajaran,
berkolaborasi dengan teman sejawat, mengkomunikasikan hasil-hasil PTK Melalui berbagai
media, mengikuti perkembangan dunia pendidikan khususnya SD, mengikuti berbagai kegiatan
ilmiah, berparan serta dalam berbagai kegiatan pendidikan, mengikuti perkembangan ilmu dalam
lima mata pelajaran SD melalui berbagai media, dan mengikuti berbagai kegiatan guru seperti
berorganisasi dan lain-lain
B. Berbagai Wadah Peningkatan Profesionalitas Guru
Untuk mengikuti berbagai kegiatan dalam peningkatan profesionalitas guru, kita dapat memilih
berbagai wadah/ forum. Beberapa forum tersebut, yaitu Kelompok Kerja Guru (KKG), Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), klinik pembelajaram, Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK), dan PGRI.
C. Memilih Wadah Peningkatan Profesionalitas
Dalam menentukan forum mana yang akan dipilih dengan berbagai pertimbangan, terdapat
forum yang dapat dipilah menjadi 5, yaitu :
a. Wadah yang menyelenggarakan kegiatan yang pesertanya sudah ditetapkan terlebih dulu,
seperti LPMP.
b. Wadah yang menyelenggarakan program yang dapat diikuti oleh mereka yang memenuhi
syarat tertentu, tetapi juga yang memliki program kegiatan yang dapat diikuti oelh semua gru
yang berminat, seperti LPTK.
c. Wadah yang memiliki anggota khusus dalam program kegiatannya wajib diikuti oelh setiap
anggota, yaitu KKG.
d. Wadah dengan progra terbuka bagi semua guru, misalnya Klinik Pembelajaran dan PGRI.
e. Wadah dengan program terbuka untuk umum, seperti kursus-kursus.

Anda mungkin juga menyukai