PDF Gestalt File 2013 0416161840 Daniar Wikan Setyanto MSN Compress
PDF Gestalt File 2013 0416161840 Daniar Wikan Setyanto MSN Compress
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni
Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087 ‐0922
Jahinoma Gultom,
Mahasiswa Pascasarjana, Prodi Pedidikan Matematika, Universitas Negeri Medan (UNIMED)
(UNIMED)
gultomjahinoma@yahoo.com
ABSTRAK
Belajar adalah suatu proses mental yang tejadi dalam diri seseorang yang melibatkan kegiatan
(proses) berfikir dan terjadi melalui pengalaman –pengalaman yang diperoleh melalui reaksi terhadap
lingkungan dimana ia berada. Belajar matematika adalah belajar dengan mengaitkan simbol-simbol dan
konsep abstrak yang prosesnya terjadi p pada
ada pikiran sisw
siswaa itu sendiri. Belajar matema
matematika
tika bertujuan
mempersiapkan anak didik sanggup mengahadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan didalam dunia
yang senantiasa berubah, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logik, rasional, kritis dan cermat,
objectif, kreatif, mempersiapkan anak didik agar dapat menggunakan matematika
matematika secara fungsional di dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam menghadapi ilmu pengetahuan yang senantiasa berubah. Oleh sebab itu
guru harus mampu merencanakan dan melaksanakan model pembelajaran dalam pembelajaran matematika
yang dapat menarik perhatian siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu masalah
yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proes pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di
dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi; otak anak dipaksa untuk
mengigat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu
untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari, serta menggunakannya (Wina Sanjaya, 2008:1).
Untuk itu maka salah satu pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memperhatikan proses dalam
pencapaian hasil belajar, dan memberikan ruang yang banyak bagi siswa-siswi untuk memahami dan
mengkonsruksi pelajaran matematika
matematika pada saat proses belajar-mengajar adalah pembelajaran Kooperatif tipe
jigsaw. Oleh sebab itu maka perlu untuk meneliti perbedaan kemampuan koneksi matematik siswa yang
diberi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan siswa yang diberi pengajaran langsung. Adapun tujuan
penelitian ini adalah 1) Menelaah
Menelaah perbedaan kemampuan koneksi matmatematika
ematika siswa antara siswa yang diberi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dengan siswa yang diberi pengajaran langsung. 2) Untuk mengetahui
respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian
eksprimen semu (quasi exsperiment).
exsperiment). Instrumen yang digunaka
digunakann terdiri dari: (1) tes kemampuan koneksi
koneksi
matematika berbentuk uraian. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistik
deskriptif dan analisis inferensial yaitu analisis kovarians (ANAKOV
(ANAKOVA).
A).
205
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni
Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087 ‐0922
tujuan dan karakteristik matematika, dimana 1. Strategi pembelajaran yang selama ini
kebanyakan guru mengajar masih diterapkan kurang meningkatkan
menggunakan cara-cara konvensional dan kemampuan koneksi matematika
2. Strategi pembelajaran kooperatif tipe
jarang sekali menerapkan pendekatan belajar
jigsaw jarang diterapkan di sekolah.
yang sesuai dengan topik pelajaran
3. Kemampuan koneksi matematika masih
matematika itu sendiri. Hal ini senada dengan rendah.
apa yang dikatakan (Wina Sanjaya, 2008:1) 4. Hasil belajar matematika siswa rendah.
yaitu salah satu masalah yang dihadapi dunia 1.3 Pembatasan Masalah
pendidikan kita adalah masalah lemahnya Rendahnya penguasaan kompetensi
proses pembelajaran. Dalam proses matematika siswa dipengaruhi oleh banyak
pembelajaran, anak kurang didorong untuk faktor, antara lain adalah kurangnya
mengembangkan kemampuan berfikir. Proses kemamapuan koneksi matematika siswa dan
pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada pemecahan masalah. Namun karena
kemampuan anak untuk menghapal informasi; keterbatasan waktu, dana, dan pengetahuan
otak anak dipaksa untuk mengigat dan peneliti, maka permasalahan penelitian ini
menimbun berbagai informasi tanpa dituntut dibatasi sabagai berikut :
untuk memahami informasi yang diingatnya 1. Kemampuan koneksi matematika siswa
itu untuk menghubungkannya dengan masih rendah
kehidupan sehari-hari serta untuk
1.4 Rumusan Masalah
memecahkan masalah
Maka salah satu jalan keluar untuk Rumusan masalah disimpulkan sebagai
berikut:
memperbaiki persoalan di atas adalah guru
1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan
mestinya memperhatikan betul strategi
kemampuan koneksi matematika antara
pembelajaran yang sesuai dengan topik materi siswa yang diberi pembelajaran kooperatif
ajar yang akan diajarkan. tipe Jigsaw dengan siswa yang diberi
Penerapan pembelajaran kooperatif dalam pengajaran langsung?
pembelajaran di kelas didasarkan pada teori 2. Bagaimana respon siswa terhadap
bahwa siswa akan lebih mudah menemukan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
dan memahami konsep-konsep sulit apabila
mereka saling mendiskusikan dan sharing
pengetahuan untuk menyelesaikan masalah 1.5 Tujuan Penelitian
yang dihadapinya. Adapun tujuan penelitian ini adalah:
Cooperative learning dalam 1. Menelaah perbedaan kemampuan koneksi
pembelajaran matematika dapat membantu matematika siswa antara siswa yang diberi
siswa meningkatkan sikap positif. Siswa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,
belajar membangun kepercayaan diri terhadap dengan siswa yang diberi pengajaran
kemampuannya untuk menyelesaikan masalah langsung
2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap
matematika. Terjadinya interaksi dalam
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
kelompok, dapat melatih siswa menerima
siswa lain yang berkemampuan dan berlatar 1.6 Manfaat Penelitian
belakang berbeda. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1.2 Identifikasi Masalah 1. Bagi guru, untuk meningkatkan kualitas
Sesuai dengan latar belakang masalah di pembelajaran dan memberikan informasi
atas maka dapat diidentifikasi faktor-faktor penerapan pembelajaran kooperatif tipe
yang memengaruhi rendahnya mutu Jigsaw.
pendidikan matematika yaitu : 2. Bagi siswa, penelitian ini dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa, dan
belajar lebih bermakna melalui
207
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni
Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087 ‐0922
208
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni
Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087 ‐0922
209
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni
Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087 ‐0922
210
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni
Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087 ‐0922
topik matematika, dan membuat siswa rancangan penelitian yang digunakan dalam
menemukan keterkaitan matematika dengan penelitian ini adalah Pretest Postest Control
disiplin ilmu lain atau masalah kehidupan Group Design .
Design .
sehari-hari.
Dalam rancangan ini terdapat dua
METODE PENELITIAN kelompok yang dipilih secara random,
kemudian diberi pretest untuk mengetahui
3.1 Jenis Penelitian
sejauh mana kesiapan siswa menerima
Sesuai dengan permasalahan yang akan
diteliti, maka jenis penelitian yang digunakan pembelajaran dan untuk mengetahui
kemampuan akhir setelah pembelajaran
ini tergolong ke dalam penelitian eksprimen dilakukan postest.
semu (quasi exsperiment). Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel Kelompok Pretest Tereatmen Postest
Populasi penelitian ini adalah seluruh Kooperatir Tipe
T1 X T2
siswa kelas XI IPA SMA N.2 Lubuk Pakam Jigsaw
Pengajaran
tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 4 T1 Y T2
Langsung
kelas. Terpilihnya kelas XI IPA sebagai Keterangan :
populasi penelitian disebabkan karena tahap X = Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
perkembangan kognitif siswa kelas XI IPA Y = Pengajaran Langsung
telah mencapai tahap operasional formal T1 = Pretes (tes awal)
sehingga sesuai dengan pembelajaran T2 = Postes (tes setelah pembelajara)
3.4 Defenisi Operasional Variabel
kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Penelitian
3.4.1 Variabel Bebas
Sampel penelitian dipilih secara acak Variabel bebas dalam penelitian ini
(cluster random sampling) untuk ditetapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe
menjadi kelompok eksperimen dan kelompok Jigsaw dan pengajaran langsung.
kontrol.
3.4.2 Variabel perlakuan
3.3 Rancangan Penelitian Variabel perlakuan adalah model
Rancangan yang digunakan dalam
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan
penelitian ini meliputi tiga tahapan, yaitu: (1)
pengajaran langsung.
Tahap pengembangan perangkat pembelajaran
dan instrumen penelitian, (2) Tahap uji coba 3.4.3 Variabel kontrol
perangkat pembelajaran dan instrumen a. Guru; guru yang mengajar pada kelompok
penelitian, (3) Tahap pelaksanaan eksperimen. kooperatif tipe jigsaw dan kelompok
Setiap tahapan dirancang sedemikian sehingga pembelajaran langsung mempunyai
diperoleh data yang valid sesuai dengan tingkat pendidikan yang sama.
karakteristik variabel yang sesuai dengan b. Materi pelajaran; materi pelajaran yang
tujuan penelitian. Berikut rancangan setiap diajarkan pada kelompok Kooperatif tipe
tahapan dalam penelitian ini. Jigsaw adalah sama dengan kelompok
3.3.1 Tahap Pengembangan pembelajaran langsung.
Tahap pengembangan yang dimaksud c. Waktu, jumlah waktu yang digunakan
dalam proses pembelajaran pada
adalah kegiatan yang dilakukan untuk
kelompok Kooperatif tipe Jigsaw adalah
menyusun perangkat pembelajaran dan
sama dengan kelompok pembelajaran
instrumen penelitian, variabel serta revisi para langsung.
ahli terhadap perangkat pembelajaran dan 3.4.4 Variabel Tak Terkontrol
instrumen penelitian. Variabel tak terkontrol dalam
3.3.2 Tahap Pelaksanaan Eksperimen penelitian ini adalah sosial ekonomi,
Untuk melihat sejauh manakah pendidikan orang tua kesehatan siswa, gizi
perbedaan kemampuan koneksi matematika siswa, tingkat IQ, cara belajar, dan pendidikan
siswa dengan pemebelajaran Kooperatif tipe orang tua siswa, semua variabel ini tidak dapat
jigsaw dan pengajaran langsung, maka
211
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni
Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087 ‐0922
dijangkau oleh peneliti karena adanya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
keterbatasan peneliti. pengajaran dianalisis dengan analisis
3.4.5 Variabel Penyerta deskriptif dan analisis statistik infrensial
Variabel penyerta dalam penelitian ini 3.6.1 Analisis sta
statistik
tistik deskriptif
deskriptif
adalah kemampuan awal siswa. Kemampuan Statistik deskriptif ialah susunan angka
awal siswa ini ditunjukkan oleh skor pretest yang memberikan gambaran tentang data yang
siswa, yaitu kemampuan siswa menguasai disajikan dalam bentuk- bentuk tabel, diagram,
materi Peluang sebelum perlakuan diberikan. histogram, polygon prekuensi, ozaiv (ogive),
3.4.6 Variabel terikat ukuran gejala pusat (rata-rata hitung, standar
Variabel terikat adalah kemampuan deviasi, varinace, dan modus), simpangan bak
koneksi matematika siswa setelah diberi yang bertujuan untuk mendeskripsikan hasil
perlakuan (pembelajaran Kooperatif tipe belajar berupa pretest, dan postest pada kelas
Jigsaw dan pengajaran langsung). Kemampuan eksprimen maupun kelas kontrol.
koneksi matematik ini diukur dengan 3.6.2 Analisis st
statistik
atistik infrensial
infrensial
menggunakan test kemampuan koneksi Berdasarkan rumusan masalah, maka
matematika. data pretes, postes akan dianalisis dengan
statistiK inferensial ANAKOVA. Analisis
3.5 Teknik Pengumpulan Data
statistika inferensial ini digunakan untuk
Tes kemampuan koneksi matematika,
menguji hipotesis pertama dalam penelitian
dan angket respon siswa terhadap ini. Data yang akan dianalisis adalah hasil
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. pretes (kemampuan awal siswa) sebagai
Sedangkan untuk kegiatan pembelajaran variable penyerta dan hasil postes
dibuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (kemampuan akhir) sebagai variable terikat,
(RPP), Lembara Aktivitas siswa
siswa (LAS)
(LAS) dan penggunaan ANAKOV
ANAKOVA A disebabkan dalam
Buku Siswa, serta Buku Guru. penelitian ini menggunakan variable penyerta
sebagai variable bebas yang sulit dikontrol
3.5.1 Test Kemampuan Koneksi tetapi dapat diukur bersamaan dengan variable
Matematika. terikat. Rancangan Analisis data dapat dilihat
Soal test kemampuan koneksi pada table 3.3 berikut:
matematika pada penelitian ini, berbentuk soal Tabel 3.2 Rancangan Analisa Data Untuk
uraian, karena dengan bentuk uraian point- ANAKOVA
point dalam penskoran dapat dilihat dalam
langkah-langkah penyelesaian. Kelompok
Pembelajaran Kelompok
3.5.2 Angket Respon Siswa terhadap
Kooperatif pengajaran
kegiatan Pembelajaran
Data respon siswa diperoleh dengan Tipe Jigsaw Langsung
Prete
menggunakan angket yang diberikan kepada
s Postes Pretes Postes
siswa pada kelompok eksprimen yang
X11 Y11 X.12 Y12
bertujuan untuk mengetahui pendapat atau
X21 Y21 X.22 Y22
komentar siswa terhadap pembelajaran
........ ........... ........... ........
kooperatif tipe jigsaw. Angket respon siswa
........ ........... .......... ........
diberikan kepada siswa dan diisi setelah
pembelajaran yang meliputi, perasaan dan Xn.11 Yn.11 Xn.22 Yn.22
pendapat siswa terhadap komponen materi
Maens X1 Y1 X2 Y2
pelajaran, lembar aktivitas siswa, buku siswa,
cara belajar dan cara guru mengajar, pendapat Adaptasi dari Fergussen (1989:360)
siswa tentang Buku Siswa dan LKS.
3.6 Tekhnik Analisa Data
Keterangan:
Analisis data perbedaan kemampuan X1 = Skor rata-rata kemampuan awal siswa
sebagai variabel penyerta pada
koneksi matematika matematika pada
212
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni
Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087 ‐0922
berdistribusi normal atau tidak. Bila data = a + bXE, dengan a dan b adalah estimator
berdistribusi normal diuji dengan ANAKOVA.
ANAKOVA. untuk θ 1 dan
θ 2 dalam persamaan Y =
Bila tidak normal maka akan menggunakan uji θ 2 X . Model regresi linier Y atas X
θ 1 +
Whitney. Pengujian dilakukan untuk melihat
untuk kelompok pengajaran langsung adalah
apakah data hasil kemampuan pemecahan
YB = a + bXB dengan a dan b adalah estimator
masalah koneksi matematika berdistribusi
untuk θ 3 dan
θ 4 dalam persamaan Y =
normal pada kelompok pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dan pengajaran θ 4 X .
θ 3 +
langsung. Untuk menguji normalitas skor 3.6.2.4 Uji Idenpendensi X terhadap Y/ Uji
pretes dan postes pada masing-masing keberartian Koefisien X dalam
kelompok digunakan uji normalitas Lillifors model Regresi
yang dalam operasionalnya menggunakan Uji idenpendensi bertujuan untuk
SPSS menguji apakah ada pengaruh kemampuan
3.6.2.2 Uji Homogenitas Data awal siswa terhadap hasil belajar. Untuk
Uji homogenitas varians antara menguji keberartian koefisien X dalam model
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, regresi dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
dimaksudkan untuk mengetahui keadaan
varians kedua kelompok, sama ataukah
213
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni
Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087 ‐0922
H0 : θ 1 = 0 (koefisien regresi tidak berarti, kesejajaran model regresi kelompok
artinya tidak ada hubungan pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw
linier kemampuan awal siswa dan model regresi kelompok pengajaran
dengan hasil belajar siswa) langsung. Untuk menguji kesejajaran dua
model regresi dirumuskan hipotesis sebagai
H0 : θ 2 ≠ 0 (koefisien regresi berarti, artinya
berikut:
ada hubungan linier kemampuan awal siswa
H0 : θ 4 =
θ 2 (kedua model regresi sejajar)
dengan hasil belajar siswa)
H0: θ 4 ≠
θ 2 (kedua model regresi tidak sejajar
Uji Linearitas Model Regresi )
Uji linearitas regresi bertujuan untuk Jika kedua model regresi tidak sama
menguji apakah kemampuan awal siswa dan (tidak berimpit) dan sejajar maka dapat
hasil belajar siswa berhubungan secara linier. disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil
Untuk menguji linearitas model regresi kemampuan pemecahan masalah matematika
dirumuskan hipotesis sebagai berikut : kelompok kooperatif tipe jigsaw dan
H0 : model regresi linier kelompok pengajaran langsung. Selanjutnya
H1 : model regresi tidak linier untuk melihat apakah perbedaan kesejajaran
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan tersebut signifikan maka dirumuskan hipotesis
analisis varians menggunakan statistik-F. analisisnya kelompok kooperatif tipe jigsaw
Kriteria tolak H0 jika F* ≥ F (1-α, 1,n-2) dengan α dari setiap skor hasil akhir dan rata-rata dari
= 5% skor uji akhir kelompok pengajaran langsung
dan skor uji akhir dari kelompok kooperatif
tipe jigsaw. Hipotesisnya adalah sebagai
Uji Kesamaan Dua Model Regresi berikut:
Uji kesamaan dua model regresi H0 : θ 4 = θ 2
bertujuan untuk menguji kesamaan model
Ha : θ 4 >
θ 2
regresi kelompok siswa yang diberikan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan Hipotesis diuji dengan menggunakan Statistik
kelompok siswa yang diberikan pengejaran – F, dengan F hitung dirumuskan
langsung MSTR ( adj )
F * =
Regresi linier kelompok pembelajaran MSE ( adj )
θ 2 X
kooperatif tipe jigsaw : Y B = θ 1 + Krireria tolak H0 jika F* ≥ F(1-α;r-1;nt1)
Regresi linier kelompok pengejar
pengejaran
an langsung
θ 4 X
: YB = θ 3 + HASIL DAN DISKUSI
Belajar adalah suatu proses mental yang
Untuk menguji kesamaan dua model regresi
tejadi dalam diri seseorang yang melibatkan
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
kegiatan (proses) berfikir dan terjadi melalui
θ =
θ θ =
θ
H0 : 1 3 dan 2 4 (kedua model regresi pengalaman-pengalaman yang diperoleh
sama) melalui reaksi terhadap lingkungan dimana ia
θ 3 dan θ 2 ≠
H1 : θ 1 ≠ θ 4 (kedua model regresi berada. Belajar matematika adalah belajar
tidak sama) dengan mengaitkan simbol-simbol dan konsep
Apabila dalam pengujian ini hipotesis abstrak sehingga diupayakan seefektif
mungkin dapat membantu siswa
nol diterima, maka kedua model regresi tidak
berbeda secara signifikan, dengan kata lain mengkonstruksi pengetahuannya sendiri
dengan mengkoneksikan setiap pengetahuan
bahwa hasil belajar siswa dari kedua
matematik dengan topik matematika yang lain,
kelompok tersebut sama.
dengan bidang ilmu lain maupun dengan
kehidupan sehari-hari siswa.
Uji Kesejajaran Dua Model Regresi/Uji
Sesuai dengan tujuan pembelajaran
Homogenitass Koefisien Regresi
Homogenita
matematika yaitu mempersiapkan anak didik
Uji ini dilakukan jika dalam uji
kesamaan dua model regresi di atas H0 ditolak sanggup mengahadapi perubahan keadaan di
(model regresi tidak identik). Uji kesejajaran dalam kehidupan dan didalam dunia yang
dua model regresi bertujuan untuk menguji senantiasa berubah, melalui latihan bertindak
atas dasar pemikiran logik, rasional, kritis dan
cermat, objectif, kreatif. Selanjutnya tujuan
214
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni
Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087 ‐0922
dengan
langsung. siswa yang diberi pengajaran
KESIMPULAN
Kemampuan koneksi matematika
siswa yang diberi pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw lebih baik dari siswa yang diberi
pengajaran langsung
DAFTAR PUSTAKA
215
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni
Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087 ‐0922
Pertanyaan
1. Bagaimana hasil: dari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di bandingkan Pengajaran
langsung ? Apakah lebih baik ?
Jawaban :
1. Pembelajaran kooperatif
kooperatif tipe Jigsaw lebih baik
216