Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NURUL AULYAH

NIM : G041191065
KELAS : TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE A.
KELOMPOK : 5 (LIMA)

Penerapan Irigasi Permukaan Untuk Meningkatkan Produktivitas Pertanian

A. Latar Belakang
Lahan kering di Indonesia merupakan salah satu sumberdaya lahan yang
potensial untuk dikembangkan mendukung pembangunan pertanian baik ditinjau dari
segi luasan maupun terbukanya peluang produksi berbagai komoditas pertanian. Pada
umumnya pertanian lahan kering di Indonesia merupakan lahan pertanian yang untuk
pemenuhan kebutuhan airnya bersumber dari air hujan. Tanpa penerapan teknologi
irigasi suplemen dan teknologi hemat air, sistim pertanian konvensional ini peka
terhadap deratan kekeringan baik pada periode pendek di musim hujan, apalagi pada
musim kemarau. Irigasi suplemen adalah pemberian air sebagai pelengkap, apabila
curah hujan tidak mencukupi untuk mengkompensasi kehilangan air tanaman yang
disebabkan oleh evapotranspirasi atau kebutuhan air tanaman. Jika teknologi panen
hujan dan hemat air serta irigasi suplemen secara teknis dan sosial ekonomis dapat
diterapkan, maka masalah kekurangan air, sebagai akibat perubahan iklim, akan dapat
diatasi (Haryati, 2014).
Dampak perubahan iklim diantaranya tercermin dari terjadinya peningkatan suhu
udara, perubahan pola hujan, peningkatan muka air laut, dan meningkatnya kejadian
iklim ekstrim seperti El-Nino dan La-Nina yang berdampak terhadap terjadinya
peningkatan frekuensi banjir dan kekeringan. Di sektor pertanian, dampak perubahan
iklim dapat menurunkan produksi dan produktivitas komoditas pangan. Pengelolaan
jaringan irigasi akan memengaruhi sistem pemberian air pada petak-petak sawah dan
tingkat pelayanan irigasi yang diterima petani sehingga air dapat sampai ke areal
persawahan. Agar jaringan irigasi tersebut dapat digunakan sesuai dengan fungsinya,
maka diperlukan adanya pengelolaan jaringan irigasi yang efektif dan efisien.
Ketersediana air merupakan salah satu masalah penting dalam pertanian, rendahnya
ketersedianaan air tersebut disebabkan karena iklim Indonesia, khususnya Desa
Sesaot, Kecamatan Narmada Lombok Barat. Sistem irigasi adalah sebagai solusi
untuk mengairi suatu lahan dengan cara membendung sumber air dan usaha
penyediaan, pengaturan dan pembuangan air untuk irgasi untuk menunjang pertanian
yang jenisnya meliputi irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi
tambak (Arjudin, 2012).

B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui pola pengairan air
irigasi permukaan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi
peningkatan produktivitas pertanian.

C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
yang bersifat kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan atau mengubungkan dengan variabel yang lain. Penelitian
deskriptif ini adalah salah satu jenis peneliatian kuantitatif non eksperimen yang
tergolong mudah. Penelitian ini menggambarkan data kuantitatif yang diperoleh
menyangkut keadaan subjek atau fenomena dari sebuah populasinya irigasi masing-
masing 10 orang petani, yang dipandang mampu mewakili petani.

D. Hasil dan pembahasan


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukandi lapangan, kehandalan
penyampaian air tiap petak irigasi, dengan jumlah petani yang di layani 55
orang dengan luas lahan yang dialirkan 11,73 Ha dengan produksi tanaman 240 ton
dan kacang tanah 6,5 ton. Hal ini menunjukankehandalan pengoperasian jaringan
irigasi dan aspek kehandalan penyampaian air sistem irigasi sudah optimal dan
memenuhi kebutuhan petani sebagian besar merasakan bahwa kebutuhan air
irgasi di Desa Sesaot sangat optimal berlandaskan hasil rekapitulasi data debit dan
hasil quisoner.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa kemerataan penyampaian air untuk
penjatahan air di daerah persawahan sangat efisien setelah dilakukan
wawancara terhadap masyarakat petani97.5% masyarakat kebutuhan air sawah
terpenuhi hal ini dibuktukan karena ketersediaan air di deerah irigasi Sesaot
dikatakan sangant cukup, dilihat dari data debit yang diukur secara otomatis dengan
menggunakan AWLR (Automaticwater Level Recorder) yaitu 1.11 m3/detik.

E. Kesimpulan
Berdasarkan dari penelitian yang telah dapat disimpulkan bahwa pola
pengairan irigasi permukaan terhadap peningkatan produktivitas pertanian yaitu,
pola pegairan irigasi permukaan berasal dari saluran irigasi dan disalurkan ke
saluran terbuka untuk menyampaikan air di setiap lahan sawah yang ada di daerah
irigasi Sesaot dengan data debit yang dihasilkan yaitu 1,11 m3/detik bahwa
kebutuhan air irigasi terpenuhi hal ini di dukung oleh data hasil wawancara bahwa
97.5 % megatakan baik sedangkan 2,5 % menjelaskan kurang. Pegairan irigasi
permukaan Desa Sesaot Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat
didistribusikan berdasarkan jenis dan kebutuhan air tanaman dan dipertimbangkan
dengan luas lahan yang dialirkan. Faktor yang memengaruhi produktivitas pertanian
pada irigasi permukaan Desa Sesaot yaitu, penggunaan pupuk kimia secara terus
menerus, meningkatnya populasi hama seperti ulat dan serangga, angin kencang.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam strategi implementasi teknik irigasi
suplemen di lahan kering untuk mendukung adaptasi perubahan iklim adalah efisiensi
penggunaan air, pemanfaatan sumber air irigasi potensial yang optimum, pemilihan
teknik irigasi suplemen yang tepat dan sesuai dengan karakteristik sumberdaya
lahannya, pemilihan komoditas pertanian yang bernilai ekonomis tinggi serta
kesesuaian dengan kondisi sosial-ekonomi dan budaya pengguna/petani setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Arjudin. (2012). Analisis Pola Pengairan Irigasi Permukaan Untuk Meningkatkan
Produktivitas Pertanian Di Desa Sesaot Lombok Barat. Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Mataram Mataram, 6.
Haryati, U. (2014). Teknologi Irigasi Suplemen untuk Adaptasi Perubahan Iklim pada
Pertanian Lahan Kering. Jurnal Sumberdaya Lahan, 8(1), 43–57.

Anda mungkin juga menyukai