Anda di halaman 1dari 3

Tugas : Strategi Pembelajaran di SD

Nama : Wawan
NIM : 857342456

MODUL 2
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

I.               PENGERTIAN BELAJAR
Beberapa aspek yang perlu dikuasai guru dalam kegiatan belajar, di antaranya sebagai
berikut.
Keberhasilan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh pemahaman guru terhadap
hakikat belajar. Fungsi pemahaman guru terhadap hakikat belajar adalah supaya dalam
pelaksanaannya guru dapat mengelola dan membimbing proses pembelajaran sesuai dengan
kaidah-kaidah belajar belajar serta dapat memberikan tindak lanjut dalam kegiatan belajar.
Menurut definisi lama bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah menambah dan
mengumpulkan pengetahuan. Yang diutamakan dalam definisi ini adalah penguasaan
pengetahuan sebanyak-banyaknya untuk menjadi cerdas atau membentuk intelektual, sedangkan
sikap dan keterampilan diabaikan.
Menurut Ernest R. Hilgard, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang
diperoleh melalui latihan. Perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang
positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif.
Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi suatu
proses intelektual, fisik, dan mental guna mengubah perilaku siswa. Kegiatan tersebut dapat
diwujudkan dalam proses aktivitas melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau
persoalan, menyimak dan sejenisnya.
Semua aspek dalam diri siswa sebagai individu seperti intelektual, sosial-emosional, dan
fisik harus terlibat secara utuh sehingga pengembangan potensi, bakat, dan minat siswa dapat
terjadi secara maksimal.
Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu belajar untuk mengetahui
(learning to know), belajar untuk berbuat (learning to do), belajar untuk hidup bersama (learning
to live together), dan belajar untuk menjadi (learning to be). Semua itu harus dapat diterapkan
pada proses belajar di Sekolah Dasar baik dalam kelas maupun di luar kelas.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar: 1) Faktor dari dalam diri siswa yang
mempengaruhi hasil belajar di antaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi,
perhatian, kelemahan, dan kesehatan fisik, serta kebiasaan siswa, 2) Faktor dari luar diri siswa
yang mempengaruhi terhadap hasil belajar di antaranya adalah lingkungan keluarga, program
dan disiplin sekolah, program dan sikap guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.

II.    KARAKTERISTIK PROSES BELAJAR DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN SISWA


SEKOLAH DASAR
Teori belajar yang dianut guru dalam implementasi proses belajar, akan mempengaruhi
bahan yang dipelajari, proses belajar sangat dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi belajar
yang digunakan dalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang dituntut dalam kurikulum saat
ini adalah proses pembelajaran yang dapat mengoptimalkan seluruh aktivitas siswa berdasarkan
potensi yang dimilikinya.
Teori belajar disiplin mental menganut prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah daya
mental seperti daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat, berpikir dan sebagainya yang
dapat dilatih dan didisiplinkan. Belajar itu sendiri merupakan upaya untuk mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki individu.
Teori belajar asosiasi berdasarkan pada perubahan tingkah laku yang menekankan pola
perilaku baru yang diulang-ulang sehingga menjadi aktivitas yang otomatis. Dalam teori ini
belajar lebih mengutamakan stimulus-respons yang membentuk kemampuan siswa secara
spesifik dan terkontrol. Hukuman (punishment) dan ganjaran (reward) merupakan penguatan
(reinforcement) yang dipakai. Pelopor aliran ini di antaranya Edward L. Thorndike. Ia
mengemukakan tiga hukum belajar, 1) hukum kesiapan (law of reasiness); 2) hukum latihan atau
pengulangan (law of exercise or repetition); 3) hukum akibat (law of effect).
Proses belajar aliran asosiasi dalam penerapannya memerlukan pengkondisian yang
mendalam dari guru, di antaranya; 1) proses belajar harus dipersiapkan secara sistematis dan
terarah berdasarkan tujuan yang jelas dan terukur; 2) strategi belajar dipersiapkan lebih teliti; 3)
dalam proses belajar selalu menuntut pujian dan ganjaran; 4) proses pembelajaran selalu diawali
dengan stimulus-stimulus; dan 5) aspek siswa (psikologi maupun intelektual) kurang
diperhatikan.
Menurut teori Gestalt belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini akan
terjadi apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang bertujuan
eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk mengembangkan kemampuan
tingkat tinggi dan berpikir tinggi. Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh.
Pembelajaran selalu diberikan dalam bentuk problematic atau masalah aktual dan nyata yang
sedang terjadi saat ini maupun saat yang akan datang.
Dalam kegiatan pembelajaran harus diperhatikan fase perkembangan siswa seperti
perkembangan fisik-motorik, kognitif, moral, bahasa, sosial, dan perkembangan ekspresif.
Ada beberapa tipe belajar yang dikemukakan Gagne:
1.      Signal learning (belajar melalui isyarat).
2.      Stimulus-respons learning (belajar melalui rangsangan tindak balas).
3.      Chaining learning (belajar melalui perangkaian).
4.      Verbal association learning  (belajar melalui perkaitan verbal).
5.      Concept learning (belajar melalui konsep).
6.      Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan).
7.      Rule learning (belajar melalui aturan-aturan).
8.      Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah).
Aspek-aspek inteligensi tersebut dapat ditumbuhkankembangkan pada setiap siswa.
Dikenal 7 jenis intelegensi dalam kehidupan sehari-hari. Intelegensi itu tidak berfungsi sendiri-
sendiri tetapi setiap individu memiliki campuran yang unik dari ketujuh intelegensi, logis-
matematis, spasial, music, fisik-kinestetik, intrapribadi, dan interpribadi.

III.         KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR


Beberapa karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar yaitu:
1.      Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah
Esensi Pembelajaran di kelas rendah adalah pembelajaran konkret yaitu suatu
pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan siswa yang
berkenaan dengan fakta dan kejadian di sekitar lingkungan siswa. Pembelajaran ini dilaksanakan
berdasarkan rencana pembelajaran (silabus) yang telah dikembangkan oleh guru. Pembelajaran
konkret lebih sesuai bila diberikan pada siswa di kelas rendah ( kelas 1, 2, 3) Sekolah Dasar.
Kondisi Pembelajaran ini harus diupayakan oleh guru sehingga kemampuan siswa, bahan ajar,
proses belajar, dan sistem penilaian sesuai dengan taraf perkembangan siswa.
Karakteristik lain yang harus dipahami dalam pembelajaran di kelas rendah yaitu proses
belajar harus dikembangkan secara interaktif. Dalam hali ini guru memegang peranan penting
dalam menciptakan stimulus-respons pembelajaran. Sementara itu, karakteristik aktivitas siswa
di kelas rendah Sekolah Dasar masih relatif kurang terfokus dalam konsentrasi, kecepatan
belajar, dan aktivitas belajar sehingga hal ini memerlukan kegigihan guru untuk mengupayakan
pembelajaran ke arah proses belajar yang efektif.
Dalam kurikulum SD tahun 2004 dianjurkan di kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar agar siswa
melakukan kegiatan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan strategi
pembelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa yang melibatkan beberapa
mata pelajaran.

2.      Karakteristik Pembelajaran di Kelas Tinggi


Esensi Proses pembelajaran kelas tinggi (kelas 4,5,6) Sekolah Dasar adalah suatu
pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan konsep, dan
generalisasi hingga penerapannya ( menyelesaikan soal, menggabungkan, menghubungkan,
memisahkan, menyususn, menderetkan, melipat, dan membagi).Banyak strategi belajar yang
dapat digunakan dalam proses belajar di kelas tinggi Sekolah Dasar, diantaranya : tanya-jawab,
latihan atau drill, belajar kelompok,observasi atau pengamatan, inkuiri, pemecahan masalah, dan
diskaveri. Di kelas tinggi, siswa dapat membimbing dengan menggunakan pembelajaran
konstruktivis, artinya siswa dibimbing untuk mencari, menemukan, menggolongkan,menyusun,
melakukan, mengkaji, dan menyimpulkan sendiri atau berkelompok tentang substansi yang
dipelajarinya. Menurut Piaget siswa kelas 6 SD yang mencapai usia 11 tahun, masuk dalam fase
perkembangan operasional formal,artinya suatu perkembangan kognitif yang menunjukkan
bahwa siswa sudah memiliki kemampuan berpikir tinggi atau berpikir ilmiah. Dengan demikian
pada kelas 6 bahkan mulai dari kelas 5 pembelajarannya harus menggunakan beberapa
pendekatan ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai