Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

NAMA : Nur Afni Qumairo


NIM : 042629869
MATA KULIAH : Ilmu Negara
Assalamualaikum wr.wb.
Kepada
Yth. Bapak Amrizal
Saya izin untuk menjawab tugas 1 yang bapak berikan dibawah ini

Soal
1. Apa yang dimaksud dengan obyek Ilmu Negara bersifat absrak bukan konkrit dan
hakikat negara bukan negara tertentu?
2. Apa perbedaan dari aliran liberalis kapitalis dan solidaritas sosialis dalam
mewujudkan kesejahteraan umum dan bagaimana dengan Indonesia mewujudkan
kesejahteraan?
3. Mengapa diperlukan adanya pengakuan atas terjadinya suatu negara?

Jawaban
1. Yang dimaksud dengan obyek Ilmu Negara bersifat abstrak adalah Ilmu Negara dari
sifat atau dari pengertiannya yang abstrak. Artinya, obyeknya itu dalam keadaan
terlepas dari tempat, keadaan, dan waktu, jadi tegasnya belum mempunyai afektif
tertentu, bersifat abstrak-umum-universal. Dari obyeknya yang bersifat demikian itu,
yang kemudian dibicarakan lebih lanjut adalah kapankah sesuatu itu dinamakan
negara, kapan tidak, lalu apakah yang disebut negara itu, hakikatnya itu apa, dan
seterusnya. Dari obyeknya itu tadi, yaitu negara dalam pengertiannya abstrak, yang
diselidiki lebih lanjut yaitu:
1. Asal mula negara
2. Hakikat negara
3. Bentuk bentuk negara dan pemerintah
Ilmu Negara adalah ilmu yang menyelidiki atau yang membicarakan tentang negara
atau sendi sendi pokok tentang negara, yang dimaksud adalah negara dalam keadaan
terlepas dari tempat, keadaan, dan waktu. Ilmu Negara bersifat teoritis, abstrak, dan
universal (TAU). Dalam Ilmu Negara mengandalkan kesamaan keadaan setiap negara
(in general) sehingga tidak dapat langsung diterapkan dalam praktek kenegaraan
secara khusus.
2. Perbedaan aliran liberalis kapitalis dan sosialis dalam mewujudkan kesejahteraan
umum yaitu:
Konsep negara dalam mencapai kemakmuran dari 2 aliran tersebut diantaranya adalah
- Liberalisme Kapitalisme
Sistem ekonomi yang memberikan kebebasan penuh terhadap individu atau sektor
swasta untuk bisa berperan aktif dalam kegiatan ekonomi demi mendapatkan
keuntungan. Sebuah ideologi, pandangan, atau tradisi politik berdasarkan
pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama.
Liberalisme punya cita cita agar masyarakat bisa bebas, terutama bebas berpikir
bagi masing masing orang. Konsep kemakmuran mereka didasari oleh kebebasan
individu berkreasi dalam bidang ekonomi tanpa diikut campuri oleh pemerintah,
maka dengan sendirinya akan memakmurkan negara dan rakyatnya.
- Solidaritas Sosial
Serangkaian sistem ekonomi dan sosial yang ditandai dengan kepemilikan sosial
atas alat alat produksi dan manajemen mandiri pekerja. Konsep solidaritas sosial
tidak terlepas dari ideologi sosialisme atau komunisme. Karena menurut mereka,
konsep kemakmuran adalah dengan adanya kesetaraan antar semua rakyat yang
dikontrol oleh pemerintah pusat yang artinya semua kekayaan suatu negara adalah
milik pemerintah dan kemakmuran rakyat dijamin oleh pemerintah. Dengan kata
lain, kemakmuran rakyat berasal dari rasa solidaritas sosial, yang menjunjung
tinggi kesamaan derajat sesama manusia yang kesejahterannya dijamin oleh
pemerintah pusat.
3. Diperlukan adanya pengakuan atas terjadinya suatu negara karena, menjadi salah satu
syarat berdirinya sebuah negara. Hal ini berkaitan dengan kepemilikan terhadap
wilayah, memiliki rakyat, dan tentunya pemerintahan. Adanya pengakuan dari negara
lain dijelaskan sebagai berikut:
A. Diakui Wilayah Kedaulatannya
Pengakuan yang didapatkan Indonesia sebagai suatu Negara yang berdaulat
memiliki makna yang penting dalam eksistensi Indonesia di dunia. Hal ini
berarti Indonesia diakui sebagai salah satu dari suatu negara berdaulat di dunia
yang mengikuti system tatanan dunia internasional ketika saat itu. Sama
halnya dengan negara negara dunia maju ketika itu yang harus dihormati
wilayah kedaulatannya (seperti tidak boleh dicaplok, diserang, dilanggar batas
wilayahnya). Untuk itu Indonesia layak diperlakukan sebagaimana negara lain
yang harus dihormati eksistensinya. Indonesia memiliki batas wilayah yang
harus dihormati, oleh karena itu segala bentuk pelanggaran batas wilayah
kedaulatan, maka Indonesia berhak membela diri dengan memberikan
perlawanan.
B. Diakui Warga Negaranya
Sebelum merdeka, masyarakat yang tinggal di suatu wilayah dianggap belum
memiliki kewarganegaraan. Hal ini membebaskan negara negara penjajah
untuk mengambil rakyat dari negara tersebut untuk kemudian digunakan
sesuai dengan kepentingannya seperti budak dan tentara. Dalam prakteknya
banyak negara-negara penjajah ketika itu menggunakan metode ini untuk
meraih keuntungan seperti mengambil masyarakat local untuk dijadikan budak
yang dipekerjakan paksa. Atau dengan menjadikan beberapa dari mereka
tentara untuk membantu ekspansi negara penjajah dan tentunya ditempatkan di
barisan paling depan agar mati duluan. Kondisi kondisi terserbut adalah hal
yang umum terjadi ketika jaman penjajahan. Pengakuan Indonesia sebagai
suatu negara secara tidak langsung mengakui eksistensi Warga Negara
Indonesia yang terikat pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (meskipun
pada saat itu belum ada e-KTP).
C. Diakui Pemerintahannya
Kemerdekaan sebuah negara tentu harus diisi dengan adanya pemerintahan
yang mengatur seluk-beluk kehidupan berbangsa dan bernegara di dalamnya.
Terlepas dari system apa yang digunakan dalam pemerintahannya, Negara
tetap membutuhkan sekelompok orang yang tergabung dalam sebuah lembaga
untuk kemudian mengatur dan menjalankan tugas serta fungsi negara. Mulai
dari kepala pemerintahan, militer, ekonomi, pemerintahan daerah dan
sebagainya. pemerintahan di negara yang baru berdiri inilah kemudian yang
berhak memutuskan arah tujuan dari bangsa ini ke depannya.

Tanpa pengakuan dari negara lain suatu negara akan tetap dapat berdiri.
Meskipun, bukan merupakan unsur pembentuk, namun diperlukan sebagai
pernyataan dalam tata hubungan internasional. Alasannya karena, dalam tata
hubungan internasional diperlukan kemampuan melakukan hubungan dengan
negara. Negara dalam konsep Montevideo Convention adalah negara sebagai
subjek hukum internasional. Untuk menjadikannya, pemerintah negara yang
bersangkutan harus mempunyai kemampuan melakukan hubungan
internasional dengan negara lain. Negara yang belum merdeka, seperti negara
dominion, negara mandat, atau negara dibawah perwalian termasuk pengertian
negara sebagai subjek hukum internasional. Walaupun masih terbatas, negara
negara tersebut memiliki kemampuan dan dapat melakukan hubungan dengan
negara lain. Kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain,
maka eksistensi suatu negara akan diakui.

Pengakuan dari negara lain ada 3 macam di antaranya:


1. Pengakuan de facto (sementara)
Hal yang bermaksud dengan pengakuan de facto adalah pengakuan yang
bersifat sementara terhadap munculnya atau terbentuknya suatu negara
baru. Diberikannya pengakuan de facto yang bersifat sementara karena
masih dalam penelitian apakah prosedurnya melalui hukum atau tidak.
Pengakuan de facto ini dapat meningkat menjadi pengakuan de jure
apabila prosedur munculnya negara baru itu melalui prosedur hukum yang
sebenarnya.
2. Pengakuan de jure
Hal yang dimaksud dengan pengakuan de jure adalah pengakuan seluas
luasnya dan bersifat tetap terhadap muncul dan timbulnya suatu negara
baru. Pemberian pengakuan de jure ini haruslah berdasarkan hukum.
3. Pengakuan atas Pemerintah de facto
Hal yang dimaksud dengan pengakuan terhadap pemerintahan de facto
adalah suatu pengakuan hanya terdapat pemerintahan dari suatu negara.
Jadi, yang diakui adalah pemerintahannya saja, sedangkan wilayahnya
tidak diakui.

Demikian jawaban dari saya, terima kasih


Salam
Wassalamualaikum wr.wb.
Sumber Referensi: BMP HKUM4209/2SKS diambil dari modul 1 dan 2
https://www.hubunganinternasional.id/main/blog/3?
title=Pentingnya+Pengkuan+Sebagai+Negara+Berdaulat

Anda mungkin juga menyukai