Siti Mahmudah Feb
Siti Mahmudah Feb
Oleh :
Siti Mahmudah
Nim : 107084000196
I. IDENTITAS PRIBADI
II. PENDIDIKAN
1. Ayah : Endang
2. Tempat & Tgl Lahir : Jakarta 11 Agustus 1962
3. Alamat : Jl. Budi mulya GG.VII 009/011
4. Telepon : 02192766883
5. Ibu : Rosmiyati
6. Tempat & Tgl Lahir : Bogor 11 February 1968
7. Alamat : Jl. Budi mulya GG.VII 009/011
8. Telepon : 02198452042
9. Anak Ke : Dua dari Empat Bersaudara
i
ABSTRACT
This study aims to analyze the the effect of Value Added of Industry, Export,
Import, and Investments (PMDN) against the to economic growth period 1986-2009 in
Jakarta in the short and long term. The analysis was using years time series data
which published by Central Bureau of Statistics (BPS). The method which is used in
this study apply model the dynamic Engle and Granger, Error Correction Model
(ECM).
The analysis showed that the variable Value Added of Industry, Import, and
Investments (PMDN) had no effect in the short term to Economic Growth, while in the
long term Value Added Industries and Investments (PMDN) has a significant effect on
Economic Growth.
ii
ABSTRAK
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Nilai Tambah Industri, Impor, dan
Investasi (PMDN) tidak mempunyai pengaruh dalam jangka pendek terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di DKI Jakarta, sedangkan dalam jangka panjang Nilai
Tambah Industri dan Investasi (pmdn) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di DKI Jakarta.
Kata Kunci: Nilai Tambah Industri, Ekspor, Impor, Investasi (PMDN) dan
Pertumbuhan Ekonomi.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmanirrahiim,
Segala puji bagi Allah SWT yang menguasai alam semesta dan yang telah
begitu banyak memberikan Rahmat dan Kasih Sayang-Nya. Rangkaian kata syukur
tak kan pernah cukup untuk menggambarkan rasa terima kasih penulis pada Allah
SWT. sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Nilai
Tambah Industri, Ekspor, Impor dan Investasi (PMDN) terhadap Pertumbuhan
Ekonomi kota DKI Jakarta Periode 1986-2009”.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad
SAW sebagai Tauladan terbaik, keluarga, sahabat serta para pengikutnya, yang telah
merubah dari zaman jahiliyah menjadi zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan,
semoga kita mendapat safa’atnya dihari yang pasti dan dinanti.
Pada kesempatan ini, penulis rasanya wajib mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, “semoga
Allah SWT memberikan balasan yang terbaik”, terutama kepada:
1. Ibunda Rosmiyati, yang tak pernah berhenti mengiringi langkahku dengan
do’anya yang penuh keikhlasan,yang tak pernah letih menguatkanku dengan
petuah-petuah bijaknya disaat ku lemah dan membuat ku tegar dalam
menghadapi semua cobaan yang diberikan Allah SWT. Ayahanda Endang,
yang telah menjadi teladan bagi penulis untuk memamahi arti kesabaran dan
kekhilasan, serta telah mendidik penulis untuk menjadi seorang wanita yang
tangguh dan bijaksana.
2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bekerja keras mengembangkan FEB.
3. Bapak Prof. Dr.Ahmad Rodoni MM, selaku pembantu dekan bagian akademik
serta sekaligus sebagai penguji ahli ketika ujian skripsi saya. Terima kasih atas
ilmu yang telah diberikan.
iv
4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan, tuntunan, motivasi, pengarahan yang luar biasa kepada penulis
menyempatkan waktunya untuk membaca dan mengkoreksi skripsi ini,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Mudah-mudahan Allah
SWT. membalas segala kebaikannya dengan sebaik-baiknya balasan.
5. Bpk Fahmi Wibawa, SE. MBA. Pembimbing II yang banyak meluangkan
waktunya untuk berdiskusi dengan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
dan memberikan banyak ilmu-ilmu baru, semoga Allah SWT mencatat segala
amal kebaikannya sebagai ibadah.
6. Bpk Drs. Lukman, M. Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Study
Pembangunan.
7. Ibu Utami Baroroh, M.Si. selaku Wakil Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Study
Pembangunan.
8. Bpk Roikhan Mochamad Aziz, MM, Selaku Penguji Ahli, juga sebagai
Penemu Sinlamim Theory @319913616.
9. Seluruh dosen yang telah ikhlas mengajarkan ilmunya dan berbagi
pengalaman, serta para staff akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
10. My big family brothers and sister, Iman Ruslanudin, Zainal Falah, Ikmal
Baihaqi, Kartika Sari, untuk bantuan dan doanya kalian terima kasih, terutama
untuk keponakan aku yang baru lahir (Ziddan) yang bisa membuat aku
tersenyum, sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini.
11. Agustiarman Basirun SE, yang selalu menemaniku selama hampir tiga tahun
lebih dan banyak membantuku dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih
untuk doa dan motivasi yang diberikan selama ini sehingga aku bersemangat
untuk menyelesaikan skripsi ini.
12. Eneng Euis Sholihat saudara ku, yang selalu memberikan motivasi, semangat
dan doa yang tak terhingga kepada penulis. Dan selalu mendengarkan curhatan
ku dikostn.
v
13. Teman-teman IESP Mahda, Ely, Niar, Mario, Ganda, Ndang dkk yang
namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa
hormat dan sayang saya.
14. Teman-teman satu kosan Eliyana, Nurul, ka Len, Upi, Eneng, Uci, Puzy, Opie,
yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan skripsi ini dan maaf
untuk kamar depan selalu berantakan dengan buku-buku saya yang berserakan.
Thank’s Friends.
15. Teman-teman BEMJ IESP periode 2007, yang telah bersama-sama belajar
untuk memikul sebuah tanggung jawab dan melakukan sesuatu yang berarti
bagi fakultas Ekonomi.
16. Segenap pegawai perpustakaan nasional, Badan Pusat Statistik (BPS), Bank
Indonesia (BI), dan LIPI yang telah melayani dan memantu proses
pengumpulan data dan literature. dan untuk semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, terima kasih yang terdalam untuk bantuan,
dukungan, dan doanya. Semoga keberkahan dan kesuksesan selalu menyertai
kita semua. Amin
Akhirnya, semoga bantuan, doa dan semangat yang diberikan dapat
menjadi amalan bagi semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan penulisan serta penyusunan skripsi ini.
Siti Mahmudah
Penulis
vi
DAFTAR ISI
G. Hipotesis ....................................................................................... 59
vii
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 61
A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 61
B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel ..................................... 61
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 62
D. Metode Analisis Data.................................................................. 63
1. Uji Normalitas ......................................................................... 64
2. Uji Linieritas ........................................................................... 65
3. Uji Stasioner ............................................................................ 65
a. Uji Akar Unit ....................................................................... 66
b. Uji Derajat Integrasi ............................................................ 67
4. Uji Kointegrasi ........................................................................ 68
5. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 69
a. Uji Autokorelasi ................................................................. 69
b. Uji Heteroskedatisitas .......................................................... 71
c. Uji Multikolinieritas ............................................................ 72
6. Uji Error Correction Term (ECT) ........................................... 72
7. Uji Error Correction Model (ECM) ........................................ 73
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................... 75
1. Variabel Independen ............................................................ 75
2. Variabel Dependen .............................................................. 75
viii
1. Uji Normalitas ......................................................................... 98
2. Uji Linieritas ........................................................................... 99
3. Uji Stasioner ........................................................................... 99
a. Uji Akar Unit ....................................................................... 101
b. Uji Derajat Integrasi ............................................................ 101
4. Uji Kointegrasi ........................................................................ 104
5. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 104
a. Uji Heteroskedatisitas .......................................................... 104
b. Uji Autokorelasi .................................................................. 105
c. Uji Multikolinieritas ........................................................... 106
6. Pendekatan Error Correction Model (ECM) ............................ 107
C. Interpretasi Data ........................................................................... 111
1. Konstanta ........................................................................... 110
2. Pengaruh NTIND terhadap PDRB ...................................... 110
3. Pengaruh X terhadap PDRB ............................................... 112
4. Pengaruh M terhadap PDRB ............................................... 113
5. Pengaruh INVTS terhadap PDRB ....................................... 115
D. Pembahasan Analisis Ekonomi .................................................... 116
ix
DAFTAR TABEL
4.8 Uji Akar Unit Phillips-Perron Test Pada Tingkat Level 100
4.9 Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada first difference 101
x
4.11 Hasil Uji White HeteroskedasticityTest 104
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daya manusia juga diperlukan. Setiap pembangunan harus selalu diawali dengan
yang tidak saja harus lengkap, tetapi juga akurat dan tepat. Karena tanpa data,
perencanaan yang disusun akan memuat berbagai ketidakpastian atau resiko yang
daerah mutlak diperlukan agar pembangunan dapat dicapai sesuai dengan yang
diharapkan. Selain hal tersebut di atas data maupun informasi dapat digunakan
juga sebagai evaluasi keberhasilan dari pembangunan suatu daerah baik secara
ekonomi yang hasilnya secara merata dikecap oleh masyarakat, meningkatkan laju
ekonomi suatu negara adalah dilihat dari kesempatan kerja yang diciptakan dari
1
Sumber-sumber ekonomi yang strategis dan dominan tergantung pada faktor
sumber dominan untuk pertumbuhan yang kualitasnya cukup banyak serta dengan
Mekanisme perubahan alokatif harus terjadi dengan cepat dan bebas agar
penciutan atau perluasan secara lambat, pergeseran atau perpindahan sumber daya
dari sektor yang satu ke sektor yang lain harus dijamin mekanismenya, terjadinya
Domestik Regional Bruto). Saat ini umumnya PDRB baru dihitung berdasarkan
dua pendekatan, yaitu dari sisi sektoral/lapangan usaha dan dari sisi penggunaan.
Selanjutnya PDRB juga dihitung berdasarkan harga berlaku dan harga konstan.
Total PDRB menunjukkan jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh
2003 )
2
Tabel 1.1
Pertumbuhan Kota Jakarta (PDRB) Tahun 2001-2009
TAHUN PDRB Menurut Harga
Konstan
(Juta Rupiah)
2001 61868256
2002 64338830
2003 76314201
2004 61868256
2005 29527054
2006 31282671
2007 33297125
2008 35369405
2009 371399320
Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta Dalam Angka
Salah satu tolak ukur kinerja dari industri khususnya industri kecil dan
menengah (IKM) adalah tingkat nilai tambah. Nilai tambah diciptakan melalui
kinerja industri khususnya pencapaian nilai tambah, maka perlu dilakukan strategi
digunakan dalam proses transformasi input menjadi output produksi. ( Oleh Siti
3
Tabel 1.2
Data Nilai Tambah Besar dan Sedang Menurut Klasifikasi Industri di DKI
Jakarta
Tahun 2001-2009
TAHUN Nilai Tambah industri (biaya faktor
produksi )
(juta/million RP)
2001 26656400
2002 32531589
2003 32678400
2004 35891000
2005 39643800
2006 50716400
2007 98874004
2008 71949300
2009 79876700
Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta dalam Angka
Perdagangan luar negeri atau ekspor dan hampir merupkan sektor ekonomi
wilayah ini. Data tahun 2009 menunjukan bahwa sektor perdagangan merupakan
sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di DKI Jakarta dengan
kontribusi 36,92 persen, diikuti oleh sektor jasa-jasa dengan 24,60 persen dan
sektor industri pengolahan dengan 36,92 persen, penyerapan tenaga kerja yang
cukup besar ini tentu merupakan indikator yang menunjukan besarnya kontribusi
kerja. Semakin cepat perdagangan luar negeri berkembang akan semakin cepat
4
beberapa ahli ekonomi (Gellis et 1987) menyatakan bahwa sektor perdagangan
Adanya krisis keuangan global yang terjadi pada pertengahan tahun 2008
Jakarta. Dampak tersebut masih terasa pada tahun 2009, yang menyebabkan
tahun sebelumnya
Salah satu upaya yang dipandang cukup strategis untuk mengatasi krisis
tahun 2008, kinerja ekpor luar negeri ekspor diharapkan akan memberikan
didukung oleh sarana dan prasarana yang kondusif bagi masuknya investasi asing
investasi, bea masuk khusunya bahan baku dan penolong maupun barang modal,
Upaya lain yang tidak kalah pentingnya adalah diversifikasi pasar ekpor
5
komoditi yang dapat dijadikan sebagai andalan ekpor, terutama ekspor non migas.
serta komoditi tersebut berbasiskan bahan baku lokal (resaursed based industri)
karena usaha jenis inilah yang tahan terhadap terpaan badai krisis. Pengalaman
menunjukan bahwa sebagaian besar jenis usaha tersebut berasal dari usaha kecil
menengah.
DKI Jakarta sebagai ibu kota Negara, pusat pemerintah dan perekonomian
muat DKI Jakarta. Namun dari jumlah tersebut, berapa sebenarnya ekspor/impor
barang-barang (produk) yang benar-benar dari dan ke Jakarta, dan komoditi apa
saja yang menjadi andalan ekspor/impor tersebut, adakah komoditi lain yang lebih
Tabel 1. 3
Nilai Ekspor dan Nilai Impor Melalui Muat di DKI Jakarta
Tahun 2001-2009
TAHUN Nilai Ekspor Perubahan Nilai Impor Perubahan
(FOB US $) (%) (FOB US $) (%)
(1) (2) (3) (4)
2001 19798812260 -7,56 15973651761 -6,31
2002 19959587089 0,81 16189261753 1,355
2003 20454440187 2,48 16169567982 -0,12
2004 24501221918 19,78 23883257384 47,70
2005 26958167238 10,03 26827744132 12,33
2006 29809517655 10,58 27134810269 1,14
2007 32186884841 7,98 34739269326 28,02
2008 36090170062 12,13 63312741522 82,25
2009 32536510048 -9,85 48099308120 -24,03
Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta Dalam Angka
6
Adanya investasi-investasi baru memungkinkan terciptanya barang modal
baru sehingga akan menyerap faktor produksi baru yaitu menciptakan lapangan
pekerjaan baru atau kesempatan kerja yang akan menyerap tenaga kerja yang pada
output dan pendapatan baru pada faktor produksi akan menambah output nasional
Tabel 1. 4
INVESTASI (PMDN) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2001-2009
TAHUN PMDN
Proyek Nilai (US $)
2001 45 5752926
2002 44 22259119
2003 44 3343950
2004 35 4173915
2005 23 3792133
2006 18 981710
2007 45 5638339
2008 34 18373
2009 35 9693
Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta dalam Angka
dana pada masa sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dimasa
yang akan datang. Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara seksama.
tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan berhasil,
Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan
perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak terlanjur menanamkan investasi
7
pada proyek yang tidak menguntungkan. alasan melakukan investasi adalah
sebagai berikut:
Dapat dijelaskan untuk memahami hakekat dari investasi dapat diawali dari
berkembang saat ini sangat variatif, antara lain pengertian investasi yang
dikemukakan oleh Diana Eka Putra dalam bukunya “Berburu Uang di Pasar
dan adanya rasa percaya terhadap mistik industrialisasi, mendorong Negara dunia
ke tiga termasuk Indonesia untuk mengejar yang umum apa yang diketahui
diimpor dengan sumber-sumber produksi dan sediaan dalam negeri. Strategi yang
yang tipikal ini, pertama-tama adalah menciptakan rintangan tarif atau kuota
terhadap komoditas tertentu yang diimpor yaitu beberapa barang seperti radio,
sepeda atau alat-alat listrik rumah tangga. Strategi yang tipikal ini melibatkan
kerja sama dengan perusahaan asing yang didorong untuk mendirikan pabrik
8
dibalik dinding proteksi tarif dan pemberian keringanan pajak dan memperoleh
intensif investasi. Walaupun biaya awal produksi akan mendorng harga eceran
lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga impor, tapi pemikiran ekonomi yang
akan mengenyam keuntungan produsksi dalam skala yang besar (ini yang
dinamakan “industri anak “untuk proteksi tarif) atau bahwa neraca pembayaran
Pertumbuhan ekonomi akan tercapai apabila setiap wilayah atau Negara yang
didukung dengan pemberdayaan ekonomi daerah, salah satunya kota Jakarta yang
13.000 pulau dan penduduk lebih dari 200 juta jiwa. Negara Kesatuan Republik
Indonesia memiliki kebhinekaan dalam suku bangsa, bahasa, budaya, serta adat
Jakarta yang dewasa ini berpenduduk hampir sepuluh juta jiwa merupakan salah
satu kota di Asia yang paling sering dibicarakan dengan berbagai alasan yang
wajar. Jakarta telah berkembang secara luar biasa dan akan berada pada
mendatang. Jakarta mempunyai kedudukan khas, baik sebagai ibu kota negara
maupun ibukota daerah swatantra. Jakarta juga merupakan pusat kegiatan sosial
dan budaya dengan berbagai sarana terbaik di Indonesia dalam bidang pendidikan,
budaya, olah raga, dan kesehatan. Jakarta merupakan gerbang utama Indonesia.
9
Letaknya yang strategis di Kepulauan Indonesia, menyediakan layanan angkutan
Kota Jakarta merupakan kota yang mempunyai laju pertumbuhan sangat tinggi
interdependensi ini bukan saja berlangsung antara negara maju, tapi juga antara
membawa pengaruh negatif ini yang harus dapat diantisipasi dengan tepat oleh
rate/kurs (nilai tukar riil) dan net export (nilai ekspor bersih/net ekspor). Dua
perekonomian global.
10
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut diatas,
B. Perumusan Masalah
2009?
1. Tujuan Penelitian
1986-2009.
11
2. Menganalisis pengaruh Ekspor dalam jangka pendek maupun jangka
2. Manfaat Penelitian
3. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan referensi
di masa depan.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lanjut bisa disimak dalam paparan Todaro & Smith (2009: 6-13), yang diawali
pembangunan menjadi bidang kajian dan disiplin yang terpisah dari disiplin
2. Ekonomi Pembangunan
yang mengkaji pembangunan ekonomi menjadi salah satu bidang yang paling
ekonomi dan ekonomi politik. Meskipun sudah lebih dari lima dekade
13
13
Todaro & Smith (2009: 6-7) tidak sependapat dengan argumen tersebut.
menggunakan prinsip dan konsep yang relevan dari cabang ilmu ekonomi
yang lain, dalam bentuk standar maupun dimodifikasi, bagi sebagian besar
ekonomi pembangunan hal itu adalah suatu bidang studi dengan identitas
analitis dan metodologisnya sendiri yang khas dan berkembang dengan cepat,
yang semula sosialis terpusat. Ekonomi pembangunan tidak lebih dan tidak
adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mengkaji aspek-aspek ekonomi proses
14
pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan kerja, baik melalui jalur publik
maupun swasta.
metode yang membantu didalam menentukan tipe kebijakan dan praktik dan
projeknya, atau bisa juga melibatkan metode bauran kuantitatif dan kualitatif.
3. Pembangunan Ekonomi
15
Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagiai suatu proses
kebutuha pokoknya (basic needs), (2) meningkatnya rasa harga diri (self
menggambarkan sampai dimana barang dan jasa telah bertambah pada suatu tahun
Kuznets adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari Negara yang
pertumbuhan ekonomi yang bisa ditemui di hampir semua Negara maju, yakni:
16
a. Tingkat pertumbuhan output per kapital dan pertumbuhan penduduk yang
tinggi
Adapun tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari
Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan menambah jumlah tenaga
17
(1) kemajuan teknologi yang yang bersifat netral (neutral technological
kombinasi faktor input yang sama, (2) kemajuan teknologi yang hemat
jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama, (3) kemajuan teknologi
manusia dan fisik, yang selanjutnya berhasil meningkatkan kuantitas sumber daya
faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka
satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan. Jadi teori pertumbuhan
ekonomi tidak lain adalah suatu ceritera (yang logis) mengenai bagaimana proses
18
Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah (regional) yang populer, yaitu:
1. Eksport Base Model, yang dipelopori oleh North pada tahun 1955 dan
dengan keuntungan lokasi yang dimilikinya dan tidak harus sama dengan
2. Model Neo Klasik, model ini dipelopori oleh Stain pada tahun 1964.
model ini pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan sangat ditentukan oleh
kegiatan produksi suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh potensi daerah
yang bersangkutan, tetapi juga oleh mobilitas tenaga kerja dan mobilitas
saat itu modal dan tenaga kerja ahli cenderung terkonstrasi di daerah yang
19
lebih maju sehingga kesenjangan pertumbuhan ekonomi cenderung
melebar.
tahun 1975 dan kemudian di formulasikan lebih lanjut oleh Kaldor. Teori
tidak hanya dapat diserahkan pada kekuatan pasar, tetapi perlu adanya
yang erat dan saling mempangaruhi antara pembangunan kota (core) dan
Adam Smith (1723 – 1790), yang terkenal dengan teori nilainya yaitu
suatu barang. Tetapi didalam bukunya An Inquiry into the Nature and
Causes of the Wealth of the Nations (1776) secara singkat sering disebut
20
tersebut Smith, mungkin orang yang pertama yang mengungkapkan proses
Oleh sebab itu, teori Adam Smith sering dianggap sebagai awal dari
ekonomi yaitu :
tanah)
21
produksi adalah dua unsur produksi yang lain, yaitu jumlah penduduk dan
stok kapital yang ada. Dua unsur lain inilah yang menentukan besarnya
output. Unsur sumber alam ini akan menjadi batas atas dari pertumbuhan
suatu perekonomian.
output dan pertumbuhan penduduk) akan berhenti apabila batas atas ini
pertumbuhan menjadi suatu model yang lebih tajam, baik dalam konsep-
22
konsep yang dipakai maupun dalam hal mekanisme proses pertumbuhan
itu sendiri. Namun perlu ditekan lagi disini bahwa garis besar dari proses
tidak terlalu berbeda dengan teori Adam Smith. Tema dari proses
Boediono, (1985 : 35) Salah satu perumusan yang terkenal dari teori
23
b. Sektor modern, dengan produktivitas tinggi dan sebagai sumber
akumulasi capital.
yaitu :
Keynes jangka pendek menjadi suatu teori makro jangka panjang. Aspek
Dalam perspektif waktu yang lebih panjang ini, investasi menambah stok
1985 : 59).
24
Laju pertumbuhan natural dalam sistem Harrod yang sederhana adalah
juga tumbuh dengan laju pertumbuhan natural yang sama (Boediono, 1985
: 68)
yang perlu wujud agar pada masa berikutnya barang-barang modal yang
25
Teori Harrad-Domar menunjukan bahwa jawaban persoalan ini relatif
dimasa lalu.
c. Pandangan Schumpeter
dalam jangka panjang tingkat hidup orang banyak bisa ditingkatkan terus
26
Scumpeter, masalah penduduk tidak dianggap sebai aspek sentral dari
ekonomi adalah suatu proses yang di beri nama inovasi, dan para
arti luas mencakup penemuan produk baru, pembukaan pasar baru dan
perbaikan kwalitatif dari sistem ekonomi itu sendiri, yang bersumber dari
27
Menurut pendapatan Schumpeter, inovasi tidak akan terus-menerus
dilakukan dan pada masa selanjutnya kurang dilakukan. Pada ketika para
kesejahteraan peluang yang mereka miliki dalam hal akses kepada pasar,
sumber daya, dan lingkungan peraturan yang tidak bias bagi kalangan bisnis
28
Gambar 2.1
Skema Analisis Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif
Meningkatnya
Pertumbuhan penghasilan Penanggulang
ekonomi melalui tenaga an kemiskinan
kerja yg produktif
Nilai tambah industri merupakan tambahan nilai yang diperoleh dari setiap
unit industri besar dan sedang yang ada disuatu daerah. Nilai Tambah Industri
"Value added is value of its output minus the value of input that it pruchases
Lebih lanjut nilai tambah itu sendiri dapat dibagi nenjadi nilai tambah
bruto dan nilai tambah netto seperti yang dinyatakan oleh Biro Neraca
29
Nasional pusdikfat Statistik dalam bukunya : "pedoman penghitungan
biaya antara outputnya” yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
NTB =NPB - BA
Di mana:
setelah diolah per satuanya, nilai tambah diketahui dengan melihat selisih
antra nilai output dengan nila input suatu industry. Nilai output atau biaya
produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya
yang dikeluarkan suatu industri secara rutin setiap priode tertentu dan jumlah
yang tetap,
upah tenaga kerja, biaya bahan bakar dan biaya pemasaran. Sedangkan yang
nilai input suatu industri (penerimaan) merupakan hasil kali antara harga
produk barang dengan jumlah barang yang diproduksi. Dalam hal ini nilai
tambah industri yang dimaksud adalah nilai tambah yang dihasilkan oleh
30
1.1 Industri menjadi penggerak utama pembangunan
dukungan iklim usha yang kondusif serta penyediaan sarana dan prasarana
yang memadai, makna ekspor non migas mampu menjadi penggerak utama
pembangunan. Dalam ekspor non migas peranan ekspor hasil industri sangat
strategis. Selai menjadi penghasil devisa yang besar juga telah menggerakan
tahun 1991/1992 yang mencapai US$ 16,2 miliar yang merupakan 85% dari
barang jadi dari bahan baku atau bahan mentah melalui proses penggarapan
dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga
subtitusi impor (SI) atau strategi promosi ekspor (PE). Strategi SI sering
31
industri di dalam negeri yang memproduksi barang-barang pengganti M
produk yang dibuat di dalam negeri dijual di pasar X (Tulus Tambunan 2003;
Hal 298).
Nilai tambah industri atau Value Added adalah suatu konsep yang
Menurut kelompok ini, konsep Nilai Tambah Industri ini berakar dari
Negara lainnya.
32
pembangunan industri di daerah merupakan salah satu kunci pokok suksesnya
dimana sektor ini dapat menyerap tenaga kerja yang banyak, mempunyai
Dewasa ini dapat dikatakan bahwa tidak ada negara di dunia ini yang
namun dilain pihak ada kebutuhan lain yang tidak dapat dipenuhi dari dalam
alam, kekurangan modal, skill yang belum memadai dan lain-lain. Kebutuhan
penting peranannya.
33
Hampir tanpa terkecuali semua perekonomian terlibat dalam perdagangan
dengan produksi nasional bruto atau Gross National Product (GNP), sebagai
“International free trade has often been referred to as the ‘engine of growth’
market provided and additional stimulus to growing local demands that led to
century to borrow fund in the international capital market at very low interest
34
Manfaat lain yang diperoleh dari perdagangan, khususnya bagi negara-
dalam hal dorongan atau keinginan terhadap hal-hal yang baru maupun selera
yang tinggi dalam beberapa dekade dan kemudian menjadi negara dengan
35
pengiriman barang dagang dari luar negeri ke pelabuhan di seluruh wilayah
indonesia kecuali wilayah bebas yang dianggap luar negeri, yang bersifat
bebas ekspornya dapat dilakukan oleh setiap perusahaan yang telah memiliki
Teori keunggulan atau keuntungan absolute dari adam smith yang disebut
dengan teori murni perdagangan internasional. Dasar pemikiran dari teori ini
adalah bahwa suatu Negara akan melakukan spesialisasi terhadap produk dan
ekspor suatu (atau beberapa) jenis barang tertentu, dimana Negara tersebut
keunggulan tersebut atas Negara lain yang memproduksi atas barang yang
sama, atau suatu Negara akan mengekspor (mengimpor) barang X jika Negara
36
itu dapat (tidak dapat) memproduksinya lebih fesien atau murah dibandingkan
a. Teori Ekspor
1. Teori Hecksher-Ohlin
pertama kali oleh Bertil Ohlin pada tahun 1933 dalam bukunya“
tulisan gurunya, yaitu Eli Hecksher, yang ditulisnya pada tahun 1919.
Nopirin, 1977:54)
tidak sama, yang satu (X) lebih padat karya, yang lain (Y) lebih
padat capital.
tersebut.
37
2. Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage) Adam Smith
dari teori ini adalah bahwa suatu Negara akan melakukan spesialisasi
Negara lain yang meemproduksi jenis barang yang sma, atau suatu
38
dari Adam Smith. Yakni Adam Smith mengawali penjelasannya dengan
yaitu barang yang diproduksi dengan biaya produksi yang lebih rendah
39
Sedangkan dasar pemikiran David Ricardo adalah bahwa
terbesar) untuk jenis barang yang berbeda. Jadi penekana Ricardo pada
40
kemiskinan dapat dipatahkan dan pembangunan ekonomi dapat
wilayah Indonesia kecuali wilayah bebas yang dianggap luar negeri, yang
yang diolah dan diperbaiki didalam negeri dicatat sebagai barang impor
perdagangan dengan cara memasukan barang dari luar negeri kedalam wilayah
tersebut secara positif. Permintaan untuk impor tergantung pada harga yang
relatif atas barang-barang luar negeri dan dalam negeri. Oleh karena itu
volume dan nilai impor akan dipengaruhi output dalam negeri dan harga relatif
nasioanal.
41
m = ∆M / ∆Y
Dimana:
∆M = Pertambahan Impor
∆Y = Pertambahan Pendapatan
barang-barang yang bersaing dengan buatan luar negeri. Yang berarti nilai
sebagai berikut:
M = Mo + mY
Dimana:
M = Jumlah Impor
Y = Pendapatan nasional
Sedangkan pengertian impor yang kita gunakan dalam buku (perdagangan luar
negri, Arby, 2003/2004) adalah impor yang dimaksudkan sesuai dengan undang-
undang yaitu memasukan barang kedalam daerah pabean (Indonesia) tentu saja
42
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku yang diatur berdasarkan undang-
built up.
a. Barang pindahan.
untuk tujuan Ekspor (EPTE) untuk diolah lebih lanjut menjadi barang
pemeritah.
43
3. Barang yang tidak diatur tata niaganya (bebas) yaitu:
Barang yang tidak termasuk barang impor yang dilarang atau yang diatur
tata niaga impornya, digolongkan barang yang dapat diimpor secara bebas.
Pengimporan barang ini berlaku ketentuan umum yang berlaku untuk barang
impor. Perlu ditambahkan bahwa barang impor kapal niaga dan kapal bekas.
dengan 2 cara yaitu kebijakan Tarif Barier dan kebijakan Nontarif Barier (Arbi
Syarif: 2004:12).
3 Investasi (X4)
untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu
domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab
44
investasi yang berarti tergantung dari jumlah modal dan teknologi yang
45
pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
memicu inovasi dan produktivitas akan turut dinikmati oleh para pekerja
(full utilization).
Perusahaan.
pendapatan nasional.
46
4. Kecenderungan menabung (Marginal Propensity to save = MPS)
tenaga kerja dan modal tidak tetap, harga selalu berubah dan suku bunga
akan semakin tinggi bila produksi agregat di suatu negara semakin besar.
Implikasi yang menarik dari teori ini adalah mampu menjelaskan potensi
47
memperbaiki efisiensi alokasi sumberdaya domestik dengan cara
jelas akan membuka usaha apa didaerah tujuan investasi. Ada hal tiga pokok
yaitu:
untuk berusaha.
berlaku.
sosial.
48
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan
a) Modal dalam negeri adalah Modal yang berasal dari kekayaan masyarakat
Indonesia baik yang dimiliki oleh negara, swasta nasional, atau swasta
asing (sepanjang tidak diatur dalam Pasal 2 UU No. 1/1967). Pihak swasta
obligasi, dll.
49
c) Perusahaan nasional adalah perusahaan yang minimal 51% adalah modal
tentang PMDN dan revisi No. 12 Tahun 1970 tentang PMDN, investasi
pemerintah.
50
Hubungan Investasi dengan Pertumbuhan Ekonomi
teknologi. Hal ini dapat di lihat dari biaya rata-rata yang produksi yang
tidak terampil dan peralatan modal yang masih sederhana, hal ini jelas
dari rasio output modal yang tinggi, Indonesia merupakan negara yang
sedang berkembang juga tidak lepas dari masalah diatas, oleh karena itu
E. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena
lingkup hampir sama tetapi karena obyek dan periode waktu yang digunakan
berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan
Adapun metode analisis yang digunakan peneliti yaitu dengan metode OLS.
Hasil analisis dari penelitian ini menyebutkan bahwa PDRB dan ekspor
pertumbuhan kota. Selain itu, dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa nilai
mendukung ekspor dari luar migas, maka orientasi ekonomi daerah Riau
golongan bawah, sehingga trickle down effect bisa berjalan seperi yang
diharapkan.
52
mengetahui hubungan antar varaibel adalah model koreksi kesalahan atau
ECM.
variabel yang digunakan yaitu Cadangan Devisa, Ekspor, Impor, dan Nilai
variabel yang ada dengan menggunakan metode terkecil biasa OLS. Metode
53
Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
swasta (PMA dan PMDN) dan belanja pemerintah daerah memberi dampak
menyebabkan perbedaan yang nyata kondisi antara sebelum dan sesudah krisis
dan memberi arah yang negatif. Sebagai upaya meningkatkan PDRB Propinsi
padat karya agar mampu menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin. Pada
data adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik yang
berupa PDRB Jawa Timur, Penanaman Modal Dalam Negeri dan Tenaga
Kerja.
54
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hasil analisis dapat diketahui
tinggi.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
56
F. Kerangka Pemikiran
dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari
kinerja teori dalam memberika solusi atau alternatif solusi dari serangkaian
panjang dan jangka pendek, dan di pengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini
independen.
57
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Variabel Independen
(Nilai Tambah Industri, Ekspor, Impor dan Investasi (PMDN))
Uji Normalitas
Uji Linieritas
Uji STASIONER
Derajat Integrasi
Tidak
Ya
Keluar dari
pengujian Uji Kointegritas
Tidak
58
G. Hipotesis
(Mudrajad, 2009:59)
suatu parameter populasi yang dimaksudkan untuk pengujian dan berguna untuk
telaah konsep teorotis yang perlu diuji secara empiris ( oleh Indriantoro dan
periode 1986-2009.
periode 1986-2009.
2009.
59
Ha : Diduga Ekspor berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek
2009.
2009.
2009.
periode 1986-2009.
1986-2009.
60
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Dalam Penelitian ini penulis memilih badan pusat statistik provinsi DKI
Jakarta sebagai sumber utama memperoleh data dalam melakukan riset. Objek
penelitian di DKI Jakarta dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi
peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan berupa Nilai Tambah Industri,
Ekspor, Impor, Dan Investasi (PMDN) yang dijadikan sampel yang dalam hal ini
adalah Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta pada periode tahun 1986 sampai
dengan tahun 2009. Sementara pengolahan data dengan dilakukan metode ECM
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang berdiri dari : objek/ subjek yang
(PMDN) yang diterbitkan oleh badan pusat statistik ( BPS ) DKI Jakarta dan
61 61
2. Sampel
1. Field research
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari badan pusat statistik ( BPS ). Berdasarkan publikasi dari badan
pusat statistik tersebut data yang digunakan adalah Data Nilai Tambah
Jakarta.
2. Lybrary research
3. Internet
Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam di
selalu berkembang. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut penulis
62
sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan
perkembangan zaman.
analisis yang mengukur pengaruh antarvariabel yang melibatkan lebih dari dua
melihat hubungan jangka pendek dan menggunakan uji Kointegrasi untuk melihat
indikasi adanya hubungan jangka panjang. Analisis data akan dilakukan dengan
Pengujian ECM baru dapat dilakukan bila terdapat indikasi adanya hubungan
terkointegrasi bila stasioner pada ordo yang sama. Untuk menguji kestasioneran
data, maka pada penelitian ini digunakan Phillips-Perron (PP) test. Dalam
Hamja, 2008).
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data natural log (ln) dari
tidak diketahuinya merupakan pangkat dari variabel lain. Maka dalam penelitian
63
1. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui data dalam variabel yang akan
digunakan dalam penelitian, data yang baik dan layak digunakan dalam
penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat
Histogram Test. Suatu variabel dikatakan normal jika korelogram pada gambar
ini. Apabila asumsi ini tidak terpenuhi, maka kedua uji ini dan estimasi nilai
variabel dependen adalah tidak valid untuk sampel kecil atau tertentu
(Gujarati:2006).
Uji normalitas Ut yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Jarque
Bera. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati
normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Data yang dinilai
64
Hipotesis: Ho: Model tidak Normal
2. Uji Linieritas
Uji yang sangat populer untuk menguji masalah linieritas adalah uji yang
dikembangkan oleh J.B Ramsey tahun 1969 untuk lebih dikenal dengan nama
Ramsey RESET Test. Uji ini biasanya didesain untuk menguji apakah suatu
variabel penjelas cocok atau tidak dimasukkan dalam suatu model estimasi.
Akan tetapi menurut Kennedy (1996) dalam Insukindro (2003) uji yang
dikembangkan oleh J.B Ramsey ini digunakan untuk menguji apakah bentuk
3. Uji Stasioneritas
variabel random dalam urutan waktu. Setiap data time series yang kita punyai
merupakan suatu data dari hasil proses stokastik. Suatu data hasil proses
random dikatakan stasioner jika memenuhi kriteria, yaitu: jika rata-rata dan
varian konstan sepanjang waktu dan kovarian antara dua data runtun waktu
65
hanya tergantung dari kelambanan antara dua periode waktu tertentu (Agus
model seri waktu yaitu dipenuhinya asumsi data yang normal atau stabil
penggunaan data dalam penelitian ini dimungkinkan adanya data yang tidak
stasioner, maka dalam penelitian ini perlu digunakan beberapa uji stasioner.
series merupakan data sekumpulan nilai suatu variabel yang diambil pada
waktu yang berbeda. Setiap data ditampilkan secara berkala pada interval
kritis. Prosedur untuk menentukan apakah data stasioner atau tidak dengan
66
distribusi statistik Mackinnon. Jika nilai absolut statistik PP lebih besar
dari nilai kritisnya, maka data yang diamati menunjukkan stasioner dan
jika sebaliknya nilai absolut statistik PP lebih kecil dari nilai kritisnya
Data time series pada umumnya adalah data yang tidak stasioner.
membuat data yang tidak stasioner sama dengan transformasi data untuk
data. Uji stasioner data melalui proses diferensi ini disebut uji derajat
integrasi.
Seperti uji akar unit PP, keputusan sampai pada derajat keberapa suatu
statistik Mackinnon. Jika nilai absolut dari statistik PP lebih besar dari
67
nilai kritisnya pada diferensi tingkat pertama, maka data dikatakan
stasioner pada derajat satu. Akan tetapi, jika nilainya lebih kecil maka uji
4. Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi merupakan kelanjutan dari uji akar unit. Tujuannya adalah
Pada umumnya data time series tidak stasioner pada level atau
mengandung unit root, bila data tersebut sudah stasioner pada ordo yang
sama, misalnya 1 maka dapat dilakukakn uji kointegrasi untuk melihat apakah
Hipotesis :
variabel dependen.
Jika PP test statistik > PP tabel (critical value α = ... %) maka Ho ditolak
68
Data time series yang tidak stasioner kemungkinan besar akan
independen trend dan variabel dependen tidak mempunyai makna. Hal ini
terjadi karena hubungan keduanya yang merupakan data time series hanya
penggunaan model analisis regresi linier. Suatu model regresi harus memenuhi
regresi linier, untuk memastika bahwa model tersebut BLUE ( Best Linier
a. Uji Autokorelasi
observasi yang diurut menurut waktu (seperti deret berkala) atau ruang
69
Hipotesis: Ho: Model tidak terdapat Autokorelasi
Apabila probabilitas Obs*R2 lebih besar dari 0.05 maka model tersebut
Selain itu, ada salah satu cara lagi yang digunakan untuk mendeteksi
Tabel 3.1
Menentukan Ada Tidaknya Autokorelasi Dengan Uji Durbin-Watson
0 dL dU 2 4-du 4-dl 4
Keterangan :
b. Uji Heteroskedatisitas
71
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi
c. Uji Multikolinieritas
sederhana yang terdiri atas satu variabel dependen dan satu variabel
variabel penjelas. Sebagai aturan main yang kasar (rule of thumb), jika
ECT adalah bagian dari pengujian model dinamis ECM. Nilai ECT
72
variabel dependen tahun sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk melihat
bagaimana pengaruh dari model tersebut baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
Kemudian regres model ECM secara berurutan sesuai dengan model yang telah
dianalisis baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jika variabel ECT
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Engel Granger
ekonomi.
Setelah model ECM terbebas atau lulus dari Uji Stasioner, Uji Drajat
Integrasi, Uji Kointegrasi dan Uji Asumsi Klasik, maka model ECM layak
Analisis ini digunakan untuk melihat besarnya pengaruh jangka pendek dan
73
keunggulan dalam mengatasi masalah stasioneritas dan regresi lancung dalam
time series data, serta mengukur hubungan jangka pendek dan jangka panjang
(Thomas,1997).
ini :
Xt+ β3 Mt +β4INV(PMDN)St
+e
Jika diuraikan dalam bentuk log (ln) akan berubah menjadi sebagai berikut :
β4 LNINVt+ e
Dimana:
D = Differenence, Xt – Xt-1
LN = Natural Log
X = Ekspor
M = Impor
74
β0 = Konstanta (Constant)
e = Error Term
t = Periode Waktu
Sesuai dengan judul skripsi yang dipilih yaitu “Pengaruh Nilai Tambah
Ekonomi DKI Jakarta maka terdapat dua variabel dalam penelitian yaitu :
1. Variabel Independen
masalah yang diteliti adalah Nilai Tambah Industri, Ekspor, Impor, dan
Investasi (PMDN ).
2. Varibel Dependen
75
Table 3.3
Operasional Variabel
2010.
76
membutuhkan campur tangan dari bea cukai
77
daripada meminjamkan untuk mendapatkan
ensiklopedia bebas).
78
BAB IV
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rentan waktu analisis
mulai tahun 1986 sampai dengan tahun 2009. Alat pengolah data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perangkat lunak Eviews 6.0 dengan metode analisis
ECM. Maka dari itu perlu dilihat bagaimana gambaran perkembangan secara
umum dari Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta, Nilai Tambah Industri, Ekspor,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu
barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa
1942), dan Djakarta (1942-1972). Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km²
79
79
Perannya sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta tidak hanya sekedar menjadi
digerakan oleh sektor jasa-jasa terutama sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan.
dilihat dari beberapa indikator makro. Yaitu indikator makro ekonomi dan
indikator makro sosial budaya, yang pada akhirnya akan bermuara pada
pembangunan terdiri atas indikator makro sosial yang berasal dari komponen
1. Sosial
2. Budaya
masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi
80
adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang
Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain
yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Bali,
ibu kota Indonesia yang menarik pendatang dari dalam dan luar
Jakarta juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti budaya Arab,
3. Agama
1. Islam : 84,4%
3. Katolik : 5,7 %
4. Hindu : 1,2 %
5. Budha : 3,5 %
6. Konghuncu : 1,7%
81
2. Perkembangan Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta
periode tertentu.
tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk tingkat
konstan, yaitu apabila semua produksi barang dan jasa yang dihasilkan dinilai
berdasarkan harga konstan pada tahun yang berbeda dan peneliti mengambil
tahun dasar 1983, 1993, 2000. PDRB atas dasar harga konsatn dimaksudkan
untuk melihat perubahan pola struktur perekonomian suatu wilayah dan untuk
82
Tabel 4.1
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta (PDRB) Tahun
1986-2009
83
Gambar 4.1
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Berdasarkan Harga
Konstan
Tahun 1986-2009
GPDRB
90000000
80000000
70000000
60000000
50000000
40000000
30000000 GPD…
20000000
10000000
0
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)
yang telah diuraikan sebelumnya, kalau PDRB atas dasar harga konstan dari
69543446 juta dan laju pertumbuhan sekitar 5.11 persen. Hal ini menunjukan
banyak turut mendorong kegiatan ekonomi DKI Jakarta, sehingga pada tahun
atas harga konstan 2000 mecatatkan pertumbuhan sebesar 3,64 persen, dan
84
pada akhirnya tahun 2005 pertumbuhannya meningkat sempai pada level 6,01
persen.
Amerika dan Eropa. Meskipun puncak krisis terjadi pada akhir tahun 2008
hingga awal 2009, namun efeknya dirasakan hingga akhir 2009, perekonomian
Jakarta yang tumbuh 6,22 persen pada tahun 2008. Pada tahun 2009 melambat
menjadi 5,01 persen. Namun demikian pertumbuhan ini masih lebih tinggi
meningkatnya nilai tambah industri itu sendiri. Untuk itu penulis tertarik
untuk melihat seberapa besar peranan nilai tambah yang dihasilkan oleh
Untuk membangun industri yang memiliki nilai tambah yang besar, maka
diperlukan modal yang besar juga, dalam kondisi ini peranan pemerintah
terhadap kegiatan industri tersebut. Bila kegiatan itu dapat berjalan dengan
baik maka diharapkan adanya penambahan nilai yang antara lain yang
85
meliputi kesesuaian dengan pesanan, ketetapan dalam industri, dan kesesuain
berdampak pada timbulnya respon terhadap pasar yang lebih berorientasi pada
masing dari tahun 1986-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Perkembangan Nilai Tambah industri DKI Jakarta 1986-2009
86
Gambar 4.2
Perkembangan Nilai Tambah Industri Periode 1986-2009
NT IND
120000000
100000000
80000000
60000000
NT IND
40000000
20000000
0
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
Perkembangan nilai tambah industri dari tahun 1986 hingga tahun 2000
beberapa komoditi seperti karet, kopi lada, rotan dammar, kayu yang hanya
87
diproduksi oleh beberapa Negara,. Sepanjang kurun waktu 1997 saat krisis
akhir 2002 pertumbuhan ekspor hanya mencapai 0,81 lebih rendah dari pada
Tabel 4.3
Perkembangan Ekspor DKI Jakarta Tahun 1986-2009
Tahun Nilai Ekspor (FOB US $) Perubahan %
1986 2541318617
1987 2426282898
1988 3394072948 39,96
1989 4614581866 35,96
1990 5793457911 25,55
1991 7609660652 31,35
1992 10638899769 39,81
1993 11947516628 12,30
1994 12870545871 7,73
1995 13939283868 8,30
1996 15574726734 11,73
1997 17450894753 12,05
1998 17729575474 1,60
1999 15278037714 -13,83
2000 21418543499 40,19
2001 19798812260 -7,56
2002 19959587089 0,81
2003 20454440187 2,48
2004 24501221918 19,78
2005 26958167238 10,03
2006 29809517655 10,58
2007 32186884841 7,98
2008 36090170062 12,13
2009 32536510048 -9,85
Sumber: Jakarta Dalam Angka (BPS)
88
Gambar 4.3
Perkembangan Ekspor Periode 1986-2009
EXP
4E+10
3.5E+10
3E+10
2.5E+10
2E+10
1.5E+10 EXP
1E+10
5E+09
0
1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008
Selama kurun waktu 24 (dua puluh empat) tahun terakhir, dari tahun 1986
muat DKI Jakarta selalu mengalami peningkatan kecuali untuk kondisi tahun
nilai ekspor tahun sebelumnya sekitar 13,83 persen dan 7,56 persen. Ekspor
tahun 2002 dan tahun 2003 meningkat masing-masing sebesar 0,81 persen dan
ekspor tahun 2008 dengan tahun 1986 maka peningkatan ekspor mencapai 3
kali lipat. Nilai ekspor DKI Jakarta tahun 2009 telah mencapai 32.54 milyar
89
(tabel 4.3) . Peningkatan nilai ekspor ini nampaknya bukan semata-mata
merupakan akibat dari jenis barang yang berbeda, atau akibat dari murahnya
negara tersebut. Permintaan impor tergantung pada harga relatif atas barang-
barang luar negeri dan dalam negeri. Oleh karena itu volume impor dan nilai
impor akan dipengaruhi output dalam negeri, dan harga relatif antara barang
kebutuhan dalam negeri oleh karena itu saat ini Jakarta melakukan pola
luar negeri kini diproduksi di Jakarta. Dan Perkembangan sektor industri ini
oleh barang fluktuasi kurs yang menentukan nilai mata uang yang digunakan
tersebut.
90
ketentuan tarif bea masuk yang seragam bagi seluruh di daerah DKI Jakarta,
diberlakukan pada tahun 1986 melalui Paken 1986 yang mengatur tata cara
persyaratan pengambilan bea masuk dan bea masuk tambahan dari barang
masuk.
Tabel 4.4
Perkembangan Impor DkI Jakarta Tahun 1986-2009
91
Gambar 4.4
Perkembangan Impor Periode 1986-2009
IMPR
7E+10
6E+10
5E+10
4E+10
3E+10
IMPR
2E+10
1E+10
0
198619881990199219941996199820002002200420062008
periode 1986-2009 mengalami fluktuasi baik dari segi bobot dan nilainya.
Peningkatan nilai impor paling tinggi terjadi pada tahun 2000, yaitu sebesar
65,42 persen yang disebabkan oleh dampak dari impor makanan, minuman,
importir, dan tahun 2004 sebesar 47,70 persen. Tahun 2005 mencapai
26.827,74 juta US $, naik sekitar 12,33 persen dari total impor tahun
sebelumnya. Kontribusi nilai impor melalui wilayah DKI Jakarta tahun 2005
terhadap total nilai impor nasional mencapai 46,49 persen. Impor yang masuk
melalui wilayah DKI Jakarta tahun 2005, sekitar 7,98 persen adalah barang
konsumsi: bahan baku dan penolong 68,54 persen dan sisanya 23,48 persen
adalah barang modal. Sedangkan penurunan paling tajam terjadi pada tahun
92
1999 sebesar 33,79 dan 1998 sebesar 31,13 persen. Informasi ini disajikan
pada tabel 4,4. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan nilai impor yang cukup
besar yaitu 82,25 persen dibandingkan tahun 2007, Namun ditahun 2009
konsumsi.
tentang perkembangan investasi domestik dapat di kaji dari dua era, yaitu era
93
Pelaksanaan investasi domestik pada era orde baru dimulai pada tahun
yang di investasikan oleh investor domestik, disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.5
Perkembangan Investasi (PMDN) DKI Jakarta 1986-2009
Menurut bidang usaha
Tahun PMDN
Proyek Nilai
(Juta/Million)
1986 54 535684
1987 59 1080263
1988 85 1130197
1989 82 1736324
1990 98 2113451
1991 97 3178556
1992 87 3999313
1993 109 7138282
1994 211 6452692
1995 150 10228674
1996 196 16660416
1997 120 4834675
1998 56 3318338
1999 33 1222589
2000 74 3307013
2001 45 5752926
2002 44 22259119
2003 44 3343950
2004 35 4173915
2005 23 3792133
2006 18 981710
2007 45 5638339
2008 34 18373
2009 35 9693
Jumlah 1834 112906625
Sumber : Jakarta Dalam Angka (BPS)
94
Gambar 4.5
Perkembangan Investasi (PMDN) Periode 1986-2009
INV(pmdn)
18000000
16000000
14000000
12000000
10000000
8000000
INV(pmdn)
6000000
4000000
2000000
0
1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008
selama periode 1986 -2009 mengalami fluktuasi yang cukup tajam. Namun
bahwa iklim penanaman modal masih jauh dari kondusif. Ekonomi biaya
khususnya pada tahun 1997 hal ini memang dikarenakan oleh adanya krisis
dengan adanya hal ini perkembangan DKI Jakarta kembali keadaan baik,
mempermudah atas hasil yang didapat dari variabel-variabel yang diteliti. Dengan
Normalitas Data, Uji Linieritas, Uji Stasioneritas (Uji Akar Unit, Uji Derajat
Integrasi) terhadap seluruh variabel yang akan di uji, untuk melihat variabel
96
tersebut stasioner atau tidaknya sebuah data. Uji Kointegrasi, Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
uji Jarque Bera dengan melihat nilai probability. Jika nilai probability lebih
besar dari nilai derajat kesalahan α=0.05, maka penelitian ini tidak ada
Sebaliknya, jika nilai probability lebih kecil dari nilai derajat kesalahan
α=0.05, maka dalam penelitian ini ada permasalahan normalitas atau dengan
Tabel 4.6
Uji Normalitas Jarque-Bera
10
Series: Residuals
Sample 1986 2009
8 Observations 24
Mean -9.78e-12
6 Median 4447.474
Maximum 55006.36
Minimum -34614.55
4 Std. Dev. 23953.17
Skewness 0.384092
Kurtosis 2.965383
2
Jarque-Bera 0.591304
Probability 0.744046
0
-40000 -20000 0 20000 40000 60000
Sumber: Lampiran 3
yang lebih besar dari derajat kesalahan 0.05 signifikan yang menyatakan
97
2. Uji Linieritas
Uji ini biasanya didesain untuk menguji apakah suatu variabel penjelas
cocok atau tidak dimasukkan dalam suatu model estimasi. Akan tetapi menurut
Kennedy (1996) dalam Insukindro (2003) uji yang dikembangkan oleh J.B
Ramsey ini digunakan untuk menguji apakah bentuk fungsi suatu model
Tabel 4.7
Uji Ramsey RESET Test
Sumber: Lampiran 4
Dari uji linearitas (Uji Ramsey RESET Test) pada tabel di atas nilai
(0,05). Artinya tidak ada permasalahan linearitas. Dengan kata lain bentuk
3. Uji Stasioneritas
Error Correction Model (ECM). Dalam hal ini data harus bersifat
stasioner dengan kata lain perilaku data yang stasioner memiliki varians
98
Uji akar unit dipandang sebagai uji stasioneritas karena pengujian ini
data yang digunakan adalah data natural log (ln) dari variabel-variabel
merupakan pangkat dari variabel lain. Dimana log sendiri adalah fungsi
Perron test (Pp test) lebih besar dari nilai Critical Value (CV) 5%,
sebaliknya jika nilai Phillips-Perron test (Pp test) lebih kecil dari nilai
Critical Value (CV) 5% maka variabel tersebut tidak stasioner. Hasil dari
pengujian akar-akar unit ini dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :
99
Tabel 4.8
Uji Akar Unit Phillips-Perron Test Pada Tingkat Level
yang diuji dapat diketahui dengan adanya nilai Phillips-Perron test (Pptest)
dan dari nilai Critical Value (CV) 5% hanya ada dua variabel yang
stasioner yaitu variabel Nilia Tambah Industri (NTIND) dan Ekpor (X).
Hal ini dikarenakan hanya variabel Nilia Tambah Industri (NTIND) dan
Ekpor (X) yang nilai Phillips-Perron test (Pptest) lebih besar dibandingkan
dari nilai Critical Value (CV) 5%. Sedangkan ketiga variabel yang lainnya
kecil dibandingkan dari nilai Critical Value (CV) 5%, dengan kata lain
oleh karena itu perlu dilanjutkan dengan uji derajat integrasi pertama.
stasioner pada tingkat level. Oleh karena itu, harus dilakukan Uji Derajat
test (Pp test) yang lebih besar dari nilai Critical Value (CV) 5%, maka
pengujian derajat integrasi pertama dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.9
Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada first difference
(Pptest) dan dari nilai Critical Value (CV) 5% sudah stasioner pada integrasi
pertama (first different). Hal ini dapat dilihat bahwa nilai Phillips-Perron test
variabel Nilia Tambah Industri (NTIND), Ekspor (X), Impor (M), dan
Investasi (PMDN) lebih besar bila dibandingkan dengan nilai Critical Value
(CV) 5%. Dari hasil uji stasioneritas tersebut dapat disimpulkan bahwa semua
variabel sudah stasioner pada ordo yang sama, yaitu pada derajat integrasi
4. Uji Kointegrasi
Dari hasil Uji Kointegrasi di dapat bahwa semua variabel stasioner pada
ordo yang sama. Tujuan utama uji kointegrasi ini adalah untuk mengetahui
101
Sebaliknya jika tidak terdapat kointegrasi antar variabel maka implikasi
tidak adanya keterkaitan hubungan dalam jangka panjang. Uji statistik yang
Tabel 4.10
Nilai Regresi Uji Kointegrasi
Dari hasil estimasi di atas dapat dilihat bahwa nilai t-statistik Phillips-
tingkat signifikansi 5% yaitu -1.956406. Karena nilai t-statistik lebih besar dari
nilai kritis statistik Phillips-Perron tabel, artinya residual dari persamaan telah
panjang.
dapat digunakan sebagai bukti bahwa terdapat hubungan dalam jangka pendek.
102
menuju periode jangka panjang, maka dilakukan perhitungan ECM setelah
tersebut mempunyai penyakit atau tidak maka dilakukan pengujian lebih lanjut
yaitu berupa uji asumsi klasik. Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi
memenuhi kaidah Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) yang berarti bahwa
tidak ada gangguan serius terhadap asumsi klasik dalam metode kuadrat
multikolinieritas.
a. Uji Heteroskedastisitas
komputer Eviews 6.0, dan diperoleh hasil regresi seperti pada tabel berikut
ini :
103
Tabel 4.11
Hasil Uji White HeteroskedasticityTest
Sumber : Lampiran 7
0.950562. Nilai probabilitas dari Chi-Square sebesar 0.0634 yang lebih besar
dari nilai α sebesar 0.05. Karena nilai probabilitas Chi-square lebih besar dari α
b. Uji Autokorelasi
periode waktu secara sistematik tergantung pada error term pad periode-
104
Tabel 4.12
Hasil Regresi LM-Test
Sumber : Lampiran 7
Dari tabel di atas diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar
besar dari nilai α sebesar 0.05. Karena nilai probabilitas Chi-square lebih
c. Uji Multikolinearitas
105
Tabel 4. 13
Hasil Uji Correlation Matrix
bahwa koefisien korelasi ada yang di atas 0.7, sehingga dapat disimpulkan
ini dapat diabaikan karena estimatornya masih dapat bersifat BLUE (Wahyu,
2009). Sifat BLUE tidak terpengaruh oleh data ada tidaknya korelasi
dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antar variabel dalam
model time series yang digunakan untuk melihat konsistensi antara hubungan
diuji. Berikut merupakan persamaan ECM yang digunakan pada penelitian ini:
106
D(LNPDRB) t = β0 + β1 D(LNNT IND)t + β2 D(LNX) t + β3 D(LNM) t +
komputer EViews 6.0, dengan model regresi linier ECM ditampilkan sebagai
berikut:
Tabel 4.14
Hasil Estimasi Model Dinamis ECM
Sumber : Lampiran 8
yang diuji. Dari hasil olah data Uji Error Correction Model, pada tabel di
0.0329, hal ini berarti ECT sudah signifikan pada tingkat kepercayaan
α=0.05. Oleh karena itu model dari pengujian ECM ini dapat dikatakan
valid.
LNNT (-1) = C5 + C9
C9
LNX (-1) = C6 + C9
C9
LNM (-1) = C7 + C9
C9
LNINV (-1) = C8 + C9
C9
108
Tabel 4.15
Hasil Perhitungan Koefisien ECM
Coefficiient
Variabel Notasi
Jangka Pendek Jangka Panjang
Konstanta C -22.30637 -22.30637
Nilai Tambah
Industri D(LNNT) -0.431422 -2.510930
Ekspor D(LNX) -2.338589 4.328963
Impor D(LNM) 1.090507 -0.597598
Investasi D(LNINV) 0.022248 0.028255
Sumber: Lampiran 9 (data diolah)
Berdasarkan Tabel di atas maka hasil regresi ECM dalam jangka pendek
+ 0.489824 *ECT
Keterangan:
periode t
109
ECT = Error Correction Term
C. Interpretasi Data
1. Konstanta
22.30637 persen.
(PDRB)
a. Jangka Pendek
b. Jangka Panjang
110
Sehingga dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa variabel
yang dilakukan oleh Ria Rahayu Lestari (2007) meniliti dengan judul
111
kenaikan pertumbuhan kota Jakarta. Kegunaan penelitian ini untuk
a. Jangka Pendek
persen.
b. Jangka Panjang
persen.
112
Pada jangka panjang Ekspor berpengaruh positif. Hal ini sesuai
a. Jangka Pendek
113
0.0768. Koefisien tingkat Impor sebesar 1.090507 artinya dengan
1.090507 persen.
b. Jangka Panjang
persen.
posisi cadangan devisa akan turun, cateris paribus. Dan impor parsial
cadangan devisa.
114
5. Pengaruh Investasi (PMDN) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)
a. Jangka Pendek
b. Jangka Panjang
115
usaha sebaiknya diarahkan pada kegiatan yang bersifat padat karya
Dari hasil regresi model dinamis ECM yang dapat terlihat pada tabel 4.9,
variasi di luar model yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini.
1. Jangka Pendek
116
ekonomi. Implikasi dari menurunnya industrilisasi adalah tidak
termasuk tenaga kerja dan berdampak pada industri besar dan kecil,
artinya Hal ini dapat di lihat dari biaya rata-rata yang produksi yang tinggi
terampil dan peralatan modal yang masih sederhana, hal ini jelas dari rasio
117
output modal yang tinggi, Indonesia merupakan negara yang sedang
berkembang juga tidak lepas dari masalah diatas, oleh karena itu investasi
2. Jangka Panjang
industri, dalam hal ini adalah industri besar dan sedang harus
tenaga kerja yang banyak, mempunyai peluang pasar yang lebih baik
Oleh karena itu pengembangan industri ini diarahkan kepada usaha yang
118
berorientasi ekspor sekaligus dapat memenuhi kebutuhna dalam negeri dan
struktur positif yang stabil dan lembaga sosial yang lebih efesien. Dalam
barang tertentu, maka impor pun akan semakin tinggi. Sebagai akibatnya
119
BAB V
A. Kesimpulan
faktor lain konstan, jika Impor naik 1% maka akan menaikkan nilai
persen. Hal ini membawa implikasi bahwa variabel Impor dan Investasi
120
120
2. Dalam jangka panjang variabel tingkat Nilai Tambah Industri terdapat
tingkat Nilai Tambah Industri naik sebesar 1%, maka akan menurunkan
tingkat Ekspor naik sebesar 1%, maka akan menaikkan nilai Pertumbuhan
B. Implikasi
121
1. Diharapkan setiap kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam usaha
perekonomian.
hasil produksi.
Untuk itu diperlukan peran serta pihak swasta, masyarakat, dan dukungan
perekonomian Negara kita. Sebab aliran perputaran uang kita akan lebih
122
5. Pemerintah hendaknya mampu mendorong investor dalam negeri untuk
123
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik provinsi DKI Jakarta, “Indeks harga konsumen dan inflasi
DKI Jakarta”. Tahun 2010.
Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. BPS, DKI Jakarta, 1989.
Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. BPS, DKI Jakarta, 2000.
Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. BPS, DKI Jakarta, 2002.
Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. BPS, DKI Jakarta, 2008.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Edisi 3”,
Badan Penerbit Universitas Dpenogoro, Semarang, 2005.
124
Harfi. Widyananto.” Pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 1999-2008. Jurusan
Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri
Malang. 2010.
Laporan pembangunan dunia. “Iklim investasi yang lebih baik bagi setiap orang”.
Salemba Empat. 2005.
Pinem, Juniartha,” Analisis Pengaruh Ekspor, Impor, Kurs Nilai Tukar Rupiah
Terhadap Cadangan Devisa Indonesia”. Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatra Utara. 2009
125
Raharaja, Pratama. “Pengantar Ekonomi” (mikroekonomidan makroekonomi)”.
Edisi ke tiga. Jakarta : LPFEUI. 2008.
Smith, Adam.” An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of the
Nations, 1776.
126
Widarjono, Agus. “Ekonometrik : Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis”.
Yogyakarta : Ekonosia FE UII.2007.
127
Lampiran 1
DATA OBSERVASI
X M INV(PMDN)
PDRB NTIND ( Juta ( Juta ( Juta Rupiah
OBS (Juta Rupiah) (Juta Rupia) Rupiah ) Rupiah ) )
1986 94446 15251 2541318617 5716482319 535684
1987 99946 17153 2426282898 6434823345 1080263
1988 10824 20064 3394072948 7086247774 1130197
1989 12586 31394 4614581866 9106604470 1736324
1990 13664 38731 5793457911 13291334086 2113451
1991 14730 48411 7609660652 15783594077 3178556
1992 16001 62812 10638899769 15497494215 3999313
1993 51106 97404 11947516628 16891433533 7138282
1994 55505 105527 12870545871 20198230599 6452692
1995 60648 132181 13939283868 25659106959 10228674
1996 66164 165384 15574726734 26253407595 16660416
1997 69543 166120 17450894753 22602570430 4834675
1998 57380 168790 17729575474 15566294971 3318338
1999 57215 229358 15278037714 10306824075 1222589
2000 59694 309506 21418543499 17049770256 3307013
2001 61868 266564 19798812260 15973651761 5752926
2002 64338 325315 19959587089 16189261753 2225941
2003 76314 326784 20454440187 16169567982 3343950
2004 61868 358910 24501221918 23883257384 4173915
2005 29527 396438 26958167238 26827744132 3792133
2006 31282 507164 29809517655 27134810269 981710
2007 33297 988740 32186884841 34739269326 5638339
2008 35369 719493 36090170062 63312741522 18373
2009 37139 798767 32536510048 48099308120 9693
128
Lampiran 2
DATA OBSERVASI SETELAH DI LON
LNPDRB LNNTIND LNX LNM LNINV
(Juta (Juta (Juta ( Juta (PMDN)
OBS Rupiah) Rupia) Rupiah) Rupiah ) ( Juta Rupiah )
1986 94446 9,632400 21,65595 22,46662 13,19130
1987 99946 9,749928 21,60963 22,58499 13,89272
1988 10824 9,906682 21,94530 22,68142 1393790
1989 12586 10,35437 22,25249 22,93227 14,36728
1990 13664 10,56440 22,48000 23,31038 14,56383
1991 14730 10,78748 22,75268 23,48224 14,97194
1992 16001 11,04790 23,08778 23,46394 15,20163
1993 51106 11,48662 23,20379 23,55007 15,78098
1994 55505 11,56672 23,27821 23,72886 15,68001
1995 60648 11,79193 23,35798 23,96816 16,14071
1996 66164 12,01603 23,46892 23,99106 16,62855
1997 69543 12,02047 23,58266 23,84133 15,39132
1998 57380 12,03641 23,59850 23,46837 15,01497
1999 57215 12,34304 23,44968 23,05607 14,01648
2000 59694 12,64273 23,78752 23,55940 15,01156
2001 61868 12,49337 23,70889 23,49421 15,56522
2002 64338 12,69255 23,71698 23,50761 14,61569
2003 76314 12,69705 23,74147 23,50640 15,02266
2004 61868 12,79083 23,92199 23,89644 15,24437
2005 29527 12,89027 24,01755 24,01270 15,14844
2006 31282 13,13659 24,11809 24,02408 13,79705
2007 33297 13,80419 24,19482 24,27114 15,54510
2008 35369 13,48630 24,30929 24,87135 9,818637
2009 37139 13,59082 24,20563 24,59653 9,179159
129
Lampiran 3: Uji Normalitas
10
Series: Residuals
Sample 1986 2009
8 Observations 24
Mean -9.78e-12
6 Median 4447.474
Maximum 55006.36
Minimum -34614.55
4 Std. Dev. 23953.17
Skewness 0.384092
Kurtosis 2.965383
2
Jarque-Bera 0.591304
Probability 0.744046
0
-40000 -20000 0 20000 40000 60000
130
Phillips-Perron test statistic -3.521861 0.0166
Test critical values: 1% level -3.752946
5% level -2.998064
10% level -2.638752
131
2. Uji Derajat Integrasi
133
Lampiran 7: Uji Asumsi Klasik
1. Uji Heteroskedastisitas
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 09/13/07 Time: 00:33
Sample: 1986 2009
Included observations: 24
134
Hasil Uji White HeteroskedasticityTest
2. Uji Autokorelasi
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 09/13/07 Time: 00:36
Sample: 1987 2009
Included observations: 23
Presample missing value lagged residuals set to zero.
135
Hasil Regresi LM-Test
3. Uji Multikolinearitas
Coefficiient
Variabel Notasi
Jangka Pendek Jangka Panjang
Konstanta C -22.30637 -22.30637
Nilai Tambah Industri D(LNNT) -0.431422 -2.510930
Ekspor D(LNX) -2.338589 4.328963
Impor D(LNM) 1.090507 -0.597598
Investasi D(LNINV) 0.022248 0.028255
137