Anda di halaman 1dari 6

NAMA : BAIQ LELA NURKARTIKA

NIM : P07134121006A
MATA KULIAH : TEKNIK SAMPLING DAN PHLEBOTOMI
DOSEN : ROHMI, S.Si, M.Si

METODE KERJA PEMERIKSAAN TRANSUDAT DAN EKSUDAT

A. Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan makroskopis
1. Volume : mengetahui volume sampel
2. Warna : mengetahui warna sampel
3. Kekeruhan : mengetahui tingkat kekeruhan sampel
4. Bau : mengetahui bau khas sampel
5. Berat jenis : mengetahui berat jenis sampel
6. Bekuan : mengetahui jenis bekuan pada sampel

Pemeriksaan mikroskopis
1. Hitung jumlah sel leukosit
Untuk menghitung jumlah sel lekosit dalam cairan dan mengetahui bahwa
sampel cairan tubuh tersebut transudat atau eksudat
2. Hitung jenis sel leukosit
Untuk mengetahui jenis sel lekosit dalam cairan/sampel sehingga dapat
menentukan jenis cairan tersebut (transudat/eksudat)
3. Pemeriksaan Bakteriologi
Untuk mengetahui adanya kuman-kuman dalam sampel sehingga dapat
menentukan jenis cairan tersebut apakah transudat atau eksudat
4. Pemeriksaan kimia :
a. protein kualitatif (rivalta test) : membedakan transudat dan eksudat
b. Protein kuantitatif (Esbach) : untuk mengetahui kadar protein dalam cairan

B. Prinsip Pemeriksaan
Pemeriksaan makroskopis
1. Volume
Volume transudat dan eksudat diukur dengan gelas ukur dan hasilnya dibaca
setinggi miniskus bawah
2. Warna
Warna cairan diamati pada ketebalan cairan 7-10 cm secara visual dengan
cahaya terang
3. Kekeruhan
Kekeruhan cairan diamati pada ketebalan 7-10 cm secara visual dengan cahaya
tembus
4. Bau
Bau dapat dirasakan dengan indera penciuman
5. Berat jenis
Berat jenis cairan dilihat pada tangkai urinometer setinggi miniskus bawah
6. Bekuan
Sifat-sifat bekuan dapat diamati dengan mata biasa

Pemeriksaan mikroskopis
1. Hitung jumlah sel leukosit
Jumlah sel lekosit dihitung berdasarkan pengenceran dalam larutan pengencer
dan jumlah sel dalam cairan dalam kamar hitung
2. Hitung jenis sel leukosit
Endapan cairan dibuat hapusan kemudian diwarnai dengan pewarnaan tertentu
(giemsa/wright) maka sel lekosit akan mengambil warna zat lalu dihitung di
bawah mikroskop dengan pembesaran 1000x dalam 100% sel lekosit
3. Pemeriksaan Bakteriologi
Bakteri gram (+) akan mengikat warna ungu dari carbol gentian violet dan akan
diperkuat oleh lugol sehingga pada saat pelunturan dengan alkohol 96% warna
ungu tidak akan luntur sedangkan gram (-) akan luntur oleh alkohol dan
mengambil warna merah dari fuksin
4. Pemeriksaan kimia
a. rotein kualitatif (Rivalta test) : adanya seromucin yang terdapat dalam
eksudat akan bereaksi dengan asam asetat glacial menimbulkan kekeruhan
yang dinilai secara kualitatif
b. rotein kuantitatif (Esbach) : protein cairan dapat ditetapkan berdasarkan
jumlah protein yang ditetapkan oleh pereaksi tsuchiya dengan menggunakan
albunirometer

C. Alat
Pemeriksaan makroskopis
1. Volume : gelas ukur, beaker glass, corong
2. Warna : tabung reaksi, corong
3. Bau : beaker glass
4. Kekeruhan : tabung reaksi, corong
5. Berat jenis : beaker glass, gelas ukur, urinometer
6. Bekuan : beaker glass, batang pengaduk , pipet tetes

Pemeriksaan mikroskopis
1. Hitung jumlah sel leukosit : mikroskop, kamar hitung improved neubauer atau
fucsh rosental, pipet lekosit, kaca penutup
2. Hitung jenis sel leukosit : objek glass, pipet tetes, pipet ukur, gelas ukur, rak
pewarnaan, mikroskop
3. Pemeriksaan Bakteriologi : objek glass, pipet tetes, bak dan rak pewarnaan,
mikroskop
4. Pemeriksaan Kimia
a. Protein kualitatif (Rivalta test) : Beaker glass, pipet tetes
b. Protein kuantitatif (Esbach) : Tabung Esbach, pipet tetes, timer

D. Bahan
Cairan transudat dan eksudat

E. Reagen
Pemeriksaan mikroskopis
1. Hitung jumlah sel leukosit : larutan pengencer NaCl 0.9%, antikoagulan natrium
citrat atau heparin steril
2. Hitung jenis sel leukosit
a. Giemsa
Komposisi 1 gr giemsa : 100 ml metanol absolute
b. Wright
Komposisi 0.1 gr wright (digerus) : 60 ml methanol absolute
Buffer phospat pH 7,2
KH2PO4 6,63 gr
Na2HPO4 3,2 gr
Auades add 1000 ml
3. Pemeriksaan Bakteriologi
Cat gram : Komposisi karbol gentian violet 1%, lugol 1%, alcohol 96%, karbol
fuchsin 1%

4. Pemeriksaan kimia
a. Protein kualitatif (Rivalta test) : asam asetat
b. Protein kuantitatif (Esbach) : reagen Esbach

F. Cara kerja
Pemeriksaan makroskopis
1. Volume
a. Masukkan cairan dalam beacker glass
b. Tuang cairan dari becker glass ke dalam gelas ukur
c. Lihat volume cairan yang ada pada gelas ukur pada miniskus bawah
2. Warna
a. Masukkan cairan kedalam tabung reaksi sampai 3/4 penuh
b. Amati warna cairan secara visual dengan sikap serong
3. Bau
a. Masukkan cairan kedalam beacker glass
b. Dekatkan kearah hidung dan kibas-kibaskan dengan tangan ke arah hidung
4. Kekeruhan
a. Masukkan cairan ke dalam tabung reaksi sampai 3/4 penuh
b. Amati kekeruhannya pada sikap serong dengan cahaya terang
5. Berat jenis
a. Masukkan cairan ke dalam becker glass
b. Tuang cairan ke dalam gelas ukur 40-50ml
c. Masukkan urinometer dalam gelas ukur
d. Bacalah berat jenis cairan pada skala urinometer setinggi miniskus bawah
6. Bekuan
a. Masukkan sampel kedalam beaker glass
b. Pipet caian dengan pipet tetes
c. Keluarkan cairan dari pipet tetes.
Jika cairan bisa dikeluarkan dari pipet tetes berarti bekuan (-).
Jika cairan sulit dikeluarkan dari pipet tetes berarti bekuan (+)
d. Adanya bekuan dinyatakan dengan : renggang, berkeping, berbutir, sangat
halus

Pemeriksaan mikroskopis
1. Hitung jumlah sel leukosit
a. Sampel didapat dengan mengadakan pungsi dan campur dengan
antikoagulan
b. Kocok dahulu sampel yang akan diperiksa supaya homogeny
c. Pipet NaCl 0.9% dengan pipet lekosit sampai tanda 1 tepat
d. Pipet sampel sampai tanda 11 tepat
e. Kocok agar sampel dan larutan tercampur sempurna
f. Buang beberapa tetes larutan pertama kemudian tetesan selanjutnya
dimasukkan kedalam kamar hitung. Biarkan mengendap 2-3 menit. Dan
hitung di dalam kamar hitung di bawah mikroskop. Dengan pembesaran
sedang (10x) sebanyak 4 kotak besar
2. Hitung jenis sel leukosit
a. Sediaan apus dibuat dengan cara yang berlain-lainan tergantung sifat cairan
itu :
- Jika cairan jernih (sehingga diperkirakan tidak mengandung banyak sel)
sentrifugasi 10 - 15 ml sampel pada 1500 rpm selama 10 menit
- Cairan atas dibuang dan sediment dicampur dengan beberapa tetes
serum penderita sendiri lalu dibuat hapusan
- Jika cairan keruh sekali atau purulent, dibuat sediaan apus langsung
memakai bahan itu. Jika terdapat bekuan dalam cairan, bekuan itulah
yang dipakai untuk membuat sediaan tipis
b. Difiksasi dengan metanol selama 2 menit, buang lalu cuci dengan aquadest
c. Digenangi dengan zat warna giemsa atau wright selama 14 menit, buang sisa
zat warna dan cuci dengan aquades, keringkan di udara
d. Dihitung jenis sel atas 100-300 sel di bawah mikroskop dengan pembesaran
100x
3. Pemeriksaan Bakteriologi
a. Setetes sampel yang telah disentrifuge dibuat hapusan diatas objek glass
dan dikeringkan
b. Diwarnai dengan karbol gentian violet selama 3 menit lalu dicuci
c. Ditetesi lugol selama 1 menit lalu dicuci
d. Ditetesi alkohol 96% selama 30 detik lalu dicuci
e. Ditetesi fuchsin selama 2 menit lalu dicuci dan dikeringkan
f. Diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif 100x
4. Pemeriksaan Kimia
 Protein kualitatif (Rivalta test)
a. Kedalam beaker glass 100 ml dimasukkan 100 ml aquadest
b. Tambahkan 1 tetes asam asetat glasial dan campurlah
c. Jatuhkan 1 tetes cairan yang diperiksa ke dalam campuran ini, dilepaskan
kira-kira 1 cm dari atas permukaan
d. Perhatikan tetesan itu bercampur dan bereaksi dengan cairan yang
mengandung asam asetat.
e. Ada tiga kemungkinan :
- Tetesan itu bercampur dengan larutan asam asetat tanpa menimbulkan
kekeruhan sama sekali : hasil test adalah negatif
- Tetesan itu menimbulkan kekeruhan yang sangat ringan serupa kabut
halus : hasil test positif lemah
- Tetesan itu membuat kekeruhan yang nyata seperti kabut tebal atau
dalam keadaan ekstrem satu presipitat yang putih : hasil test adalah
positif

 Protein kuantitatif (Esbach)


a. Periksa terlebih dahulu Berat jenis cairan
b. Apabila Bj <1010 encerkan 2-5 x
c. Apabila Bj >1010 lakukan pengenceran sebanyak 20x
d. Kemudian lakukan penetapan cara Esbach seperti pada pemeriksaan
protein rutin sebagai berikut :
- Masukkan sampel sampai tanda U
- Tambahkan reagen sampai tanda R
- Bolak-balik secara perlahan sebanyak 12 kali
- Letakkan pada keadaan vertical dan diamkan selama 12 jam.
G. Interpretasi Hasil
Pemeriksaan makroskopis
1. Warna
Transudat : kuning muda
Eksudat : bermacam macam tergantung dari penyebabnya (hijau oleh
bilirubin, merah oleh darah, putih kekuningan oleh pus, putih susu
oleh chylus, biru kehijauan oleh bakteri pyogenes)
2. Bau
Transudat : tidak khas
Eksudat : bau busuk (infeksi bakteri)
3. Kekeruhan
Transudat : jernih
Eksudat : agak keruh
4. Berat jenis
Transudat : 1006 – 1015
Eksudat : 1018 – 1030
5. Bekuan
Transudat : (-) tidak terjadi bekuan
Eksudat : (+) terjadi bekuan

Pemeriksaan mikroskopis
1. Hitung jumlah sel leukosit
Transudat : < 500 sel/ul
Eksudat : > 500 sel/ul
2. Hitung jenis sel leukosit
Transudat : hanya sel mononuklear (limposit)
Eksudat : ditemukan sel mononuklear dan PMN/segmen
3. Pemeriksaan Bakteriologi
Transudat : tidak ditemukan bakteri
Eksudat : ditemukan bakteri
4. Pemeriksaan kimia
a. Protein kualitatif (Rivalta test)
Transudat : (+) lemah
Eksudat : (+) kuat
b. Protein kuantitatif (Esbach)
Transudat : 2.5 g/dl
Eksudat : 4 g/dl

Literatur : Dwiky Ramadhan, “Pemeriksaan Transudat dan Eksudat”, Program Keahlian


Paramedik Veteriner, Direktorat Program Diploma, Institut Pertanian Bogor, 2017.

Anda mungkin juga menyukai