Anda di halaman 1dari 16

Laporan

Praktikum Water Tester

Laporan ini dibuat sebagai syarat


Dalam Mata Kuliah Analisis Kualitas Lingkungan
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

OLEH

Nama : Maria Angelica Nesvita


NIM : 10011381924160
Kelompok : 6 (Enam)
Kelas : IKM C 2019
Dosen : Dr.Suheryanto, M.Si
Asisten : Adinda Syafira

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021

1
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................ 1

DAFTAR ISI ................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 3

1.1 LATAR BELAKANG .................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 7

3.1 ALAT DAN BAHAN .................................................................... 7

3.2 PROSEDUR KERJA ..................................................................... 7

BAB IV HASIL PEMBAHASAN ............................................................ 12

4.1 HASIL PRAKTIKUM ................................................................ 12


4.2 PEMBAHASAN .......................................................................... 14

BAB IV PENUTUP ................................................................................... 15

5.1 KESIMPULAN ............................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Air adalah senyawa terpenting yang tidak dapat dipisahkan dari
semua kegiatan manusia(Hasrianti and Nurasia, 2016). Air memiliki
banyak kegunaan, antara lain untuk mandi, mencuci, minum dan lain
sebagainya. Air minum merupakan sumber tenaga bagi manusia. Pada
zaman sekarang sumber air untuk dikonsumsi ada banyak sekali.
Mulai dari minuman kemasan gelas, botol, gallon, air dari sumur
ataupun keran juga masih dikonsumsi oleh banyak orang. Untuk
mengetahui air dengan kualitas terbaik guna dikonsumsi,
dilakukanlah pengujian ini agar dapat diketahui mana air yang lebih
baik untuk dikonsumsi sehari-hari. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan alat bernama multiparameter.
Multiparameter merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur suhu, senyawa kimia dan fisika yang terkandung dalam
larutan yang hendak diuji(Amani, f., 2016). Pengukuran yang dapat
dilakukan ada pengukuran pH, salinitas (keasinan), DHL
(Konduktivitas), TDS (Total Dissolved Solid) dan juga suhu.
Penelitian yang dilakukan memiliki tujuannya masing-masing.
Pengukuran pH dilakukan untuk mengukur tingkat keasaman yang
terkandung dalam larutan tersebut (asam, basa atau netral),
pengukuran salinitas bertujuan untuk mengukur padatan garam yang
terkandung dalam larutan tersebut, DHL digunakan untuk mengukur
besarnya daya hantar listrik yang dapat dilakukan oleh larutan
tersebut, pengukuran suhu untuk mengetahui berapa derajat celcius
(˚C) terperature larutan yang diujikan, dan pengukuran TDS
berfungsi untuk mengukur padatan yang terkandung dalam larutan
tersebut.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan unsur terpenting bagi tubuh manusia dan makhluk


hidup lainnya. Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Air yang
diperlukan oleh manusia adalah air yang bersih dan layak untuk digunakan
guna mencukupi kebutuhan sehari-harinya termasuk mandi, mencuci dan
minum(Mikrobiologi, 2016). Air minum adalah air yang secara kualitas
sudah memenuhi syarat yang Kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat Kesehatan menandakan bahwa air tersebut bebas dari mikrobiologi,
bahan kimia, zat fisika dan radioaktif(Aulia Dewi Listiyana, Mardiana,
2013). Berdasarkan pada (Permenkes No. 492/Th.2010, 2010) tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum dijelaskan bahwa air minum merupakan
air yang dengan proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat Kesehatan dan dapat diminum langsung. Air yang baik
adalah air yang bila dikonsumsi tidak menyebabkan gangguan apapun.
Suhu yang baik bagi air untuk dikonsumsi adalah yang bersuhu ruang (±
25˚C)

Berdasarkan derajat keasaman (pH) air, yang baik untuk dikonsumsi


oleh manusia adalah yang memiliki pH normal (7). Jika pH < 7 maka
bersifat asam. Air yang bersifat asam akan menyebabkan pengeroposan
pada logam. Air dengan pH dibawah angka 7 cenderung memiliki rasa
asam dan jika dikonsumsi terusmenerus akan mengakibatkan masalah
pada otak dan syaraf. Selain itu juga mempengaruhi masalah reproduksi
seperti kejang-kejang serta dapat menurunkan kemampuan pendengaran
bahkan bisa juga terjadi keguguran. Dan menurut WHO (World Health
Organization), tingkat pH yang berada di atas 11 akan menyebabkan
iritasi, baik di mata ataupun iritasi pada kulit. Berdasarkan Environmental
Protection Agency (EPA) di Amerika Serikat, dikatakan bahwa tingkat pH
air minum yang aman dikonsumsi ada pada kisaran 6,5 sampai 8,5.

4
Konduktivitas atau Daya Hantar Listrik (DHL) merupakan
gambaran angka dari kemampuan air untuk menyalurkan atau meneruskan
aliran listrik. Semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi,
semakin tinggi pula nilai DHL. Konduktivitas dinyatakan dalam satuan
μmhos/cm atau Siemens/cm. Pengukuran daya hantar listrik (DHL) ini
bertujuan untuk mengukur kemampuan ion-ion dalam air untuk
menghantarkan listrik serta memprediksi kandungan mineral dalam air.
Nilai konduktivitas air yang layak untuk diminum berkisar antara 42-500
μmhos/cm. Nilai konduktivitas diatas 250 μmhos/cm tidak dianjurkan
karena dapat mengendap dan mengakibatkan rusaknya batu
ginjal(Khairunnas and Gusman, 2018).

TDS (Total Dissolved Solids) merupakan pengukuran yang


bertujuan untuk menentukan jumlah garam terlarut yang terdapat dalam
air. Contoh dari air yang memiliki TDS tertinggi adalah air laut. Air laut
memiliki angka TDS tinggi karena mengandung senyawa kimia yang juga
mengakibatkan nilai salinitas dan daya hantar listriknya juga tinggi.
Terdapat lima kategori rasa air berdasarkan TDS yaitu:

a. TDS kurang dari 300 ppm: Sangat Bagus

b. TDS antara 300-600 ppm: Bagus

c. TDS antara 600-900 ppm: Sedang

d. TDS antara 900-1200 ppm: Buruk

e. TDS diatas 1200 ppm: Sangat Buruk

Menurut WHO, standar air minum yang layak untuk dikonsumsi


adalah air yang kadar TDSnya berada dibawah 1000 ppm(Khairunnas and
Gusman, 2018).

No. Nilai TDS (mg/L) Tingkat Salinitas


1. 0 – 1.000 Air Tawar
2. 1.001 – 3.000 Agak asin/ payau

5
(slighty saline)
3. 3.001 – 10.000 Sedang/payau
(moderately saline)
4. 10.001 – 100.000 Asin (saline)
5. >100.000 Sangat Asin (Brine)

Salinitas merupakan konsentrasi total ion yang terdapat dalam suatu


larutan/perairan. Salinitas ini menggambarkan padatan total air, setelah
semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromide dan ionida
digantikan oleh klorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
Salinitas dinyatakan dalam satuan g/kg atau permil. Kriteria penelitian
salinitas air sumur dapat dilihat pada tabel berikut (Khairunnas and
Gusman, 2018)

No. Salinitas Tingkat Salinitas


1. < 0,5 Air tawar
2. 0,5 – 30 Sedang/payau
(moderately saline)
3. 30 – 50 Asin (saline)
4. > 50 Sangat asin (brine)

6
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
a. Multiparameter;
b. Gelas beker.
B. BAHAN
a. Larutan sample (Air Le Minerale, Air Galon, Air
Keran);
b. Aquabidest;
c. Larutan Buffer (untuk kalibrasi).

3.2 PROSEDUR KERJA


3.2.1 Pengukuran pH

Tekan tombol power

Siapkan sample air yang mau di ukur pada gelas beker (150-200 ml)

Pindahkan mode menjadi pH pada alat

Masukkan alat ke dalam gelas beker hingga sensor terendam, usahakan sensor jangan
sampai mengenai dinding atau dasar gelas beker

Tunggu selama kurang lebih 10 detik untuk mengetahui hasil pengukurannya

Bilas alat dengan aquabidest saat ingin melanjutkan ke pengukuran lainnya

Tekan tombol power untuk mematikan alat bila sudah selesai digunakan

7
3.2.2 Pengukuran Suhu

Rendam termometer dengan air dingin

Kibas kibaskan termometer

Masukan termometer kedalam zat cair


sekitar 3-5 menit

Posisikan resevoir kurang lebih di tengah tengah


zat yang akan di ukur suhunya

Setelah 3 menit angkat termometer

Angkat termometer ke arah


sumber cahaya

Lihat angka yang di tunjukan


raksa di skala termometer

8
3.2.3 Pengukuran Salinitas

Tekan tombol power

Siapkan sampel air di gelar


ukur 150-200 ml

Tekan tombol MODE untuk memilih


parameter Salinitas

Bilas probe dengan air


bersih/aquabidest

Masukkan probe ke dalam sampel yang akan


di ukur, kemudian diamkan selama 3 detik.

Untuk melanjutkan pengukuran


parameter lain, tekan tombol
mode

Tekan tombol power untuk


mematikan alat

9
3.2.4 Pengukuran DHL

Tekan tombol power

Siapkan sampel air di gelar


ukur 150-200 ml

Tekan tombol MODE untuk memilih


parameter DHL

Bilas probe dengan air bersih

Masukkan probe ke dalam sampel yang akan di


ukur per 3 detik sembari di aduk perlahan dan
tunggu hingga pembacaan stabil

Untuk melanjutkan pengukuran


parameter lain, tekan tombol mode

Tekan tombol power untuk


mematikan alat

10
3.2.5 Pengukuran TDS

Buka tutup bagian bawah


TDS

Tekan tombol ON

Celupkan TDS sampai batas


tutup bagian bawah

Pastikan TDS dalam posisi stabil

Tahan sampai 10 detik

Baca hasil pengukuran pada monitor


TDS

Tekan tombol HOLD agar hasil pengukuran


tidak berubah

Jika sudah melakukan pengukuran, bilas TDS pada


bagian yang dicelupkan dengan hati-hati

Tekan tombol OFF dan simpan TDS di


tempat sejuk dan aman

11
BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

4.1 HASIL PRAKTIKUM


4.1.1 pH
No. Nama Larutan Hasil
1. Le Minerale 7,44
2. Air Galon 7,30
3. Air Keran 7,48

4.1.2 Suhu
Pengukuran di lakukan pada suhu ruang (25,5˚C)
4.1.3 DHL
No. Nama Larutan Hasil
1. Le Minerale 253
2. Air Galon 125,5
3. Air Keran 64,5

4.1.4 TDS
No. Nama Larutan Hasil
1. Le Minerale 166
2. Air Galon 82,3
3. Air Keran 111,6

4.1.5 Salinitas
No. Nama Larutan Hasil
1. Le Minerale 180
2. Air Galon 115
3. Air Keran 84,6

12
Lampiran Gambar

Larutan Buffer untuk pengukuran pH Pengukuran pH dan Suhu

Pengukuran Konduktivitas Pengukuran TDS

Pengukuran Salinitas

13
4.2 PEMBAHASAN
Air yang baik untuk dikonsumsi dapat dilihat dari beberapa
faktor penentu seperti derjata keasamannya, suhu, sifat konduktivitas
atau Daya Hantar Listrik (DHL), TDS, dan salinitasnya. pH yang baik
untuk air yang hendak dikonsumsi adalah jika pH nya berada pada pH
normal (7) dan suhu air adalah suhu ruang (25˚C). Untuk ukuran
konduktivitas yang baik pada air yang hendak dikonsumsi berada pada
rentang 42-250 μmhos/cm. Nilai TDS yang aman untuk dikonsumsi
adalah dibawah 1000 dan untuk salinitas, semakin tinggi nilai salinitas
semakin baik pula air tersebut.
Jika dilihat dari derajat keasamannya (pH), air yang paling baik
untuk dikonsumsi sehari-hari adalah air galon, karena air galon yang
pHnya paling mendekati pH netral (7), namun secara keseluruhan
semua air yang dijadikan sample masih tergolong aman untuk
dikonsumsi karena tidak ada yang terlalu asam ataupun terlalu basa,
semua sample derajat keasamannya masih berada pada angka 7. Jika
ditinjau dari suhu termasuk yang baik dikonsumsi karena berada pada
kisaran suhu ruang (25˚C).
Berdasarkan ketentuan tentang daya hantar listrik (DHL),
sample yang paling baik untuk dijadikan konsumsi sehari-hari adalah
air galon. Hal ini dikarenakan jika DHL lebih dari 250 akan terjadi
pengendapan yang akan menyebabkan rusaknya batu ginjal. Dan jika
DHL terlalu rendah juga tidak baik bagi tubuh manusia. Berdasarkan
pada pengujian TDS, semua sample baik karena semua sample
menuntujukan hasil dibawah angka 1000. Dan dari pengujian
salinitas, sample yang paling baik untuk dikonsumsi adalah air keran
karena semakin tinggi angka salinitas maka semakin banyak pula
kandungan ion-ion di dalam air tersebut.

14
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum pengukuran air di Ruangan
Laboratorium Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
menggunakan alat multiparameter, didapatkan kesimpulan:
1. Kualitas air yang dapat dikonsumsi dapat dinilai dari derjata
keasaman (pH), DHL (Daya Hantar Listrik), suhu air
tersebut, TDS dan besaran salinitasnya.
2. Berdasarkan pH dan suhunya, air yang paling netral adalah
air galon, karena angka dari pH nya paling dekat dengan pH
netral (7).
3. Berdasarkan DHLnya air yang paling baik untuk
dikonsumsi adalah air galon karena nilainya berada di
tengah, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
4. Berdasarkan pada TDS, air yang layak untuk dikonsumsi
adalah semua air, karena nilai TDS dari semua air berada
dibawah NAB yang telah dietapkan (1000).
5. Dari pengujian salinitas, air keran yang paling baik untuk
dikonsumsi karena semakin tinggi nilai salinitas suatu air
semakin banyak kandungan ion-ion dalam air tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Amani, f., & P. (2016) ‘Alat Ukur Kualitas Air Minum Dengan Parameter Ph,
Suhu, Tingkat Kekeruhan, Dan Jumlah Padatan Terlarut’, 14, pp. 49–62.

Aulia Dewi Listiyana, Mardiana, G. N. P. (2013) ‘Jurnal Kesehatan Masyarakat


Andalas’, Obesitas Sentral Dan Kadar Kolesterol Darah Total, 9(1), pp.
37–43.

Hasrianti and Nurasia (2016) ‘ANALISIS WARNA, SUHU, pH DAN


SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO’, Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 02(1), pp. 747–753.

Khairunnas and Gusman, M. (2018) ‘Analisis Pengaruh Parameter


Konduktivitas , Resistivitas dan TDS Terhadap Salinitas Air Tanah
Dangkal pada Kondisi Air Laut Pasang dan Air Laut Surut di Daerah
Pesisir Pantai Kota Padang’, Jurnal Bina Tambang, 3(4), pp. 1751–1760.

Mikrobiologi, M. (2016) ‘Gambaran Kualitas Air Minum dari Depot Air Minum
Isi Ulang di Kelurahan Ranotana-Weru dan Kelurahan Karombasan
Selatan Menurut Parameter Mikrobiologi.’, Jurnal Kedokteran Komunitas
Dan Tropik, 4(1).

Permenkes No. 492/Th.2010 (2010) ‘Persyaratan Kualitas Air Minum’,


Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia.

16

Anda mungkin juga menyukai