LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP INTRANATAL CARE
KEPERAWATAN MATERNITAS
BERI FIRMANSYAH
(5020031016)
6. Faktor Persalinan
a. Power : Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang
dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot-otot rahim
b. Passage : jalan lahir/Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau
serviks dan vagina sebelum dilahirkan untuk dapat dilahirkan
c. Passanger : janin dan plasenta. Posisi yang benar. Ukuran kepala
normal. Sikap fleksi dapat melalui jalan lahir normal. Plasenta: posisi
plasenta tidak menghalangi jalan lahir. Tidak ada solusio plasenta
(plasenta lahir duluan).
d. Psikologis : ibu yang sudah cukup mendapatkan edukasi, ibu yang
sudah siap dengan kehamilan dan proses persalinan. Perlu supprt
sistem keluarga. Ibu yang melakukan anc.
e. Penolong
f. Posisi ibu : duduk, berdiri, jongkok, nungging untuk mngurangi nyeri.
Miring untuk meningkatkan oksigenasi
7. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk
menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Terdapat delapan gerakan posisi
dasar yang terjdai ketika janin berada dalam presentasi vertex sefalik.
Gerakan tersebut, sebagai berikut:
a. Engagement
Terjadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melewati pintu
atas panggul.
b. Penurunan Kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu
keduanya diperlukan untuk terjadi bersamaan dengan mekanisme
lainya. Ini terjadi akibat ada tekanan dari cairan amnion, tekanan
langsung kontraksi fundus pada janin, dan kontraksi diafragma serta
otot-otot abdomen ibu pada tahap kedua persalinan.
c. Fleksi
Segera setelah kepala turun tertahan oleh serviks, dalam kadaan
normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan kearah dada janin.
d. Putaran paksi dalam
Setiap kali terjadi kontraksi kepala janin diarahkan kebawah lengkung
pubis, dan kepala hampir selalu berputar saat mencapai otot panggul.
e. Ekstensi
Saat kepla janin mencapai perineum, kepala akan defleksi ke arah
anterior oleh perineum.
f. Restitusi dan putaran paksi luar
Saat kepala bayi lahir akan berputar hingga mencapai posisi yang
sama saat ia memasuki pintu atas.
g. Ekspulasi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat keatas tulang pubis ibu
dan badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral kearah
simfisis pubis.
8. Fase Persalinan
a. KALA I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan serviks, terjadi selama 18-
24 jam. Terjadi pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap.
Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus
yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri,
disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada
darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa
dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban
biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
b. KALA 2
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada
saat bayi telah lahir lengkap. Pada Kala II ini His menjadi lebih kuat,
lebih sering, dan lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga sudah
pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala II ini. Rata-rata waktu untuk
keseluruhan proses Kala II pada primigravida ± 1,5 jam, dan multipara
± 0,5 jam.
Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan
terjadi juga akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada
persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum.
Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding
abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Peristiwa penting pada Kala II:
a. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun
sampai dasar panggul.
b. Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
c. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)
d. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis
(simfisis pubis sebagai sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya
dilahirkan badan dan anggota badan.
e. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk
memperbesar jalan lahir (episiotomi).
c. KALA III
Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding
uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze)
ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal
(Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin
juga serempak sentral dan marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding
uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah
lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus
setinggi sekitar / di atas pusat.
Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus
menurun. Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun
dapat juga tetap menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif
(manual aid).
d. KALA IV
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam
setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV persalinan :
Kontraksi uterus harus baik
Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
Kandung kencing harus kosong
Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
Resume keadaan umum ibu dan bayi.
9. Proses Keperawatan
1) KALA I (fase laten)
3) KALA III
Menajemen aktif pada kala 3
4) KALA IV
- Monitor TTV
- Monitor perdarahan
Rata-rata perdarahan pada kala IV normal adalah 250 cc. Abnormal
jika perdarahan lebih dari 500 cc.
- Monitor kontraksi setiap 15 menit dalam 1 jam pertama, dilanjutkan
setiap 30 menit pada dua jam berikutnya
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL CARE
1. Pathway
Kala 1
Faktor hormon
Faktor syaraf
Faktor kekuatan plasenta
Faktor nutrisi
Faktor partus
Partus
Kerja jantung meningkat Pengeluaran darah berlebih/ solusio plasenta Kepala janin turun
Kala 3
Proses pelepasan plasenta
Kontraksi uterus
2. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1 DS Faktor persalinan Nyeri melahirkan
- Mengeluh nyeri
- Perineun terasa tertekan Oksitosis meningkat
- Mual`
Kontraksi uterus
DO
- Ekspresi wajah meringis
Dilatasi uterus
- Posisi mengurangi nyeri
- Kontraksi uterus Tekanan pada serviks
- TD meningkat
- Nadi meningkat Nyeri melahirkan
SDKI, 176
2 Faktor risiko Faktor persalinan Risiko cedera pada janin
- Besarnya ukuran janin
- Malposisi janin Rahum besar & meregang
- Induksi persalinan
- Persalinan lama iskemia daerah rahim
- Disfungsi uterus
sirkulasi daerah uteroplasenta terganggu
- Cemas berlebih
- Usia ibu rentan hipoksia jaringan
- Kelelahan
risiko cedera pada janin
SDKI, 296
3 DS Faktor persalinan Keletihan
- Merasa energi tidak pulih meskipun telah
tidur Kontraksi meningkat
- Merasa kurang tenaga
Keletihan
- Mengeluh lelah
DO
- Tidak mampu mempertahankan aktivitas
- Tampak lesu
Kebutuhan istirahat meningkat
4 DS : Tanda inpartu Pola Napas Tidak Efektif
Mengeluh Nyeri
Partus
Perineum terasa tertekan
DO :
Kerja jantung meningkat
Ekspresi wajah meringis
Berposisi Meringankan Nyeri Suplay O2 menurun
Kontraksi Uterus
Tekanan darah meningkat Perubahan pola nafas
Frekuensi Nadi
Meningkat Pola nafas tidak efektif
Ketegangan otot meningkat
SDKI, 26
5 Faktor risiko: Tanda inpartu Risiko hipovolemia
- Kehilangan cairan secara aktif
- Gangguan absorpsi cairan Partus
- Kegagalan mekanisme regulasi
pengeluaran darah berlebih
SDKI, 85
risiko hipovolemia
SDKI, 294
7 Faktor risiko Proses pelepasan plasenta Risiko perdarahan
- Komplikasi kehamilan Kontraksi uterus
- Komplikasi pasca partum
- Gangguan koagulasi Kondisi abnormal
- Tindakan pembedahan
Kesulitan melepas plasenta
SDKI, 42
Risiko perdarahan
8 DS Pasca partum Ketidaknyamanan pasca partum
- Mengeluh tidak nyaman
DO Adanya laserasi pervagina
- Tampak meringis
Pelepasan mediator kimia nyeri
- Terdapat kontraksi uterus
- Luka episiotomi
Dihantarkan ke otak
- Payudara bengkak
- TD meningkat Adanya persepsi nyeri
- Nadi meningkat
SDKI, 168 Ketidaknyamanan pasca partum
9 DS Pasca partum Pencapaian peran menjadi orang
- Mengungkapkan kepuasan dengan bayi tua
- Perilaku positif menjadi orang tua Kelahiran bayi
- Saling berinteraksi dalam merawat bayi
Pertambahan anggota keluarga
SDKI, 275
pencapaian peran menjadi orang tua
3. Diagnosa Keperawatan
Kala 1
SDKI, 26
5 Risiko hipovolemia dibuktikan Setelah dilakukan intervensi selama Manajemen Hipovolemia (SIKI, 184)
dengan 1x 24 Jam status cairan membaik,
dengan kriteria hasil : Observasi
Faktor risiko:
- Kekuatan nadi meningkat - Periksa tanda dan gejala hipovolemia.
- Kehilangan cairan secara
- Turgor kulit meningkat - Monitor intake dan output cairan
aktif
- Frekuensi nadi membaik
- Gangguan absorpsi cairan Terapeutik
- Kegagalan mekanisme - Tekann darah membaik - Hitung kebutuhan cairan
regulasi - Perasaan lemah menurun - Berikan asupan cairan
- Dispnea menurun Kolaborasi
SDKI, 85 SLKI, 107 - Kolaborasi pemberian cairan IV
6 Risiko cedera ibu dibuktikan Setelah dilakukan intervensi selama Perawatan Kehamilan Risiko Tinggi (SIKI, 323)
2x24 jam maka Tingkat Cedera
dengan
menurun dengan kriteria hasil : Observasi
Faktor risiko Kejadian cedera menurun - Identifikasi faktor risiko tinggi kehamilan (hipertensi)
- Besarnya ukuran janin Ketegangan otot menurun - Identifikasi riwayat obstetri (prematuritas, postmatur,
- Malposisi janin Perdarahan menurun preeklampsi)
- Induksi persalinan Ekspresi wajah kesakitan - Identifikasi sosial demografi (tidak adanya perawatan prenatal)
- Persalinan lama berkurang Terapeutik
- Disfungsi uterus Tekanan darah membaik - Dampingi ibu saat merasa cemas
- Cemas berlebih Nadi membaik Edukasi
- Usia ibu rentan Frekuensi nafas membaik - Ajarkan mengenali tanda bahaya seperto perdarahan berwarna
- Ketubah pecah merah segar
- Masalah kontraksi Kolaborasi
SLKI, 135 - Kolaborasi dengan spesialis jika menemukan tanda bahaya
kehamilan
SDKI, 294
7 Risiko syok dibuktikan dengan Setelah dilakukan intervensi selama Pencegahan Syok (SIKI, 285)
2x24 jam maka Tingkat Syok Observasi
Faktor risiko menurun dengan kriteria hasil :- Monitor status kardiopulonal
- Komplikasi kehamilan Kekuatan nadi meningkat - Monitor oksigenasi
- Komplikasi pasca partum Tingkat kesadaran meningkat - Monitir status cairan
- Gangguan koagulasi Saturasi oksigen meningkat - Monitor tingkat kesadaran
- Tindakan pembedahan Akran dingin menurun Terapeutik
Pucat menurun - Pasang jalur IV jika perlu
SDKI, 42 MAP membaik Edukasi
- Kelaskan penyebab risiko syok
- Jelaskan tanda awal terjadi syok
SLKI, 148
8 Ketidaknyamanan pasca partum Setelah dilakukan intervensi selama Terapi relaksasi (SIKI, 436)
berhubungan dengan trauma 2x24 jam maka status kenyamanan Observasi
perineum ditandai oleh pasca partum meningkat dengan - Identifikasi teknik relaksasi yang pernah dilakukan sebelumnya
kriteria hasil :
DS Terapeutik
Keluhan tidak nyaman menurun - Ciptakan lingkungan yang tenang
- Mengeluh tidak nyaman
DO Meringis menurun - Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik
- Terdapat kontraksi uterus Kontraksi uterus menurun - Jelaskan tujuan relaksasi yang akan dilakukan
- Anjurkan mengambil posisi nyaman
- Luka episiotomi Merintih menurun
- Anjurkan rileks
- Payudara bengkak
- Anjurkan sering mengulangi relaksasi yang sudah diajarkan
- TD meningkat SLKI, 111
- Nadi meningkat
SDKI, 168
9 Pencapaian peran menjadi orang Setelah dilakukan intervensi selama Promosi pengasuhan (SIKI, 380)
tua berhubungan dengan status 2x24 jam maka Peran menjadi Observasi
kesehatan bayi orang tua meningkat dengan - Monitor status kesehatan dan imunisasi anak
kriteria hasil :
DS Terapeutik
Perilaku positif menjadi - Fasilitasi orang tua dalam transisi peran
- Mengungkapkan kepuasan
orang tua meningkat - Berikan bimbingan antisipasi yang diperlukan sesuai dengan
dengan bayi
- Perilaku positif menjadi Interaksi dalam merawat bayi tahapan tumbang anak
orang tua meningkat - Sediakan media untuk mengembangkan keterampilan
- Saling berinteraksi dalam Kebutuhan fisik anak pengasuhan
merawat bayi terpenuhi - Tingkatkan interaksi orangtua dan anak
Keinginan meningkatkan - Fasilitasi orang tua dalam mengidentifikasi tempramen bayi
SDKI, 275
Edukasi
peran menjadi orang tua
- Ajarkan orang tua untuk menanggapi isyarat bayi
SLKI, 79
Daftar Pustaka
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(SDKI). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia