Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di matematika dan ilmu komputer, teori graf adalah cabang ilmu yang
mempelajari sifat-sifat graf. Secara informal, suatu graf adalah himpunan
benda-benda yang disebut verteks (atau node) yang terhubung oleh edge-edge
(atau arc). Biasanya graf digambarkan sebagai kumpulan titik-titik
(melambangkan verteks) yang dihubungkan oleh garis-garis (melambangkan
edge).
Banyak sekali struktur yang bisa direpresentasikan dengan graf, dan
banyak masalah yang bisa diselesaikan dengan bantuan graf. Jaringan
persahabatan pada Friendster bisa direpresentasikan dengan graf: verteks-
verteksnya adalah para pemakai Friendster dan ada edge antara A dan B jika
dan hanya jika A berteman dengan B. Perkembangan algoritma untuk
menangani graf akan berdampak besar bagi ilmu komputer.
Sebuah struktur graf bisa dikembangkan dengan memberi bobot pada tiap
edge. Graf berbobot dapat digunakan untuk melambangkan banyak konsep
berbeda. Sebagai contoh jika suatu graf melambangkan jaringan jalan maka
bobotnya bisa berarti panjang jalan maupun batas kecepatan tertinggi pada
jalan tertentu. Ekstensi lain pada graf adalah dengan membuat edgenya
berarah, yang secara teknis disebut graf berarah atau digraf (directed graph).
Digraf dengan edge berbobot disebut jaringan.
Jaringan banyak digunakan pada cabang praktis teori graf yaitu analisis
jaringan. Perlu dicatat bahwa pada analisis jaringan, definisi kata "jaringan"
bisa berbeda, dan sering berarti graf sederhana (tanpa bobot dan arah).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah teori graf?
2. Apa yang dimaksud dengan teori graf?
3. Apa yang dimaksud dengan dasar-dasar graf?
4. Apa saja jenis-jenis graf berdasarkan garisnya ?

1
BAB II
ISI

A. Sejarah Teori Graf


Teori Graf merupakan sebuah pokok bahasan yang muncul pertama kali
pada tahun 1736, yakni ketika Leonhard Euler mencoba untuk mencari solusi
dari permasalahan yang sangat terkenal yaitu Jembatan Konigsberg. Di kota
Konigsberg (sebelah timur Prussia, Jerman sekarang), sekarang bernama kota
Kaliningrad, terdapat sungai Pregal yang mengalir mengitari pulau Kneiphof
lalu bercabang menjadi dua buah anak sungai.
Konigsberg, sebuah kota di bagian utara Jerman,
memiliki sebuah kisah terkenal yang memberikan pengaruh besar pada
kehidupan seorang bernama Euler dan sejarah perkembangan teori Graf.
Sungai Pregel yang melalui Konigsberg membagi wilayah daratan pada kota
tersebut menjadi empat bagian. Tujuh buah jembatan dibangun di atas sungai
tersebut pada bagian yang memungkinkan untuk bepergian antar keempat
wilayah tersebut. Pada abad ke-17, warga Konigsberg gemar berjalan di tepi
sungai, hingga akhirnya beberapa dari mereka memikirkan apakah
mungkin untuk berjalan di Konigsberg dan melalui setiap jembatan hanya
sekali. Hal inilah yang kemudian disebut Teka-Teki Jembatan Konigsberg
yang tidak dapat terselesaikan untuk waktu yang cukup lama dan menjadi
terkenal di seluruh negeri.
Teka-teki tersebut menarik perhatian Euler, yang diyakini ketika itu
berada di St. Petersburg. Ia kemudian meneliti bahwa kasus tersebut dapat
direpsersentasikan dalam diagram. Setelah sekian banyak kegagalan warga
Konigsberg untuk menemukan cara melalui seluruh jembatan hanya sekali,
hingga akhirnya pada tahun 1736 masalah tersebut dijadikan sebuah kasus
matematika dan kemustahilan, untuk menyelesaikan teka-teki tersebut
terbukti. Pada tahun tersebut, seorang pakar matematika ternama, Leonard
Euler, menulis sebuah artikel yang membahas tidak hanya solusi atas teka-

2
teki Konigsberg semata, akan tetapi juga dilengkapi dengan metode umum
untuk persoalan serupa lainnya .
Dalam urusan matematika, Euler khusus tertarik di bidang kalkulus,
rumus diferensial, dan ketidakterbatasan suatu jumlah. Sumbangannya di
bidang variasi kalkulus dan terhadap teori tentang kekompleksan jumlah
merupakan dasar dari semua perkembangan berikutnya di bidang ini. Kedua
topik itu punya jangkauan luas dalam bidang penggunaan kerja praktek
ilmiah, sebagai tambahan arti penting di bidang matematika murni.

B. Teori Graf
Secara kasar, graf adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu
jika diinterpretasikan secara tepat. Dalam kehidupan sehari-hari, graf
digunakan untuk menggambarkan berbagai macam struktur yang ada.
Tujuannya adalah sebagai visualisasi obyek-obyek agar lebih mudah
dimengerti. Beberapa contoh graf yang sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari antara lain: struktur organisasi, bagan alir pengambilan mata
kuliah, peta, rangkaian listrik, dan lain-lain. Graf struktur sebuah organisasi
dan peta beberapa daerah tampak pada Gambar 1 dan Gambar 2.

3
Tiap-tiap diagram memuat sekumpulan obyek (kotak, titik, dan lain-lain)
beserta garis-garis yang menghubungkan obyek-obyek tersebut. Garis bisa
berarah ataupun tidak berarah. Garis yang berarah biasanya digunakan untuk
menyatakan hubungan yang mementingkan urutan antar objek-objek. Urut-
urutan objek akan mempunyai arti yang lain jika arah garis diubah. Sebagai
contoh adalah garis komando yang menghubungkan titik-titik struktur sebuah
organisasi. Sebaliknya, garis yang tidak berarah digunakan untuk menyatakan
hubungan antar objek-objek yang tidak mementingkan urutan. Sebagai
contoh adalah garis untuk menyatakan jarak hubung 2 kota pada Gambar 2.
Jarak dari kota A ke kota B sejauh 200 km akan sama dengan jarak dari kota
B ke kota A. Apabila jarak 2 tempat tidak sama jika dibalik (misalnya karena
harus melalui jalan memutar), maka garis yang digunakan haruslah garis yang
berarah.

C. Dasar-dasar Graf
Definisi 1
Suatu graf G terdiri dari 2 himpunan yng berhingga, yaitu himpunan
titik-titik tidak kosong (simbol V(G)) dan himpunan garis-garis (simbol
E(G)).
Setiap garis berhubungan dengan satu atau dua titik. Titik-titik tersebut
dinamakan Titik Ujung. Garis yang hanya berhubungan dengan satu titik
ujung disebut Loop. Dua garis berbeda yang menghubungkan titik yang sama
disebut Garis Paralel.
Dua titik dikatakan berhubungan (adjacent) jika ada garis yang
menghubungkan keduanya. Titik yang tidak mempunyai garis yang
berhubungan dengannya disebut Titik Terasing (Isolating Point)
Graf yang tidak mempunyai titik (sehingga tidak mempunyai garis) disebut
Graf Kosong.

4
Jika semua garisnya berarah maka graf-nya disebut Graf Berarah
(Directed Graph, atau sering disingkat Digraph). Jika semua garisnya tidak
berarah, maka graf-nya disebut Graf Tak Berarah (Undirected Graph). Dalam
materi ini, jika hanya disebutkan graf saja, maka yang dimaksud adalah graf
tak berarah.
Kadang-kadang suatu graf dinyatakan dengan gambar. Gambar suatu graf
G terdiri dari himpunan titik-tilik V(G), himpunan garis-garis E(G) yang
menghubungkan titik-titik tersebut (beserta arah garis pada graf berarah), dan
label pada garisnya (jika ada). Panjang garis, kelengkungan garis, dan letak
titik tidak berpengaruh dalam suatu graf.

Contoh 1:
Ada 7 kota (A, ... ,G) yang beberapa di antaranya dapat dihubungkan secara
langsung dengan jalan darurat. Hubungan-hubungan langsung yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
A dengan B dan D
B dengan D
C dengan B
E dengan F
Buatlah graf yang menunjukkan keadaan tarnsportasi di 7 kota tersebut.
Penyelesaian :
Misalkan kota-kota dianggap sebagai titik-titik. Dua titik/kota
dihubungkan dengan garis bila dan hanya bila ada jalan yang
menghubungkan langsung kedua kota tersebut. Dengan demikian, keadaan
transportasi di 7 kota dapat dinyatakan dalam Gambar 3.

5
Dalam graf tersebut e1 berhubungan dengan titik A dan B (keduanya
disebut titik ujung e1). Titik A dan B dikatkan berhubungan, sedangkan titik
A dan C tidak berhubungan karena tidak ada garis yang menghubungkannya
secara langsung.
Titik G adalah titik terasing karena tidak ada garis yang berhubungan
dengan G. Dalam interpretasinya, kota G merupakan kota yang terasing
karena tidak dapat dikunjungi dari kota-kota lain dengan jalan darat.
Dalam graf tak berarah, garis e dengan titik ujung (v,w) menyatakan
suatu garis yang menghubungkan titik v dengan titik w. Dalam graf berarah,
garis tersebut menyatakan garis dari titik v ke titik w.
Dengan diketahuinya graf, maka himpunan garis, titik serta titik-titik
ujungnya adalah tunggal. Tetapi hal ini tidak berlaku sebaliknya. Dengan
diketahuinya himpunan garis, titik dan titik-titik ujung garis, maka dapat
dibentuk beberapa graf yang “berbeda”. Perbedaan graf-graf tersebut terletak
pada panjang garis, kelengkungan garis, dan posisi titik yang berbeda antara
satu graf dengan graf yang lainnya.
Tetapi karena visualisasi titik dan garis (panjang garis, kelengkungan
posisi titik dan lain-lain) tidak berpengaruh, maka graf-graf tersebut
merupakan graf yang sama meskipun secara visual tampak berbeda.

Contoh 2:
Gambarlah graf G dengan titik V(G) = {v1, v2, v3, v4} dan garis E(G) = {e1,
e2, e3, e4, e5} dengan titik ujung berikut:
Garis Titik Ujung
e1 { v1, v3}
e2 { v2, v4}
e3 { v1 }
e4 { v2, v4}
e5 { v3 }

6
Penyelesaian :

Ada banyak graf yang dapat dibentuk. Semua graf tersebut sebenarnya
menggambarkan objek yang sama, tetapi tampak berbeda karena letak titik,
panjang garis dan kelengkungannya berbeda. Dua di antara graf-graf tersebut
tampak pada Gambar 4 dan 5

Graf juga banyak dipakai untuk membantu menyelesaikan masalah-


masalah yang berhubungan dengan Kecerdasan Buatan (Artificial
Intelligence), seperti dalam contoh 3, yang merupakan suatu teka-teki yang
banyak dipakai sebagai ilustrasi. Dalam hal ini, graf digunakan untuk
menyatakan hubungan-hubungan yang terjadi di antara objek-objek. Dengan
cara itu, deduksi ke kesimpulan akan lebih mudah dibuat.

D. Graf Tak Berarah dan Graf Berarah


Berdasarkan jenis garis-garisnya, graf dibedakan dalam 2 kategori yaitu
graf tak berarah (Undirected Graph) dan graf berarah (Directed Graph =
Digraph).

Graf Tak Berarah

1. Graf Bipartite (Bipartite Graph)


Definisi 2:
Graf Sederhana (Simple Graph) adalah graf yang tidak memiliki loop
ataupun garis pararel.

7
Contoh 3:
Gambarlah semua graf sederhana yang dapat dibentuk dari 4 titik {a, b, c,
d} dan 2 garis.
Penyelesaian:
Sebuah garis dalam graf sederhana selalu berhubungan dengan 2 buah

titik. Oleh karena ada 4 titik, maka ada ( ) garis yang

mungkin dibuat yaitu garis-garis yang titik-titik ujungnya adalah {a,b},


{a,c}, {a,d}, {b,c}, {b,d}, dan {c,d}.

Definisi 3:
Graf Lengkap (Complete Graph) dengan n titik (simbol Kn) adalah graf
sederhana dengan n titik, di mana setiap 2 titik berbeda dihubungkan
dengan suatu garis.

Teorema 1:

Banyak garis dalam suatu graf lengkp dengan n titik adalah buah

garis.

8
Contoh 4:
Gambarlah K2, K3, K4, K5, dan K6 !
Penyelesaian :

Kadang-kadang, titik-titik dalam suatu graf dapat dipecah menjadi 2


bagian, di mana titik-titik dalam satu bagian dihubungkan dengan titik-titik
di bagian yang lain. Dengan demikian, graf terlihat seolah-olah "terpisah"
menjadi 2 bagian.

Definisi 4
Suatu graf G disebut Graf Bipartite apabila V(G) merupakan
gabungan dari 2 himpunan tak kosong V1 dan V2, dan setiap garis dalam
G menghubungkan suatu titik dalam V1 dengan titik dalam V2.
Apabila dalam Graf Bipartite, setiap titik dalam V1 berhubungan
dengan setiap titik dalam V2, maka graf-nya disebut Graf Bipartite
Lengkap.
Jika V1 terdiri dari m titik dan V2 terdiri dari n titik, maka Graf
Bipartite Lengkapnya sering diberi simbol Km,n.

Contoh 5:
Tentukan mana di antara graf-graf berikut yang merupakan graf
bipartite dan bipartite lengkap.

Penyelesaian :

9
a. Jelas bahwa titik-titik graf-nya terbagi menjadi 2 bagian yaitu V1 = {v1,
v2, v3} dan V2 = {v4, v5}. Setiap titik dalam V1 dihubungkan dengan
setiap titik dalam V2. Maka graf-nya merupakan K32.
b. Hanya merupakan graf bipartite saja karena titik-titik dalam graf terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu V1 = {v1, v3} dan V2 = {v2, v4}. Akan tetapi,
tidak semua titik dalam V1 dihubungkan dengan semua titik dalam V2
(v1 tidak dihubungkan dengan v4).
c. Dengan pengaturan letak titik-titiknya, maka graf Gambar 11 (c) dapat
digambarkan sebagai graf pada Gambar 12.

d. Tampak bahwa titik-titiknya terbagi menjadi 2 bagian yaitu V1 = {v1,


v3, v5} dan V2 = {v2, v4, v6}. Setiap garis menghubungkan sebuah
titik dalam V1 dengan sebuah titik dalam V2, sehingga graf-nya
merupakan graf bipartite
e. Perhatikan bahwa meskipun tampak berbeda, sebenarnya graf pda
Gambar 11 (d) sama dengan graf Gambar 11 (a), sehingga graf
Gambar 11 (d) adalah K32.

Posisi titik-titik dalam penggambaran graf kadang-kadang


mempengaruhi pandangan, seperti halnya pada contoh (c) dan (d). Dalam
kedua graf tersebut, semua titik tampaknya terhubung dan tidak dapat
dipisahkan walaupun kenyataannya tidaklah demikian. Oleh karena itu,
harus jeli dalam menentukan apakah suatu graf merupakan Graf
Bipartite.

10
2. Komplemen Graf
Definisi 5:
Komplemen suatu graf G (simbol ̅ ) dengan tiitk n tiitk adalah suatu
graf sederhana dengan:
a. Titik-titik ̅ sama dengan titik-titik G. Jadi, ̅̅̅

b. Garis-garis ̅ adalah komplemen garis-garis G terhadap Graf


Lengkapnya .
̅
Titik-titik yang dihubungkan dengan garis dalam G tidak terhubung
dalam ̅ . Sebaliknya, tiitk-titik yang terhubung dalam G menjadi tidak
terhubung dalam ̅ .

Contoh 6:
Gambarlah komplemen graf G yang didefinisikan dalam gambar di bawah
ini!

Penyelesaian:
Titik-titik dalam ̅ sama dengan titik-tiitk dalam G, sedangkan garis-garis
dalam ̅ adalah garis-garis yang tidak berada dalam G. Pada gambar di
atas, titik-titik yang tidak dihubungkan dengan garis dalam G adalah garis
dengan tiitk ujung {a,d}, {a,e}, {b,c}, dan {b,e}
Dengan demikian, graf ̅ dapat digambarkan pada gambar di bawah ini.

11
3. Sub-Graf
Definisi 6:
Misalkan G adalah suatu graf. Graf H dikatakan subgraf G bila dan
hanya bila:
a.
b.
c. Setiap garis dalam H memiliki titik ujung yang sama dengan garis
tersebut dalam G.

Dari definisi 6, ada beberapa hal yang dapat diturunkan:

 Sebuah titik dalam G merupakan subgraf G.


 Sebuah garis dalam G bersama-sama dengan titik-titik ujungya
merupakan subgraf G.
 Setiap graf merupakan subgraf dari dirinya sendiri.
 Dalam subgraf berlaku sifat transitif: jika H adalah subgraf G dan G
adalah subgraf K, maka K adalah subgraf K.

Contoh 7:
Apakah dalam gambar di bawah ini, apakah H merupakan subgraf G?

12
Penyelesaian:
a. V(H) = {v2, v3} dan V(G) = {v1, v2, v3} sehingga V(H) V(G).
E(H) = {e4} dan E(G) = {e1, e2, e3, e4} sehingga E(H) E(G). Garis e4
di H merupakan loop pada v2 dan garis e4 juga merupakan loop pada v2
di G. Dengan demikian, H merupakan subgraf G.
b. H bukan nerupakan subgraf karena meskipun V(H) = V(G) = {v1, v2,
v3} dan E(H) = E(G) = {e1, e2, e3, e4}, tetapi garis e4 dalam H tidak
menghubungkan titik yang sama dengan garis e4 dalam G. Dalam H,
garis e4 merupakan loop di v3, sedangkan dalam G, garis e4 merupakan
loop dalam v2.
c. Oleh karena Graf H = Graf G, maka H merupakan subgraf G.
d. V(H) = {v1, v4} dan V(G) = {v1, v2, v3, v4} sehingga E(H) E(G).
Garis e3 menghubungkan titik v1 dengan v4. Hal yang sama juga
berlaku pada G. Dengan demikian, H merupakan subgraf G. Perhatikan
bahwa posisi titik tidaklah memengaruhi.

13
4. Derajat (Degree)
Definisi 7:
Misalkan v adalah titik dalam suatu Graf G. Derajat titik v (simbol d(v))
adalah jumlah garis yang berhubungan degan titik v dan garis suatu loop
dihitung dua kali. Derajat total G adalah jumlah derajat semua titik dalam
G.

Contoh 8
Tentukan derajat tiap-tiap titik dalam graf pada gambar di bawah ini.
Berapa derajat totalnya?

Penyelesaian:
d(v1) = 4 karena garis yang berhubungan dengan v1 adalah e2, e3 dan
loop e1 yang dihitung dua kali.
d(v2) = 2 karena garis yang behubungan dengan v2 adalah e2 dan e3.
d(v3) = d(v5) = 1 karena garus yang berhubungan dengan v3 dan v5
adalah e4.
d(v4) = 2 karena garis yang berhubungan dengan v4 adalah loop e5 yang
dihitung 2 kali.
d(v6) = 0 karena tidak ada garis yang berhubungan dengan v6.
Derajat total ∑

14
Teorema 2
Derajat total suatu graf selalu genap.

Teorema 3
Dalam sembarang graf, jumlah tiitk yang berderajat ganjil adalah genap.

Contoh 9
Gambarlah graf dengan spesifikasi di bawah ini (jika ada)
a. Graf dengan 4 titik yang masing-masing berderajat 1, 1, 2, dan 3.
b. Graf dengan 4 titik dengan masing-masing berderajat 1, 1, 3, dan 3.
c. Graf dengan 10 titik yang masing-masing berderajat 1, 1, 2, 2, 2, 3, 4, 4,
4, dan 6.
d. Graf sederhana dengan 4 titik yang masing-masing berderajat 1, 1, 3,
dan 3.

Penyelesaian
a. Derajat total = 1+ 1+ 2+ 3 = 7 (ganjil). Menurut teorema 2 maka tidak
ada graf dengan derajat total ganjil.
b. Derajat total = 1+ 1 + 3 + 3 = 8 (genap). Jadi, ada graf dengan
spesifikasi semacam itu. Beberpa di antaranya tampak pada gambar di
bawha ini

c. Ada 3 tiitk yang berderajat ganjil (yaitu titik-titik yang berderajat 1, 1,


dan 3). Menurut teorema 3, tidak munkin ada graf dengan spesifikasi
semacam itu. Pengecekan juga dapat dilakukan dengan menghitung
derajat totalnya yang merupakan bilangan ganjil.

15
d. Derajat total = 1 + 1 + 3 + 3 = 8 (genap) sehingga memungkinkan untuk
membuat graf dengan spesifikasi tersebut. Akan tetapi, graf yang dapat
dibuat adalah graf secara umum (seperti soal b), dan bukan graf
sederhana. Graf sederhana dengan spesifikasi tersebut tidak mungkin
dibuat. Hal itu dibuktikan dengan kontradiksi sebagai berikut.
Misalkan ada graf sederhana G dengan 4 titik, masing-masing v1 dan v2
yang berderjat 1, serta v3 dan v4 yang berderajat 3. Oleh karena v3
berderajat 3 dan grafnya adalah graf sederehana (tidak boleh
mengandung loop dan garis pararel), maka v3 harus dhubungkan ke 3
titik yang lain (v1, v2, v3). Hal tersebut dapat dilihat dari gambar di
bawah ini

v4 juga memiliki derajat 3, berarti v4 juga harus dihubungkan dengan


ketiga titik yang lain. Didapat graf seperti gambar di bawah ini

Namun demikian, v1 dan v2 memiliki derajat 2 yang bertentangan


dengan pengandaian mula-mula yang mengatakan bahwa v1 dan v2
berderajat 1. Dengan demikian, terbukti bahwa tidak ada graf dengan
spesifikasi seperti ini.

16
5. Path dan Sirkuit
Definisi 8:
Mislakan G adalah suatu graf. Misalkan pula v dan w adalah 2 titik dalam
G. Suatu walk dari v ke w adalah barisan titik-titik berhubungan dan garis
secara beerselang-seling, diawali dari titik v dan diakhiri pada titik w.
Walk dengan panjang n dari v ke w dituliskan sebagai berikut: v0 e1 v1 e2
v2 ... vn-1 en vn dengan v0 = v ; vn = w ; vi-1 ; dan vi adalah titik-titik ujung
garis ei. Path dengan panjang n dari v ke w adalah walk dari v ke w yang
semua garisnya berbeda. Path dari v ke w dituliskan sebagai v = v0 e1 v1 e2
v2 ... vn-1 en vn = w dengan ei ej untuk i j.

Walk v w
v = v0 e1 v1 e2 v2 ... vn-1 en vn = w
vi-1 dan v1 adalah titik-titik ujung garis e

semua garis berbeda

Path v w

Semua titik titik awal dan akhir


berbeda sama (v0 = vn)

Path sederhana v w Sirkuit

Titik awal dan akhir semua titik berbeda


sama (v0 = vn) kecuali v0 = vn

Sirkuit sederhana

17
Path sederhana dengan panjang n dari v ke w adalah Path dari v ke w yang
semua titiknya berbeda. Path sederhana dari v ke w berbentuk v = v0 e1 v1
e2 v2 ... vn-1 en vn = w dengan ei ej untuk i j dan vk vm untuk k m.
Sirkuit dengan panjang n adalah Path yang dimulai dan diakhiri pada titik
yang sama. Sirkuit adalah path yang berbentuk v0 e1 v1 e2 v2 ... vn-1 en vn
dengan v0 = vn.
Sirkuit sederhana dengan panjang n adalah sirkuit semua titiknya berbeda.
Sirkuit sederhana berbentuk v0 e1 v1 e2 v2 ... vn-1 en vn dengan ei ej untuk
i j dan vk vm untuk k m, kecuali v0 = vn.

Contoh 14
Tentukan mana diantara barisan titik dan garis pada gambar di bawah ini
yang merupakan walk, path, path sederhana, sirkuit, dan sirkuit sederhana.
a. v1 e1 v2 e3 v3 e4 v3 e5 v4
b. v1 e1 v2 e3 v3 e5 v4 e5 v3 e6 v5
c. v2 e3 v3 e5 v4 e10 v5 e6 v3 e7 v6 e8 v2
d. v2 e3 v3 e5 v4 e10 v5 e9 v6 e8 v2
e. v1

Penyelesaian
a. semua garis berbeda (e1, e3, e4, dan e5 masing-masing muncul sekali).
Ada titik yang berulang (v3 muncul 2 kali). Titik awal dan titik akhir
tidak sama (titik awal = v1 dan titik akhir v4). Disimpulkan bahwa
barisan tersebut merupakan Path dari v1 ke v4 dengan panjang 4.
b. Ada garis yang muncul lebih dari sekali, yaitu e5 (muncul 2 kali) berarti
barisan tersebut merupakan walk dari v1 ke v5 dengan panjang 5.
c. Semua garisnya berbeda. Ada titik berulang (v3 muncul 2 kali). Titik
awal dan akhirnya sama, yaitu v2. Bearti barisan tersebut merupakan
sirkuit dengan panjang 6. Barisan tersebut bukan merupakan sirkuit
sederhana karena ada 2 titik di tengah yang muncul lebh dari 1 kali
yaitu v3.

18
d. Semua garis dan titiknya berbeda. Barisan diawali dan diakhiri pada
titik yang sama yaitu v2. Disimpulkan bahwa barisan tersebut
merupakan sirkuit sederhana dengan panjang 5.
e. Oleh karena barisan hanya memuat satu titik saja, berarti tidak ada garis
yang sama. Barisan diawali dan diakhiri pada titik yang sama serta
tidak memiliki tiitk yang sama di antaranya. Dengan demikian,
disimpulkan bahwa barisan merupakan sirkuit sederhana (sering kali
disebut sirkuit trivial).

6. Sirkuit Euler
Definisi 9
Misalkan G adalah suatu graf. Sirkuit Euler G adalah sirkuit di mana
setiap titik dalam G muncul paling sedikit sekali dan setiap garis dalam G
muncul tepat satu kali.
Definisi 9 dibuat untuk mengenakan ahli matematika Leonhard Euler
yang berhasil memperkenalakan graf unutuk memecahkan masalah 7
jembatan Konigsberg pada tahun 1736. Kota Konigsberg di bagun pada
pertemuan 2 cabang sungai pregel kota tersebut terdiri dari sebuah pulau di
tengah-tengah dan 7 jembatan yang mengelilinginya .

..., adalah jembatan – jembatan yang menghubungkan ke 4


daerah (A.......D).
Masalahnya adalah mungkinkan seseorang berjalan mengelilingi
kota yang di mulai dan di akhiri pada tempat yang sama, dengan mengatasi
ketujuh jembatan masing – masing tepat satu kali?
untuk memecahkan masalah tersebut. Euler merespresentasikannya dalam

19
graf. Titik – titk dalam gra menyatakan daerah – daerah, dan garis –
garisnya menyatakan jembatan. Graf yang sesuai dengan masalah 7
jembatan Konigsberg.

Sebagai graf, masalah 7 jembatan Konigsberg dapat dinyatakan


sebagai berikut. “Apakah ada cara untuk mengunjungi semua titik dalam
graf (A....D) dengan diawali dan di akhiri pada suatu titik tertentu, dan
setiap garis ( ...... ) dilalui setiap satu kali? Atau “Apakah graf pada
Gambar di atas merupakan sirkuit Euler?”
ternyata hal tersebut tidak dimungkinkan.

7. Graf Terhubung dan Tidak Terhubung

Definisi 10

Misalkan G adalah suatu graf. Dua titik v dan w dalam G dikatakan


terhubung bila dan hanya bila ada walk dari v ke w. Graf G dikatakan
terhubung bila dan hanya bila setiap 2 titik dalam G terhubung .Graf G
dikatakan tidak terhubung bila dan hanya bila ada 2 titik dalam G yang
tidak terhubung.

Contoh 15
Manakah di antara garf pada gambar di bawah ini yang merupakan graf
terhubung?

20
Penyelesaian
a. Graf terhubung
b. Graf tidak terhubung karna tidak ada walk dari ke
c. Graf tidak terhubung karna ada walk dari ke kita harus hati – hati
terhadap visualisasi graf yang dampaknya terhubung padahal
sebenarnya tidak. Perhatikan bahwa geaf (c) berbeda dengan graf
gambar di bawah ini

Teorema 4
Misalakan G adalah graf terhubung. G adalah sirkuit Euler bila dan hanya
bial semua titik dalam G memiliki derajat genap

Contoh 16
Tentukan mana diantra graf- graf pada gambar 8.28 yang merupakan
sirkuit Euler. Pada graf yang merupakan sirkuit Euler, carilah rute
perjalanan kelilingnya.
penyelesaian:

a). d( )= d( )=d( )=d( )=d( )=2


d( )=4
d( )=d( )=d( )=3
d( )=5

Oleh karna ada titik yang berderajat ganjil, maka (a) bukanlah sirkuit
Euler.

21
b). Meskipun semua titiknya berderajat 2 ( genap ), tetepi grafnya tidak
terhubung . jadi (b) bukanlah sirkuit Euler

c). d( )=d( )=2


d( )=d( )=d( )=4
Oleh karna graf (c) terhubung dan semua titiknya berderajat genap,
maka(c)merupakan sirkuit Euler. Salah satu perjalanan kelilingnya

8. Sirkuit Hamilton
Definisi 11
Suatu graf terhubung G disebut Sirkuit Hemilton bila ada sirkuit yang
mengunjungi setiap titiknya tepat satu kali (kecuali titik awal yang sama
dengan titik akhirnya).
Perhatikan perbedaan Sirkuit Euler dan Sirkuit Hamilton. Dalam Sirkuit
Euler, semua garis harus dilalui tepat satu kali, sedangkan semua titiknya
boleh dikunjungi lebih dari satu kali. Sebaliknya, dalam Sirkuit Hamilton
semua titik harus dikunjungi tepat satu kali dan tidak harus melalui semua
garisnya. Dalam Sirkuit Euler, yang dipentingkan adalah garisnya.
Sebaliknya dalam Sirkuit Hamilton, yang dipentingkan adalah kunjungan
pada titiknya.

Contoh 17

Gambar di bawah ini menyatakan peta beberapa kota (A ... G) beserta


jalan-jalan yang menghubungkan kota-kota tersebut.
Seorang penjajah (Salesman) hendak mengunjungi setip kota masing-
masing satu kali, dimulai dari kota A. carilah yang harus dilalui Salesman
tersebut.

22
Penyelesaian
Masalah penjajah tersebut adalah mencari Sirkuit Hamilton yang di mulai
titik A. Dengan mencoba-coba, didapatkan beberapa jalur yang mungkin,
misalnya ABFECDGA, ABCFEDGA. Terlepas dari perbadaan antara
Sirkuit Euler dan Hamilton, terdapat perbedaan yang nyata mengenai cara
menentukan apakah suatu graf merupakan Sirkuit Euler dan apakah suatu
graf merupakan Sirkuit Hamilton. Teorema 8.4 dengan jelas menentukan
syarat-syarat agar suatu graf merupakan Sirkuit Euler. Sebaliknya, tidak
ada syarat-syarat yang pasti untuk menentukan apakah suatu graf
merupakan Sirkuit Hamilton. Hanya saja ada saja suatu petunjuk untuk
menentukan bahwa suatu graf bukan suatu Sirkuit Hamilton.
jika G merupakn Sirkuit Hmilton maka G memiliki subgraf H dengan
sifst-sifat berikut:

1. H terhubung
2. H memuat semua titik G.
3. H memiliki jumlah garis yang sama dengan jumlah titiknya.
4. Setiap titik dalam H memiliki derajat 2
syarat (1) dan (2) jelas menurut defenisi Sirkuit Hamilton, yang
mengharuskan mengunjungi semua titik dalam G. Syarat (4) ada
sebagai akibat kunjungan semua titik yang hanya bleh dilakukan sekali.
Selama kunjungan, disetiap titik pasti ada suatu garis masuk dan satu
garis keluar sehinggah derajat setiap titik = 2. Oleh karna dalam sirkuit
Hamilton , setiap tiap dua titik dihubungkan dengan tepat satu garis,
maka jumlah garas sama dengan jumlah titiknya. Hal itu dinyatakan
dalam syarat (3). Jika salah satu dari ke -4 syarat tersebut tidak
dipenuhi, maka grafnya bukanlah graf Hamilton.

23
9. Isomorfisma
Dalam geometrik, dua gambar disebut kongruen jika keduanya memiliki
sifat-sifat geometrik yang sama. Dengan cara yang sama, dua graf disebut
Isomorfis jika keduanya menunjukan “ bentuk” yang sama. Kedua graf
hanya berbeda dalam hal pemberian label titik dan garisnya saja. Secara
matematis, Isomorfisma 2 graf didefinisikan dalam defenisi 12.

Definisi 12

Misalkan G adalah suatu graf deanag himpunan titik V(G) dan himpunan
garis E(G). G’ adalah graf dengan himpunan titik V(G’) dan himpunan
garis E(G’). G Isomorfis dengan G’ bila dan hanya bila ada Korespondensi
satu – satu.

g: V(G) V(G’) dan

h: E(G) E(G’)

sedemikian hingga

( v,w V(G) dan e E(G) ) v dan w adalah titik – titik ujung e


g(v) dan g(w) adalah titik – titik ujung h(e).

Contoh 18

Tunjukan bahwa graf G dan G’ pada gambar 8.33 adalah Isomorfis!

Penyelesaian
Untuk menunjukana bahwa G Isomorfis dengan G’ , kita harus
berusaha menenukan Korespondensi satu – satu titik dan garis kedua graf
Dalam G, berhubungan dengan dan , sedangkan dalam G’,
berhubungan dengan dan . Untuk itu fungsi g : G G’
didefenisikan dengan g ( )= ;g( )= ; dan g( )= . Cara yang
sama dilakukan untuk semua – semua titik yang lain. Didapatkan fungsi g
pada gambar di bawah ini

24
E(G) menghubungkan titik dan G. Fungsi g memetakan
G ke dan memetakkan ke G’, garis yang
menghubungkan dan adalah G’. Jadi, dalam pembuatan fungsi h,
G dikawankan dengan G’. Hal yang sama juga dilakukan pada
semua titik yang lain.
Hingga sekarang belum ada teori yang dapat di pakai untuk
menentukan apakah dua graf G dan G’ Isomorfis.akan tetapi, jika G dan
G’ Isomorfis, maka terdapat beberapa hal yang pasti di perlukan.
 Jumlah titik G = jumlah titik G’
 Jumlah garis G= jumlah garis G’
 Jumlah garis dengan derajat tertentu dalam G dan G’ sama.

Masalahnya, implikasi tersebut tidak berlaku 2 arah. Ada 2 graf yang


memenuhi ketiga syarat tersebut, tetapi keduanya tidak Isomorfis. Sebagai
contoh adalah graf G dan G’ pada gambar di bawah ini

Dalam G, satu-satunya titik yang berderajat 3 adalah titik x. Titik x


dihubungkan dengan 2 titik lain yang berderajat 1 ( titik y dan z ).
Sebaliknya, dalam G’ satu – satunya titik yang berderajat 3 adalah v, Titik
w sehingga G tidak mungkin Isomorfis dengan G’.

25
Meskipun implikasi syarat Isomorfis hanya berlaku satu arah, paling
tidak kontraposisi dari implikasi tersebut bisa dipakai untuk menentukan
bahwa 2 buah graf tidak Isomorfis. Jika salah satu dari ketiga syarat tidak
dipenuhi, maka graf G dan G’ tidak Isomorfis.

Graf Berarah ( Directed Graph = Digraph )

Pada materi sebelumnya adalah graf tidak berarah. Dalam graf tak berarah,
garis e yang menghubungkan titik v dan w tidaklah dipersoalkan apakah
dari v ke w ataukah sebaliknya. Dalam subbab ini akan dibahas tentang
Graf Berarah ( sering disebut Digraph). Dalam Graf Berarah, stiap
garisnya memiliki arah.

Defenisi 13

Suatu Graf Berarah G terdiri dari: Himpunan titik – titik V(G): { ,


, ...,}, himpunan garis – garis E(G): { , , ...}, dan suatu fungsi
yang mengawankan setiap garis dalam E(G) ke suatu pasangan berurutan
titik ( ).

Jika =( , ) adalah suatu garis dalam G, maka disebut titik


awal dan disebut titk akhir . Arah garis adalah dari ke .
Jumlah garis yang keluar dari titik disebut derajat keluar ( out degree )
titik (simbol ( )), sedangkan jumlah garis yang menuju ke titik
disebut derajat masuk ( in degree ) titik , yang disimbolkan sebagai
( ).

Titik terasing adalah titik dalam G dimana derajat keluar dan


derajatmasuknya adalah 0.

Titik pendana adalah titik dalam G dimana jumlah derajat masuk dan
keluarnya =1.

26
Dua garis Berarah dikatakan paralel jika keduanya memiliki titik awal
dan garis akhirnya yang sama.

Contoh 19

Tentukan :
a. Himpunan titik – titik, himpunan garis –garis dan fungsi perkawanan
b. Derajat masuk dan derajat keluar tiap – tiap titik.
c. Titik terasing dan titik pendana.
d. Garis pararel.

Penyelesaian:
a. V(G)= { }
E(G)= { }
fungsi mengawankan garis – garis dengan pasangan titik – titik berikut:
dengan ( , )
dengan ( , )
dengan ( , )
dengan ( , )
dengan ( , )
dengan ( , )
dengan ( , )
dengan ( , )
dengan ( , )

27
b. (v1) = 3; (v1) = 1.
(v2) = 0; (v2) = 1.
(v3) = 3; (v3) = 2.
(v4) = 1 ; (v4) = 4.
(v5) = 2 ; (v5) = 1.
(v6) = 0 ; (v6) = 0.
Perhatikan bahwa dalam setiap Graf Berarah ∑ ∑
c. Titik terasing adalah Titik pendana adalah
d. Garis pararel adalah dan
Perhatikan bahwa dan bukanlah garis pararel karna arahnya
berbedah.

1. Path Berarah Dan Sirkuit Berarah

Pengertian walk, path, sirkuit dalam graf berarah sama dengan walk,
path dan sirkuit dalam graf tak berarah. Hanya saja dalam graf berarah,
perjalanan yang dilakukan harus mengikuti aah garis. Untuk membedakan
graf yang tak berarah, maka walk, path, dan sirkuit dalam graf berarah,
disebut walk berarah, dan sirkuit berarah.
Suatu graf berarah yang tidak memuat sirkuit berarah disebut Asiklik.

Contoh 20
Tentukan path berarah terpendek dari titik ke titik pada graf berarah
Gambar di bawah ini

28
Penyelesaian:
Ada beberapa path berarah dari ke yang dapaat dilakukan, misalnya
, ,....., path yang terpendek adalah dengan
pajang =2.

2. Graf Berarah Terhubung


Suatu graf tak berarah disebut terhubung jika ada walk yang
menghubungkan setiap 2 titiknya. Pengertian itu berlaku juga bagi graf
berarah. Berdasarkan arah garisnya, dalam graf berarah dikenal 2 jenis
keterhubungan, yaitu terhubung kuat dan terhubung lemah.

Definisi 14

Misalkan G adalah suatu graf berarah dan v, w adalah sembarang 2


tiitk dalam G. G disebut terhubung kuat jika ada path berarah dari v ke w.
G disebut terhubung lemah, jika G tidak terhubung kuat, tetapi graf tak
berarah yang bersesuaian dengan G terhubung.

Contoh:

Manakah di antara graf-graf pada gambar di bawah ini yang terhubung


kuat dan terhubung lemah?

Penyelesaian
Dalam G1, setiap 2 titik dapat dihubungkan dengan path berarah sehingga
graf berarah G1 adalah graf terhubung kuat. Sebaliknya graf berarah G 2,
jika ada path berarah yang menghubungkan v4 ke v3. Akan tetapi, jika
semua arah garis dihilangkan (sehingga G2 menjadi graf tidak berarah),
maka G2 merupakan graf yang terhubung. Jadi, G2 merupakan graf
terhubung lemah.

29
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Graf adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu jika
diinterpretasikan secara tepat.
2. Berdasarkan jenis garisnya graf terbagi atas dua jenis yaitu graf tak berarah
dan graf berarah.
3. Ada beberapa macam graf tak berarah salah satunya graf bipartite.
4. Ada beberapa macam graf berarah salah satunya graf berarah terhubung.

B. SARAN
Menurut kami, masih banyak kekurangan-kekurang yang terdapat dalam
makalah ini, semoga pembaca dapat memberikan kritikan dan saran untuk
kelengkapan makalah selanjutnya.

30
DAFTAR PUSTAKA

DÜNDAR, P., GÜNER, M., & ÇOLAKOĞLU, Ö. (2012). AN APPROACH TO


THE MODULAR LINE BALANCING PROBLEM FOR AN APPAREL
PRODUCT MANUFACTURING WITH GRAPH THEORY. Journal of
Textile & Apparel/Tekstil ve Konfeksiyon, 22(4).
Herianto, H. (2019). PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING
FOR THE 21st CENTURY DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA. Delta: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika, 7(2), 37-50.
HERIANTO, H. (2019). PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE IMPROVE PADA SISWA
KELAS VII SMP NEGERI 20 MAKASSAR. Socioedu Journal
(Pendidikan, Sosial, Humaniora), 3(1).
JUSMIANA, A. (2019). EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN
KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
KELAS VII SMP NEGERI 4 SIMBUANG KABUPATEN TANA
TORAJA. Socioedu Journal (Pendidikan, Sosial, Humaniora), 3(1).
Jusmiana, A. (2017). DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM
MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA OPERASI BENTUK
ALJABAR. Pedagogy: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(2).
Jusmiana, A. (2017). PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI PENDEKATAN ASSERTIVENESS. Pedagogy: Jurnal
Pendidikan Matematika, 2(1).
Jusmiana, A., & Nursakiah, N. (2016). Perbandingan Hasil Belajar Matematika
Siswa antara Model Pembelajaran Langsung dengan Model Pembelajaran
Make a Match Dengan Memperhitungkan Kemampuan Awal
Siswa. Saintifik, 2(2), 68-73.
Jusmiana, A. Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Cipp
Evaluation Model pada Siswa Kelas VIIB Maha Putra Tello
Makassar. Histogram, 2(1), 71-81.

31
Siang, J. J. (2006). Matematika Diskrit dan Aplikasinya pada Ilmu Komputer
Edisi ke-3. Andi, Yogyakarta.
Walida, S. E. (2011). Pengembangan Bahan Ajar dalam Bentuk Multimedia
Interaktif pada Mata Kuliah Teori Graph untuk Pembelajaran Matematika
Berbasis Digital.(Tesis). DISERTASI dan TESIS Program Pascasarjana
UM.
Widada, W. (2015). The Existence of Students in Trans Extended Cognitive
Development on Learning of Graph Theory. Jurnal Math Educator
Nusantara, 1(1), 1-20.

32

Anda mungkin juga menyukai