Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANJUT USIA

FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN SENSORI (PENGLIHATAN DAN


PENDENGARAN)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan

Komunitas II

oleh:

RIMA ULFA FAHRA 152310101307

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JEMBER

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Alamat: Jl. Kalimantan No.37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember

Telp./Fax (0331) 323450 Jember


FAKTOR PENYEBAB GANGGGUAN SENSORI (PENGLIHATAN DAN
PENDENGARAN) PADA LANSIA

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam keidupan
manusia. Dalam masa tua tersebut terjadi proses penuaan atau aging yang merupakan suatu
proses dinamis sebagai akibat dari perubahan – perubahan sel, fisiologis, dan psikologis.
Pada masa ini, manusia akan berpotensi mempunyai masalah – masalah kesehatan secara
umum. Salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada masa tua atau lansia adalah
terganggunya sensori yang meliputi organ penglihatan dan pendengaran pada lansia.

Mata dan pendengaran merupakan bagian yang vital dalam kehidupan untuk
pemenuhan hidup sehari-hari, terkadang perubahan yang terjadi pada mata dan telinga dapat
menurunkan kemampuan beraktifitas. Para lansia yang memiliki masalah mata dan telinga
menyebabkan orang tersebut mengalami isolasi sosial dan penurunan perawatan diri sendiri.

I. Gangguan sensori penglihatan

Beberapa gangguan sensori penglihatan yang sering terjadi pada lansia adalah sebagai
berikut:

a. Penurunan kemampuan penglihatan


Perubahan ini dapat mengakibatkan berbagai masalah pada usia lanjut seperti : mata
kabur, hubungan aktifitas sosial, dan penampilan ADL. Beberapa orang tidak
mengalami atau jarang mengalami penurunan penglihatan seiring dengan
bertambahnya usia.
Faktor Penyebab: kornea, lensa, iris, aquos humor, dan vitrous humor akan
mengalami perubahan seiring bertambahnya usia. Karena bagian utama yang
mengalami perubahan atau penurunan sensitifitas, hal tersebut menyebabkan fungsi
kerja pada mata juga mengalami penurunan. Akibatnya lansia mengalami penurunan
kemampuan penglihatan. Bertambahnya usia, juga mempengaruhi fungsi organ pada
mata seseorang yang berusia 60 tahun. Fungsi kerja pupil akan cenderung mengalami
penurunan 2/3 dari fungsi kerja pupil pada umumnya. Penurunan tersebut meliputi
ukuran pupil dan kemampuan melihat jarak jauh.
b. Gangguan pemusatan penglihatan
Tanda dan gejala gangguan pemusatan penglihatan meliputi : penglihatan samar-
samar dan kadang-kadang menyebabkan pencitraan yang salah. Benda yang dilihat
tidak sesuai dengan kenyataan, saat melihat benda ukuran kecil maka akan terlihat
lebih kecil dan garis lurus akan terlihat bengkok atau bahkan tidak teratur. Pada
dasarnya orang yang mengalami gangguan pemusatan penglihatan, peningkatan
sensifitas terhadap cahaya yang menyilaukan, cahaya redup dan warna yang tidak
mencolok. Dalam kondisi yang parah dia akan kehilangan penglihatan secara total.
Pelaksanaan dalam keperawatan adalah dengan membantu aktifitas sehari-harinya,
membantu perawatan diri dan memberikan pendidikan tentang gangguan pemusatan
penglihatan.
Faktor Penyebab : Adanya kerusakan pada organ mata yang bernama makula.
Kejadian ini sering juga disebut sebagai ARMD yaitu age related macular
degeneration. ARMD cenderung terjadi pada usia 50 – 65 tahun. Makula sendiri
berfungsi untuk ketajaman penglihatan dan warna.
c. Glaukoma
Glaukoma dapat terjadi pada semua usia tapi resiko tinggi pada lansia usia 60 tahun
ke atas, kerusakan akibat glaukoma sering tidak bisa diobati namun dengan medikasi
dan pembedahan mampu mengurangi kerusakan pada mata akibat glaukoma.
Faktor Penyebab:
 Adanya peningkatan tekanan intra okuler (IOP) yang diakibatkan oleh adanya
hambatan sirkulasi atau pengaliran cairan bola mata (cairan jernih berisi O2,
gula, dan nutrisi).
 Kurangnya aliran darah ke daerah vital jaringan nervous optikus
 Adanya kelemahan struktur dari syaraf
d. Katarak
Katarak adalah tertutupnya lensa mata sehingga pencahayaan dan fokusing terganggu.
Katarak terjadi pada semua umur namun sering terjadi pada usia >55 tahun. Tanda
dan gejalanya berupa bertambahnya gangguan penglihatan pada saat membaca atau
beraktivitas seperti memerlukan pencahayaan yang lebih dan kelemahan melihat di
malam hari.
Faktor Penyebab: Kebanyakan pada lansia yang mengalami katarak disebabkan oleh
gangguan metabolisme tubuh akibat penyakit berkepanjangan. Salah satu contohnya
adalah lansia dengan diabetes melitus cenderung berakibat katarak. Selain itu, gaya
hidup dan pola makan yang kurang sehat juga menyebabkan lansia mengalami sakit
katarak. Jika tidak ditangani dengan baik, akan berakibat kebutaan pada lansia.

II. Gangguan Sensori Pendengaran

Proses penuaan seringkali ditandai dengan menurunnya fungsi berbagai organ tubuh,
salah satunya adalah fungsi pendengaran. Sekitar 30-35% orang berusia antara 65-75 tahun
akan mengalami gangguan pendengaran secara perlahan lahan akibat proses penuaan yang
dikenal dengan istilah presbicusis.

Presbycusis atau Presbycusis adalah gejala kurangnya daya dengar seiring dengan
bertambahnya usia, merupakan hal yang umum terjadi. Gejala ini bersifat semakin tua
semakin berat (gradual). Sehingga banyak orang yang tidak menyadarinya.

Akibat adanya gangguan pendengaran ini, seringkali orang-orang disekitarnya akan


berbicara dengan suara yang lebih lantang dan keras dengan para lansia. Namun demikian
bukan berarti semakin keras suara yang  diucapkan akan terdengar lebih baik bagi mereka
karena ternyata suara yang terlalu keras pun akan terdengar menyakitkan di telinga mereka.

Faktor Penyebab
Belum diketahui secara pasti, apa sebenarnya penyebab terjadinya gangguan
pendengaran ini. Namun diduga terjadinya perubahan fisiologis yang terjadi di dalam telinga
karena proses menjadi tua, degradasi persarafan di telinga yang berhubungan dengan otak,
atau berkurangnya supply darah ke telinga.
Proses ini sebenarnya terjadi sepanjang waktu, namun semakin memberat karena
adanya paparan dengan suara keras, infeksi telinga kronis, "perlukaan" (injury) pada organ
telinga, atau bahkan genetik. Suara keras tersebut bisa terjadi di dalam ruangan : seperti kalau
bekerja di tempat bising. Misalnya di bagian proses produksi; atau di luar ruangan : karena
bertempat tinggal di dekat bandara, stasiun, terminal atau klub hiburan/disko bahkan berada
pada saat terjadi bom/letusan dll.
DAFTAR PUSTAKA

George L Adams, Lawrence R Boies, Peter A Higler. 1997 .Otomikosis. Buku Ajar Penyakit
THT. PT EGC: Jakarta

Roach sally. Introduktory gerontological Nursing. 2001. Lippinctt: New York

Sirlan, Suwento R. 1998. Laporan hasil survey indera penglihatan dan pendengaran 1993 –
1996. Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat: Jakarta
CONTOH SOAL

KASUS 1

Tn. X 75 th sudah 5 tahun tinggal di panti jompo. Tn. X mengeluh sudah lama tidak
bisa melihat jarak jauh, oleh karena itu dia enggan untuk melakukan aktivitas bersama
yang lainnya sehingga beresiko mengalami isolasi sosial.

1. Dari kasus I Tn. X mengalami gangguan penglihatan berupa :


a. Gangguan pemusatan penglihatan
b. Penurunan kemampuan penglihatan
c. Glaukoma
d. Katarak
e. Kebutaan
Jawaban : B
2. Menurut Kasus I dapat diketahui bahwa gangguan penglihatan yang dialami Tn. X
disebabkan karena :
a. ARMD (age regulated macular degeneration)
b. Adanya kelemahan struktur dari syaraf mata
c. Penurunan fungsi kerja kornea, iris, aquos humour dan vitrous humour
d. Peningkatan tekanan intra okuler
e. Kurangnya latihan membaca pada lansia
Jawaban : C

KASUS 2

Ny. Y 65 tahun tinggal sendiri di rumahnya. Anaknya telah menikah dan ikut
suaminya ke luar pulau. Saat ke posyandu lansia, Ny. Y mengatakan bahwa ia
seringkali melihat benda yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Ia juga mengalami
sensitivitas terhadap cahaya terang. Terkadang ia kehilangan penglihatan secara total.

3. Dapat dilihat dari kasus 2 masalah yang timbul pada Ny. Y adalah
a. Gangguan pemusatan penglihatan
b. Penurunan kemampuan penglihatan
c. Glaukoma
d. Katarak
e. Kebutaan
Jawaban : A
4. Gangguan penglihatan dari Kasus 2 disebabkan oleh
a. ARMD (age regulated macular degeneration)
b. Adanya kelemahan struktur syaraf mata
c. Perubahan kerja kornea dan iris
d. Peningkatan tekanan ekstra okuler
e. Penyakit kronis berkepanjangan
Jawaban : A
5. Gangguan penglihatan pada kasus 2 cenderung terjadi pada lansia :
a. 70 – 75 tahun
b. 80 tahun
c. 50 – 65 tahun
d. 70 tahun
e. > 80 tahun

Jawaban : C

KASUS 3

Tn. M 65 tahun telah terdiagnosa Glaukoma sejak 5 tahun yang lalu. Dokter yang menangani
menyarankan untuk operasi jika cek lab darah dan pemeriksaan diagnostiknya dalam batas
normal.

6. Dari kasus 3 glaucoma pada lansia terjadi karena :


a. ARMD (age regulated macular degeneration)
b. Adanya kelemahan struktur dari syaraf mata
c. Penurunan fungsi kerja kornea, iris, aquos humour dan vitrous humour
d. Peningkatan tekanan intra okuler
e. Kerusakan syaraf mata
Jawaban : D

KASUS 4

Tn. N 55 tahun pergi ke poli mata dengan keluhan kesulitan membaca di cahaya terang. Dari
hasil pengkajian didapatkan gula darah acak Tn . N adalh 296 dan memiliki riwayat DM
sejak 6 tahun yang lalu. Dokter mengatakan Tn N mengidap katarak dan harus segera di
operasi.

7. Pada kasus 4 penyebab terjadinya katarak pada Tn. N disebabkan oleh :


a. Kurangnya aliran darah ke daerah vital vena optikus
b. Kelemahan pada otot mata
c. Gangguan metabolisme tubuh akibat penyakit kronis
d. Hambatan sirkuasi pada pembuluh darah mata
e. Kelemahan struktur syaraf mata
Jawaban : C

KASUS 5

Ny. S 66 tahun sudah tinggal di panti Jompo sejak 5 tahun yang lalu. Saat awal masuk, Ny. S
mengalami gangguan pendengaran. Stelah lima tahun berlalu, gangguan pada
pendengarannya semakin bertambah parah. Saat ini Ny. S tidak dapat mengerti dengan baik
perkatan orang lain.

8. Pada kasus 5 gangguan pendengaran pada Ny. S disebut juga :


a. Presbicusis
b. Tuli Kronis
c. Chronic ear injury
d. Acute ear injury
e. Otitis Media Akut

Jawaban : A

9. Apa yang harus dilakukan perawat untuk melakukan pengkajian atau anamnesa pada
lansia jika lansia tersebut mengalami kasus seperti kasus 5 :
a. Berbicara dengan membentak
b. Berbicara dengan berteriak
c. Berbicara di dekat telinga
d. Berbicara tidak keras, tegas, jelas, dan dengan mimic mulut yang jelas
e. Tidak perlu dikaji atau di anamnesa
Jawaban : D
10. Faktor penyebab gangguan pendengaran dari kasus 5 adalah :
a. Seringnya terkena paparan suara keras
b. Perubahan fisiologis seiring dengan proses menjadi tua
c. Infeksi telinga kronis
d. Infeksi telinga akut
e. Kurang perawatan telinga
Jawaban : B

Anda mungkin juga menyukai