Anda di halaman 1dari 8

MODUL VI

PESAWAT ATWOOD

TUGAS PENDAHULUAN

1. Tuliskam perumusan Hk. Newton II Berilah keterangan dan satuan untuk huruf-huruf yang
dipakai

2. Tuliskan persamaan gerak lurus beraturan dengan gerak melingkar berarturan berikut
keterangan dan satuan satuan huruf yang dipakai

3. Tuliskan persamaan gerak untuk gerak lurus brubah beraturan dan gerak melingkar
berubah beraturan lengkap diatas

1.1 Tujuan Percobaan

1. Mempelajari penggunaan Hukum-hukum Newton


2. Mempelajari gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan
3. Menentukan momen inersia roda atau katrol

1.2 Dasar Teori

Hukum-hukum Newton dapat digunakan untuk gerak lurus maupun gerak melingkar.
Selain itu persamaan-persamaan gerak lurus dapat pula diterapkan dalam gerak
melingkar. Dengan demikian, selalu ada kesetaraan antara besaran-besaran fisis dalam
gerak melingkar dengan besaran-besaran dalam gerak lurus

Galileo melakukan pengamatan mengenai benda-benda jatuh bebas. Ia menyimpulkan


dari pengamatan-pengamatan yang dia lakukan bahwa benda-benda berat jatuh dengan cara
yang sama dengan benda-benda ringan. Tiga puluh tahun kemudian, Robert Boyle, dalam
sederetan eksperimen yang dimungkinkan oleh pompa vakum barunya, menunjukan bahwa
pengamatan ini tepat benar untuk benda-benda jatuh tanpa adanya hambatan dari gesekan
udara.
Galileo mengetahui bahwa ada pengaruh hambatan udara pada gerak jatuh. Tetapi
pernyataannya walaupun mengabaikan hambatan udara, masih cukup sesuai dengan hasil
pengukuran dan pengamatannya dibandingkan dengan yang dipercayai orang pada saat itu
(tetapi tidak diuji dengan eksperimen) yaitu kesimpulan Aristoteles yang menyatakan bahwa,
”Benda yang beratnya sepuluh kali benda lain akan sampai ke tanah sepersepuluh waktu
dari waktu benda yang lebih ringan”.

Selain itu Hukum Newton I menyatakan bahwa,


”Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu sistem sama dengan nol, maka sistem dalam
keadaan setimbang”.
ΣF = 0

Hukum Newton II berbunyi:


”Bila gaya resultan F yang bekerja pada suatu benda dengan massa m tidak sama dengan
nol, maka benda tersebut mengalami percepatan ke arah yang sama dengan gaya”.

Hukum Newton II memberikan pengertian bahwa :


1. Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda.
2. Besarnya percepatan berbanding lurus dengan gayanya.
3. Bila gaya bekerja pada benda maka benda mengalami percepatan dan sebaliknya bila benda
mengalami percepatan tentu ada gaya penyebabnya.

Pesawat Atwood bekerja dengan memanfaatkan hukum II Newton, yaitu


“percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan
berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total
yang bekerja padanya.”
ΣF
a= �
;

ΣF = m . a
Keterangan :

a = percepatan benda (m/s2)


m = massa benda (kg)
F = Gaya (N)

Kesimpulan dari persamaan diatas yaitu arah percepatan benda sama dengan arah
gaya yang bekerja pada benda tersebut. Besarnya percepatan sebanding dengan gayanya. Jadi
bila gayanya konstan, maka percepatan yang timbul juga akan konstan Bila pada benda
bekerja gaya, maka benda akan mengalami percepatan, sebaliknya bila kenyataan dari
pengamatan benda mengalami percepatan maka tentu akan ada gaya yang menyebabkannya.
Persamaan gerak untuk percepatan yang tetap yaitu :
Vt = V0 + at
Xt = X0 + V0t + ½ at2
V2 = V02 + 2a(Xt – X0)

Keterangan :
Vt = kecepatan akhir (m/s)
V0 = kecepatan awal (m/s)
V = kecepatan (m/s)

Xt = jarak akhir (m)


X0 = jarak awal (m)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
Hukum Newton III:
”Setiap gaya yang diadakan pada suatu benda, menimbulkan gaya lain yang sama
besarnya dengan gaya tadi, namun berlawanan arah”.

Gaya reaksi ini dilakukan benda pertama pada benda yang menyebabkan gaya.
Hukum ini dikenal dengan Hukum Aksi Reaksi.
Faksi = -Freaksi
Keterangan :

F = gaya (N)

Suatu pasangan gaya disebut aksi-reaksi apabila memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Sama besar
2. Berlawanan arah
3. Bekerja pada satu garis kerja gaya yang sama
4. Tidak saling meniadakan
5. Bekerja pada benda yang berbeda

untuk percepatan yang konstan maka berlaku persamaan Gerak yang disebut Gerak Lurus
Berubah Beraturan.
Bila sebuah benda berputar melalui porosnya, maka gerak melingkar ini berlaku
persamaan-persamaan gerak yang ekivalen dengan persamaan- persamaan gerak linier.
Dalam hal ini besaran fisis momen inersia (I) yang ekivalen dengan besaran fisis massa (m)
pada gerak linier.
Momen inersia suatu benda terhadap poros tertentu harganya sebanding dengan massa
benda tersebut dan sebanding dengan kuadrat dan ukuran atau jarak benda pangkat dua
terhadap poros.
I~m
I ~ r2

Udara akan memberikan hambatan udara atau gesekan udara terhadap benda
yang jatuh. Besarnya gaya gesekan udara yang akan gerak jatuh benda berbanding lurus
dengan luas permukaan benda. Makin besar luas permukaan benda, makin besar gaya
gesekan udara yang bekerja pada benda tersebut. Gaya ini tentu saja akan memperlambat
gerak jatuh benda.
Untuk lebih memahami secara kualitatif tentang hambatan udara pada gerak jatuh,
kita dapat mengamati gerak penerjun payung. Penerjun mula-mula terjun dari pesawat tanpa
membuka parasutnya. Gaya hambatan udara yang bekerja pada penerjun tidak begitu besar,
dan jika parasutnya terus tidak tidak terbuka, penerjun akan mencapai kecepatan akhir kira-
kira 50 m/s ketika sampai di tanah. Kecepatan itu kira-kira sama dengan kecepatan mobil
balap yang melaju sangat cepat. Sebagai akibatnya, penerjun akan tewas ketika sampai di
tanah.
Dengan mengembangkan parasutnya, luas permukaan menjadi cukup besar, sehingga
gaya hambatan udara yang bekerja pada penerjun cukup basar untuk memperlambat kelajuan
terjun. Berdasarkan hasil demonstrasi ini dapatlah ditarik kesimpulan sementara bahwa jika
hambatan udara dapat diabaikan maka setiap benda yang jatuhakan mendapatkan percepatan
tetap yang sama tanpa bergantung pada bentuk dan massa benda.
Percepatan yang tetap ini disebabkan oleh medan gravitasi bumi yang disebut
percepatan gravitasi (g). Di bumi percepatan gravitasi bernilai kira-kira 9,80 m/s2. Untuk
mempermudah dalam soal sering dibulatkan menjadi 10 m/s2.
Untuk membuktikan pernyataan diatas bahwa jika hambatan udara dihilangkan,
setiap benda jatuh akan mendapat percepatan tetap yang sama tanpa bergantung pada benda
dan massa benda, di dalam laboratorium biasanya dilakukan percobaan menjatuhkan dua
benda yang massa dan bentuknya sangat berbeda di dalam ruang vakum.
Sehubungan dengan hal di atas, Gerak Jatuh Bebas adalah gerak suatu benda
dijatuhkan dari suatu ketinggian tanpa kecepatan awal dan selama geraknya mengalami
percepatan tetap yaitu percepatan gravitasi, sehingga gerak jatuh bebas termasuk dalam gerak
lurus berubah beraturan. Perhatikan karena dalam gerak jatuh bebas, benda selalu bergerak ke
bawah maka unutk mempermudah perhitungan, kita tetapkan arah ke bawah sebagai arah
positif.
II. ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat

a. Pesawat atwood lengkap :


1. Tiang berskala
2. Dua beban dengan tali
3. Beban tambahan ( 2 kepingan)
4. Katrol
5. Penjepit beban
6. Penyangkut beban
b. Jangka sorong
c. Stopwatch

2.2 Bahan

a. Beban dengan massa 2 gram


b. 2 buah kepingan dengan massa masing-masing 2 gram
c.
III. METODE KERJA
A. Gerak Lurus Beraturan

1. Beban m1 , m2 , m3 (diusahakan m1 = m2) ditimbang.


2. Beban m1 diletakan pada penjepit P.
3. Beban m2 dan m3 terletak pada kedudukan A.
4. Kedudukan penyangkut beban B dan C dicatat.
5. Bila penjepit P dilepas, m2 dan m3 akan dipercepat antara AB dan selanjutnya
bergerak beraturan antara BC setelah tambahan beban tersangkut di B. Waktu yang
diperlukan untuk gerak antara BC dicatat.
6. Percobaan diatas diulangi dengan mengubah kedudukan meja C (diingat tinggi beban
m2).
7. Percobaan diatas diulangi dengan menggunakan beban m3 yang lain.

B. Gerak Lurus Berubah Beraturan

1. Pesawat Atwood diatur kembali seperti percobaan gerak lurus beraturan.


2. Kedudukan A dan B dicatat.
3. Bila beban m1 dilepas, maka m2 dan m3 akan melakukan gerak lurus berubah
beraturan antara A dan B, waktu yang diperlukan untuk gerak ini dicatat.
4. Percobaan diatas diulangi dengan mengubah-ubah kedudukan B. Jarak AB dan waktu
yang diperlukan selalu dicatat.
5. Percobaan diatas diulangi dengan mengubah beban m3.

Percobaan Geral Lurus Beraturan

2 massa bandul = 138 gram

r = 6,265

No Massa Keping (gr) s (cm) t (s) v (cm/s)

25 1,28
1 2
30 1,89
25 1,10
2 4
30 0,93
25 0,97
3 6
30 0,75
X

∆x
Percobaan Gerak Lurus Berubah Beraturan

2 massa = 138 gram

r = 6,265

No Massa Keping (gr) S (cm) t (s) a (cm/s2) v (cm/s) I (gr/cm2)

25 1,94
1 2
30 2,18

25 1,30
2 4
30 1,54

25 1,03
3 6
30 1,16

∆x

Tugas akhir
1. Tentukan besar kecepatan gerak beraturan tersebut secara hitungan dan grafik?
2. Apakah gerak tersebut benar-benar beraturan mengingat ketelitian alat?
3. Tentukan besar kecepatan gerak berubah beraturan tersebut secara hitungan dan grafik?
4. Dari hasil ini apakah hukum newton benar-benar berlaku?
5. Bandingkanlah harga kecepatan yang didapat dengan menggunakan beban tambahan
yang berbeda?
6. Tentukanlah momen inersia katrol bila diambil kecepatan grafitasi setempat 9,83 m/s2?

Anda mungkin juga menyukai

  • Modul V
    Modul V
    Dokumen6 halaman
    Modul V
    Bang Kapan Zukashop Bangkrut?
    Belum ada peringkat
  • Modul V
    Modul V
    Dokumen6 halaman
    Modul V
    Bang Kapan Zukashop Bangkrut?
    Belum ada peringkat
  • Modul V
    Modul V
    Dokumen6 halaman
    Modul V
    Bang Kapan Zukashop Bangkrut?
    Belum ada peringkat
  • Makalah PAI
    Makalah PAI
    Dokumen12 halaman
    Makalah PAI
    Bang Kapan Zukashop Bangkrut?
    Belum ada peringkat