Anda di halaman 1dari 7

MEMBANGUN JIWA KEWIRAUSAHAAN (ENTREPENEURSHIP)

MAHASISWA SEBAGAI PENGUSAHA DI MASA PANDEMI


COVID 19

DOSEN PENGAMPU:
DR. IDA AYU OKA MARTINI, SE. MM

OLEH:
I GUSTI AYU VIRA KURNIA DEWI
119112770
Latar Belakang
Menurut Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal tahun 2020 telah
mempengaruhi tatanan kehidupan sosial serta menurunkan kinerja ekonomi berbagai
negara di dunia, termasuk Indonesia. Banten, sebagai bagian dari Indonesia juga
mengalami penurunan kinerja ekonomi. Malahan, penurunan kinerjanya lebih dalam
dibandingkan Indonesia. Tercatat, ekonomi Banten pada Triwulan II-2020 secara year on
year mengalami kontraksi 7,40 persen dan 2,15 persen. Sementara Indonesia pada periode
yang sama, masing-masing hanya terkontraksi 5,32 persen dan 1,26 persen. Dari segi
Kebijakan Perusahaan terkait tenaga kerja, Pengurangan jam kerja menjadi kebijakan
yang paling banyak dilakukan oleh perusahaan yang masih beroperasi seperti biasa (24,4
persen). Kebijakan yang terbanyak dilakukan selanjutnya adalah merumahkan pekerja
dengan tidak dibayar (26,4 persen) dan memberhentikan pekerja dalam waktu singkat,
sedangkan kebijakan peningkatan jam kerja adalah 40,0 persen.
Berwirausaha memberikan manfaat bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain,
karna dengan berwirausaha dapat menciptakan lapangan kerja baru. Berwirausaha
merupakan generator pembangunan sebuah bangsa, semakin banyak warga negara yang
menekuni bidang wirausaha semakin laju perputaran roda perekonomian suatu negara.
Untuk itu membangun jiwa wirausahawan (entrepreneurship) merupakan suatu hal yang
sangat penting. Jiwa wirausaha adalah jiwa kemandirian untuk mencari sebuah sumber
penghasilan dengan membuka usaha ataupun menyalurkan kreatifitas yang dimiliki
sesorang untuk kemudian dijadikan sebuah lahan untuk mencari penghasilan.
Kewirausahaan adalah suatu proses kreativitas dan inovasi yang mempunyai
risiko tinggi untuk menghasilkan nilai tambah produk yang bermanfaat bagi masyarakat
dan mendatangkan kemakmuran bagi wirausahawan. Kewirausahaan itu dapat dipelajari
walaupun ada juga orang-orang tertentu yang mempunyai bakat dalam hal
kewirausahaan.
Kewirausahaan merupakan suatu solusi untuk mengatasi masalah dalam lingkup
mikro ekonomi maupun makro ekonomi yang ada di Indonesia.Kewirausahaan dapat
diartikan sebagai semangat, sikap dan prilaku atau kempauan seseorang dalam menangani
usaha Pdan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan
cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan. Dalam
menjalankan kewirausahaan,bekal pengalaman dan pengetahuan sangat diperlukan untuk
menjalankan suatu usaha sehingga peran perguruan tinggi yang memiliki jurusan yang
berkaitan dengan kewirausahaan sangatlah penting bagi mahasiswa yang berkarir di
bidang wirausaha.
Sebagai upaya mewujudkan entrepreneur student diperlukan pendampingan dan
pembentukan bagi mahasiswa semasa kuliah untuk membangun jiwa wirausahanya. Jiwa
kewirausahaan ditanamkan sejak seseorang mulai sadar bahwa uang itu penting dan
seseorang tersebut memiliki keterampilan atau sesuatu hal seperti barang atau jasa yang
bisa dijual, sesorang akan belajar untuk lebih mandiri, berfikir kritis, dan maju apabila
ditanamkan jiwa kewirausahaan sejak dini, kerena dia akan berfikir tentang bagaimana
mengolah hasil dari keterampilan ataupun hasil pembelajaran yang selama ini dilakukan
untuk dijadikan sebuah karya yang dapat dijual, entah itu makanan, pakaian, jasa, atau
barang-barang lain.
Semangat berwirausaha dikalangan mahasiswa harus dibudayakan. Semangat
bisa ditimbulkan dengan menanamkan kesadaran dalam berusaha. Kemandirian dapat
dibina dengan menanamkan keterampilan dan pengetahuan. Pengalaman dapat ditimba
melalui aktivitas di lapangan, dan kreativitas dapat timbul melalui aktivitas dan keinginan
untuk melakukan inovasi, sedangkan kemampuan manajemen dalam diri wirausahawan
perlu dipersiapkan melalui pengenalan, penghayatan, dan penerapan IImu
Kewirausahaan. Oleh karena itu perlu pemahaman mengenai kewirausahaan yang
dimulai sejak dini baik dilingkungan pendidikan maupun dilingkungan keluarga. Dengan
demikian diharapkan di masa yang akan datang bangsa Indonesia tidak hanya memiliki
manusia berpendidikan formal tetapi juga memiliki jiwa kewirausahaan yang dapat
membawa Indonesia menjadi negara maju.
Agar mahasiswa dapat mempunyai keinginan berwirausaha dirasakah perlu untu
menganalisis faktor-faktor yang dapat memengaruhi minat berwirausaha mahasiswa
dimasa pandemi, dengan harapan nantinya dapat menjadi pertimbangan untuk jadi
seorang wirausahaan. Persoalannya bagaiamana menumbuhkan jiwa bewirausaha
dikalangan mahasiswa untuk memilih karir berwirusaha setalah lulus sarjana, masih
menjadi pertanyaan dan penelaahan lebih jauh.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana membangun sikap kwirausahaan yang dimiliki oleh mahasiswa di
masa pandemi?
2. Bagaimana pengaruh positif antara motivasi wirausaha terhadap keberhasilan
usaha mahasiswa?
3. Bagaimana faktor-faktor yang dapat memengaruhi minat berwirausaha
mahasiswa dimasa pandemi?
Tinjauan Fenomena
Fenomena sosial yang terjadi pada masyarakat dapat ditemukan dan dianalisis
pada berbagai bidang disiplin ilmu dan akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda
pula. Wirausaha adalah keberanian mengambil resiko sudah menjadi milik seorang
wirausahawan karena ia dituntut untuk berani dan siap jika usaha yang dilakukan tersebut
belum memiliki nilai perhatian di pasar, dan ini harus dilihat sebagai bentuk proses
menuju kewirausahaan sejati. Dengan adanya fenomena disekitar, penulis dapat meneliti
berbagai fenomena tersebut. Paradigma kewirausahaan yang ini sangat tepat untuk
meletakkan sesungguhnya pola apa yang harus ditekankan dalam pembelajaran
kewirausahan.
Selain itu, fenomena rendahnya minat dan motivasi pemuda indonesia untuk
berwirausaha di masa pandemi ini menjadi pemikiran serius berbagai pihak, baik
pemerintah, dunia pendidikan, dunia industry, maupun masyarakat. Berbagai upaya
dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan terutamah merubah mindset para
pemuda yang selama ini hanya berminat sebagai pencari kerja apabila kelak
menyelesaikan sekolah atau kuliah mereka. Hal ini merupakan tentangan bagi pihak
sekolah dan perguruan tinggi sebagai lembanga pemhasil lulusan.
Critical Review Jurnal
Penelitian Oleh Lestari dkk (2012) menemukan persespsi kontrol perilaku
berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa STIE MDP, STIE MUSI dan
STMIK MDP. Rahayu dkk (2011) menyatakan Persespsi Kontrol Perilaku berpengaruh
positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa FE di Universitas Brawijaya. Gurbuz and
Aykol (2008) menyimpulkan Persespsi Kontrol Perilaku berpengaruh positif terhadap
niat berwirausaha mahasiswa di turki, Jianfeng (2013) menemukan Persespsi Kontrol
Perilaku berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha siswa dan mahasiswa di
Tiongkok. Malebana (2014) menyatakan persespsi kontrol perilaku berpengaruh positif
terhadap niat berwirausaha mahasiswa di Afrika Selatan. Dan yang terakhir Chong et al.
(2005) menjelaskan persespsi kontrol perilaku berpengaruh positif terhadap niat
berwirausaha mahasiswa binis di Malaysia. Hasil yang berbeda ditemukan pada
penelitian Ferreira et al. (2012) dimana persespsi kontrol perilaku tidak berpengaruh
terhadap terhadap niat berwirausaha siswa secondary school di Portugal.
Pada penelitian Sutanto dkk (2014) ditemukan bahwa kebutuhan berprestasi
berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa Unitversitas Airlangga.
Wardoyo (2012) menyimpulkan bahwa kebutuhan berprestasi berpengaruh positif
terhadap niat berwirausaha mahasiswa di Jakarta. Dan yang terakhir Pillis et al. (2008)
menjelaskan bahwa kebutuhan berprestasi berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha
siswa kursus manajemen di Amerika Serikat. Hasil yang berbeda dijelaskan pada
penelitian Sarwoko (2011) dimana variabel kebutuhan berprestasi tidak mempengaruhi
niat berwirausaha mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang.
Dalam penelitian Andika dkk (2012) sikap berwirausaha berpengaruh positif pada
niat berwirausaha mahasiswa FE Unsyiah. Rahayu dkk (2011) menemukan sikap
berwirausaha berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa FE Universitas
Brawijaya. Jianfeng (2013) menyatakan sikap berwirausaha berpengaruh positif terhadap
niat berwirausaha siswa dan mahasiswa di Tiongkok. Malebana (2014) menjelaskan sikap
berwirausaha berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa di Afrika
Selatan. Dan yang terakhir Chong et al. (2005) menemukan sikap berwirausaha
berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa bisnis di Malaysia. Hasil yang
berbeda dijelaskan pada penelitian Engle et al. (2010) bahwa sikap berwirausaha tidak
mempengaruhi mahasiswa di 12 negara.
Alasan Mengangkat Judul
Salah satu alasan penulis mengangkat judul ini karena dilatar belakangi oleh
masalah yang dihadapi adalah tingginya tingkat pengangguran dimasa pandemi. Bahkan
orang-orang yang bergelar sarjana pun sekarang ini bukan menjadi patokan untuk
mendapatkan perkerjaan yang sesuai dengan kahlian mereka. Dengan begini dampak
yang ditimbulkan adalah para pencari kerja mendapatkan pekerjaan yang tidak sesuai
dengan pendidikan dan keahliah mereka sehingga tidak mendapatkan penghasilan yang
layak, atau bahkan memilih untuk menjadi pengangguran. Dengan demikian berbekal
ijazah tanpa kecakapan entrepreneurship, siapkanlah diri untuk antri pekerjaan kerena
saat ini pasokan tenaga kerja lulusan perguruan tinggi tidak sebanding dengan peluang
kerja yang tersedia.
Minat berwirausaha dapat dilihat dari ketersediaan untuk bekerja keras dan tekun
untuk mencapai kemajuan usahanya, kesediaan menaggung macammacam resiko
berkaitan dengan tindakan berusaha yang di lakukannya, bersedia menempuh jalur
dengan cara baru, bersedia untuk hidup hemat, kesediaan diri belajar yang dialaminya,
karena minat bewirausaha adalah keinginan, ketertarikan, sama kesediaan untuk bekerja
keras atau mempunyai kemauan keras untuk membuka sebuah usaha dengan semaksimal
mungkin untuk memenuhi kebutuhan untuk diri sendiri atau bahkan untuk memnbantu
perekonomian keluarga. Minat berwirausaha tidak dibawah sejak lahir namun
berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Dengan adanya penelitian ini tentunya sangat bermanfaat bagi para mahasiswa
yang terdampak pandemi, di antaranya:
1. bisa memahami teori-teori kewirausahaan dengan lebih baik;
2. melatih mental mahasiswa sehingga semakin kuat dalam menghadapi setiap
situasi dan kondisi, terburuk sekalipun, terutama akibat pandemi COVID-19;
3. bisa menjadi alternatif solusi memperoleh penghasilan tambahan, baik untuk
biaya hidup sehari-hari maupun untuk menyelesaikan perkuliahan sesuai yang
dicita-citakan;
4. bisa meningkatkan kemampuan dan keahlian teknologi melalui Online Shopping;
5. bisa meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam praktek ilmu Manajemen,
Akuntansi dan disiplin ilmu lainnya;
6. bisa menambah pahala karena, berusaha sendiri lebih baik daripada meminta-
minta dan 99 persen pintu rizki adalah dari berdagang;
7. belajar membangun kemitraan dan menyikapi persaingan dalam dunia usaha;
8. menyadarkan mahasiswa bahwa kenyataan tidak seindah yang mereka pikirkan,
kegiatan usaha itu seperti roda, kadang naik kadang turun, ketika sedang di atas
(memperoleh laba besar) mereka mesti belajar rendah hati, ketika sedang berada
di bawah (memperoleh laba kecil) mereka belajar untuk lebih bersabar dan tetap
bersemangat karena apa yang kita peroleh hari ini belum tentu sama dengan apa
yang kita peroleh esok hari; dan
9. melatih mahasiswa untuk memiliki respon yang cepat (rapid response) atas setiap
kondisi, jika tidak berhasil dan memang tidak memungkinkan dengan produk
yang dijual sekarang, maka langsung ambil keputusan untuk segera beralih
menjual produk yang lain, sehingga bisa tetap bertahan dan melanjutkan usaha.
Pemerintah sendiri mendukung kewirausahaan dengan menggalakkan program
kewirausahaan bagi masyarakat umum, pemuda, dan mahasiswa. Sebagai lembaga
pendidikan di Indonesia, Universitas Atma Jaya Yogyakarta pun mendukung
terbentuknya wirausahawirausaha muda dengan membekali pengetahuan kewirausahaan
melalui mata kuliah kewirausahaan yang diajarkan. (Zimmer et al., 2002) menyatakan
bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terdapat
pada penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan melalui peranan universitas sebagai
lembaga pendidikan. Dalam hal ini, perguruan tinggi memiliki peran penting dalam
memotivasi mahasiswa melalui pemberian mata kuliah kewirausahaan yang dapat
mendorong untuk berkarir sebagai wirausaha.
Daftar Pustaka

Purnomo, B.H. (2005). Membangun Semangat Kewirausahaan. Laksbang. Yogyakarta.


Robbins, S.P. dan Judge, T.A. (2008). Perilaku Organisasi. Edisi 16. Salemba
Empat. Jakarta.

Robinson, P.B., Stimpson, D. V., Huefner, J. C., dan Hunt, H.K. (1991). An Attitude
Approach to Prediction of Entrepreneurship. Journal of Entrepreneurship Theory
amd Practice. 15(4). 13-31.

Sarjono, H., dan Winda, J. (2011). SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk
Riset. Salemba Empat. Jakarta.

Santoso, S. (1995). Data statistik. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Shariff, M.N., & Mohammad, B. S. (2009). An Attitude Approach to the Prediction of


Entrepreneurship on Students at Institution of Higher Learning in Malaysia.
International Journal of Business and Management. Vol.4. no.4.

Sinha, T. N. (1996). Human Factors in Entrepreneurship Effectiveness. Journal of


Entrepreneurship. 5: 23

Anda mungkin juga menyukai